BAB 5

Angga yang saat ini masih fokus dengan kerjaannya sembari mendengarkan wanita itu bercerita dengan anaknya. Ia tersenyum kecil mendengarnya, apalagi anaknya lebih akrab dengan wanita itu, yang tak lain adalah bawahannya sendiri. Edward seperti sedang bersama Ibunya, ya ya mungkin saja nantinya akan menjadi Ibu tirinya.

Tiba-tiba saat ia menoleh ke arah mereka, tak sengaja mendengar jika wanita itu menyebut anaknya sebagai anak dia.

Apa saya tidak salah dengar. Barusan wanita itu nyebut Edward sebagai anaknya?

Angga masih terdiam memikirkan ucapan Alysa yang membuatnya harus terdiam dan menyudahi tangannya untuk beristirahat sejenak. Angga mengambil ponselnya dan menelpon seseorang untuk datang ke ruangannya.

"Will, datang ke ruangan saya sekarang. Dan bawa berkas dari Perusahaan X," titah Angga. Sepuluh menit kemudian, datanglah Willy. Tak lupa pula ia membawa berkas-berkas yang di mintai oleh Angga. Willy segera masuk setelah mengetuk pintu dan di di persilahkan masuk. Ia terkejut melihat Edward sedang berbicara dengan wanita yang berpakaian cleaning service. Tanpa berpikir panjang, Willy segera menghampiri Angga dan menyerahkannya.

"Ini Pak berkas-berkasnya. Nanti klien dari Perusahaan X akan kesini. Eh Pak, wanita itu siapa? Kok akrab banget sama Edward. Sepertinya, dia pegawai cleaning service baru di sini," tanya Willy penasaran.

"Oke, nanti kabari saja," ucap Angga sembari membuka berkas-berkas yang di berikan oleh Willy. " Saya juga tidak tau siapa wanita itu. Biarkan saja, asalkan Edward bisa diam dan tidak membuat kegaduhan di sini. Dan lagi pula wanita itu bersedia membacakan buku-bukunya," lanjutnya.

"Ehem... Sepertinya, Edward mau dapet Mama baru lagi nih, hahaha..." Willy mengejek Angga yang tampak sedang menandatangani berkas-berkas.

"Hey, kalau bicara jangan asal-asalan. Bagaimana mungkin saya menikahi wanita itu," balas Angga dengan nada sedikit marah tanpa melihat Willy yang berada di depannya.

"Tapi, Bapak cocok kok sama wanita itu. Lagian, dia juga cantik banget 'kan?" tanya Willy membuat Angga segera menyudahi tangannya, lalu ia menatap Willy dengan tatapan tajam.

"Ah, sudah-sudah sana pergi. Jangan mengacaukan kerjaan saya hari ini. Will, tolong pesankan makanan ke ruangan saya, tiga porsi." Angga berusaha mendorong tubuh Willy agar segara keluar dari ruangannya. Sedangkan Willy masih saja tertawa melihat wajah Angga seperti kepiting rebus, apalagi Angga sudah lama tidak dekat dengan wanita mana pun.

"Baiklah. Ingat Pak, nanti Bapak bakalan menyukainya. Ya mungkin sekarang masih biasa saja, apalagi Edward sepertinya menyukai wanita itu. Selamat bersenang-senang dengan calon Mama barunya Edward," Willy segera pergi dengan perasaan senang dan meninggalkan ruangan Angga. Ia sempat beberapa kali melihat wajah wanita itu dan sedikit menyukainya. Lantaran wajah wanita itu cukup cantik menurutnya. Angga tampak melamun setelah kepergian Willy. Ia melihat wanita dan anaknya secara bersamaan.

Kalau di pikir-pikir, wanita ini memang cantik dan sedikit mirip dengan almarhumah Istri saya. Entah mengapa si Willy bicara seperti itu, memangnya saya mau menikahi wanita itu. Ah sudahlah, jangan terlalu di pikirkan. Yang terpenting sekarang adalah Edward diam dan tidak membuat kegaduhan di ruangan ini juga sudah lebih dari cukup.

Angga menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu memejamkan matanya sebentar. Ia sangat lelah, apalagi kurang tidur selama beberapa hari ini. Sementara itu, Alysa dan Edward masih sibuk dengan buku. Tiba-tiba saja Edward mencium pipi Alysa berkali-kali, lalu memeluknya dengan erat. Alysa terkejut lalu melihat Direkturnya sebentar, sepertinya dia tidak melihat adegan tadi.

"Eh, kok Tante di cium. Nanti Papanya lihat lho."

"Bialin aja kalau Papa lihat." Edward masih terus menciumi Alysa, sama seperti sedang menciumi Ibu kandungnya sendiri. Alysa hanya bisa pasrah dan merasa tentram dengan keberadaan anak itu.

"Papa-papa, Tante ini cantik ya? Edwald suka sama Tante ini. Papa juga suka 'kan sama Tante ini?" tanya Edward ceplas-ceplos membuat Alysa dan Angga memandangi satu sama lain. Setelah mendengar ucapan itu, Alysa memalingkan wajahnya. Begitu pun dengan Angga, ia merasa terjebak dengan situasi seperti ini, apalagi anaknya sendiri yang bicara seperti itu.

Dengan sangat terpaksa, Angga menganggukkan kepalanya, walaupun itu terlihat sangat memalukan hari dirinya. Kehormatannya menjadi turun seketika, karena ulah Edward.

Seorang Direktur harus melakukan hal yang sangat memalukan jika wanita itu cantik, hanya gara-gara anak sekecil itu? Benar-benar sangat memalukan. Awas saja Edward, Papa tidak akan membawamu kesini lagi.

Pikiran Alysa semakin tidak tenang, entah mengapa setelah memanggilnya seperti itu ada rasa keraguan dalam dirinya. Ia hanya bisa menahan malu dan menundukkan kepalanya. Ia bukan siapa-siapa, bahkan hanya seorang pekerja cleaning service.

Kenapa Edward bicara kayak gitu ya? Aku takut kalau Pak Angga akan memarahiku, karena mungkin aku yang mengajari anaknya bicara seperti itu.

TOK TOK TOK

Terdengar suara pintu di ketuk, Alysa dengan cepat membukanya. Ternyata, seorang pelayan mengantarkan makanan yang telah di pesan oleh Angga pada Willy. Alysa segera mempersilahkan pelayan itu masuk. Dan sepertinya pelayan itu tampak penasaran dengan keberadaan cleaning service yang berada di dalam ruangan seorang Direktur. Setelah menyajikan makanan di meja, ia segera pergi.

Siapa dia? Kenapa ada di ruangan, Pak Angga?

Terpopuler

Comments

Mis Nia

Mis Nia

seperti nya udah ada aroma bau gosong...ya thorr..🤭😁😁

2022-05-22

0

Mis Nia

Mis Nia

seperti nya udah ada aroma bau gosong...ya thorr..🤭😁😁

2022-05-22

0

Mis Nia

Mis Nia

seperti nya udah ada aroma bau gosong...ya thorr..🤭😁😁☀️

2022-05-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!