Bagian 13

...💐Kediaman Alddes💐...

Sore di tempat latihan, Agnasia terus mengayunkan pedang miliknya dengan cepat. Pikirannya entah kemana, mungkin dia sedang memikirkan kejadian baru-baru ini.

Pengakuan Dellion yg tiba-tiba serta mata-mata yg tertangkap sebelum waktunya.

'Aneh sekali, ini tidak seperti yg sebelumnya. Atau ini sudah terjadi, tapi karena aku terlalu fokus pada Pangeran dan mencari perhatian Ayah jadi aku tidak mengetahuinya?'

Pikir Agnasia sambil terus mengayunkan pedang, sampai Deondre datang mendekat kearahnya, Agnasia berbalik dan hampir saja memotong leher Deondre.

Matanya membesar melihat pedang itu terarah di leher kakaknya.

"Astaga! Tuan Duke muda. Maafkan saya." Ucap Agnasia, dan di balas senyuman oleh Deondre

"Kamu cukup peka juga, tapi ini adalah hal yg menakutkan, hampir saja aku mati saat ini juga." Ujar Deondre pada Agnasia, wanita itu kemudian menunduk meminta maaf terus menerus.

"Maaf... maafkan saya Duke muda... saya sedang tidak fokus jadi seperti ini" Ucap Agnasia panik.

"Kamu tidak fokus saja hampir memotong leherku, bagaimana jika fokus? Pasti kepala ku sudah terpisah dari tubuhku. Tapi, tenanglah aku tidak akan menghukum mu." Ucap Deondre sambil menyuruh prajurit memberikan pedang padanya.

"Bagaimana jika kita duel?"

Deondre menunjuk pedang kearah Agnasia, wajahnya seketika serius saat kakaknya mengajak untuk Duel bersama.

'Kapan lagi aku bisa berduel dengannya jika bukan sekarang.'

"Baiklah..."

Mereka melakukan aba-aba, tanpa hitungan detik Deondre langsung menyerang Agnasia. Tepat waktu Agnasia dapat menagkis pedang dari kakanya dengan cepat.

"Duke muda sangat hebat." Smrik Agnasia sambil mendorong pedangnya dan langsung menyerang Dellion.

Tang....

"Tidak semudah itu Agnasia. Kamu harus membuka matamu untuk menyerangku."

Balas Deondre pada Agnasia, dia lalu berlari dan dengan cepat menyerang Agnasia dari atas.

Tang...

"Anda juga harus melihat titik yg bagus untuk menyerang saya." Balas Agnasia, dia lalu mendorong dan menyerang kearah kaki Deondre. Hanya tinggal beberapa inci saja pedang itu hampir mengenai Deondre.

Tapi karena Deondre lincah, dia dapat menghindari ayunan pedang yg tertuju padanya.

"Ternyata kamu hebat juga." Ucap Deondre dengan sedikit tersenyum.

Para pengawal berkerumun melihat pertarungan antar dua saudara yg sangat sengit.

"Aku bertaru 5 keping perak untuk Putri Agnasia."

"Aku bertaru 10 keping perak untuk Tuan Deondre. Pasti Putri Agnasia akan kalah."

"Baiklah, kita lihat singa jantan atau betina yg akan menang."

Mereka lalu menonton pertarungan Deondre dan Agnasia dengan beberapa cemilan yg di bawa oleh pelayan.

...💐💐💐💐...

Serangan pedang dari Deondre menjatuhkan Agnasia. Deondre tersenyum penuh kemenangan

"Kau kalah." Ucap Deondre sambil tersenyum.

"Benarkah?? bagaimana dengan ini." Agnasia memukul pergelangan kaki Deondre sampai lelaki itu tidak memiliki keseimbangan lagi. Agnasia lalu memutar pedang milik kakaknya sampai terhempas jauh. Kini Agnasia yg berdiri sambil tersenyum melihat Deondre yg tergeletak di rerumputan.

"Kamu curang ternyata." Ujar Deondre.

"Itu bukan curang, tapi trik untuk menyelamatkan diri." Ucap Agnasia sambil memberikan tangannya membatu Deondre bangun.

Entah kenapa Agnasia terasa senang. Untuk pertama kalinya dia bisa bertarung dengan Deondre

"Ku dengar berkat mu, para mata-mata di tangkap." Ujar Deondre sambil mengambil handuk kecil pada pelayan.

"Itu bukan karena saya, tapi karena kepintaran Sir Galen dia bisa menemukan orang-orang itu." Jawab Agnasia, dia lalu mengembalikan pedang itu kedalam sarungnya.

"Agnasia, kamu bisa berbicara santai denganku. Jangan berbicara formal seperti itu."

Wajahnya terlihat malu melihat ku saat ini, dia menutupinya dengan handuk yg ada di tangannya.

'Sekarang apa yg terjadi dengan Deondre. Aku bahkan tidak melakukan apa-apa'

"Kenapa kamu diam, apa kamu tidak suka berbicara santai dengan ku?" Tanyanya, aku membuyarkan lamunanku dan mengeleng.

"Sesuai yg Kakak mau." Aku tersenyum melihat dia, dan dengan cepat dia berbalik pergi.

"Malam ini makan bersama ingat!" Ucapnya sambil melambaikan tangan.

Merry mendekat padaku, dia sedikit berbisik.

"Sepertinya Tuan mulai menerima Nona, baguslah..... Ahh... jika kalian bukan saudara, pasti Nona cocok dengan Tuan Duke muda."

Aku terkejut mendengar perkataan dari Merry. Kenapa dia bisa berfikir sampai di sana

"Kau ini ada-ada saja. Lebih baik pikiran siapa yg akan menjadi pasangan mu saja."

Ujarku sambil berjalan pelan dari sana, Merry mengikuti ku dan terus berbicara tentang aku bersama Deondre.

Dan beberapa prajurit yg bertaruh tadi ada yg sangat senang dan ada yg sedih karena bangkrut.

...💐Ruangan baca💐...

Besok, menjelang siang di ruang baca, Agnasia membuka beberapa buku sejarah, ingin mencari tahu lebih lanjut tentang beberapa keturunan Alddes sebelumnya.

Tapi itu terhenti saat dia mendengar pembicaraan dua prajurit Alddes di depan jendela ruangan.

"Kamu dengar tidak, kejadian 1 jam yg lalu di kekaisaran Aegeus."

"Belum, memangnya ada apa?"

"Jadi, saat Yang Mulia Kaisar dan Tuan Galen sedang menginterogasi mata-mata dari kekaisaran Ango, ada asap hitam yg datang lalu ke tiga orang mata-mata itu mati di tempat."

"Apa?! Yg benar saja!"

"Tentu saja,bahkan Kaisar sendiri tidak dapat melihat siapa yg masuk kedalam ruangan itu."

Dengan cepat Agnasia bangkit berdiri, dia lalu keluar dan pergi menuju ruangan kerja Ayahnya, tapi saat itu ternyata Ayahnya sudah pergi lebih dahulu.

'Aku harus kesana segera'

Agnasia lalu memanggil kusir untuk menyediakan kereta kuda untuknya dan pergi.

...💐Kekaisaran Aegeus💐...

Saat sampai, di depan gerbang sudah banyak pengawal yg berjaga-jaga.

'Mungkin ini gara-gara penyerangan itu, jadi penjaganya semakin ketat'

Agnasia turun, dan pergi masuk kedalam kekaisaran. Untungnya dia di perbolehkan oleh beberapa pengawal yg berjaga.

Dia masuk dan menanyakan dimana Tuan Duke pada para pelayan kekaisaran.

"Tuan sedang ada di ruangan rapat bersama dengan yg lainnya putri..." Jawab pelayan, Agnasia sedikit mengigit bibirnya.

'Aku tidak bisa masuk. Tapi, akan ku coba.'

"Bawah Aku kesana segera." Pelayan itu pun mengangguk dan menuntun Agnasia ke ruangan rapat. Saat sampai, dia yg akan masuk di tahan oleh dua pengawal yg berdiri di depan pintu.

"Maaf Yang Mulia putri... anda tidak bisa masuk saat sedang rapat penting."

"Katakan ada yg ingin ku bicarakan dengan Tuan Galen dan yg lainnya." Ucap Agnasia, kemudian pengawal mengangguk dan masuk kedalam.

Beberapa detik berlalu, pengawal itu keluar. Dia sekarang mempersilakan ku masuk kedalam ruangan.

...💐Dalam Ruangan Rapat💐...

Di sana terdapat Kaisar, pangeran Dellion, Tuan Duke dan Galen. Agnasia memberi salam pada mereka dengan sopan.

"Ada apa kamu kemari putri? Apa yg ingin kamu katakan." Ucap Kaisar sambil menatap lurus kearah Agnasia.

"Mohon maaf Yang Mulia Kaisar, saya sedikit ikut campur. Tadi pagi saya mendengar berita soal penyerangan tiba-tiba."

"Putri benar, aku juga menyetujui putri untuk masuk dan memberikan pendapat yang putri pikirkan." Jawab Kaisar, Agnasia sedikit mengangguk dan pergi duduk di samping Galen.

Kemudian Galen membuka mulutnya berbicara pada Kaisar.

"Yang Mulia Kaisar, saya menemukan sesuatu pada ketiga orang korban." Galen mengangkat sebuah kalung dengan lambang gagak putih.

"Ini adalah lambang kekaisaran Beryl!!" ucap Pangeran tiba-tiba sambil melihat Kaisar.

'sekarang apa yg terjadi?! Kenapa bisa ada lambang kekaisaran Beryl, yg di bawah mata-mata kekaisaran Ango!'

Terpopuler

Comments

Rin

Rin

jadi penasaran sama kakaknya

2022-11-13

0

ARA

ARA

Dellion??? Typo😁

2022-10-15

0

Mocha

Mocha

adu domba ya, menarik

2022-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64 - gelang sihir
66 Bagian 65 - penyamaran
67 Bagian 66 - pertengkaran
68 Bagian 67 - ingatan
69 Bagian 68 - kekuatan
70 Bagian 69 - lambang kuno
71 Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72 Pengumuman
73 {Prolog Season Dua}
74 {Season Dua} Bagian 71 - Surat
75 {Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76 {Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77 {Season Dua} Bagian 74 - sihir
78 {Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79 {Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80 {Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81 {Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82 {Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83 {Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84 {Season Dua} Bagian 81- Galen
85 {Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86 {Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87 {Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88 {Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89 {Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90 {Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91 {Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92 {Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93 {Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94 {Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95 {Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96 {Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97 {Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98 {Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99 {Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100 {Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101 {Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102 {Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103 {Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104 {Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105 {Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106 {Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107 {Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108 {Ekstra part and pengumuman}
109 Tok! Tok! Cerita baru~
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64 - gelang sihir
66
Bagian 65 - penyamaran
67
Bagian 66 - pertengkaran
68
Bagian 67 - ingatan
69
Bagian 68 - kekuatan
70
Bagian 69 - lambang kuno
71
Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72
Pengumuman
73
{Prolog Season Dua}
74
{Season Dua} Bagian 71 - Surat
75
{Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76
{Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77
{Season Dua} Bagian 74 - sihir
78
{Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79
{Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80
{Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81
{Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82
{Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83
{Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84
{Season Dua} Bagian 81- Galen
85
{Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86
{Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87
{Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88
{Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89
{Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90
{Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91
{Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92
{Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93
{Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94
{Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95
{Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96
{Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97
{Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98
{Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99
{Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100
{Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101
{Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102
{Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103
{Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104
{Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105
{Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106
{Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107
{Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108
{Ekstra part and pengumuman}
109
Tok! Tok! Cerita baru~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!