BAB 20

"Maaf untuk yang barusan terjadi" ucap Angga dengan polosnya sembari menyantap makanannya.

"I-iya pak. Tidak apa-apa kok!" ucap Alysa datar.

Sebenarnya aku tuh takut pak. Bapak itu nafsunya gede, enggak di kantor, enggak di sini maen cium-cium aja. Dasar mesum! Gimana nanti kalau udah nikah beneran. Batin Alysa dengan menyunggingkan bibirnya dengan kesal.

Setelah selesai makan, mereka segera membayarnya dan pulang. Angga akan membawa Alysa ke rumahnya, karena besok ia dan Alysa akan meminta restu kepada orangtuanya Alysa. Alysa menolak ajakan Angga yang akan membawa ke rumahnya, karena ia takut jika Angga akan melakukan sesuatu yang lebih ekstrim lagi dari yang tadi.

"Enggak mau" Rengek Alysa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Alysa! Kalau kamu tidur dirumah saya, biar saya gak repot jemput kamu" Ucap Angga menatap lekat wajah Alysa dengan tatapan serius.

"Terus kalau Alysa tidur di rumah bapak, tidurnya di kamar siapa? Jangan bilang kalau kita sekamar? " ucap Alysa menatap tajam Angga.

"Ya ampun, enggak. Masa iya kamu sekamar dengan saya! Nanti kamu tidurnya bareng Edward, biar ada yang jagain. Edward suka mengigau manggil-manggil tante cantik kalau tidur!".

"Bener nih pak? Bapak gak akan melakukan sesuatu kan? Aku takut bapak akan melakukan hal yang memalukan seperti tadi di Restoran" Ucap Alysa yang masih mengingat kejadian yang sangat memalukan.

"Enggak. Kamu gak percaya sama saya? Saya bisa mengontrolnya, ya walaupun tadi kelabasan hehe" Angga tersenyum nakal. "Enggak, beneran deh. Nanti kamu kunci aja pintunya biar saya gak masuk" Lanjutnya.

Alysa hanya berdiam tanpa menjawabnya, mau tidak mau ia harus mengiyakannya ajakannya itu, karena Alysa males berdebat dengan Bos dingin kayak es batu, ehh tapi es batunya sudah meleleh dong hehe. Angga segera melajukan mobil menuju kediamannya. Empat puluh lima menit kemudian, sampailah dikediamannya, Angga segera memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya lalu keluar di ikuti Alysa dibelakangnya. Ini pertama kalinya Alysa menginjakkan kaki di rumah Angga, Alysa sangat terkejut dengan rumah Angga yang sangat besar, bukan seperti rumah, melainkan seperti hotel bintang lima, dengan taman depan yang cukup luas dan kolam ikan, serta pohon-pohon yang cukup menyejukkan kala siang hari.

Rumah itu terdiri dari 3 lantai dengan konsep scandinavian modern dengan perpaduan industrialis yang menerapkan beberapa ruang hijau di sudut rumahnya. Dan juga terdapat gazebo yang menghadap kolam ikan. Tepat di depan pintu rumahnya, Angga segera memencet bel rumahnya.

TING TONG TING TONG

Tidak berapa lama, pintu pun terbuka oleh seorang pembantu paruh baya. Angga segera masuk diikuti Alysa yang masih terkejut dengan isi rumah calon suaminya.

"Selamat malam Tuan" Ucap pembantu tersenyum dengan menundukkan wajahnya sebagai tanda hormat. Pembantu itu bernama Sarinah.

"Malam bi. Oh iya Edward sudah tidur? " tanya Angga celingak-celinguk melihat keberadaan Edward, namun Edward tak nampak di ruang tamunya. Biasanya ia suka lari-lari diikuti pembantunya.

"Belum Tuan, Den Edward masih main sama anak saya di kamarnya!" ucap pembantu, lalu menatap Alysa dari atas sampai bawah. Karena ini pertama kalinya Angga membawa seorang wanita yang bukan istrinya ke dalam rumahnya.

"Ya sudah, terimakasih bi. Ayo masuk! " Angga menarik tangan Alysa dan meninggalkan pembantunya yang menatap tidak suka pada Alysa.

Angga membawa Alysa ke lantai 3, dimana di lantai 3 itu merupakan ruangan pribadi dan khusus tanpa di jamak orang lain, kecuali pembantu dan anaknya yang sering bermain dengan Edward. Angga menaiki anak tangga, walaupun di rumahnya ada lift khusus menuju ruangan pribadinya. Setelah sampai di lantai 3, Angga membuka kamarnya yang sangat luas, dengan ranjang king size.

CEKLEK

Tampak Edward sedang bermain dengan Siska. Siska adalah anak pembantunya yang berumur 21 tahun, dia sering bermain-main dengan Edward, ketika Edward sedang sendirian. Namun dibalik sikap baiknya pada Edward, ada tersimpan kebusukan pada dirinya. Ia ingin mendekati Angga dan menikah dengannya.

"Edward! sini Nak. Papa bawa tante cantik!" Ucap Angga sembari duduk di ranjangnya membuat Edward memutar bola matanya dan segera menghampiri Alysa dengan antusias.

"Tante cantik! Edwald lindu sama tante cantik" Edward merentangkan tangannya dan memeluk Alysa dengan erat. Alysa tersenyum senang melihat Edward yang antusias dengan kedatangan dirinya. Alysa memangkunya dan menciuminya.

"Anak tante yang sangat tampan! Tante juga rindu. Besok ikut tante sama Papa ya ke rumah tante!

"Horeeeee....Naik pesawat kan tante? Edwald suka naik pesawat sama Papa!" Teriak Edward antusias.

Angga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah lalu anak dan calon istrinya yang seakrab begitu.

Siapa sih dia? ganggu gue aja. Wajahnya juga biasa aja gak secantik gue. Eh lo mau ngerebut pak Angga kan dari gue?. Batin Siska dengan tatapan tajam pada Alysa.

Melihat Siska masih berada di kamarnya, Angga segera menyuruhnya keluar dari kamarnya.

"Sis, bisa keluar dari kamar saya?" Ucap Angga dengan datar.

"I-iya Om!" Ucap Siska menampilkan senyuman terbaiknya untuk Angga, lalu menatap Alysa dengan tajam membuat Alysa canggung.

Siska segera pergi dari kamar Angga dengan langkahnya yang begitu lambat, sesekali ia melihat kemesraan antara Edward dan Alysa, lalu segera pergi dan menutup pintunya dengan rapat.

"Pak, perempuan yang tadi itu siapa?" Tanya Alysa ketika Siska sudah pergi.

"Oh si Siska, anaknya pembantu yang tadi. Dia suka main-main sama Edward kalau saya tidak ada dirumah!" Jawab Angga lalu membaringkan tubuhnya.

"Dia cantikkan, Pak?" tanya Alysa menggoda Angga seraya menganyun-ngayunkan tubuh Edward.

"Enggak, cantikkan kamu!" jawab Angga singkat lalu melipat tangannya di dada.

"Kayaknya, dia itu suka lho sama Bapak," lanjut Alysa.

"Ya terserah, yang penting saya sukanya sama kamu!"

"Jutek banget haha..." Alysa menghampiri Angga dan menidurkan Edward di sampingnya.

"Jangan bahas tentang dia, saya gak suka!" Angga memalingkan wajahnya pada Edward dan mengusapi rambutnya.

"Pak, terus saya tidurnya dimana? tanya Alysa memonyongkan bibirnya.

"Kamu tidur disini sama Edward, nanti saya tidur di kamar sebelah," jawab Angga tanpa menatap Alysa yang sedang mematung.

"Ya udah, Bapak sana kita mau tidur, iyakan anak tampan?" ucap Alysa pada Edward yang sedari tadi memperhatikannya.

"Iya, Papa sana tidul, Edwald mau tidul sama tante cantik!" ucap Edward dengan mendorong tuhuh Angga agar pergi.

"Hmmm...Papanya diusir nih. Papa juga mau disini" ucap Angga dengan memelas agar Edward menurutinya dan merasa kasihan dengan Papanya.

"Gak boleh disini. Papa sana tidul sendiliiii... " teriak Edward membuat Alysa menahan tawanya.

"Hahaha...Anaknya gak mau Pak, mending Bapak tidur disana aja," pekik Alysa tertawa melihat dua laki-laki yang sangat ia cintai sedang berargumen.

"Sama Papa sendiri kok gitu, inikan kamar Papa. Tante cantik pengen tidur sama Papa."

Pak Angga nih suka ngadi-ngadi. Mana ada Alysa pengen tidur bareng dengannya? Yang ada kalau dia sekamar dengan Alysa, bisa-bisa Alysa di terkam malam-malam. Batin Alysa menatap kesal pada Angga, Angga hanya tertawa melihat wajah Alysa yang super duper kesal padanya.

"Mana ada saya pengen tidur sama Bapak!" ketus Alysa.

"Kalau kita udah nikah, tidurnya sekamar ya hehe..." ucap Angga membuat Alysa menyunggingkan bibirnya.

"Pelgiiii... " teriak Edward membuat Angga segera pergi dengan wajah kesalnya.

"Awas ya kalau malam-malam minta tidur sama Papa!" ucap Angga yang berada di ambang pintu dengan mengancam putra semata wayangnya lalu menutup pintunya.

Alysa segera duduk diranjang dan menidurkan Edward karena sudah larut malam dan besok ia harus mengemasi barang-barangnya. Alysa menatap isi kamar Angga yang terlihat sangat rapi, buku-buku tersusun sempurna dan di kamar Angga banyak sekali foto-foto yang terpajang disana. Ia melihat sosok wanita yang sangat cantik dengan laki-laki tampan di sebelahnya. Wanita yang ada di dalam foto itu adalah almarhumah istrinya Angga, ia meninggal 4 tahun yang lalu sesudah melahirkan Edward.

*Flashback On*

Sekitar 4 tahun yang lalu, kediaman Angga saat itu terlihat sangat sepi, lantaran Angga sedang bekerja di kantor perusahaannya dan pembantu rumahnya sedang pulang kampung. Di kediaman itu hanya ada seorang wanita yang sedang mengandung 8 bulan, ia bernama Sarah Angelina Seuchan. Ia berparas cantik, berperawakkan tinggi, putih dengan hidung mancung seperti orang barat. Ya dia blasteran dari orang tuanya. Sarah merupakan anak tunggal dari pasangan Axton Seuchan yang berasal dari negara America dan Angelina Febryan yang berasal dari negara Indonesia.

Sarah merupakan warga negara America, namun beberapa tahun ini ia datang ke Indonesia untuk menjenguk sanak saudaranya. Dan ia dikabarkan juga akan pindah kuliah ke Indonesia. Disinilah awal mereka bertemu dengan tidak sengaja Angga menabrak Sarah yang sedang asyik dengan memainkan ponselnya membuat Sarah jatuh dan Angga segera membantunya. Setelah itu mereka berbincang-bincang dan saling tukar nomor ponsel. Cinta mereka semakin tumbuh dari hari ke hari. Butuh waktu satu bulan, akhirnya Angga mempersunting Sarah. Pernikahan mereka hanya bertahan selama 9 bulan, karena Sarah meninggal ketika melahirkan anak pertamanya.

Sarah yang sedang mengandung 8 bulan, tiba-tiba perutnya begitu sakit dan kram hingga kontraksi yang hebat. Sarah yang sendiri di rumah besar itu membuatnya susah untuk memberitahu siapapun, termasuk Angga. Ia berjalan dari sofa yang berada di kamarnya untuk mengambil ponselnya yang tersimpan di ranjang. Ia bermaksud untuk menghubungi suaminya.

"Ahh, it's hurts...Daddy...!" teriak Sarah sekencang mungkin. Ia terus berjalan dengan satu tangan menopang pada dinding agar tetap seimbang dan satu tangannya lagi memegangi perutnya. Akhirnya ia berhasil dan meraih ponselnya, lalu dengan tangan gemetar ia mencari nama kontak suaminya dan setelah mendapatkannya ia segera menelponnya..

Dalam panggilan ke tiga, Angga menjawab telponan itu. Angga saat itu sedang meeting di kantornya dengan beberapa klien penting.

"Daddy? Dad? I stomach hurts. I want to give bri..." ucap Sarah terpotong, dan tiba-tiba ia jatuh pingsan dengan air ketubannya yang sudah pecah. Ia sudah tidak kuat lagi menahannya.

"Hallo Mom? Mommy? Kamu kenapa?" tanya Angga khawatir dengan keadaan Sarah. Telepon itu masih menyambung dan tidak ada suara apapun dari Sarah. Angga semakin khawatir dengan keadaan Sarah, akhirnya ia memutuskan untuk menunda meetingnya dan bergegas untuk pulang.

Dua puluh lima menit kemudian, Angga sampai dikediamannya dan ia segera pergi dengan gesa menuju kamarnya. Ia takut Sarah kenapa-kenapa dalam keadaan sedang mengandung anaknya. Sampai di depan pintu kamar, ia segera membukanya, dan alangkah terkejutnya Angga saat melihat Sarah dengan kondisi berlumuran darah. Angga tersentak dan segera mendekati Sarah dengan lunglai. Ia menangis dan memeluknya dengan erat.

"Mommy, kenapa bisa begini...? Mommy harus kuat, didalam perut Mommy ada anak kita, anak kita. Darah ini...?" Angga terus menangis melihat kondisi istrinya penuh dengan darah di bagian area sensitif dan kakinya.

Angga yang khawatir, ia segera menelpon seseorang dan menyuruhnya menyiapkan ruangan lahiran untuk anaknya. Setelah mematikan teleponnya, ia mengangkat tubuh Sarah dan membawanya menuju mobil dan melajukannya dengan cepat, ia tidak mau terjadi sesuatu dengan Sarah dan juga anak yang dikandungnya. Angga menangis di sepanjang jalan, sesekali ia melihat wajah Sarah yang pucat dari kaca.

"Maafkan Daddy... Seharusnya Daddy ada disamping Mommy!" Angga menangis menjadi-jadi, ia merasa bersalah atas semua yang terjadi pada Sarah.

Tidak berapa lama, sampailah mereka di sebuah rumah sakit. Angga keluar dan berteriak pada suster yang sedang berjalan, suster itu segera menghampiri Angga dan tak lupa membawa ranjang pasien. Angga kembali menuju mobilnya dan mengangkat tubuh istrinya, ia meletakkannya di ranjang pasien.

"Sus! Tolongin Istri dan Anak saya," ucap Angga khawatir.

"Baik Pak! Kami akan segera memberi tindakkan. Bapak jangan khawatir." sahut suster dan segera membawanya ke dalam.

Angga mengikuti suster itu, air matanya terus mengalir, ia takut jika terjadi apa-apa dengan Sarah dan juga anak yang dikandungnya. Tepat di depan pintu suster segera memasukkan Sarah untuk dilakukan tindakkan. Angga bersikeras masuk, namun suster tidak memperbolehkannya.

"Bapak tunggu di luar ya! Kami akan melakukan tindakkan untuk Istri, Bapak," ucap suster menolak.

"Tapi sus.." ucap Angga terpotong.

"Pak, beri kami waktu. Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Istri, Bapak. Do'akan saja Pak, Insya Allah Istri Bapak cepat pulih!"

"Lakukan yang terbaik sus, saya siap membayar uang sebesar apapun!"

"Baik, Pak!" Suster itu pun menutup pintu membuat Angga semakin tidak tenang.

*

*

*

*

*

*

Bab yang ini panjang ya kak, jangan lupa kasih semangat buat aku dengan cara like, comment, vote and tip nya kak😍

Terpopuler

Comments

Ners Anna

Ners Anna

deh seruhx

2023-08-12

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

ok

2021-07-02

0

Mayra Putri

Mayra Putri

ternyata banyak ular keket.... yg mau sma angga.....

2021-06-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!