Berbagai mata tertuju pada seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam ruangan bawah tanah. Dengan tangan di rantai, di sampingnya berdiri kedua prajurit kekaisaran yang sedang membawanya ke tempat eksekusi.
Pandangan wanita itu tidak bisa melihat dengan jelas, karena dia sudah di kurung cukup lama dan hanya di beri makan seminggu 3 kali oleh para pelayan.
Rambut yang dulunya indah sekarang menjadi rusak. Kulit yang dulunya terawat sekarang menjadi kering dan mengelupas.
Langkahnya terhenti di tengah-tengah tempat eksekusi. Di depannya terdapat tali gantung yang mengerikan bagi si penerima hukuman.
Begitu matanya melihat itu, rasa menyesal, sakit, serta benci menjadi satu.
Dia menyesal karena sudah menunggu lelaki yang dia cintai untuk kembali bersamanya.
Dia sakit karena kenyataan yang menyakitkan menamparnya dengan begitu keras.
Dia membenci para penghianat yang telah merebut semuanya termasuk orang yang ia cintai.
Sayup-sayup teriakan orang-orang menyapu pendengarnya. Mereka menginginkan kematiannya agar segera di percepat mengingat dia adalah salah satu aib terbesar untuk Kekaisaran.
Mereka menganggapnya sebagai dalang dari semua keburukan yang terjadi dalam kekaisaran Aegeus.
Kini, pandangannya terarah pada sesosok pria yang dulunya mencintainya dan sebaliknya juga.
Padahal sebentar lagi ia akan menikah dan menjadi istri dari Pangeran Dellion, namun itu semua hancur saat penyerang tiba-tiba pada Pangeran yang akan kembali pulang dari peperangan beberapa tahun lalu.
Karena kejadian itu Dellion melupakan sebagian orang-orang terdekatnya, termasuk dirinya yang berstatus tunangan Pangeran.
Berbagai upaya sudah ia lakukan untuk membuat Pangeran sembuh, tapi itu sia-sia saja.
Sampai kedatangan Putri dari Viscount. Dia membantu dan mengobati Dellion sampai sembuh. Tapi pada akhirnya Pangeran malah jatuh hari pada wanita itu. Carin dari keturunan Alecta.
Dia sungguh tidak percaya bahwa Pangeran tidak lagi memiliki perasaan apapun padanya dan malah peduli pada Carin.
Melihat hal itu, dia mulai cemburu dan daberubah menjadi lebih kasar, sampai ia mencoba untuk melukai dan membunuh Carin.
Tetapi tindakannya itu di ketahui oleh salah satu pelayan kerajaan dan melaporkannya pada Pangeran. Ia kemudian di tangkap dan di tahan dalam penjara bawah tanah Kekaisaran cukup lama.
Duke Alddes ayah dari Agnasia, yang tidak peduli tentang kehidupan putrinya hanya bisa diam dan tidak membelanya sama sekali.
Di tambah kakak Agnasia yang tidak menyayanginya, karna dia hanyalah anak pembawa sial bagi keluarga Alddes.
Agnasia tersenyum pahit saat mereka mengikat tali itu di lehernya. Salah satu kaki tangan kaisar mendekat, dia adalah anak kedua dari keluarga Alastor.
Kedua mata biru lelaki itu melihat kearah Agnasia, ada sedikit rasa sakit dalam hatinya mengingat sang sahabat yang mendapati hukuman gantung dan dia tidak bisa menyelamatkannya.
"Tradisi setiap kekaisaran adalah memenuhi permintaan terakhir dari sang tahanan, jadi apa permintaan mu putri?"
Tanya Galen sahabat dari Agnasia. Wanita itu mengangkat kepalanya menatap Pangeran serta Kaisar yang duduk di singgah sana, lalu wanita yang di samping Dellion yaitu Carin.
Dia lalu melihat kakak beserta ayahnya yang hanya diam dengan raut datar, serta pasangan Viscount dan Viscountess.
Agnasia kemudian membuka mulutnya mulai berbicara lantang tanpa rasa takut sedikit pun, karena dia sangat membenci mereka.
"Aku hanya ingin Pangeran dan kalian semua, mendengarkan aku untuk terakhir kalinya. Sampai aku mati, aku tidak akan melupakan ini!!"
Mendengar itu rakyat saling berbisik-bisik, ada juga yang berteriak penjahat berdarah dingin pada Agnasia.
Kemudian, Pangeran Dellion membuka mulutnya membalas perkataan Agnasia.
"Aku tidak akan menyesalinya."
Deg!
Perkataannya itu membuat hati Agnasia seperti di cambuk ratusan kali, wanita mana yang mau mendengar perkataan menyakitkan dari mulut pria yang ia cintai?
Kaisar kemudian mengangkat tangannya pertanda mempersilakan prajurit untuk melanjutkan pekerjaannya mengakhiri hidup dari putri Duke itu.
'Aku tidak mau bertemu lagi dengan kalian.'
Lantai tempatnya berpijak tiba-tiba terbuka. Dia perlahan merasakan cengkraman yang begitu menyiksa.
Agnasia tidak bisa lagi bernafas dengan leluasa, hingga perlahan-lahan pandangannya menggelap di ikuti hembusan nafas yang terhenti.
...✾✾✾...
Keadaan gelap, wanita itu duduk meringkuk tidak tahu harus berbuat apa, padahal dia hanya ingin sebuah cinta dan berakhir seperti ini?
Memang benar semua salahnya, karena ia mencoba membunuh Carin karna api cemburu yang ada dalam dirinya tidak dapat terkontrol.
Roh yang malang, kamu sangat menyedihkan.
Agnasia mendongkak melihat kedepan, terdapat sebuah cahaya kecil yang berterbangan di depan matanya.
"Siapa kamu?"
Aku penjaga tempat ini, mari ikut aku.
Ia kemudian bangkit berdiri dan mengikuti cahaya itu pelan-pelan.
"Kirim aku ketempat yang lebih baik ... Jangan kembalikan aku kesana lagi,"
Lirih wanita itu pada cahaya yang memimpinnya di depan. Cahaya itupun terhenti.
Dia sangat menyayangi mu. Dia ingin membuat mu bahagia dengan menjalani kehidupan mu lagi.
"Hah! Bualan gila apa itu? Lalu dia? Siapa dia? Pokoknya aku menolaknya!"
Terlambat.
Tiba-tiba cahaya itu menjadi sangat besar dan menelan tubuh Agnasia. Tarikan tersebut terasa menarik kulitnya, dia berteriak pun kesakitan hingga akhirnya semuanya berubah menjadi gelap gulita.
...✾✾✾...
Di atas tempat tidur Agnasia bangun dengan nafas tidak beraturan, tangannya memegang leher tempat tali itu di ikat.
Dari arah pintu datang seorang wanita dengan pakaian maid sambil memegang wadah kecil di tangannya.
"Nona ... Anda kenapa? Apa ada yang terjadi? Kenapa wajah anda begitu pucat?" tanya pelayan bernama Marry bertubi-tubi pada majikannya. Sedang Agnasia hanya terdiam mengetahui bahwa dia kembali lagi di kehidupannya dulu.
"Tidak! Aku tidak mau kembali!!"
Wanita itu berteriak histeris sambil mengacak rambutnya. Marry yang melihat majikannya bertindak aneh, memberanikan diri bertanya.
"No-nona ... Kenapa ada jadi seperti ini?"
Dengan suara pelan Merry menanyakannya, tapi tidak di jawab oleh Agnasia.
"Tidak ... Tidak ... Aku akan tersiksa lagi jika kembali," gumam Agnasia dengan wajah pucatnya.
Pandangannya kini menjelajahi keseluruhan ruangan kamar, sampai maniknya menangkap sebuah pisau yang tertancap di salah satu buah di dalam wadah atas meja.
Bergegas ia bangkit berdiri dan pergi mengambil pisau itu. Merry kaget, dan reflek berteriak ketakutan saat melihat Agnasia sudah meletakan pisau itu di lehernya. Agnasia sudah siap untuk mengakhiri hidupnya.
"Nona! Jangan lakukan itu!!"
Setelah teriakan Merry, tiba-tiba pintu terbuka. Menampakkan seorang pria muda yang masuk dengan tergesa-gesa sebelum kemudian menangkap tangan adik perempuannya.
"Kamu sudah gila!!"
Sedikit goresan di tangannya karena menarik paksa pisau yang ada di tangan Agnasia.
"Tidak! Kalian pasti akan membunuh ku! Jadi aku saja yang akan mengakhiri hidup ku!" gumamnya pelan sambil berteriak histeris.
Pria itupun memegang pundak adiknya tapi di detik selanjutnya Agnasia pingsan dan tidak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Salma Cheng
lanjut Thor aku penasaran kehidupan Agnesia kedepanya
2022-06-24
1
AYU DANI
kesian amat ya... sedih deh gue
2021-10-08
0
@yl yolandaveronica
like n komen mampir untukmu thor 🥰
2021-08-13
0