"Mama mau tanya, waktu itu Edward bilang tante cantik, apa dia yang jadi kekasihmu?"
"Iya, tante cantik itu adalah kekasihku. Dia yang sudah nemenin Edward ketika pulang sekolah. Dan dia juga yang buat Edward bisa merasakan sosok Ibunya lagi. Angga tidak akan melepaskan dia, Angga akan menikahinya secepat mungkin," ucap Angga membuat Mamanya sedikit kesal, namun ia tidak memiliki pilihan untuk melarang keinginan anaknya yang keras kepala itu.
Mendengar semua ucapan yang di lontarkan Angga, kini Alysa menjadi sedikit tenang. Ia mulai mencerna semua ucapannya. Tante cantik? Ya Angga memujinya dengan sebutan tante cantik, membuat Alysa tersenyum kecil. Sebenarnya Alysa mencintai Angga sewaktu mereka bertatapan karena Edward yang menyuruhnya untuk menyuapi Angga. Perasaan yang tadinya takut, menjadi lega karena Angga tidak seburuk yang ia bayangkan. Angga ternyata punya kepribadian baik padanya, bahkan lebih baik dari beberapa celotehan karyawannya yang selalu membicarakan keburukan Angga.
Dan disitulah awal mula cinta Alysa bersemi. Edward yang begitu dekat dengannya, membuat Alysa semakin dekat dengan Angga. Seperti makan bersama, bermain bersama ketika Edward sedang berargumen dengan mainannya, menatap satu sama lain yang membuat jantung Alysa sedikit berdegup lebih kencang.
Tante cantik? Apa Pak Angga juga menyukaiku? Masa sih, dia menyukaiku? **Da**n dia juga akan menikahiku? batin Alysa membuat wajah sedihnya kembali tersenyum.
"Baiklah, kalau itu sudah keputusanmu. Tapi ingat! Kalau wanita yang menjadi kekasih itu tidak sesuai, maka kau harus patuh dengan Mama untuk menikahi Destia!" ucap Mamanya langsung pergi begitu saja meninggalkan Angga yang masih terlihat marah.
"Iya, aku pastikan Mama akan menyukai kecantikkan dan kesederhanaannya," teriak Angga membuat Mamanya membalikkan tubuhnya dan menatap sinis, lalu pergi.
Destia, Destia, Destia. Wanita yang sangat licik. Dia tidak sebaik yang Mama kira. Dia itu pelacur, dan perusak rumah tangga orang. Aku tau semua tentang dirinya, dia sudah merusak rumah tangga orang, tepatnya rumah tangga Pak Haris pemilik perusahaan Digital waktu itu. Apa Mamaku tidak mengetahui semua sifat tentang Destia? Dasar wanita licik menutupi aibnya hanya dengan kecantikannya saja. Aku pastikan, aku akan membuatnya untuk menjauhi Mama. Batin Angga mendengus kesal.
Tak berapa lama, ia kembali mengingat Alysa yang masih berada di dalam toilet. Angga segera berdiri dan melangkahkan kakinya untuk segera bertemu dengannya. Tampak Alysa sedang duduk dekat wastafel sembari menundukkan wajahnya di antara kedua lengannya. Mendengar pintu terbuka membuat Alysa segera mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang datang.
Angga segera berjongkok mengsejajarkan dirinya dengan Alysa. Angga melihat tatapan Alysa yang sedikit berbeda, matanya sembab seperti habis menangis. Angga semakin menatapnya, dan tangannya merangkul kedua bahu Alysa. Alysa menatapnya lebih dalam.
"Kenapa matamu sembab? Kamu nangis?" tanya Angga dengan lembut. Pandangannya masih pada seorang wanita yang berada di depannya.
"E-enggak, Pak. Saya gak nangis!" ucap Alysa lirih dan menundukkan kembali wajahnya.
"Jangan berbohong, aku bisa melihat matamu sembab," ucap Angga membuat Alysa tidak bisa mengelaknya lagi. Angga lalu menaikkan sedikit wajah Alysa keatas agar dia bisa menatapnya. "Tatap aku!" lanjutnya.
"Enggak mau, Alysa malu."
"Malu kenapa? Kita cuma berdua disini."
"Kenapa Bapak tidak menerima perjodohan dari Mamanya?" tanya Alysa.
"Karena aku tidak mencintai wanita itu. Aku mencintamu, Alysa. Maaf aku telah lancang padamu," ucap Angga tersenyum.
"Kenapa Bapak bisa mencintai saya? Saya gak cantik, saya hanya bawahan, Bapak. Saya tidak mungkin bersanding dengan, Bapak. Jelas-jelas status kita berbeda, Pak."
"Aku tidak masalah dengan statusmu saat ini. Mau kamu bawahanku, aku tetap mencintaimu. Aku ingin kamu yang menjadi ibu sambung dari Edward. Dan nanti malam, aku akan mengajakmu ke rumah Mama."
"Gak mau, nanti Mama Pak Angga gak akan menerimaku."
"Mama akan menerimanya, tenanglah ada saya yang akan membuatnya merestui hubungan kita."
"Kenapa Bapak ingin menikahi saya? Kita baru kenal dua hari yang lalu. Apa Bapak tidak takut, kalau saya akan berbuat sesuatu seperti menguras hartamu?" tanya Alysa begitu konyol membuat Angga tertawa mendengarnya.
"Haha...Alysa, kamu tidak akan berbuat seperti itu. Kamu baik, aku bisa melihatnya dari matamu. Kalaupun kamu mau menguras semua hartaku, akan aku serahkan semuanya padamu, asalkan kamu tetap bersamaku sampai tua nanti," ucap Angga dengan lembut membuat Alysa tersenyum dan salah tingkah.
Angga menatap Alysa, terlihat senyum kecil dibibirnya. Ia mulai mendekati wajah Alysa, yang hanya berjarak 10 cm dari hadapannya. Alysa tampak ketakutan, ia memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya ke samping. Angga mulai semakin mendekatinya, 5 cm, 3 cm, 2cm, dan ia segera mengangkat wajah Alysa lalu menempelkan bibirnya. Alysa sangat terkejut, ia membuka matanya dan berusaha mendorong dada bidang Angga lebih jauh, namun tenaga Angga lebih kuat darinya.
Angga ******* bibir manis Alysa. Ia segera mengepal tangan Alysa dan mendorongnya ke dinding. Suara-suara aneh itu bermunculan membuat Angga semakin terus m*lumatnya. Ciuman itu semakin panas ketika Angga menyatukan dadanya pada payudara Alysa, ia merasakan sesuatu yang kenyal. Juniornya mulai mengeras seperti ingin memasukkannya pada bagian sensitif Alysa. Tangan Angga mulai meraba kemana-mana, tepat pada bagian payudara, Angga meremasnya dengan lembut membuat Alysa mengeluarkan suara aneh.
"Keluarkan saja," ucap Angga lirih dan terus **********.
"Ahhhh. Udah Pak aku tidak kuat," Alysa mendesah dan berusaha mendorong tubuh Angga, nafasnya tersenggal-sengal.
Melihat Alysa kesulitan nafas, Angga pun menghentikan ciumannya. Alysa mengatur nafasnya, Angga hanya tersenyum kecil. Akhirnya ia bisa memiliki Alysa. Ini adalah first kiss bagi Alysa.
"Mau lagi?" tanya Angga tersenyum. Alysa menggelengkan kepalanya dan ia sangat ketakutan jika Angga akan melakukan hal tak senonoh padanya. "Mulai sekarang kamu adalah kekasihku, karena aku akan segera menikahimu," lanjutnya.
"Kapan Bapak akan menikahiku? Apa itu tidak terlalu cepat? Dan aku harus membawa orangtuaku kesini," ucap Alysa lirih.
"Satu Minggu lagi kita menikah. Kamu tidak perlu khawatir masalah orangtuamu, aku akan menjemputnya. Bukankah lebih cepat itu lebih baik haha..." ucap Angga dengan lembut lalu segera mendekati wajah Alysa.
"Pak jangan, Pak. Jangan lakukan hal-hal yang aneh," ucap Alysa lirih, ia mulai mengatur nafasnya kembali.
"Saya hanya ingin mencium calon istri," sahut Angga
"Dasar mesum!" Alysa memalingkan wajahnya.
"Semua laki-laki juga kayak gini Alysa, bukan saya saja! Dan setelah kita menikah nanti, kita harus segera memberikan adik kecil pada Edward," ucap Angga tersenyum nakal.
Adik kecil? Maksudnya apa? batin Alysa bertanya-tanya.
"Maksudnya adik kecil gimana, Pak?" tanya Alysa mengernyitkan dahinya.
"Maksud saya, setelah kita menikah, kamu harus segera hamil." Alysa membulatkan matanya tidak percaya. Ia harus hamil di usianya yang cukup muda? Ia belum siap sama sekali dengan semua itu. Ya Tuhan, aku tidak ingin semua itu terjadi. Berilah aku waktu untuk mempersiapkannya.
"Ta-tapi, aku ti-tidak mau hamil, Pak," tolak Alysa.
"Harus mau, saya akan tetap membuatnya!"
"Hmm..." Alysa mendengus kesal.
"Ayo sekarang kita pergi, kita harus jemput Edward ke sekolah," ucap Angga lalu segera merapikan pakaiannya dan segera membawa Alysa keruangannya.
*
*
*
*
*
*
*
*
Angganya nafsuan nih, padahal di toilet. Mau dilanjutin gak nih ceritanya? 😂
Jangan lupa kasih semangat buat Author biar bisa up lebih banyak lagi dengan cara vote, like, tambahkan ke rak dan rate bintang 5 nya😁
Salam kenal,
Putri Ratnasari>_<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Har Tini
pak duren main sosor aja da ga sabar mau buka puasa🤭
2021-12-20
0
rintob
prosesnya cepet ya Angga langsung mau nikah sama Alysa.... mantap
2021-11-23
0
Indra Ardiansyah
joss ungkapin perasaan lgs sosor
2021-08-11
0