Dava menatap punggung kakaknya yang akan membuka pintu mobil milik Arga.
"Apa kita selamanya tidak bisa berdamai?" gumam Dava pelan.
Episode sebelumnya
_____________________________
Seperti yang telah di perintahkan oleh Erwin. kemanapun Siska pergi,gadis itu harus selalu dalam pantuannya. Setelah jam kerja selesai, supir pribadi Erwin yang kini telah di tugaskan untuk mengawal Siska sepenuhnya sudah berdiri di samping pintu lobby perusahaan.
"Sis, kamu di jemput sama supir pacar kamu sekarang?" tanya Raeviga yang berjalan beriringan di samping Siska.
"Iya Rae, tuh udah di tungguin.." Siska menunjuk kearah seorang pria yang berusia 30 tahunan. Pria bertopi dan berstatus duda itu telah melambaikan tangannya kearah Siska saat gadis itu melihat kearahnya.
"Supir kilat ya, enak ya tepat waktu banget.." sahut Raeviga sembari melihat kearah Pria itu.
Siska tersenyum datar menanggapi ucapan Raeviga. Seolah tidak ada kenikmatan seperti yang di katakan Raeviga. Siska merasa jika saat ini ia seperti seorang tahanan yang di kawal 24 jam.
Supir pribadi Erwin menghampiri Siska dan Raeviga yang masih berdiri di Lobby Perusahaan.
"Non, masih inget saya kan?" Tanya supir Erwin.
Siska mengangguk mengiyakan menjawab pertanyaan supir itu.
gimana bisa lupa kalau sehari aja udah ketemu lebih dari sekali.
"Kalau begitu saya ambil mobil dulu di parkiran ya Non.." seru Pria itu sebelum melangkah pergi meninggalkan Siska dan Raeviga.
"Iya pak, saya tunggu disini.." jawab Siska padanya.
Setelah kepergian Supir Erwin, Raeviga memegang bahu kanan Siska. Raut wajah Raeviga gusar, ia ingin mengatakan sesuatu kepada Siska namun dia terlihat ragu untuk mengatakannya.
"Rae, kamu kenapa? kamu terlihat gelisah.." tanya Siska ketika Raeviga menyentuh bahu kanannya.
"Aku,.. aku ingin mengatakan sesuatu tentang Pak Arga.."
"Pak Arga?" Siska mengerutkan keningnya dan melihat kearah Raeviga.
Raeviga menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Siska.
"Tadi, saat di kantor pak Arga...." ucapan Raeviga terputus karena suara yang mengagetkan kedua. Supir Pribadi Erwin sudah berada di belakang mereka.
"Non.."
"Maaf Non, kaget ya sama suara saya. itu saya mau bilang kalau mobilnya sudah siap.." ucap pria itu membuat dua wanita itu menoleh ke belakang bersamaan.
"Sedikit pak.." jawab Siska.
"Bapak tunggu sebentar ya, nanti saya nyusul..." lanjutnya sembari menoleh kearah Raeviga kembali.
"Pak Arga kenapa Rae? kamu di marahin?" tanya Siska kembali melanjutkan apa yang ingin di sampaikan Raeviga kepadanya.
"Sudahlah, nanti saja. Aku akan mengatakannya di telpon nanti. Cepatlah masuk, kasihan supirnya sudah menunggu.." pinta Raeviga pada Siska. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk mengatakan pelecehan Arga padanya hari ini.
"Kamu yakin?" tanya Siska bimbang. Siska bisa melihat gelisahan dari sudut matanya.
"Ya, masuklah. Tidak terlalu penting.." pinta Raeviga lagi.
"Yaudah, aku pulang dulu ya Rae.." ucap Siska dengan lambaian tangannya.
Raeviga mengangguk dan tersenyum membalas lambaian tangan temannya itu. Dari jauh Raeviga masih memandangi mobil yang di tumpangi Siska itu hingga tak terlihat lagi.
"Kurasa masalah ini tidak perlu ku ceritakan.." gumam Raeviga pada dirinya sendiri.
________________________
Bunyi dering panggilan telepon milik Siska berbunyi. Gadis itu melihat nama Erwin yang sedang menelponnya.
"Halo.." serunya memulai pembicaraan.
"Halo sayang, kamu lagi dimana?" tanya Erwin dari balik telepon Siska.
"Di mobil kamu. Aku baru aja pulang kerja.." jawab Siska tanpa basa basi.
"Dua hari lagi aku sudah menyelesaikan pekerjaan disini. Setelah itu kita jalan yuk. Aku sangat merindukanmu..."
"Baiklah, jaga kesehatan kamu disana.." balasnya.
"Kekasih aku perhatian banget. Jadi pengen pulang sekarang." Goda Erwin dengan nada manja.
Siska membalas rayuan Erwin dengan senyuman di bibirnya.
"Kamu minta oleh-oleh gak di Jogjakarta? banyak makanan enak dan fashion lokal yang bagus banget.." tanya Erwin sambil melihat kearah deretan pakaian wanita di depannya.
"Gak usah, kamu pulang dengan selamat aja udah cukup.."
"Sayang, pasti pulang selamat kok. Kapan-kapan kita liburan bareng ya.." seru lelaki itu sambil tersenyum kearah wanita yang berdiri tak jauh darinya.
"Iya. Kamu lagi dimana sekarang?" tanya Siska mencoba tidak terlalu kaku dengan hubungannya dengan Erwin.
"Aku.. lagi di kantor sekarang. Banyak kerjaan nih.." jawabnya dengan nada santai.
Namun seperti tak sesuai dengan yang di ucapkan, lelaki itu sedang menemani seorang wanita yang usianya lebih tua beberapa tahun darinya. Keduanya saling tersenyum dan mengaitkan tangan di pinggul pasangannya.
"Yaudah sayang, nanti ku telepon lagi. Sekarang aku mau ngurusin kerjaan dulu. Aku mencintaimu.." ucap Erwin mengakhiri panggilan telepon dengan kekasihnya.
"Baiklah, sampai jumpa.." balas Siska sebelum panggilan mereka berakhir.
"Kenapa kamu berbohong pada kekasihmu. Bilang aja kamu lagi sama aku.." goda wanita itu pada Erwin sambil membelai wajah pria disampingnya.
"Dia akan syok jika aku mengatakan yang sebenarnya" ucap Erwin dengan mencium kening wanitanya.
"Dasar buaya. Lalu siapa yang akan kamu nikahi nanti?" sahutbya dengan manja.
Erwin tertawa mendengar pertanyaan dari wanita itu.
"Kenapa aku harus mempermasalahkan itu. Lelaki bebas memiliki satu wanita, sayang.." jelasnya sembari berbisik ke telinga wanitanya. Membuat wanita itu nampak geli di buatnya.
"Setelah ini temani aku di kamar.." imbuhnya lagi sebelum pergi meninggalkan toko fashion itu. Wanita itu tersenyum manja mendengar permintaan Erwin.
Setelah panggilan telepon dengan Erwin berakhir, Siska melihat kearah kaca jendela mobil untuk melihat hiruk piruknya kendaraan.
"Erwin, pria yang baik. Dia bersikap posesif karena ingin menjaga dan melindungiku" pikirnya dalam hati.
Setelah beberapa menit mobil yang di kendarai Siska telah berhenti tepat di depan halaman rumahnya.
"Pak, terima kasih ya sudah anter jemput saya" ujarnya pada supir Erwin.
"Sudah tugas saya Non. Kalau ingin pergi kemanapun Non Siska bisa langsung hubungi saya.." balasnya dengan senyuman kecil yang terlihat di sudut bibirnya.
"Ndak usah ada imbuhan Non pak. Panggil saya Siska aja..."
"memang sudah seharusnya seperti itu Non. Saya berusaha menghormati majikan saya" sanggahnya dengan sopan.
"Kalau tidak ada Erwin, cukup panggil saya Siska tidak masalah pak. Terima kasih ya pak.." balas gadis itu sebelum masuk ke dalam rumahnya.
Supir pribadi Erwin itu masih berdiri di depan halaman rumah Siska hingga gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Pria itu mengambil ponsel jadulnya dan menelpon seseorang.
"Tuan Erwin, Nak Siska sudah saya antar ke rumahnya. Apa ada tugas lain lagi?" tanya pria itu.
"Tidak ada,kamu boleh pulang sekarang. Tapi ingat, tetap awasi gadis itu." pinta Erwin yang sudah berada di sebuah hotel bersama wanita yang bersamanya sejak tadi.
"Baik tuan" supir Erwin itu mengakhiri panggilan teleponnya dan melangkah pergi dari rumah Siska.
_________________________
Setelah dari tempat Ibu tirinya, Arga kembali ke rumahnya. Lelaki itu mengambil sebotol bir dari dalam kulkas. Ia menuangkan minuman itu ke dalam gelas kecil dan meminumnya sekali teguk.
Di ruangan temaram itu, Arga memikirkan kembali penderitaan ibu kandungnya karena wanita yang saat ini telah menjadi ibu tirinya.
"Sialan!" makinya dalam hati.
Begitu banyak hal yang ia pikirkan malam itu, termasuk kehadiran Siska dan perasaannya pada Raeviga yang telah hilang. Ia kembali meneguk minumannya.
"Sialan, semua wanita di dunia ini sampah!" celotehnya sendiri.
Malam semakin larut, Arga sudah terlihat sangat mabuk dengan tiga botol bir dan beberapa gelas kecil yang berserakan di atas meja. Lelaki itu sudah tertidur di atas sofa.
"Ma, harusnya Arga ikut mama.."
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Suryani
ternyata oh ternyata,Erwin kamu ternyata kadal ya🤭😁😌
2023-02-01
0
Perubahan S
ini si erwin mending di cintai ama si siska trus selingkuh, ini gak pengen ketawa jadinya lo sepingkuh selingkuh aja win😂😂😂
2022-01-28
0
re
Ternyata Si Erwin playboy
2021-08-12
0