(Hai, sebenarnya up nya besok, tapi ngak apalah sesekali up lebih hehehe selamat menikmati cerita sampai nanti ❤️)
...💐💐💐💐...
Suara yg berat dan menakutkan memanggil Agnasia yg sedang latihan berpedang di depannya. Agnasia berbalik dan terdiam menatap Duke.
"Apa yg kau lakukan Agnasia?!" Bentak Duke pada Putrinya. Berbeda dengan Agnasia dia sangat tenang menatap Duke, jika saja itu orang lain mereka sudah ketakutan setengah mati.
"Salam Tuan Duke, saya sedang latihan berpedang di sini." Balas Agnasia pada Duke.
"Agnasia! Kamu sudah tahu aturan Kekaisaran melarang keras wanita bangsawan memegang atau berlatih pedang?! Dan kenapa kamu melakukan hal yg akan membuat nama keluarga Alddes Kotor!"
"Tuan Duke, ini adalah hobi saya."
"Itu hobi yg bodoh untuk wanita bangsawan! Kamu membuat ku malu!" Bentak lagi Duke pada Agnasia.
Agnasia terdiam sambil menatap ayahnya, Angin sore yg cukup dingin tidak membuat Agnasia beranjak atau kedinginan disana.
"Apa karena saya adalah keturunan Alddes, Jadi Tuan Duke berkata seperti itu. Bagaimana jika saya bukan keturunan Alddes dan hanya orang biasa. Pasti Tuan Duke tidak akan melarang saya"
Duke terdiam mendengar perkataan dari Agnasia. Dia bahkan tidak tahu apa yg ada di dalam pikiran Agnasia, kecuali Agnasia yg mengatakannya.
"Apa-apaan Kamu ini! Agnasia?!" Teriak Duke Alddes pada putri Agnasia, untungnya sekarang hanya ada mereka berdua di tempat itu. Tapi tetap saja Agnasia merasa sakit mendengar perkataan Ayahnya.
"Saya baru tahu, ternyata Duke bisa memberikan sedikit perhatian seperti ini." Wanita itu sedikit tersenyum pahit melihat Duke George.
"Apa kamu mau melawan apa yg ku katakan Agnasia?!!" Marah Duke, dia lalu merampas pedang milik Agnasia dan melemparnya kesembarangan arah.
Wanita itu terdiam dengan tatapan kosong melihat pedang yg sudah di buang oleh Duke George.
Lalu suara lirih terdengar dari mulut Agnasia.
"Kenapa... kenapa... saya harus menjadi seorang wanita bangsawan yg keluarganya seperti ini, Apakah Tuan Duke tahu apa yg saya sukai dan tidak?"
Suara Agnasia bergetar di iringi setitik airmata jatuh di pipinya, sambil melihat Duke.
Dia menahan semua rasa sakitnya itu dengan tersenyum selama 23 tahun dia tinggal bersama dengan keluarga yg tidak pernah menganggap dia ada.
"Kenapa saya harus seperti ini...saya pikir, saya akan bahagia bersama dengan Ayah dan kakak. tapi ternyata kalian tidak peduli tentang saya... itu sangat membuat saya sakit..."
Ucap Agnasia lalu pergi meninggalkan Tuan Duke yg terdiam dengan berbagai pikiran yg membuatnya gusar.
Duke akan memanggil Agnasia, tapi terhenti karena mengingat perkataan dari Agnasia sesaat yg lalu.
'saya pikir, saya akan bahagia bersama dengan Ayah dan kakak. tapi ternyata kalian tidak peduli tentang saya...'
Keadaannya menjadi kacau. Duke lalu meninggalkan tempat latihan dan pergi mengurung diri didalam ruangan kerja miliknya.
...💐💐💐💐...
Di tepi jendela kamar, Agnasia duduk sambil memandang keluar. Bulan malam ini sangat besar dan terang, udaranya juga terasa begitu dingin.
Kerena kejadian yg dilakukan Duke, Agnasia tidak dapat berfikir jerni lagi. Kata-kata yg di pendam selama bertahun-tahun kini lolos begitu saja akibat pertengkaran tadi sore di tempat latihan.
"Nona?.... anda belum tidur?" Suara Merry yg pelan membuat ku sedikit tersenyum dan mengeleng pelan padanya.
"Merry.... jika aku pergi dari sini, apa kau akan tetap bersama ku?"
Ucap Agnasia sambil memandangi bulan di langit malam. Dari arah berlawanan Merry segera mengambil tangan Agnasia dan itu cukup membuatnya kaget.
"Tentu, meskipun saya mengorbankan nyawa saya sekali pun, saya akan tetap bersama dengan Nona."
Dengan tatapan yg bersungguh-sungguh, Merry melihat Agnasia. Ya, itu adalah hal yg sudah pasti, karena kesetiaan Merry sudah terbukti di kehidupan lama Agnasia.
"Mungkin, karena aku tidak memiliki kekuatan keturunan, mereka tidak menganggap ku penting disini." Ujar ku pada Merry.
"Siapa yg katakan nona tidak penting! Nona itu sangat penting. Mereka saja tidak bisa melihat dari sudut pandang yg berbeda, tidak seperti yg saya lihat pada Nona."
"Begitu kah?......Kenapa kau begitu menyayangi ku? Bahkan mau berkorban untuk ku, padahal aku adalah Putri yg tidak membawa keberuntungan." Kataku dengan lirih pada Merry. Ada sedikit rasa sedih, dari raut yg di tunjukan Merry setelah mendengar perkataan ku.
"saya menyayangi Nona itu adalah hal yg sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata. Posisi saya dan Nona berbeda, Tapi entah kenapa kehidupan yg Nona alami lebih buruk dari saya. Karena itu saya mau melakukan apapun agar Nona bahagia."
Jelas Merry padaku, aku sangat tersentuh dengan pengakuan tulus dari Merry, ku peluk erat dia dan berterima kasih.
...💐💐💐💐...
Besok pagi, aku bersama dengan Merry bersiap-siap untuk pergi ke tengah kota. Ada beberapa makanan yg ingin aku cicipi di sana.
Setelah Persiapan kami sudah selesai, aku segera turun kebawah bersama dengan Merry. Dalam perjalanan aku bertemu dengan Deondre.
Deg!
"Salam Tuan Duke muda." Ucapku.
"Agnasia, kamu mau kemana?" Tanya Deondre padaku.
'kenapa dia ingin tahu. Biasanya dia membiarkan aku.'
"Saya mau pergi ke tengah kota, bersama dengan Merry." Kataku pada Deondre, dia sedikit mengerutkan alisnya lalu berbicara.
"Baiklah, aku akan menyuruh beberapa pengawal ikut bersama mu."
'Sekarang dia yg menjadi aneh' Pikirku sambil melihat Deondre.
Deondre lalu pergi begitu saja, aku yg kebingungan hanya terdiam di tempat melihat kepergiannya. Beberapa saat ada 5 pengawal yg muncul dari arah tempat Deondre.
Aku lalu pergi bersama dengan Merry dan beberapa pengawal.
Perjalanan kali ini membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai, karena tempat yg kami tujuh berada di tengah kekaisaran Aegeus. Dalam kekaisaran ini, memiliki dua pasar yg pertama hampir berdekatan dengan kekaisaran lalu yg kedua ada di tengah-tengah kota.
...💐Pasar kekaisaran Aegeus💐...
Aku turun dari kereta di ikuti Merry. Berbagai aromah sangat tercium.
Ini sangat damai dan ramai, ini adalah pasar kedua terbesar dan terkenal di berbagai penjuru, karena pasar ini dekat dengan pelabuhan Aegnus dan banyak sekali pendatang yg kemari.
"Wahhh ini kali pertama saya kesini, dan yg saya dengar tidak jauh dari sini ada pelabuhan Aegnus." Ucap Merry sambil tersenyum padaku, aku mengangguk lalu memanggilnya berkeliling.
Di mulai dari makanan sate pinggiran sampai pada makanan pedas yg mereka jual aku beli dan makan bersama dengan Merry.
Selanjutnya ada beberapa gantungan boneka dan topeng yang kami beli. Berikutnya ada tokoh yg menjual berbagai bunga di ujung jalan.
"Nona, lihat bunga ini. Katanya ini bunga cinta." Tunjuk Merry, ternyata itu adalah bunga Anyelir putih.
"Apa kalian akan membelinya? Saya dengar ini adalah bunga kesukaan putri dan Pangeran." Ujar penjual bunga pada kami berdua.
Ada sedikit rasa sakit saat aku melihat bunga itu, lalu ku putuskan untuk pergi dari sana.
Terdengar Merry memanggil ku, entah kenapa aku berbalik dengan kasar dan membentaknya, dia sedikit terkejut dan menunduk meminta maaf.
'Kenapa aku begini, padahal Merry tidak bersalah.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Maria Fabianto
merah nih, mata
perih nih, mata
2021-07-07
2
🖤༒︎★𝕱𝖚𝖏𝖔𝖘𝖍𝖙★༒︎🖤
Mewek kan gw
2021-02-06
7
DeputiG_Rahma
lanjut kak, semangat upnya
dapat dukungan nih dari DEBU ORBIT
2020-11-22
5