Agnasia tidak akan pernah lupa, dulu saat mereka sering bersama, Dia selalu membicarakan soal taktik dalam perang. Karena itu walaupun dia wanita, Agnasia bisa di andalkan.
Dia mengamati peta perbatasan itu dengan telitih. Setiap daerah perbatasan selalu di temui sungai, lembah ada juga hutan dan gunung.
"Apa pertanyaan Yang Mulia Pangeran?" Lanjut Agnasia pada Dellion.
"Wilayah di sekitar sini itu sangat aman, tapi beberapa hari ini ada kejanggalan, orang-orang yg melalui jalur hutan, pada akhirnya pasti akan sakit atau mati. Tapi di sana tidak ada binatang buas. Menurut mu, ada apa di sana."
Pertanyaan yg Pangeran katakan cukup membingungkan, dia pasti ingin tahu seberapa Agnasia mengenal 3 Kekaisaran yg lainnya juga.
'Ku pikir soal untuk siasat berperang ternyata bukan'
"Kenapa kamu terdiam? Apa ini sulit, jika kamu dapat menjawab ini. Kamu berhasil lolos." Ujar Pangeran dengan tersenyum smrik pada Agnasia.
'Untukku yg jarang bertemu dengan orang luar kekaisaran tidak memiliki pengetahuan banyak, huft.... Ayo pikir!
Jika di dengar, tempat itu memang sangat aman tapi masalahnya selalu ada kejadian yg aneh di sana, yg menyebabkan orang yg melewati jalan itu akan sakit dan mati setelah pulang
Timur.....
tunggu! Itu tempat Carin tinggal, yg aku tahu dulu dia sangat hebat soal ramuan dan obat-obatan. Jika begitu artinya wilayah mereka di penuhi tumbuhan-tumbuhan.'
Saat Pangeran mengangkat tangannya, Agnasia dengan cepat menahan tangan Pangeran.
"Saya tahu! Itu pasti karena tumbuhan beracun yg tidak mereka ketahui disana." Jawabku menatap pangeran dengan yakin
"Bagaimana kamu seyakin itu?"
"Soal, yg Pangeran katakan, di sana tidak ada hewan buas. Alasan tempat itu jadi berbahaya pasti karena tumbuhan yg beracun tumbuh di sana."
Jawabku pada Pangeran. 'Apa lagi jika bukan hewan buas, pasti itu adalah tumbuhan yg beracun'
"Kamu benar, di sana ada tanaman beracun. Beberapa hari yg lalu kekaisaran Tayron meminta tolong pada kami untuk menyelidiki kasus ini" Pangeran berhenti dan berbicara kembali
"Jadi ada beberapa orang yg ku utus mencari tahu, dan menemukan tumbuhan yg inci dari semua memiliki racun mematikan bagi yg menyentuhnya dan mereka akan mati atau sakit setelah beberapa saat."
Jelas Pangeran Dellion padaku, sekarang dia berfikir keras apa yg akan dia lakukan.
'Apa dia kebingungan, mencari jalan keluar? Sampai mengujiku seperti ini?'
Aku menggeleng dan membuka suaraku.
"Di sana kan memiliki orang-orang yg hebat dalam obat-obatan, pasti mereka memiliki ramuan untuk mematikan akar dari tanaman itu tanpa menyentuhnya."
Jelasku pada pengeran, dia lalu menatap ku dalam diam.
'Putri Agnasia benar, bagaimana bisa aku tidak memikirkan itu?' Pikir Pangeran.
"Apa... apa jawaban ku salah hmm?"
"Tidak itu benar juga, tapi kenapa sekarang kamu berbicara santai padaku? Dan masih memegang tanganku."
Ucapan dari Pangeran membuat Agnasia terdiam, di detik berikutnya dia melepas genggaman dan meminta maaf dengan sopan pada Dellion.
Kebiasaan lamaku jika bersama pangeran tidak hilang juga. Aku sering berbicara memakai bahasa santai jika dengannya. Dulu juga saat Pangeran melupakan ku aku sering berbicara santai pada pangeran. Kebiasaan ini harus aku hilangkan
"Sekali lagi maafkan saya Yang Mulia Pangeran, jika sudah selesai saya undur diri terlebih dahulu."
Agnasia memberi salam pada Pangeran lalu pergi keluar dari dalam ruangannya.
"Apa yg di pikirkan wanita itu? Tidak ku sangka hanya mendengar penjelasan singkat dari ku, dia bahkan bisa menjawabnya tanpa salah dan bisa memberikan pengunjuk dari masalah ini" Ujar Dellion sambil melanjutkan pekerjaannya.
...💐Kediaman Alddes💐...
Agnasia membersihkan tubuhnya di bantu oleh Merry, perjalanan hari ini membuat dia lelah. Untung saja jadwal berpedangnya bukan hari ini. Karena setiap Akhir pekan dia selalu beristirahat atau membaca buku.
Setelah selesai, Merry menyisir rambut ku dan mengikatnya dengan rapi.
"Nona, anda sangat cantik. Saya sangat senang untuk hari ini" Merry tersenyum padaku.
Kutatap dia dari pantulan cermin, lalu aku membuka mulut ku berbicara.
"Kau tahu, tadi Pangeran Dellion memanggil ku untuk apa?" Kataku sambil terus menatap Merry, dia mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
Aku lalu menceritakan semua kepadanya, dia sedikit terkejut dan terheran-heran dengan apa yg aku katakan.
"Syukurlah Nona bisa menjawabnya dengan benar, jika tidak pasti Pangeran tidak percaya lagi bahwa Nona adalah tunangannya. Tapi Nona, apa anda tidak sedih Pangeran berkata seperti itu?"
"Tidak..." jawabku.
Saat ini Agnasia tidak akan menaruh perasaannya lagi pada Pangeran dia harus mengubah masa depannya agar tidak berakhir tragis.
"Pasti kau terkejut mendengar apa yg ku katakan. Ada banyak alasan untuk menjelaskannya."
"Ia saya mengerti Nona, apapun keputusan Nona itu semua pasti benar."
Agnasia mengangguk padanya, lalu pintu terbuka, di sana ada Duke George yg masuk, melihat kearah Agnasia. Merry dengan cepat undur diri dan membiarkan Agnasia bersama dengan Duke.
"Salam Duke. Ada apa anda kesini." Ucap Agnasia, dia melihat ayahnya dengan tenang. Karena sejak kejadian itu, ini kali pertama ayahnya datang berkunjung
"Soal kejadian waktu itu, ayah ingin minta maaf padamu. Dan ayah sudah tidak akan melarangmu untuk berpedang."
Ada sedikit rasa terkejut dalam diri Agnasia, dia bahkan tidak bisa menebaknya.
'Sekarang apa yg terjadi?!'
"Agnasia, siapa guru pelatih mu?" Tanya Tuan Duke padaku, aku terdiam. Benar juga kehidupan yg dulu, aku tidak memiliki guru pelatih, melainkan hanya diam-diam mengamati para prajurit yg sedang latihan.
"Saya tidak memiliki guru pelatih Tuan Duke, saya hanya latihan sendirian saja."
"Lalu, kenapa sampai kamu sangat terampil dalam berpedang? Harusnya untuk pemula akan sulit untuk berpedang dan dia juga harus mengunakan pedang kayu terlebih dahulu,
jika tidak pasti akan mendapatkan cedera saat sedang berlatih. Tapi kenapa kamu bisa mengunakan pedang dengan sempurna?"
Penjelasan ayah membuat semua jalan pikiran ku tertutup. Aku tidak memikirkan soal ini, bagaimana aku akan menjawabnya.
Agnasia terdiam sesaat memikirkan jawaban untuk Ayahnya.
Ting!!
'Aku tahu!'
"Mungkin.... ini karena darah keturunan Alddes Tuan Duke, jadi saya bisa hebat dalam berpedang." Duke terdiam menatap Putrinya.
'Ayo, percayalah Ayah...'
"Mungkin seperti itu, Deondre juga sejak umur 7 tahun dia sudah menguasai tingkatan dalam berpedang."
Sedikit nafas lega yg di keluarkan oleh Agnasia untung saja dia dapat menjawab dengan benar.
"Dan Agnasia, bisakah kamu memanggil ku ayah saja kita ini keluarga dan kamu juga bisa sedikit santai"
Deg!
'Ha! Apa?! Aku tidak salah dengar?'
"Kenapa kamu diam?" Ucap Duke George
"Ekmh.. Baiklah Tuan--eh.. baiklah Ayah." Kataku sambil sedikit tersenyum padanya, apa yg dipikirkan ayah sampai dia bisa seperti itu sekarang.
"Malam ini juga kita makan bersama seperti sebelumnya."
'Haaa! Tuan Duke langsung yg mengundang ku makan bersama!? apa dunia akan berakhir sekarang?!'
Agnasia sedikit tidak percaya. Dia lalu pergi bersama Tuan Duke ke ruang makan keluarga Alddes.
Sampai di sana ada banyak, menu makan malam yg tersedia. Agnasia duduk dan menatap meja makan dengan takjub.
Biasanya jika seperti ini pasti ada tamu yg akan datang. Tapi siapa?
(Hai, ini up untuk cerita kemarin yg ketinggalan... kan hari Sabtu ngak up jadi balasannya hari ini ya..., ❤️ terima kasih udah baca silakanlah tinggalkan like, komen saran dari kalian sampai nanti💐)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Vera Takaleluman
harusnya tokoh utama g keseringan nongol ketemu pangeran, kesannya jd malu2 meong thor ha..ha..ha.. lain dimulut lain di tindakan
2022-03-28
1
Frando Kanan
bknny agnasia jd benci dgn keluarga sendiri knp mlh jd tersenyum tipis???
2021-03-30
5
Airincy SMarea
favorit, favorit, favorit (◍•ᴗ•◍)❤❤️❤️
ceritanya cocok banget sama seleraku yang pecinta girl crush꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
2021-03-09
3