Malam semakin larut, Arga sudah terlihat sangat mabuk dengan tiga botol bir dan beberapa gelas kecil yang berserakan di atas meja. Lelaki itu sudah tertidur di atas sofa.
"Ma, harusnya Arga ikut mama.."
EPISODE SEBELUMNYA..
Sinar mentari perlahan terbit menyinari jendela dari rumah sederhana milik Siska. Gadis itu beberapa kali mengeliatkan tubuhnya sebelum bangun dari tempat tidur ternyamannya.
Siska berjalan kearah meja riasnya dan mengambil ponsel miliknya yang sudah terisi penuh baterai. Ia melepaskan charger dan melihat notifikasi sosial medianya. Namun setelah di rasa tidak ada yang terlalu penting, Siska meletakkan kembali ponsel pintar di atas meja rias dan pergi mengambil handuk sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Ponsel Siska berdering ketika gadis itu masih berada di dalam kamar mandi. Terlihat nama Erwin tertera di layar handphone-nya. Siska mendengar suara ponselnya berbunyi ketika tubuhnya telah penuh dengan busa sabun.
"Astaga siapa yang menelpon pagi-pagi seperti ini.." keluh Siska sembari menyiram tubuhnya dengan air dari bak mandi kecil.
Siska mengambil handuk yang di gelantungkannya di pintu kamar mandi dan membalut tubuhnya dengan handuk berwarna abu-abu itu. Siska berjalan terburu-buru, hampir saja ia terpeleset jika saja tidak meraih pegangan pintu kamarnya.
2 Panggilan tak terjawab : Pak Erwin
Siska melihat nama yang tertera di layar handphonenya. Dia tersenyum kecil melihat nama kekasihnya masih tersimpan dengan imbuhan nama "Pak".
"Mungkin memang benar jika sampai saat ini, aku belum bisa melupakan cinta sepihakku pada Arga. Tapi aku harus sadar diri, sudah ada sosok pria seperti Erwin yang menunggu perasaanku berangsur pulih. Suatu saat aku pasti akan sangat mencintaimu, Erwin. Kamu lelaki yang baik.." gumamnya sendiri dalam hati.
Seolah bertolak belakang, pria yang sedang di gumamkan Siska saat ini tengah bertelanjang dada dan memeluk seorang wanita di sampingnya.
"Sayang aku lelah.." ucap wanita itu manja sembari mengusap lembut wajah Erwin.
"Tidurlah, aku akan pergi ke ruang tamu sebentar " balas Erwin sambil membawa ponselnya. Ia mengenggam erat ponsel di tangannya itu seakan melampiaskan emosi di dalamnya.
"Sial, kenapa wanita itu tidak mengangkat teleponku.." seru lelaki itu pelan.
Erwin menghubungi Siska lagi. Kali ini panggilannya itu terhubung pada Siska.
"Halo sayang" sapa Siska lewat panggilan telepon.
"maaf tadi aku habis.." ucapan Siska terhenti karena Erwin memotong pembicaraannya dan menimpalinya dengan emosi.
"Kamu dari mana aja sih? aku sudah telepon kamu dari tadi loh. Kamu selingkuh ya kalau aku gak ada di samping kamu.." lontarnya penuh emosi.
"Hah? kamu kok kasar sih. Aku baru aja dari kamar mandi" Siska tak menyangka jika Erwin bisa mengucapkan kalimat sekasar itu padanya. Padahal kemarin sore semuanya masih baik-baik saja.
Apa aku melakukan sesuatu yang salah padanya.
Mendengar jawaban Siska, membuat Erwin mengontrol emosinya. Ia mengacak rambutnya kesal.
"Aku terlalu emosi padanya. Dia tidak boleh menjauh dariku" gumam Erwin sendiri.
"Maaf ya sayang, aku banyak kerjaan disini. Emosiku jadi naik turun. Maaf ya, aku jadi berpikiran macam-macam kepadamu. Kamu tau kan kalau aku sayang banget sama kamu..." jelas pria itu dan mulai menurunkan nada suaranya.
"Kamu beneran gak apa kan? Istirahat dulu aja kalau kamu lelah" seru Siska memberi nasihat.
"Iya sayang, maaf ya tadi Erwin pagi-pagi udah marah. Besok aku mau pulang kamu mau di bawakan oleh-oleh apa?" tanya Erwin sekali lagi. Dia sudah pernah bertanya hal yang sama pada Siska, namun gadis itu memberikan yang sama seperti kemarin.
"Yaudah, kamu siap-siap kerja aja. Aku juga mau menyelesaikan pekerjaanku disini. Biar aku bisa segera bertemu kamu.."
"Iyaa, yaudah aku tutup ya." Siska akan menutup panggilan teleponnya, namun suara Erwin dari seberang telepon menghentikannya.
"Eh sayang tunggu, tadi diawal obrolan kita kamu panggil aku apa?" goda Erwin membuat Siska mengerutkan bibirnya malu.
"Gak ada, yaudah aku mau siap siap dulu. Bye, sampai jumpa besok" Dengan cepat Siska mengakhiri obrolan bersama kekasihnya itu karena merasa malu. Ini untuk pertama kalinya bagi Siska mengucapkan sebuah kata yang sangat bermakna dalam hubungan mereka. Sayang,
_________________________
Berbeda dengan Siska, Arga nampak terkulai di sofa ruang tamunya. Lelaki itu terlihat samngat mabuk karena minuman alkohol yang di konsumsinya semalam.
Suara panggilan dari ponsel dan telepon rumahnya berbunyi beriringan membuat lelaki itu memaksa membuka kedua matanya. Dia melihat kearah nama sekretaris kantor di layar handphone-nya.
"Sial ini menganggu tidurku.." keluhnya sendiri dan melemparkan ponsel yang di pegangnya begitu saja membuat ponsel itu tak lagi berbunyi.
Namun beberapa detik kemudian, suara panggilan masuk dari telepon rumahnya kembali menganggu Arga. Tapi seolah telah terbius dengan efek minuman keras itu, Arga tidak memperdulikan suara nyaring dari telepon rumahnya. Ia menutup rapat kedua telinganya dengan bantal sofa dan kembali tidur.
Di perusahaan milik Arga, semua karyawan di buat kebingungan karena sudah menjelang siang sedangkan pemimpin perusahaan mereka belum juga terlihat. Padahal sebentar lagi, akan ada rapat penting mengenai kerjasama dengan perusahaan lain.
"Haduh gimana dong lia, coba telepon bos lagi.." pinta salah satu karyawan pada sekretaris kepercayaan Arga.
"Handphone-nya mati sekarang. Telepon rumah gak di angkat sama sekali.."keluhnya yang juga ikut khawatir.
"Gimana nih, CEO dari perusahaan XJ sudah mau datang sekarang." timpal pegawai lainnya.
"Sis, kamu ada ide gak?" tanya Raeviga pada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
"Aku? aku belum membaca materinya sama sekali" jawab Siska yang tidak percaya diri.
"Tapi kamu pernah ikut perjalanan bisnis pak Arga di bandung kan? karena mereka membahas proyek yang sama seperti waktu itu" jelas Lia, sekretaris Arga.
"Yaudah sementara kamu yang handel. Kita akan berusaha menghubungi pak Arga lagi. Bagaimana?" tanya salah satu pegawai perusahaan.
Siska menginyakan pertanyaan itu dengan setengah hati, ia meminta dokumen dan proposa yang di butuhkan untuk rapat pada Sekretaris Arga.
_________
Di dalam rumah Arga, lelaki itu membuka kedua matanya perlahan. Merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku karena tertidur di sofa ruang tamu. Dia beranjak dari sofa dan mengambil handphone miliknya yang ia lemparkan tadi.
"Sial, kepalaku terasa berat." gerutunya sendiri.
Arga menyalakan kembali ponselnya dan meligat notifikasi panggilan tak terjawab 15 kali dari telepon perusahaan. Arga memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, ia terdiam mengingat sesuatu.
"Astaga, rapat perusahaan JX.." keluhnya sambil menelpon kembali nomor kantornya. Aega bergegas masuk ke dalam kamar tidurnya dan menganti pakaian tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Lelaki itu hanya membersihkan mulutnya dari bau alkohol dan mengganti pakaian menjadi setelan formal.
"Halo Pak Arga.." seru sekretaris Arga setelah panggilan mereka terhubung.
"Apa perusahaan JX sudah datang?" tanya Arga panik. Kedua tangannya sibuk dengan pakaian yang ia kenakan. Sedangkan ponselnya ia letakkan di atas meja tak jauh darinya.
"Sudah setengah jam yang lalu pak, saat ini Siska sedang menangani rapat ini.." jelas Sekretaris kepercayaan Arga itu.
"Siska?" seru Arga terkejut.
"Maaf pak karena tidak mengonfirmasi terlebih dahulu. Karena keadaan mendesak jadi kami memutuskan untuk mengambil alih rapat ini.."
Aega terdiam sejenak sebelum menjawab ucapan sekretarisnya.
"Apa sejauh ini berjalan lancar?" tanya Arga lagi.
"Sejauh ini tidak ada masalah. Hanya saja Siska sedikit bingung dengan jalannya proyek kerjasama ini."
"Baiklah, atasi rapat ini beberapa menit lagi. Aku akan segera sampai di kantor sebentar lagi." setelah mengatakan hal itu, Arga bergegas berjalan keluar dari rumah dan mengendarai mobilnya.
"Dia cukup mampu untuk di andalkan.." gumam Arga pelan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🌹S RosEMarY 🌹🕌
Sikap Erwin terhadap Siska Karena Cinta atau sekedar obsesi 🤦🏻♀️
kasihan Siska , terjebak hubungan dgn buaya darat 😐😐
2021-04-08
4
Dinnar Ocil
lames Erwin
2020-11-25
0
karim Ok
dasar ERWIN BUAYA
2020-11-16
2