BAB 8

Tidak berapa lama, Mamanya Angga pun datang dengan membawa berbagai macam mainan untuk Edward, cucu satu-satunya. Karena cuma Angga saja anak yang sudah menikah, dan tinggal satu anak lagi yang belum ia nikahkan.

"Angga...Ini Mama, Nak. Edward mana?" teriak Mama yang berada di lantai satu.

"Edward di kamar, Ma. Ini Angga lagi lantai dua," teriak Angga dan segera pergi menuju Mamanya.

"Dimana Edward?" tanya Mama setelah Angga mencium tangannya.

"Ada, di kamar."

Mama dan Angga segera pergi menuju kamar Angga yang berada dilantai tiga. Hatinya senang karena akan bertemu dengan cucu kesayangannya. Tepat berada didepan pintu, ia segera mengetuk.

TOK TOK TOK

"Edward, ini nenek sayang."

CEKLEK

"Nenek...! " Edward sangat antusias melihat kedatangan neneknya.

"Cucu nenek yang tampan. Sudah lama tak berjumpa," sembari terus menciuminya.

"Ih nenek, jangan dicium telus."

"Biarin, nenek sayang banget sama cucu nenek."

Mamanya lalu melihat ke sekeliling kamar Angga dan rupanya ia melihat mainan yang sedang dipermainkan cucunya saat itu. "Kok, mainannya yang itu-itu terus, Ga? Apa kamu gak pernah beliin mainan untuk anakmu sendiri? Uangmu itu banyak, beliin mainan juga kayak perhitungan banget, gimana nanti kalau nikah lagi?" ucap Mamanya marah. "Kamu itu udah punya anak, kasihan anakmu masih kecil kurang perhatian orangtuanya sendiri. Mama kan udah bilang, satu bulan sekali beliin dia mainan yang baru, mainan ini sudah tiga bulan yang lalu, dan ini pemberian Mama waktu Edward ulang tahun."

Ya ampun, punya Mama gini banget. Makin gak tenang idup aja.

"Iya Ma, iya," jawab Angga lirih dengan memalingkan wajahnya.

"Iya Ma, iya Ma. Dengerin makanya kalau Mama bicara tuh. Awas kalau bulan depan gak dibeliin lagi." ucap Mamanya ketus. "Punya anak gak pernah di beliin apa-apa, lagian untuk apa uang hasil kerjamu, apa mau sekalian dijadiin bank?" gumam Mama, namun Angga masih mendengarnya.

"Iya Ma, besok Angga beliin mainan untuk Edward," ucap Angga sembari menciumi Mamanya agar luluh.

"Sekarang, Mama gak luluh lagi kalau dicium."

"Gitu banget sama anak sendiri. Eh, si Mira udah daftar kuliah?" tanya Angga. Mira adalah adik Angga yang baru saja lulus SMA.

"Belum, katanya mau didaftarin sama kamu. Kalau gak didaftarin, dia gak mau kuliah."

"Ga ada akhlak banget punya adik, manja banget."

"Gitu-gitu juga dia adikmu."

"Ya, kan Mama selalu manjain dia. Dulu Angga gak pernah dimanjain kek gitu." Angga berlalu dan duduk di tepi ranjang, lalu membuka ponselnya.

Mamanya mendekati Edward dan segera memberikan mainan baru untuk cucunya. "Ini nenek bawain mainan baru buat cucu nenek." Mamanya menyerahkan mainan pada Edward.

"Yeaa...Mainan Edwald banyak. Papa lihat mainan Edwald. Yang ini mau dikasih sama tante cantik." Angga langsung menoleh saat Edward menyebutkan nama 'tante cantik'.

"Tante cantik? Siapa tante cantik?" tanya Mama penasaran yang diucapkan Edward.

Aduh anak ini, pasti Mama nanya-nanyain. Inilah, itulah. Kalau gak dijawab pasti selalu bilang. Oh, jadi kamu sekarang begini sama Mama, ya udah Mama pulang lagi aja. Batin Angga sembari memonyongkan bibirnya.

"Enggak Ma, bukan siapa-siapa, hehe..." Angga pun langsung beranjak dan membungkam mulut Edward agar tidak bicara lagi. "Ya kan bukan siapa-siapa?" lanjutnya sembari menganggukkan pada Edward.

"Tante can..." ucap Edward terpotong, karena Angga membungkamnya lagi.

"Angga, jangan digituin. Kasihan anakmu, sini-sini sama nenek. Papa mu jahat!" Mama menarik tangan Edward dan mengambil alih dari Angga. "Ha...Iya, kamu harus cepat-cepat menikah. Kasihan anakmu butuh seorang Ibu untuk menjaganya. Sebaiknya kamu deketin anaknya teman Mama."

"Apalagi sih, Ma? Suruh ini, suruh itu. Gak maulah, pasti sama si Destia kan? Cantik aja enggak" ketus Angga lalu pergi ke kamar mandi.

"Hey dia itu cantik. Matamu aja yang kelilipan uang," teriak Mama.

"Iya menurut Mama, dia itu cantik. Daripada sama si Destia mendingan nyari sendiri," jawab Angga.

Edward hanya bermain sembari mendengarkan ucapan Papa dan Neneknya sendiri.

"Libut telus sih!" ucap Edward.

Setelah selesai mandi, Angga menghampiri Mamanya yang sedang bermain dengan Edward. Ia akan mengantarkan Mamanya pulang nanti malam.

"Nanti malam Angga anterin Ma, sekaliani ngajak Edward jalan-jalan."

"Iya, nanti aja."

***

Terpopuler

Comments

yuce

yuce

hadeh emang ada mata kelilipan uang hahahahaha

2023-04-12

1

Aqiyu

Aqiyu

baru dengar kelilipan uang

2022-04-13

0

⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝

⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝

ada

2022-03-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!