Tak risih

“Kak, maaf ya ngerepotin…..” wajah Selly terlihat merasa bersalah saat ia tiba di depan rumahnya.

“Hem… lain kali lo berdua pilih tempat maen yang lebih masuk akal ya!” seru Ben dengan gaya sebagai orang tuanya. Selly mengangguk-angguk paham.

“Hati-hati di jalan kak. Tolong jaga temen gue.” Sambung Selly seraya melambaikan tangannya pada Barra.

“Hem..” hanya itu jawaban dari mulut Barra.

Selly menutup kembali pintu mobil bagian belakang. Mobil mulai melaju, walaupun dengan perasaan tidak enak, Selly hanya bisa pasrah dan berdo’a agar sahabatnya baik-baik saja. Untuk beberapa saat ia mematung, hingga memastikan mobil tersebut sudah di laur jangkauan pandangannya. Selly melihat kembali foto Barra saat menggendong Samira.

"Kalo ada apa-apa, lo gue cari!" gumamnya seraya melototi foto Barra.

Barra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia menoleh Samira dari spion tengah mobilnya. Gadis itu masih tertidur dengan tenangnya.

Ben ikut menoleh, terlihat senyuman tipis melengkung di wajahnya.

“Bro, gue gag nyangka, gue belum sempet minum apa-apa, malah dapet abg mabok gini. Cakep lagi!” seru Ben seraya terkekeh.

“Apaan, ini sih lo nyari masalah! Kemana nih kita bawa bocah ini?” lanjut Barra seraya melirik tangan Ben.

“O iya, nih alamatnya ada di tangan gue.” Ben membuka kepalan tangannya. “Wah gag terlalu jelas bro.” Ben memincingkan matanya melihat tulisan di telapak tangannya yang pudar sebagian.

Barra menepikan mobilnya. Dinyalakannya lambu bantu di atas kepalanya. Ia segera melihat tulisan di tangan Ben.

“Argh sial! Kena keringet lo tuh, gag keliatan!” Barra menepis tangan ben, yang hanya menyisakan beberapa huruf saja. Barra memijat pangkal hidungnya yang terasa pening. Isi kepalanya sedang berputar mencari jalan keluar.

“Wah iyaa… gue lupa kalo tangan gue sering basah!” gerutu Ben pada dirinya sendiri.

“Jadi kita bawa kemana ini bocah? Pusing gue!” dengus Barra sambil menghentakan kepalan tangannya di atas kemudi.

“Gue gag mungkin nawarin nih bocah ke rumah gue. Bisa perang dunia nih sama bini, mana baru baikan lagi!” ujar Ben dengan wajah yang tidak kalah bingung. “Ke rumah lo aja gimana?” saran Ben.

“Gila lo,bisa di kawinin malem ini gue sama bokap!” protes Barra yang tidak bisa terima ide gila Ben.

“Aahhh iya yaa…” suasana kembali hening. Mereka masih mengerutkan dahinya, memikirkan solusi.

“Dady….. “ lirih Samira seraya terisak. Ben dan Barra saling bertatapan. Melihat samira terisak bahkan meneteskan air mata, membuat Ben dan Barra semakin bingung.

"Kenapa tuh bocah? Berantem sama bokapnya apa ya?" gumam Ben yang masih bisa di dengar Barra. Barra ikut menatap wajah yang mulai sendu tersebut. Ada rasa iba dalam hatinya.

“Apartemen lo! Ya bener apartemen lo!” seru Ben kemudian, yang merasa mendapat ide cemerlang.

“Apartemen gue apaan gila! Apartemen gue masih kosong, baru ada tempat tidur yang dateng tadi siang sama beberapa dus barang gue.” Protes Barra tanpa melirik.

“Ya udah gag pa-pa sih! Lo tidur  seranjang sama dia, toh dia gag sadar ini.” Cetus Ben dengan ide gilanya.

Bagi Barra , membawa wanita ke rumah adalah hal yang tabu, apalagi dalam kondisi mabuk. Saat dulu ia di luar negri pun, tidak pernah sekalipun terlibat hubungan asmara dengan lawan jenis,apa lagi membawanya pulang ke rumah.

Namun, di kepala Barra pun benar-benar tidak ada ide lain. Kalau ia membawa Samira ke hotel pun, malah akan menjadi masalah yang tambah besar kalau sampai orang yang tidak seharusnya melihat kejadian tersebut.

Barra kembali melajukan mobilnya dengan malas. Baginya tidak ada cara lain, selain mengikuti ide gila Ben.

“Jadi kita kemana nih?” Ben menatap Barra penuh tanya.

“Apartemen gue!” cetus Barra dengan kesal.

“Haahahaha anjrit, pertama dalam sejarah nih bujang lapuk bawa nginep abg!” ledek Ben yang tertawa girang. Barra tidak menimpali. "Ngomong-ngomong, lo masih normal kan? Masih demen cewek kan?" Selidik Ben dengan pikiran asalnya.

“Sialan lo! Berani komentar lagi, habis lo sama gue!” ancam Barra.

“Hahahha ups! Sory!” cetus Ben seraya melakukan isyarat tutup mulutnya, dengan memasang resleting di bibirnya. Ia tertawa dalam hati, menertawakan sahabatnya. Bukannya sahabat memang begitu, saat kita terjatuh, dia akan tertawa kencang lebih dahulu, sebelum menolong kita. Dan itulah yang dilakukan Ben saat ini.

****

Barra kembali menggendong tubuh langsing samira yang jelas-jelas tidak ringan. Beberapa pasang mata melihat ke arahnya dan Barra hanya bisa menundukkan kepala. Ben menekan tombol lift lantai 16 menuju unit apartemen Barra. Suasana di dalam lift pun sangat mencekam, Ben sudah tidak berani meledek Barra dengan air muka sulit untuk di jabarkan.

“Ding!” pintu lift terbuka. Langkah mereka berlanjut menuju sebuah unit apartemen yang paling besar di lantai tersebut. Sebenarnya di lantai 16 ini hanya ada 2 apartemen besar dengan sebuah taman rooftop.

“Passcodenya 24*****” Barra memberitahukan passcode kamarnya pada Ben. Dengan segera ben menekan kombinasi angka tersebut.

Pintu apartemen terbuka. Ruangannya masih kosong melompong.

“Wuitwit!” Ben reflex bersiul melihat luasnya apartemen milik Barra. Barra hanya mendelikan matanya.

“Buruan buka tuh pintu!” ujar Barra saat berada di depan sebuah ruangan. Ben memutar handle pintu. Terlihat sebuah tempat tidur king size yang masih terbalut plastik dengan beberapa buah kardus di sekitarnya, persis yang diceritakan Barra. Ben menghampiri tempat tidur tersebut dan merobek plastik yang masih membalut tempat tidur tersebut.

Setelah lumayan rapi, Barra membaringkan tubuh samira dengan perlahan. Ben kembali terkekeh melihat tubuh langsing samira yang tergeletak dengan begitu seksi. Juga wajah itu, wajah yang begitu tampak menggoda untuk gadis seumuran Samira.

“Apaan lo ketawa nyet?!” ujar Barra sambil menyenggol lengan Ben.

“Lo yakin junior lo kuat ngeliat pemandangan sempurna kayak begini?” ledek Ben dengan seringai mesumnya.

“Otak gue gag mesum kayak lo!” protes Barra sambil berlalu meninggalkan Ben yang masih memandangi Samira.

Barra membongkar salah satu dus yang berisi air mineral. Ia meneguknya beberapa kali.

“Gue balik dulu ya, takut di cariin bini gue. Bae-bae lo sama anak orang….” Ujar Ben seraya menepuk-nepuk pundak Barra.

“Hem….” Sahut Barra dengan santai.

Tak perlu berlama-lama, Ben segera pergi meninggalkan Barra bersama Samira.

Barra masih mematung melihat gadis yang ada di hadapannya. Ia terlelap tapi dahinya berkerut dan terlihat titik-titik keringat dingin di sana. Sepertinya tidurnya tidak tenang. Samira tampak gelisah dan tampaknya ia akan bangun. Barra segera menghampiri.

"Huwwekkk... Huweekkk.." Samira muntah di baju Barra.

"Ah shitt!!!!" dengus Barra dengan kesal. Namun gadis yang membuatnya marah tidak membuka matanya sedikitpun. Setelah puas mengeluarkan isi perutnya, Samira kembali terkulai di atas tempat tidur, meninggalkan Barra yang masih mengeram kesal.

"Ah, emang nih bocah ya!"

Barra segera masuk ke kamar mandi setelah sebelumnya mengambil alat mandi yang ada di dalam dus dan sebuah selimut untuk menyelimuti Samira. Tidak ada pilihan lain, selain ia harus membersihkan tubuhnya setelah melap wajah Samira terlebih dahulu dengan tangannya.

"Lo beruntung banget sih bocah nakal!" gumam Barra seraya tersenyum memandangi wajah Samira yang sudah ia bersihkan.

Guyuran air membasahi tubuh Barra yang polos tanpa sehelai benang pun.  Ia tersenyum sendiri mengingat kegilaan yang sedang ia lakukan.

“Kenapa gue gag risih ada bocah itu di deket gue? Ah sial!” dengusnya sambil mengacak rambutnya dengan shampoo.

Tak sampai sepuluh menit, Barra telah kembali berpakaian. Dengan perlahan Ia membaringkan tubuhnya yang lelah di samping Samira. Barra memandangi wajah cantik Samira yang kerap berubah ekspresi. Ia yakin, gadis ini sedang dalam kondisi tidak baik sehingga datang ke club malam.

Barra menyingkirkan anak rambut yang jatuh di bibir tipis samira. Tangannya reflek mengusap lembut wajah Samira.

“Lo mimpi apa sih bocah?” gumam Barra yang melihat samira mengeratkan genggaman tangannya pada baju yang ia pakai dan dahi tampak berkerut. “Lo bakalan cepet tua kalo sering ngerutin dahi begini…” lanjut Barra sambil mengusap dahi Samira. Semua yang dilakukannya, menjadi  refleks yang datang begitu saja, tanpa pernah ia duga tanpa pernah ia pikirkan. Ia pun terlelap setelah puas memandangi wajah Samira yang berada di sampingnya.

****

Terpopuler

Comments

Bunda dinna

Bunda dinna

Bocah yg bikin Barra tertarik

2023-02-18

1

⚔️👑𝟚𝟙ℕ⚔️ 𝕁𝕦𝕞ဣ࿐༻

⚔️👑𝟚𝟙ℕ⚔️ 𝕁𝕦𝕞ဣ࿐༻

bagaimana reaksi samy ya..

2021-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Langganan
2 I miss U
3 Kalung dady
4 Bocah!!
5 Tak risih
6 Dady…. I love you
7 Gila!
8 Pak guru
9 Sakit
10 Kalian penting.
11 Tatapan itu...
12 Dasar gila!
13 I’m Stuck With You...
14 2 orang menyebalkan
15 Menghilang
16 Pohon harapan
17 Samiraaaaaa!!!!!
18 Sate kenangan
19 Cerita Intan
20 Pergilah, itu lebih baik untuk kita berdua
21 Ananta
22 Jangan lama dady...
23 Anda?
24 Apa ini namanya ciuman?
25 Urusan kita tidak sependek yang kamu kira
26 Sarapan pagi
27 Sangat manis
28 Gebetan
29 Bola basket
30 Ketemu produser
31 Sepiring nasi goreng
32 Gemintang
33 Ancaman
34 Lembutt...
35 Cup!
36 Baku hantam
37 Kue untuk Samy
38 Cukup!!!
39 Drama korea
40 Viral
41 Fitnah
42 Samira Alesya Putri
43 I love you
44 Masa lalu
45 Ulang tahun
46 Kado Selly
47 Menunggu....
48 Akan merindukanmu...
49 Bimbang
50 Pesta ulang tahun
51 Berbalik
52 Keyakinan
53 Bukan diriku
54 Haluuu Sesion
55 Kejutan besar
56 Refleksi Ananta
57 Tatap-tatapan
58 Kenangan masa kecil
59 Tebing pertahanan Samira
60 Astaga, mati gue!
61 Surprise no surprise
62 Mengikhlaskan
63 Hati yang terluka
64 Kegalauan Selly
65 Kencan
66 Para paparazi
67 Dalang paparazi
68 Terabaikan
69 Cookies terakhir
70 Berjarak
71 single mother
72 Semakin mendekat semakin menghindar
73 Tanpa titik temu
74 Kebencian
75 Jangan lagi peduli
76 Om Barra
77 Menyempurnakan kesalahan
78 Meninggalkan kesalahan
79 Pilihan Samira
80 Mulai peduli
81 Ancaman Selly
82 Inikah sesal?
83 Kamar 301
84 Kejutan di pagi hari
85 Kesempatan Barra
86 Kamu harus baik-baik saja
87 Meet dady
88 “Mommy, are you okey?”
89 kedekatan
90 Kepang by mommy
91 Dilema perpisahan
92 Mengenang
93 mendekat dan menjauh
94 Rapat manajemen
95 Pertemuan tidak diduga
96 Tidak bisa berpura-pura
97 Mimpi indah
98 Masih peduli
99 Om Chairil
100 I love her
101 Hari bersama Selly
102 Devia
103 Penyesalan Andreas
104 Kepastian
105 Jatuh cinta lagi
106 Salah orang
107 Peringatan Erik
108 Pertemuan
109 Keputusan Samira
110 Beranjak dari masa lalu
111 It's not goodbye
112 Aisyah
113 Waktu
114 Mimpi Barra
115 Menunggu atau mengejar
116 Makan malam
117 Kebanggan Handoko
118 Tamu tak di duga
119 Gardenia
120 Camping
121 Marigold cafe
122 Menikmati waktu berdua
123 Tersekap
124 Luka-luka Samira
125 Pulang
126 Pelukan mommy
127 Double date
128 Luka Ananta
129 Be Mine
130 Thank you
131 EP (Extra Part) 1
132 EP (Extra Part) 2
133 EP (Extra Part) 3
134 EP (Extra Part) 4
135 EP (Extra Part) 5
136 EP (Extra Part) 6
137 EP (Extra Part) 7
138 EP (Extra Part) 8
139 EP (Extra Part) 9
140 EP (Extra Part) 10
141 EP (Extra Part) 11
142 EP (Extra Part) 12
143 EP (Extra Part) 13
144 EP (Extra Part) 14
145 EP (Extra Part) 15
146 EP (Extra Part) 16
147 EP (Extra Part) 17
148 EP (Extra Part) 18
149 EP (Extra Part) 19
150 EP (Extra Part) 20
151 EP (Extra Part) 21
152 EP (Extra Part) 22
153 EP (Extra Part) 23
154 EP (Extra Part) 24
155 EP (Extra Part) 25
156 EP (Extra Part) 26
157 EP (Extra Part) 27
158 EP (Extra Part) 28
159 EP (Extra Part) 29
160 EP (Extra Part) 30
161 EP (Extra Part) 31
162 EP (Extra Part) 32
163 EP (Extra Part) 33
164 EP (Extra Part) 34
165 EP (Extra Part) 35
166 EP (Extra Part) 36
167 EP (Extra Part) 37
168 EP (Extra Part) 38
169 EP (Extra Part) 39
170 EP (Extra Part) 40
171 EP (Extra Part) 41
172 EP (Extra Part) 42
173 EP (Extra Part) 43
174 EP (Extra Part) 44
175 EP (Extra Part) 45
176 EP (Extra Part) 46
177 EP (Extra Part) 47
178 EP (Extra Part) 48
179 EP (Extra Part) 49
180 EP (Extra Part) 50
181 EP (Extra Part) 51
182 EP (Extra Part) 52
183 EP (Extra Part) 53
184 EP (Extra Part) 54
185 EP (Extra Part) 55
186 EP (Extra Part) 56
187 EP (Extra Part) 57
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Langganan
2
I miss U
3
Kalung dady
4
Bocah!!
5
Tak risih
6
Dady…. I love you
7
Gila!
8
Pak guru
9
Sakit
10
Kalian penting.
11
Tatapan itu...
12
Dasar gila!
13
I’m Stuck With You...
14
2 orang menyebalkan
15
Menghilang
16
Pohon harapan
17
Samiraaaaaa!!!!!
18
Sate kenangan
19
Cerita Intan
20
Pergilah, itu lebih baik untuk kita berdua
21
Ananta
22
Jangan lama dady...
23
Anda?
24
Apa ini namanya ciuman?
25
Urusan kita tidak sependek yang kamu kira
26
Sarapan pagi
27
Sangat manis
28
Gebetan
29
Bola basket
30
Ketemu produser
31
Sepiring nasi goreng
32
Gemintang
33
Ancaman
34
Lembutt...
35
Cup!
36
Baku hantam
37
Kue untuk Samy
38
Cukup!!!
39
Drama korea
40
Viral
41
Fitnah
42
Samira Alesya Putri
43
I love you
44
Masa lalu
45
Ulang tahun
46
Kado Selly
47
Menunggu....
48
Akan merindukanmu...
49
Bimbang
50
Pesta ulang tahun
51
Berbalik
52
Keyakinan
53
Bukan diriku
54
Haluuu Sesion
55
Kejutan besar
56
Refleksi Ananta
57
Tatap-tatapan
58
Kenangan masa kecil
59
Tebing pertahanan Samira
60
Astaga, mati gue!
61
Surprise no surprise
62
Mengikhlaskan
63
Hati yang terluka
64
Kegalauan Selly
65
Kencan
66
Para paparazi
67
Dalang paparazi
68
Terabaikan
69
Cookies terakhir
70
Berjarak
71
single mother
72
Semakin mendekat semakin menghindar
73
Tanpa titik temu
74
Kebencian
75
Jangan lagi peduli
76
Om Barra
77
Menyempurnakan kesalahan
78
Meninggalkan kesalahan
79
Pilihan Samira
80
Mulai peduli
81
Ancaman Selly
82
Inikah sesal?
83
Kamar 301
84
Kejutan di pagi hari
85
Kesempatan Barra
86
Kamu harus baik-baik saja
87
Meet dady
88
“Mommy, are you okey?”
89
kedekatan
90
Kepang by mommy
91
Dilema perpisahan
92
Mengenang
93
mendekat dan menjauh
94
Rapat manajemen
95
Pertemuan tidak diduga
96
Tidak bisa berpura-pura
97
Mimpi indah
98
Masih peduli
99
Om Chairil
100
I love her
101
Hari bersama Selly
102
Devia
103
Penyesalan Andreas
104
Kepastian
105
Jatuh cinta lagi
106
Salah orang
107
Peringatan Erik
108
Pertemuan
109
Keputusan Samira
110
Beranjak dari masa lalu
111
It's not goodbye
112
Aisyah
113
Waktu
114
Mimpi Barra
115
Menunggu atau mengejar
116
Makan malam
117
Kebanggan Handoko
118
Tamu tak di duga
119
Gardenia
120
Camping
121
Marigold cafe
122
Menikmati waktu berdua
123
Tersekap
124
Luka-luka Samira
125
Pulang
126
Pelukan mommy
127
Double date
128
Luka Ananta
129
Be Mine
130
Thank you
131
EP (Extra Part) 1
132
EP (Extra Part) 2
133
EP (Extra Part) 3
134
EP (Extra Part) 4
135
EP (Extra Part) 5
136
EP (Extra Part) 6
137
EP (Extra Part) 7
138
EP (Extra Part) 8
139
EP (Extra Part) 9
140
EP (Extra Part) 10
141
EP (Extra Part) 11
142
EP (Extra Part) 12
143
EP (Extra Part) 13
144
EP (Extra Part) 14
145
EP (Extra Part) 15
146
EP (Extra Part) 16
147
EP (Extra Part) 17
148
EP (Extra Part) 18
149
EP (Extra Part) 19
150
EP (Extra Part) 20
151
EP (Extra Part) 21
152
EP (Extra Part) 22
153
EP (Extra Part) 23
154
EP (Extra Part) 24
155
EP (Extra Part) 25
156
EP (Extra Part) 26
157
EP (Extra Part) 27
158
EP (Extra Part) 28
159
EP (Extra Part) 29
160
EP (Extra Part) 30
161
EP (Extra Part) 31
162
EP (Extra Part) 32
163
EP (Extra Part) 33
164
EP (Extra Part) 34
165
EP (Extra Part) 35
166
EP (Extra Part) 36
167
EP (Extra Part) 37
168
EP (Extra Part) 38
169
EP (Extra Part) 39
170
EP (Extra Part) 40
171
EP (Extra Part) 41
172
EP (Extra Part) 42
173
EP (Extra Part) 43
174
EP (Extra Part) 44
175
EP (Extra Part) 45
176
EP (Extra Part) 46
177
EP (Extra Part) 47
178
EP (Extra Part) 48
179
EP (Extra Part) 49
180
EP (Extra Part) 50
181
EP (Extra Part) 51
182
EP (Extra Part) 52
183
EP (Extra Part) 53
184
EP (Extra Part) 54
185
EP (Extra Part) 55
186
EP (Extra Part) 56
187
EP (Extra Part) 57

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!