BAB 6

Alysa kembali duduk di sofa karena Edward tidak ingin jauh-jauh darinya. Edward terus-menerus memeluk dan menciumi pipi Alysa yang merah itu. Seperti kepiting rebus. Angga segera membawa makanan itu tepat di depan Alysa dan Edward.

"Ayo di makan dulu makanannya," titah Angga menyuruh Alysa untuk segera memakannya. "Edward sini, Nak. Papa suapin ya?"

"Enggak mau, Edwald mau di suapin sama, Tante cantik," rengek Edward sembari memeluk Alysa dengan erat.

"Tante mau istirahat. Ayo sini mumpung Papa udah selesai kerja," lanjut Angga sembari menarik tangan Edward supaya mendekat.

"Enggak mau, maunya sama Tante cantik, huaaa..." Edward tiba-tiba menangis, membuat Angga dan Alysa sedikit panik. Mereka berdua segera menenangkannya dan tak sengaja Angga menyentuh tangan Alysa membuat keduanya memandang satu sama lain. Mulutnya menganga, tatapannya tak berpaling. Seketika Alysa memalingkan wajahnya, begitu pun dengan Angga, ia merasa malu atas kejadian ini.

"Ma-maaf, Pak. Saya ti-tidak sengaja," ucap Alysa dengan gemetaran, lalu menundukkan kembali wajahnya dan memainkan jari-jemarinya.

"Saya juga minta maaf. Hmm, karena saya sudah lancang menyentuh tangan, Anda." ucap Angga dengan nada melemah dan terbata-bata.

Duh, kenapa harus menyentuh tangannya.

Entah mengapa seorang Angga bisa bicara gugup seperti itu. Mungkin ini pertama kalinya lagi ia menyentuh tangan wanita selain Mama dan Adik perempuannya.

Kecanggungan terjadi setelah adegan dramatis yang barusan mereka alami. Keduanya sama-sama terdiam dan menatap ke depan tanpa melirik Edward yang sedang menangis. Alysa masih memainkan jari-jemarinya dan Angga fokus ke depan dengan tatapan kosong.

"Tante, Edwald mau di suapin sama, Tante," rengek Edward yang belum reda juga dengan menggoyangkan tangan Alysa. Alysa menoleh, lalu membawa makanan di atas meja.

"Pak, sebelumnya saya minta maaf. Biarkan saya yang menyuapi anak, Bapak," ucap Alysa dengan wajah yang masih menunduk.

"Ah, ya silahkan," ucap Angga lirih.

Alysa mengangguknya dan segera menyuapi Edward karena tangisnya masih belum reda.

"Jangan nangis lagi ya. Edward'kan anak tampan, anak tampan gak boleh nangis ya? Kalau nangis, nanti makanannya juga ikutan nangis," Alysa tersenyum sembari menunjuk makanan yang terhidang di atas piring, lalu ia mengusapi rambutnya dan mengusapi air mata Edward dengan sayang. "Ayo buka mulutnya, anak tampan harus makan yang banyak, nanti cacing-cacing yang di dalam perut teriak-teriak. Edward aku mau makan, Edward," Alysa menirukan suara anak kecil dengan gemas, akhirnya Edward tertawa dan segera membuka mulutnya.

"Amm..."

Sekilas Angga memperhatikan keduanya, terlihat senyum di bibirnya.

Aneh, kenapa Edward bisa sedekat ini dengan wanita ini. Bahkan saya saja tidak tau namanya.

"Tante-Tante, Papa juga di suapin dong kayak, Edwald." Edward mulai ceplas-ceplos kembali membuat Alysa dan Angga menolehnya, lalu pandangan mereka pun bertemu.

Apalagi sih ini, Edward sayang anaknya Papa Angga yang super galak jangan buat Tante malu ya. Alysa menjadi gemas melihat tingkah aneh anak Direkturnya.

"Gak usah, Papa bisa makan sendiri," tolak Angga dengan wajah kebingungan, tangannya terlihat gemetar. Ia tidak bisa menyanggupi apa yang di pinta oleh anaknya, apalagi ia harus mau di suapi oleh wanita itu.

"Papa juga halus mau di suapin sama Tante, huaaa...." Edward kembali menangis.

"Eh, jangan nangis lagi," ucap Angga.

Apa saya harus menuruti ucapannya? Ini benar-benar sangat memalukan. Seorang Angga di suapin oleh cleaning service, bagaimana mungkin ini terjadi. Hancur sudah reputasi saya sebagai Direktur. Ada-ada saja kelakuan anak kecil ini. Kalau saja dia bukan anak saya, sudah saya hempaskan.

Angga mulai menatap Alysa dengan ragu, ia mengisyaratkan jika ia mau di suapin olehnya. Alysa mengangguk dengan isyarat dari Angga. Dengan perasaan yang sulit di artikan, Alysa mulai menyuapi Angga walaupun itu sangat memalukan menurutnya.

"Ayo Pak, buka mulutnya," titah Alysa laku memalingkan wajahnya ke depan tanpa menatap Angga yang berada di sampingnya. Angga memakannya dengan tatapan kebingungan.

"Papa sudah memakannya, dan Papa akan makan sendiri tanpa bantuan dirinya," ucap Angga dengan tegas.

"Sekalang Tante yang di suapin, Papa. Ayo Papa suapin tante cantik ini."

Hah? Aku mau di suapin sama, Pak Angga? Bagaimana mungkin dia menyuapi bawahannya sendiri. Itu akan membuat dirinya malu jika mengingat hal ini. Ya ampun Edward anaknya Papa Angga yang galak, bisa gak sih jangan minta yang aneh-aneh.

Apalagi sih ini anak.

Terpopuler

Comments

Deby Yulianty

Deby Yulianty

Edward pemersatu mom&dad 🤣🤣🤣

2022-01-30

0

Firiani Fitri

Firiani Fitri

Wek Wek😂

2022-01-19

0

Har Tini

Har Tini

edward bisa bikin malu tante sm papa😄

2021-12-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!