My Secret Oppa (Me Vs Mom)

My Secret Oppa (Me Vs Mom)

Langganan

“Samira!!!!!! Lari 4 keliling lapangan basket!” teriak seorang wanita paruh baya yang tengah meradang menahan emosi. Sebuah penggaris coklat dengan panjang 50 cm tertunjuk pada Samira yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya setelah terlelap beberapa saat lalu.

Matanya masih mengerjap-ngerjap kecil, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk, lalu terbuka lebar saat sadar kalau teman-teman sekelasnya sedang memperhatikannya.

“Iya bu!” sahut Samira yang melenggang keluar kelas tanpa Beban. Terdengar tawa, bisikan bahkan decikan sinis dari teman-temannya, semua di abaikan Samira. Sang guru hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Samira yang begitu acuh dan tanpa rasa bersalah itu.

Ini kali kedua di minggu ini Samira terkena hukuman karena tidur di dalam kelas. Tapi selama ia sekolah hingga sekarang kelas 3 SMA, entah sudah berapa kali ia mendapat hukuman yang beragam dari sekolahnya. Jika bukan karena tidur di kelas, ia asyik memandangi dedaunan di luar jendela yang bergerak terkena hembusan angin. Lengkingan suara Bu Isma , sudah jadi hal biasa di telinga Sammy, begitu biasa ia di panggil.

Samira mulai menyetel lagu di playlist ponselnya. Sebuah headset berwarna putih telah terhubung dengan lubang telinganya. Alunan musik favoritnya menggetarkan gendang telinga Samira.

“Huft!” Samira mendenguskan nafasnya kasar. Cuaca sangat terik menerpa ubun-ubunnya, namun ia harus tetap menjalankan hukumannya yang sudah ia anggap sebagai hal biasa.

Dengan langkah konsisten, Samira mulai berlari mengitari lapangan basket. Beberapa pasang mata melihat kearahnya, namun tidak pernah ia pedulikan karena baginya itu bukan hal yang istimewa.

“Samira, mau abang temenin gag olahraganya? Hahaha ” terdengar suara godaan sekaligus ejekan dari anak laki-laki yang melihat Samira mulai berlari di pinggir lapangan. Tak ada suara yang masuk ke rongga telinganya, selain alunan musik yang menambah semangatnya berlari mengitari lapangan basket.

Samira mengatur nafasnya yang terasa mulai memburu. Satu putaran sudah ia lewati, putaran kedua dan seterusnya menunggu untuk di selesaikan. Ia terus berlari tanpa jeda sedikitpun. Hingga selesai putaran ke empat, samira segera pergi ke samping lapangan dan duduk di bawah tenda besar di pinggir lapangan. Ia menyelonjorkan kakinya dan terus menggerak-gerakan pergelangan kakinya yang terasa pegal. Tetesan keringat membasahi wajah dan leher Samira dan tampak berkilauan saat terkena cahaya matahari. Ia masih berusaha mengatur nafasnya yang tak beraturan.

“Nih!” seorang remaja laki-laki menyodorkan sebotol air mineral di hadapan Samira. Samira menolehnya lalu menerima minuman tersebut saat tahu siapa yang memberikan minuman tersebut.

“Thanks!” sahut Samira seraya meneguk isi botol dengan segera. Samira melepas headset yang ada ditelinganya lalu menggulungnya bersama handphone dan menyimpannya di saku rok abunya.

“Lo kenapa tidur lagi di kelas?” tanya Bagas yang merupakan teman sekelas sekaligus temannya bermain basket.

“Ngantuk!” jawab Singkat Samira.

“Gue tau kalo tidur gara-gara ngantuk, terus kenapa lo sering banget ngantuk di kelas?”

Samira menoleh Bagas yang berjongkok di sampingnya.”Bukan urusan lo!” sahut Samira seraya membenamkan botol air mineral di dada Bagas. Bagas mengulum bibirnya menahan senyum. Gadis cantik di hadapannya selalu membuatnya merasa tertantang untuk lebih mendekat.

Samira segera berdiri tanpa memperdulikan laki-laki yang tengah memandanginya dengan penuh perasaan. Ia mulai berjalan dengan santai.

“Sam, tunggu!” Bagas segera meraih tangan Samira. Langkah Samira terhenti. “Lo mau ke kantin kan? Yuk bareng!” ajak Bagas.

“Lo mau ke kantin ya ke kantin aja, gag perlu juga pegang-pegang tangan gue, gue gag jompo!” cetus Samira seraya mengibaskan tangan Bagas.

“Hem, okey sorry.” Bagas mengangkat kedua tangannya ke udara. Samira hanya mengerlingkan matanya malas.

Dalam beberapa saat Samira meneruskan langkahnya dan Bagas berada persis 2 langkah di belakang Samira. Bagas tersenyum sendiri seraya mengusap tengkuknya kala memandangi  sosok yang dikejarnya berjalan tepat di depannya. Ia memandangi tangan Samira dan tangannya bergantian, entah kapan mereka bisa berjalan bergandengan tangan seperti yang kerap  muncul di lamunan dan mimpi Bagas. Untuk saat ini, ia hanya bisa seperti ini. Menyimpan harapannya dan menyimpan kedua tangannya kembali ke dalam saku celana.

****

Kantin sudah penuh dengan para siswa yang sedang beristirahat. Seorang gadis melambaikan tangannya ke arah samira. Samira yang jelas mengenalnya bergegas menghampirinya.

“Hay Bagas…” sapa gadis tersebut pada Bagas yang berdiri di samping Samira. Sepertinya Samira tak peduli, ia segera duduk di hadapan gadis tersebut.

“Hay Sell…” Bagas menyahuti dengan segaris senyum merekah di wajahnya.

“Bagas, lo nemenin samy di hukum ya? So sweet banget sih…” ungkap Selly dengan mata berbinar kagum seraya menopang dagunya dengan tangan kanan, membuat Bagas salah tingkah. Bagas menggaruk kepalanya walau tidak gatal. Ia menoleh Samira yang tampak anteng saja dengan benda persegi di tangannya.

“Mana makanan gue?” sergap Samira yang tidak ingin mendengar basa-basi sahabatnya.

“Yah, belum gue pesenin.”cetus Selly dengan senyum kaku.

“Gue aja yang pesenin, lo mau makan apa?” tawar Bagas dengan cepat. Samira menatap Bagas sejenak.

“Gag usah, gue bisa pesen sendiri.” Sahut Samira seraya berdiri. Bagas melirik Selly namun selly hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

Samira memesan menu makanan yang diikuti oleh Bagas. Setelah menu makanan siap, Samira membawanya ke meja untuk dinikmati bersama Selly.

“Gue denger, guru olahraga kita ganti sam, tapi sampe saat ini gue belum tau  siapa  gantinya.” Tutur Selly dengan mulut penuh makanan.

“Emang pak aris kemana?” Samira mulai menikmati mie ayam yang ada di hadapannya.

“Gue denger istrinya sakit, jadi dia focus jaga istri sama anaknya.” Terang Selly.

“Guru penggantinya masuk senin depan, jadi besok kita olahraga sendiri di lapangan.” Sambung Bagas yang mengambil kursi di samping Samira.

“Cewek apa cowok guru penggantinya gas?” Selly terlihat antusias

“Kalo cowok kenapa kalo cewek kenapa?” Bagas balik bertanya sambil menatap Selly.

“Ya kalo cowok kan lumayan kalo cakep bisa sekalian cuci mata, kalo cewek gue males. Biasanya suka resek.” Cetus Selly seraya mengerucutkan bibirnya  sebal.

Samira hanya berdecik mendengar jawaban sahabatnya.

“Dasar cewek,ngeliat cowok dari tampang mulu. Cowok tuh yang penting tanggung jawab sama setia sama pasangannya.” Tukas Bagas seraya melirik Samira.

Samira menghentikan kunyahannya. Ia menaruh sendok dan garpu yang sejak tadi di genggamnya. Di teguknya jus jeruk dengan cepat hingga habis. Untuk beberapa saat Selly dan Bagas saling berpandangan. Mereka berusaha menerka gestur yang di tunjukkan Samira.

“Lo udah selesai makan?” Selly ingin memastikan.

“Hem…” sahut Samira tanpa memandang Selly. Bagas menatap Selly penuh tanya. Sepertinya dia sudah salah bicara, namun entah di bagian mana.

“Lo mau ke kelas sekarang sam?” Selly ikut menaruh sendok dan garpunya.

“Lo belum selesei makan. Habisin dulu.” Tukas Samira sambil meraih handphonenya di saku rok.

“Emmm okey….” Sambung Selly yang kembali menyantap makananya.

Samira kembali menyumpal telinganya dengan headset sebagai pertanda ia tidak ingin di ganggu dan tidak ingin mendengar apapun. Selly sudah paham benar dengan sahabatnya, ia pasti sedang memikirkan sesuatu. Samira tenggelam dalam alunan lagu yang menggema di telinganya. Pikirannya pun melayang entah kemana. Ia asyik dengan isi kepalanya sendiri, mengenang laki-laki yang begitu di cintainya. Laki-laki yang setia dan penuh tanggung jawab, yang kini hanya tinggal kenangan. Mungkin itulah yang membuat Samira menyelesaikan makannya dengan cepat.

****

Bell akhir pelajaran telah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas. Terlihat Samira dan Selly yang sedang membereskan buku serta alat tulisnya.

“Sam, bunda udah pulang. Lo mau ikut gue ke rumah kan? Dia kangen sama lo…” seru Selly dengan senangnya.

“Iya, gue juga kangen. Yuk cabut!” sahut Samira tanpa berfikir panjang.

“Girls, kalian mau pada kemana? Nonton gue tanding basket gag?” cetus Bagas yang tiba-tiba menghadang Samira dan Selly.

Samira hanya memalingkan wajahnya seraya menyilangkan tangannya di depan dada. Selly paham benar maksud sahabatnya.

“Gue sama samy udah ada janji. Jadi sorry yaa kita gag bisa nonton lo tanding….” Sahut Selly seraya menepuk bahu Bagas.

Air wajah Bagas seketika berubah murung walau ia coba tutupi dengan sebuah senyuman yang ia tujukan pada Samira.

“Padahal gue pengen banget lo nonton gue tanding sam…” lirih bagas sambil mengacak rambutnya.

Samira menatap Bagas sejenak. Ia menghembuskan nafasnya dengan malas. Selama ini Bagas memang selalu bersikap baik, walau terkadang sedikit berlebihan. Dan hal itu yang sering membuat Samira tidak merasa nyaman. Namun apapun itu, samira harus bisa menghargai sedikit sikap Bagas, walau ia tidak terbiasa berpura-pura nyaman.

“Lain kali,sekarang gue ada urusan.” Ujar Samira yang sontak merubah kembali air muka Bagas. Andai saja waktu itu Samira tidak berjanji untuk memenuhi 1 permintaan Bagas yang sudah membantunya, mungkin ia tidak akan merasa tidak enak seperti sekarang. Perasaan seperti itu benar-benar di hindari Samira. Ia sangat tidak terbiasa.

“Wah bener ya sam, gue janji, gue bakal masuk final supaya lo bisa dateng nyemengatin gue.” Seru Bagas dengan menggebu-gebu.

“Hem…” sahut samira, singkat.

“Okey, udah seneng kan lo, jadi sekarang lo minggir dulu, gue sama samy mau lewat.” Selly mendorong pelan tubuh Bagas agar menyingkir dari jalannya.

“Okeeyy, hati-hati di jalan yaa girls” balas bagas seraya melambaikan tangan. Selly hanya tersenyum membalasnya.

Samira dan Selly berjalan menuju tempat parkir dimana Selly memarkirkan mobilnya. Setelah menekan kunci mobilnya, Selly duduk di balik kemudi dengan Samira di sampingnya. Selly mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

“Kapan bunda balik sel?” Samira memulai pembicaraannya.

“Tadi malem… dia bawa oleh-oleh banyak banget, tapi banyaknya buat lo. Bikin gue sebel aja!” dengus Selly dengan seringai tipis.

“Wajarlah bunda bawa oleh-oleh banyak buat gue, kan gue kesayangan bunda.” Tukas Samira sambil melirik sahabatnya yang terlihat kesal.

“Hahaha sialan lo!” cetus Selly.

Samira tersenyum lebar melihat kekesalan sahabatnya. “Sam, gue pikir si bagas tuh suka deh sama lo. Lo jangan jutek-jutek napa…” ujar Selly seraya melirik samira.

“Gue gag mikirin yang begituan! Kalo lo minat, ambil aja.” Timpal Samira yang tetap fokus memandangi jalanan padat di depannya.

“Lo kira si bagas barang, main ambil-ambil aja! Lagian ya sam, dia udah baik banget sama Lo. Jadi lo juga baik dikit lah sama dia. Minimalnya lo anggap dia temen gitu, jangan judes-judes.”

“Gue gag nyaman sama sesuatu yang berlebihan.” Samira menyandarkan kepalanya ke jok lalu memejamkan matanya.

“Wajar lah dia agak berlebihan, dia kan pengen nunjukin sikap dia yang terbaik depan lo. Lumayan lah punya pacar pas SMA, nambah semangat belajar.” Ujar Selly sambil terkekeh.

“Gue pikirin…” sahut Samira tanpa membuka matanya.

“Maksud lo, mau lo pikirin buat punya pacar?” Selly begitu antusias.

“Bukan! Cuma sekedar baik sama dia doang!” ketus Samira.

“Hahahha gue kirain…. Kalo lo sampe punya pacar, gue bikinin perayaan sehari semalam bareng anak sekelas.” Selly tergelak sambil memukul-mukul setir kala merasa gemas sendiri membayangkan cewek sedingin Samira mempunyai pacar.

“Sialan Lo! Kalo lo tahan jomblo selama 3 bulan, gue buatin perayaan juga buat lo!” Samira menyerang balik sahabatnya yang kerap gonta-ganti pacar.

“Ähahaha… amit-amit gue kalo sampe jomblo lebih dari 3 bulan. Ini baru seminggu aja , kuping gue udah gatel gag ada yang manggil sayang. Hahahaa…” timpal Selly

Mereka tertawa dengan renyah. Hanya dengan Selly, Samira bisa banyak bicara dan tertawa lepas. Terkadang hal kecil saja bisa jadi bahan tertawaan mereka. Tapi saat di hadapan orang lain, Samira bisa sangat dingin bahkan terkesan judes.

****

Terpopuler

Comments

Z@in@ ^ €£ QULUB

Z@in@ ^ €£ QULUB

mampir y

2023-07-08

1

Bunda dinna

Bunda dinna

Biar pun telat tetep ngikuti setelah Disha dan Bella.
Sekarang Samira

2023-02-18

1

Imas Karmasih

Imas Karmasih

mampir thor ini novel ketiga aku baca karyamu

2022-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Langganan
2 I miss U
3 Kalung dady
4 Bocah!!
5 Tak risih
6 Dady…. I love you
7 Gila!
8 Pak guru
9 Sakit
10 Kalian penting.
11 Tatapan itu...
12 Dasar gila!
13 I’m Stuck With You...
14 2 orang menyebalkan
15 Menghilang
16 Pohon harapan
17 Samiraaaaaa!!!!!
18 Sate kenangan
19 Cerita Intan
20 Pergilah, itu lebih baik untuk kita berdua
21 Ananta
22 Jangan lama dady...
23 Anda?
24 Apa ini namanya ciuman?
25 Urusan kita tidak sependek yang kamu kira
26 Sarapan pagi
27 Sangat manis
28 Gebetan
29 Bola basket
30 Ketemu produser
31 Sepiring nasi goreng
32 Gemintang
33 Ancaman
34 Lembutt...
35 Cup!
36 Baku hantam
37 Kue untuk Samy
38 Cukup!!!
39 Drama korea
40 Viral
41 Fitnah
42 Samira Alesya Putri
43 I love you
44 Masa lalu
45 Ulang tahun
46 Kado Selly
47 Menunggu....
48 Akan merindukanmu...
49 Bimbang
50 Pesta ulang tahun
51 Berbalik
52 Keyakinan
53 Bukan diriku
54 Haluuu Sesion
55 Kejutan besar
56 Refleksi Ananta
57 Tatap-tatapan
58 Kenangan masa kecil
59 Tebing pertahanan Samira
60 Astaga, mati gue!
61 Surprise no surprise
62 Mengikhlaskan
63 Hati yang terluka
64 Kegalauan Selly
65 Kencan
66 Para paparazi
67 Dalang paparazi
68 Terabaikan
69 Cookies terakhir
70 Berjarak
71 single mother
72 Semakin mendekat semakin menghindar
73 Tanpa titik temu
74 Kebencian
75 Jangan lagi peduli
76 Om Barra
77 Menyempurnakan kesalahan
78 Meninggalkan kesalahan
79 Pilihan Samira
80 Mulai peduli
81 Ancaman Selly
82 Inikah sesal?
83 Kamar 301
84 Kejutan di pagi hari
85 Kesempatan Barra
86 Kamu harus baik-baik saja
87 Meet dady
88 “Mommy, are you okey?”
89 kedekatan
90 Kepang by mommy
91 Dilema perpisahan
92 Mengenang
93 mendekat dan menjauh
94 Rapat manajemen
95 Pertemuan tidak diduga
96 Tidak bisa berpura-pura
97 Mimpi indah
98 Masih peduli
99 Om Chairil
100 I love her
101 Hari bersama Selly
102 Devia
103 Penyesalan Andreas
104 Kepastian
105 Jatuh cinta lagi
106 Salah orang
107 Peringatan Erik
108 Pertemuan
109 Keputusan Samira
110 Beranjak dari masa lalu
111 It's not goodbye
112 Aisyah
113 Waktu
114 Mimpi Barra
115 Menunggu atau mengejar
116 Makan malam
117 Kebanggan Handoko
118 Tamu tak di duga
119 Gardenia
120 Camping
121 Marigold cafe
122 Menikmati waktu berdua
123 Tersekap
124 Luka-luka Samira
125 Pulang
126 Pelukan mommy
127 Double date
128 Luka Ananta
129 Be Mine
130 Thank you
131 EP (Extra Part) 1
132 EP (Extra Part) 2
133 EP (Extra Part) 3
134 EP (Extra Part) 4
135 EP (Extra Part) 5
136 EP (Extra Part) 6
137 EP (Extra Part) 7
138 EP (Extra Part) 8
139 EP (Extra Part) 9
140 EP (Extra Part) 10
141 EP (Extra Part) 11
142 EP (Extra Part) 12
143 EP (Extra Part) 13
144 EP (Extra Part) 14
145 EP (Extra Part) 15
146 EP (Extra Part) 16
147 EP (Extra Part) 17
148 EP (Extra Part) 18
149 EP (Extra Part) 19
150 EP (Extra Part) 20
151 EP (Extra Part) 21
152 EP (Extra Part) 22
153 EP (Extra Part) 23
154 EP (Extra Part) 24
155 EP (Extra Part) 25
156 EP (Extra Part) 26
157 EP (Extra Part) 27
158 EP (Extra Part) 28
159 EP (Extra Part) 29
160 EP (Extra Part) 30
161 EP (Extra Part) 31
162 EP (Extra Part) 32
163 EP (Extra Part) 33
164 EP (Extra Part) 34
165 EP (Extra Part) 35
166 EP (Extra Part) 36
167 EP (Extra Part) 37
168 EP (Extra Part) 38
169 EP (Extra Part) 39
170 EP (Extra Part) 40
171 EP (Extra Part) 41
172 EP (Extra Part) 42
173 EP (Extra Part) 43
174 EP (Extra Part) 44
175 EP (Extra Part) 45
176 EP (Extra Part) 46
177 EP (Extra Part) 47
178 EP (Extra Part) 48
179 EP (Extra Part) 49
180 EP (Extra Part) 50
181 EP (Extra Part) 51
182 EP (Extra Part) 52
183 EP (Extra Part) 53
184 EP (Extra Part) 54
185 EP (Extra Part) 55
186 EP (Extra Part) 56
187 EP (Extra Part) 57
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Langganan
2
I miss U
3
Kalung dady
4
Bocah!!
5
Tak risih
6
Dady…. I love you
7
Gila!
8
Pak guru
9
Sakit
10
Kalian penting.
11
Tatapan itu...
12
Dasar gila!
13
I’m Stuck With You...
14
2 orang menyebalkan
15
Menghilang
16
Pohon harapan
17
Samiraaaaaa!!!!!
18
Sate kenangan
19
Cerita Intan
20
Pergilah, itu lebih baik untuk kita berdua
21
Ananta
22
Jangan lama dady...
23
Anda?
24
Apa ini namanya ciuman?
25
Urusan kita tidak sependek yang kamu kira
26
Sarapan pagi
27
Sangat manis
28
Gebetan
29
Bola basket
30
Ketemu produser
31
Sepiring nasi goreng
32
Gemintang
33
Ancaman
34
Lembutt...
35
Cup!
36
Baku hantam
37
Kue untuk Samy
38
Cukup!!!
39
Drama korea
40
Viral
41
Fitnah
42
Samira Alesya Putri
43
I love you
44
Masa lalu
45
Ulang tahun
46
Kado Selly
47
Menunggu....
48
Akan merindukanmu...
49
Bimbang
50
Pesta ulang tahun
51
Berbalik
52
Keyakinan
53
Bukan diriku
54
Haluuu Sesion
55
Kejutan besar
56
Refleksi Ananta
57
Tatap-tatapan
58
Kenangan masa kecil
59
Tebing pertahanan Samira
60
Astaga, mati gue!
61
Surprise no surprise
62
Mengikhlaskan
63
Hati yang terluka
64
Kegalauan Selly
65
Kencan
66
Para paparazi
67
Dalang paparazi
68
Terabaikan
69
Cookies terakhir
70
Berjarak
71
single mother
72
Semakin mendekat semakin menghindar
73
Tanpa titik temu
74
Kebencian
75
Jangan lagi peduli
76
Om Barra
77
Menyempurnakan kesalahan
78
Meninggalkan kesalahan
79
Pilihan Samira
80
Mulai peduli
81
Ancaman Selly
82
Inikah sesal?
83
Kamar 301
84
Kejutan di pagi hari
85
Kesempatan Barra
86
Kamu harus baik-baik saja
87
Meet dady
88
“Mommy, are you okey?”
89
kedekatan
90
Kepang by mommy
91
Dilema perpisahan
92
Mengenang
93
mendekat dan menjauh
94
Rapat manajemen
95
Pertemuan tidak diduga
96
Tidak bisa berpura-pura
97
Mimpi indah
98
Masih peduli
99
Om Chairil
100
I love her
101
Hari bersama Selly
102
Devia
103
Penyesalan Andreas
104
Kepastian
105
Jatuh cinta lagi
106
Salah orang
107
Peringatan Erik
108
Pertemuan
109
Keputusan Samira
110
Beranjak dari masa lalu
111
It's not goodbye
112
Aisyah
113
Waktu
114
Mimpi Barra
115
Menunggu atau mengejar
116
Makan malam
117
Kebanggan Handoko
118
Tamu tak di duga
119
Gardenia
120
Camping
121
Marigold cafe
122
Menikmati waktu berdua
123
Tersekap
124
Luka-luka Samira
125
Pulang
126
Pelukan mommy
127
Double date
128
Luka Ananta
129
Be Mine
130
Thank you
131
EP (Extra Part) 1
132
EP (Extra Part) 2
133
EP (Extra Part) 3
134
EP (Extra Part) 4
135
EP (Extra Part) 5
136
EP (Extra Part) 6
137
EP (Extra Part) 7
138
EP (Extra Part) 8
139
EP (Extra Part) 9
140
EP (Extra Part) 10
141
EP (Extra Part) 11
142
EP (Extra Part) 12
143
EP (Extra Part) 13
144
EP (Extra Part) 14
145
EP (Extra Part) 15
146
EP (Extra Part) 16
147
EP (Extra Part) 17
148
EP (Extra Part) 18
149
EP (Extra Part) 19
150
EP (Extra Part) 20
151
EP (Extra Part) 21
152
EP (Extra Part) 22
153
EP (Extra Part) 23
154
EP (Extra Part) 24
155
EP (Extra Part) 25
156
EP (Extra Part) 26
157
EP (Extra Part) 27
158
EP (Extra Part) 28
159
EP (Extra Part) 29
160
EP (Extra Part) 30
161
EP (Extra Part) 31
162
EP (Extra Part) 32
163
EP (Extra Part) 33
164
EP (Extra Part) 34
165
EP (Extra Part) 35
166
EP (Extra Part) 36
167
EP (Extra Part) 37
168
EP (Extra Part) 38
169
EP (Extra Part) 39
170
EP (Extra Part) 40
171
EP (Extra Part) 41
172
EP (Extra Part) 42
173
EP (Extra Part) 43
174
EP (Extra Part) 44
175
EP (Extra Part) 45
176
EP (Extra Part) 46
177
EP (Extra Part) 47
178
EP (Extra Part) 48
179
EP (Extra Part) 49
180
EP (Extra Part) 50
181
EP (Extra Part) 51
182
EP (Extra Part) 52
183
EP (Extra Part) 53
184
EP (Extra Part) 54
185
EP (Extra Part) 55
186
EP (Extra Part) 56
187
EP (Extra Part) 57

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!