Acara double dinner date mereka telah berakhir. Mereka sudah menghabiskan hampir dua jam lebih menikmati makanan di restoran mewah itu sekaligus menggobrol beberapa hal ringan tentang perusahaan. Lebih tepatnya Raeviga dan Siska hanya menjadi pendengar mereka, karena sejak tadi yang banyak perdebat mengenai bisnis hanya Erwin dan Arga.
"Jadi kalian mau kerjasama bisnis lagi?" tanya Raeviga setelah menyimak keluhan bisnis kedua pria itu sejak tadi.
"Masih rencana..kita mau membuka bisnis di bidang yang berbeda dari ini.." ucap Erwin menjelaskan. Siska yang duduk di sampingnya tidak mengatakan apapun, ia hanya mendengarkan obrolan mereka. Sesekali ia menatap kearah Arga sejenak.
"Udah lama nih kita disini, gak mau balik?" tanya Arga kemudian.
"Yaudah ayo.." jawab Raeviga sambil berdiri dari duduknya di ikuti Siska dan Erwin yang berdiri bersamaan.
"Sis, maaf ya aku gak bisa nganter kamu pulang. Aku lupa kalau ada janji sama Mama setelah ini.." ucap Raeviga pada Siska.
"Iya gak apa kok.." jawab gadis itu.
"Gak masalah, Siska bisa pulang sama aku.." sahut Erwin sambil mengenggam jemari Siska. Gadis itu menatap kearah Erwin yang sudah tersenyum manis melihatnya.
"Yaudah ayok keluar.." Arga mendahului keluar dari restoran.
Saat Erwin akan berjalan ke arah pintu keluar, ponselnya berbunyi dari rekan bisnisnya. Arga dan Raeviga sudah berjalan keluar lebih dulu menuju parkiran mobil yang terletak di samping restoran itu.
Erwin mengangkat panggilan telepon itu dan meminta Siska untuk menunggunya di dalam mobil. Siska mengiyakan ucapan Erwin setelah Lelaki itu memberikan kunci mobilnya.
Siska menemui Raeviga dan Arga yang masih menunggu di parkiran restoran.
"Kalian pulang lebih dulu aja gak apa kok.." pinta Siska pada keduanya.
"Yakin gak apa? Erwin masih dimana?" tanya Raeviga sambil melirik kearah restoran.
"masih nerima telepon.Gak apa tinggal aja.." ucap Siska sekali lagi.
"Yaudah aku duluan ya Sis. Maaf yaa..." seru Raeviga sebelum masuk ke dalam mobilnya.
"Iya Rae, hati-hati.." Siska melambaikan tangannya kearah Raeviga yang sudah menjalankan mobilnya.
"Pak Arga juga bisa pulang duluan kok" ucap Siska pada lelaki yang berdiri tak jauh darinya.
Arga memandanginya sesaat sebelum mengiyakan ucapan Siska.
"kalo gitu aku pulang duluan.." Arga mulai berjalan menuju mobilnya.
Beberapa detik kemudian Erwin juga berjalan menuju Siska yang menunggunya di tempat parkir.
"kenapa disini? kan kamu bisa menunggunya di dalam mobil.." ucap Erwin sambil menatap wajah kekasihnya itu.
"gak masalah kok.." jawab Siska singkat.
Arga sudah menjalankan mobilnya meninggalkan restoran. Dia melihat sekilas kearah Siska yang bersama dengan Erwin.
Kenapa aku menjadi canggung saat bersamanya.
"Bodoh, sadar Arga. Kamu mencintai Raeviga. Tidak mungkin perasaanmu berubah begitu saja karena Siska.." gumamnya sendiri.
Siska melihat mobil Arga sudah berjalan meninggalkan restoran. Erwin mengajak Siska untuk masuk ke dalam mobilnya. Erwin mulai menyalakan mesin mobil dan sesekali tersenyum kecil melihat Siska.
"kenapa? kok ketawa gitu.." tanya gadis penasaran.
"Gak apa kok..gak nyangka aja kamu sekarang jadi kekasihku.." jawabnya sambil menyentuh telapak tangan Siska dan menciumnya. Siska tersenyum tipis menanggapi ucapan Erwin.
*****
Saat perjalanan menuju rumahnya, Arga mendapat panggilan telepon dari seorang wanita yang menjadi istri almarhum Papanya saat ini. Sekaligus ibu dari Dava, saudara tirinya.
Arga membiarkan panggilan itu terus berdering sejak beberapa menit yang lalu. Hingga akhirnya dering ponsel itu berhenti sendiri bersamaan dengan bunyi pesan masuk dari ibu Dava itu.
Arga mengacuhkan pesan masuk tanpa membacanya satu katapun. Di sisi lain, wanita yang menjadi ibu tiri Arga itu tengah membaca surat wasiat yang di berikan oleh Pengacara kepercayaan suaminya itu.
"Apa benar isi wasiatnya seperti ini? kenapa harus ada pernikahan?" tanya wanita itu tak mengerti.
"Seperti yang telah tertulis di lembaran kertas itu. Bahwa keputusan yang tuan tulis di kertas itu ia tulis dengan kesadaran penuh.." jelas pengacara muda itu.
"Lalu siapa itu Ginanjar?" tanya wanita itu pada pengacara almarhum suaminya.
Pria itu juga memberikan foto lama yang memperlihatkan Dewantara bersama dengan seorang lelaki di sebuah resort mewah milik keluarga Dewantara.
"Orang ini adalah Ginanjar, tuan sedikit menjelaskan kepada Saya jika pria ini telah banyak membantunya dalam usaha bisnis yang sedang di jalankannya..." ucapnya menjelaskan.
"Aku akan memberitahu Dava dan Arga dulu masalah ini. Bisakah kamu kembali minggu depan untuk membahas masalah ini bersama mereka juga. Dan tolong informasikan juga kepadaku alamat keluarga Ginanjar atau nomor teleponnya. Aku perlu membicarakan ini juga bersamanya" pinta Wanita itu sebelum pengacara itu beranjak pergi dari rumahnya.
"Apa Dava dan Arga bisa menerima isi wasiat ini?" gerutu wanita itu pelan.
Mobil yang di kendarai Erwin berhenti tepat di depan halaman rumah kekasihnya.
"Makasih ya Win..eh Pak.." ucap Siska yang terlihat bingung ketika menyerukan nama Erwin. Sontak lelaki yang duduk di sampingnya itu terkekeh geli di buatnya.
"Lucu banget sih. Kamu kan udah kekasih aku jadi jangan panggil pak lagi. Gak romantis dong.." keluh Lelaki itu dengan senyuman kecil yang masih melekat di bibirnya.
Siska menundukkan kepalanya mengalihkan wajah malunya dari Erwin.
"Gausah malu gitu. Panggil nama aku aja gak apa. Atau mau panggil sayang,dear,abi,ayah bunda juga boleh.." ucapnya terkekeh.
Siska yang mendengar kalimat itu ikut tersenyum karena ungkapan Erwin itu.
"Yaudah aku masuk dulu Win.." pamitnya yang masih terlihat kaku.
"kok gak sayang. Pake sayang aja biar romantis" goda Erwin pada Siska.
"hemm..sayy-yang..aku masuk dulu." ucapnya sambil tersenyum canggung.
Erwin tertawa melihat Siska tersipu malu. Lelaki itu mengelus lembut rambut Siska yang terurai sebelum membalas ucapan kekasihnya itu.
"Yaudah, istirahat ya jangan capek-capek.." pinta Erwin sambil memandangi wajah manis kekasihnya.
Siska mengangguk kecil dan segera membuka pintu mobil di sampingnya itu.
"Eh tunggu sayang.." Erwin mencegah Siska yang akan turun dari mobil.
"Ada apa?" tanya Siska bingung.
"Kiss bye-nya belum.."
Erwin dengan cepat meletakkan tangannya di wajah Siska.
"Hah? sekarang?" tanya Siska yang terlihat tak siap dengan apa yang di katakan Erwin.
"Mau-nya kapan? mau nanti tengah malam?" goda Erwin lagi dan mencondongkan wajahnya semakin dekat dengan Siska. Gadis itu menutup kedua matanya ketika hembusan napas napas Erwin semakin terasa dengannya.
"Emmmmh" Siska menutup bibirnya tiba-tiba dengan kedua tangannya saat keduanya semakin dekat.
Erwin yang melihat hal itu mengangkat kedua alisnya bingung dan tertawa kecil melihat Siska yang masih terlihat malu-malu. Lelaki itu sedikit mendongakkan kepalanya dan dengan cepat mencium dahi Siska.
"malu yaa.." goda Erwin lagi.
Siska hanya tersenyum kecil dan beberapa detik kemudian dia berlari ke arah pintu rumahnya tanpa membalas ucapan Erwin.
"SAYANG, AKU PULANG DULU YA.." seru lelaki itu dengan nada yang tinggi membuat Siska kikuk di buatnya.
"Jangan keras-keras.."
Erwin tersenyum senang. Dia melambaikan tangannya kearah Siska sembari menjalankan mobilnya lagi meninggalkan rumah Siska.
*****
Arga sudah berada di dalam rumahnya, lelaki itu terlihat hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Dia meraih ponselnya yang di letakkannya di atas meja.
Arga menghapus pesan dari ibu tirinya itu tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Bisakah wanita tua itu tidak mengangguku..membosankan.."pekiknya dalam hati.
BERSAMBUNG
Jangan lupa Vote dan kasih ulasan juga ya di kolom komentar
Instagram : @ilyuaml1**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
MiSS.DJ
lama bget up nya thor
2020-07-06
0
MiSS.DJ
lama bget up nya thor,
2020-07-05
0
Muhammad Ari
keren thor, ijin promo ya, jgn lupa mampir di novel dg judul "sudden kiss" 😇😇😇
2020-07-01
1