Siska sudah bersiap dengan pakaian ganti dan barang-barang lainnya.Wanita itu kini sedang berdiri di depan bandara menunggu kedatangan Arga.
Lama banget sih.
Siska menoleh kesana-kemari mengedarkan pandangannya mencari sosok atasannya itu.
"Kamu sedang nungguin apa? udah buruan masuk.."keluh Arga tiba-tiba yang sudah berada di belakang Siska.
"Nungguin anda,apa lagi.."gumam Siska pelan namun Arga masih mendengar jelas apa yang di katakan pegawainya itu dengan nada sedikit kesal.
Siska mengikuti langkah kaki Arga yang berjalan terlebih dahulu di depannya.Ini pertama kalinya Siska menggunakan pesawat terbang,gadis itu melihat sekeliling bandara yang terlihat sangat luas itu.
"Cepet masuk.."pinta Arga sambil duduk di tempatnya.
Siska mengangguk mengiyakan dan duduk di samping Arga yang dekat dengan jendela kaca pesawat.
Pesawat telah lepas landas,Siska sedikit gugup ketika pesawat itu sudah terbang di atas ketinggian.Arga melihat kegugupan dari gadis di sampingnya.
"Kamu takut ketinggian?"tanya Arga melihat Siska yang memejamkan kedua matanya rapat-rapat.
Siska menggelengkan kepalanya.
"Ini pertama kalinya saya naik pesawat pak.Saya hanya sedikit gugup.." ucapnya masih depan menutup kedua matanya dan memekik ketakutan ketika pesawat mengalami goncangan sedikit.
Arga menghela napasnya dalam-dalam,lelaki itu secara tiba-tiba menyentuh tangan Siska dan mengenggamnya erat.Gadis itu sontak menatap ke arah Arga yang sedang menatap pada majalah di depannya seakan tidak terjadi apapun.Siska akan melepaskan genggaman tangan itu namun dirinya terlalu takut untuk melepaskan pelukan tangan Arga di jemarinya.
"Jangan berpikir aku sedang mengambil kesempatan.Aku memegang tanganmu sekarang karena takut kamu akan jatuh terjungkal ke bawah karena terlalu ketakutan.."seru Arga dengan nada sedikit sinis dan tatapan yang masih fokus pada majalahnya.
Siska mengangguk kecil sambil mengalihkan pandangannya dari Arga dengan cepat.
Dasar mulutnya gak pernah di sekolahkan apa? Kasar banget.
______________________
Arga dan Siska telah berada di Lobby hotel.Siska sedang berdiri di belakang Arga yang sedang mengobrol dengan resepsionis hotel itu.
"Ambil kartumu..."Arga menunjuk kartu hitam yang tergeletak di meja resepsionis.Lelaki itu berjalan di depan seolah menjadi komando Siska untuk menunjukkan letak kamarnya.
"itu adalah kamarmu.."tunjuk Arga dengan cepat setelah kedua kakinya berada di depan pintu kamarnya.Setelah mengatakan hal itu,Arga segera masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Siska.Gadis itu masih diam mematung di depan pintu kamarnya karena pintu kamar itu masih terkunci.Sedangkan Arga sama sekali tidak memberikan kunci padanya,hanya kartu hitam seperti ATM yang di pegangnya sekarang.
"Gimana cara bukanya?"gumam Siska sambil membolak-balikkan kartu hotel itu.
Merasa putus asa karena sedari tadi tak bisa membuka pintu itu,Siska mengetuk beberapa kali pintu Arga agar atasannya itu bisa membantunya.
Arga keluar dari kamarnya dengan bertelanjang dada.Siska dengan cepat membalikkan tubuhnya membelakangi Arga.Sedangkan lelaki itu tanpa merasa malu menunjukkan dada bidangnya di depan pegawainya begitu saja.
Nih bos waras gak sih,emang dia gak malu apa gak pake baju gitu.
"Ada apa?" tanya Arga singkat.
"Saya tidak bisa membuka pintu kamar saya pak"ucap Siska masih dengan bicara membelakangi atasannya.
"Muka bos kamu sekarang di sana apa di sini.."ungkap Arga penuh penekanan karena melihat Siska yang berbicara tanpa menatap ke arahnya.
"Bukannya anda itu tidak punya muka..."gumam Siska tanpa suara.
Gadis itu membalikkan tubuhnya ragu.
"Apa bapak tidak mau memakai baju dulu.."ungkap Siska sambil menutup kedua matanya dengan jemarinya.
"Kamu ngatur saya sekarang?"tanya Arga sambil mendekat ke arah Siska yang masih membelakangi dirinya.
"Bukan seperti itu.."Siska membalikkan tubuhnya hingga keduanya berdiri di jarak yang begitu dekat.Siska menatap manik mata Arga yang dingin.Lelaki itu mengambil alih kartu yang di pegang Siska dan menggesekkannya pada lubang kotak yang telah di sediakan di samping pegangan pintu.
"Seperti ini caranya.Kamu norak sekali.Apa kamu tidak pernah pergi ke hotel?"tanya Arga dengan tersenyum merendahkan.
Siska melihat jelas wajah Arga yang merendahkannya. Siska kembali mengambil kartu itu dan berjalan masuk membawa kopernya.
"Hey, bilang makasih gak bisa?" tanya Arga yang melihat Siska masuk begitu saja meninggalkannya.
Siska membuka kembali pintu kamarnya dengan kesal.
"MA-KA-SIH.." Ucap Siska penuh penekanan di depan Arga yang berdiri di depannya.
"Ohh,dan juga nama saya Siska bukan Hey.."keluh Siska lagi sebelum menutup pintu kamarnya.
"Pegawai kurang ajar.."Gerutu Arga menatap kesal ke arah pintu yang sudah tertutup rapat.
Siska yang berada di dalam kamarnya juga berdecak kesal mengingat ucapan bosnya yang kasar itu.
Akkkh,aku ingin menampar mulutnya saja.
Waktu sudah menunjukkan jam 7 malam,Siska yang sudah selesai mandi merasa kelaparan.Cacing di perutnya sudah meronta ingin di beri makan.Siska keluar dari kamarnya,dia akan mengetuk pintu kamar Arga yang berada di depannya namun ia mengingat kejadian sore tadi yang tidak sopan kepada atasannya itu,walaupun mulut lelaki itu memang perlu di beri pelajaran.
"Akkhh sudahlah,aku keluar sendiri.."gumamnya sambil berjalan melewati koridor hotel.
Siska telah berada di luar hotel di cuaca malam yang dingin di kota Bandung.Terlihat lalu lalang pejalan kaki dan kendaraan motor yang masih ramai.Siska berjalan menyusuri jalanan di samping kanannya sambil mencari hidangan yang pas untuk perutnya.
"Mangga,hoyong tuang naon?" sapa lelaki parubaya itu yang menanyakan kepada Siska ingin makanan apa,karena gadis itu sedang melihat menu makanan di spanduk warungnya.
Siska mengerutkan keningnya ketika penjual itu mengatakannya dengan bahasa sunda.
Artinya apaan ya?
"Eeehhm,mau beli 1 porsi yang ini pak.."tunjuk Siska pada menu Rawon setan.
"hoyong tuang di dieu,neng?" tanya pria itu menanyakan Siska ingin makan di temoat atau tidak.Namun Siska yang tidak mengerti benar-benar bingung menjawabnya.
Gadis itu akan mengatakan jika dirinya tidak bisa bahasa sunda namun tiba-tiba suara Arga yang berada di belakangnya membuatnya terkejut.
"Muhun,tambihkeun hiji deui Pa.." jawab Arga pada penjual itu yang mengatakan untuk makan di warung ini dan menambahkan satu porsi untuknya.Lelaki parubaya itu mengangguk mengerti dan segera menyiapkan makanannya.
Siska masih menatap Arga yang tersenyum kecil melihatnya.
"Sejak kapan bapak di sini?"tanya Siska sembari duduk di kursi yang di sediakan.
"Baru saja.."jawab Arga singkat.
Siska mengangguk mengerti dan mengalihkan tatapannya dari Arga.
"Tidak ada ucapan terima kasih?"tanya Arga lagi.
"Akkhh,terima kasih.."ungkap Siska pelan.
"Apa kamu sedang mendesis sekarang? suaramu terdengar seperti berbisik.."ejek lelaki itu.
Siska menghela napas panjang.
Cowok ini benar-benar bikin darah tinggi naik.
"TERIMA KASIH.."ucap Siska sedikit keras membuat Arga tersenyum kecil menatap kearah wanita yang di sampingnya.
-
-
BERSAMBUNG
FYI : Mohon maaf kalau ada kesalahan bahasa sunda yang di tulis,saya bukan orang sunda tetapi orang jawa tulen.Aku hanya menulis kalimat itu dari secuil ilmu bahasa sunda saya karena sering menonton JURNAL LISA wkwk.Tolong di benarkan saja jika ada kesalahan.Thx
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjut
2022-09-22
0
Dengpa 78
jdi ingat waktu pertama nginap di hotel, tak bisa buka kamar dgn kartu 😂😂😂😂
2021-07-19
0
Kenzi Kenzi
bener2 lucu...hahaha...karakter cwe yg ga mudah ditindas walaupun cuma.gadis asal desa...
yg begini nih yg dicari arga
2021-07-02
0