Masih dalam keadaan terdiam, Agnasia mengamati keadaan luar yg begitu aneh.
Entah kenapa sekarang dia merasa takut, siapa yg sedang mempermainkan dia pagi-pagi seperti ini.
"Nona?" Suara Merry yg berada tepat di belakang ku membuat aku terkejut.
"Astaga! Merry! Kau tahu, jantung ku hampir saja keluar karena mu." Ucapku, Wajah Merry tiba-tiba berubah menjadi takut sekarang.
"Ada apa Merry?" Kataku sambil melambaikan tanganku di depan wajahnya.
"Nona! Disana ada seseorang!" Teriak Merry sambil menunjuk kearah pohon di taman
Saat aku melihat kearah belakang.
"Itu!.. itu!.. hantu?!" Teriak ku.
"Bukan Nona itu manusia! Dikekaisaran Aegeus mana ada hantu!" Ucap Merry.
"Oh ia benar juga..." ujarku sambil sedikit tersenyum.
"Tunggu, hantu itu apa?"
Merry balik bertanya padaku.
"Roh orang yg sudah mati, Ayo sekarang kita turun kebawah dan melihat dia." Ucap ku sambil berlari turun kebawah.
...💐Taman belakang💐...
Sesampainya di taman belakang kamarku, ternyata itu hanya sebuah pakaian berbulu yg tergantung di sana.
"Nona apa itu pakaian yg sering hantu pakai?" Merry melihat ku lalu menunjuk pakaian yg tergantung itu.
"Entahlah, yg aku tahu Eh....
astaga Merry, yg kita lihat tadi itu adalah pakaian yg tergantung. Bukan hantu." Kataku sambil menjelaskan dengan rincih padanya.
Pagi itu, Agnasia di buat bingung oleh sepengal kayu dan pertanyaan aneh Merry. Lalu Agnasia memerintahkan penjaga untuk mengambil pakaian berbulu itu dan membawanya kedalam kamar, Dia lalu berbalik kembali untuk makan.
...💐💐💐💐...
Menjelang siang Galen datang berkunjung kekediaman Alddes. Dia kesini untuk mengambil berkas yg ada di ruangan Duke George.
"Kenapa, kau yg kemari? Harusnya suruh saja pengawal ayah atau pelayan kan?" Kataku sambil melihat Galen yg sedang mencari berkas.
"Agnasia... ini surat penting, jadi aku yg mengambilnya." Ucap Galen sambil membuka laci meja Tuan Duke. Ternyata surat yg dia cari ada di sana.
"Memangnya itu apa?"
"Surat penting, kau anak kecil tidak boleh tahu." Jelas Galen sambil memberi salam.
"Aku sudah dewasa. Jangan sebut aku anak kecil." Agnasia menatap Galen tidak senang.
"Baiklah bibi aku akan pergi." Ucapnya dan keluar dengan terburu-buru
"Aku juga bukan bibi!!" Teriakku menggema di dalam ruangan, Karena ucapan dari Galen yg selalu saja menyulut emosi ku.
...💐Kekaisaran Beryl💐...
Seorang pria tua sedang menyamar memakai jubah dengan lambang Mawar putih. Dia membawa botol ramuan kecil di tangannya sambil melihat sekitar.
Dia mendekati sumur Beryl perlahan-lahan. Lalu kemudian menuangkan sisa ramuan itu kedalam sumur.
"Bagus... setelah sungai Brnice sudah di racuni. Sekarang Mata airnya juga ikut di racuni...ckckck" pria itu tertawa licik.
Kemudian dari arah belakang seorang berteriak.
"Sedang apa kau disana!!"
Setelah teriakkan itu dia tersenyum. "Permainan di mulai...." pria itu kemudian berlari pergi menjauh, karena prajurit kekaisaran Beryl mengejarnya.
"Bukankah itu lambang dari Kekaisaran Aegeus?" Ucap prajurit yg berlari mengejar pria yg ada di depannya.
Tepat saat sampai di tengah pasar Beryl prajurit itu kehilangan jejaknya.
Di tempat yg sama pria tua itu melihat mata-mata dari Kekaisaran Aegeus yg ada di sana. Dengan cepat pria itu mendekat dan berpura-pura menyambar mata-mata Aegeus sekaligus meletakan botol itu di sakunya.
"Misi selesai" gumannya pelan sambil tersenyum. Pria itu lalu pergi dan menghilang di dalam kerumunan.
...💐Kekaisaran Aegeus💐...
Dibelakang kekaisaran Aegeus terdapat sebuah lingkaran. Duke George berdiri dan mulai membuat pelindung untuk kekaisaran Aegeus.
Lingkaran ini adalah akar dari hutan Theos, setiap kali memasang pelindung Tuan Duke hanya pergi kebelakang Kekaisaran saja.
Jika sudah selesai maka kekuatan pelindung itu akan menjalar dan melindungi Kekaisaran dari musuh yg menggunakan kekuatan gelap. Tapi itu memiliki batas waktu yg tidak bertahan lama.
Duke George langsung terlihat lelah saat dia selesai memakai kekuatan itu, dia lalu di bimbing oleh beberapa pelayan dan beristirahat.
"Yang Mulia apakah Duke akan baik-baik saja?" Ucap Dellion pada Kaisar.
"Tenang, George akan baik-baik saja ini bukan yg pertama kali untuknya."
Dari arah berlawanan Galen datang sambil membawa surat di tangannya, Dia memberi salam lalu menyerahkan surat itu pada Kaisar.
"Apa ini adalah surat yg asli?" Ucap Kaisar pada Galen.
"Ia, Yang Mulia. Saya sudah membacanya, dan sudah memeriksanya."
Penjelasan dari Galen di angguki oleh Kaisar, kemudian Kaisar pergi kembali kedalam kerajaan.
"Apa kau sendirian kesana?"
Dellion membuka suara saat melihat Galen yg akan pergi menyusul Kaisar.
"Ia pangeran. Ada apa?" Tanya Galen karena melihat raut Dellion yg seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Ekhemm! Apa dia ada di sana?" Ucap Pangeran .
"Dia? Maksud Pangeran , putri Agnasia? Tentu Putri ada di sana. Memangnya kenapa?"
Ucap Galen sambil terus melirik Dellion yg merasa gugup sesaat mendengar nama Agnasia yg di sebut.
"Bukan apa-apa, tumben sekali dia tidak berkunjung kesini."
"Saya juga tidak tahu dia kenapa, apa pangeran mengatakan sesuatu padanya sampai dia tidak datang?"
Pertanyaan dari Galen membuat kenangan di taman saat dia mengungkapkan ketidak sukaannya pada Agnasia muncul.
"Pangeran? Hati wanita itu sangat lembut, mereka pasti akan merasa sedih jika kita pria memarahi mereka tanpa alasan yg jelas." Jelas galen pada Pangeran Dellion.
"Kenapa berkata seperti itu, kami baik-baik saja."
"Syukurlah saya pikir Pangeran mengatakan sesuatu yg tidak-tidak pada putri Agnasia, kalau begitu saya undur diri."
Galen lalu pergi menyusul kaisar yg pastinya sudah sampai dan mengurus surat yg dia bawah tadi.
"Kenapa aku seperti ini? Wanita itu aku tidak menyukainya tapi dia selalu saja muncul dalam pikiranku. Ahk Agnasia Arista Alddes. Aku harus menyingkirkan dia dari dalam pikiran ku secepatnya."
...💐Kediaman Alddes💐...
"Hacimm!!" Agnasia yg duduk dengan tenang di ruangan baca terusik karena dia yg bersin tiba-tiba.
"Nona? Anda baik-baik saja kan?" Tanya Merry sambil membawa nampan yg berisi teh dan beberapa cemilan.
"Ya, entahlah tiba-tiba bersin."
Merry lalu tersenyum dan mengatur semua di atas meja.
"Jika di tempat tinggalku, seorang yg bersin tiba-tiba seperti itu, pasti ada seseorang yg menyebut nama kita." Jelas Merry padaku, ku balas dengan sedikit tersenyum.
"Mana ada seperti itu Merry, itu hanya mitos. Dan aku tidak percaya mitos yg tidak masuk akal." Ucap Agnasia sambil melihat buku di depannya.
"menurut ku, itu mungkin benar." Ucap Merry sambil mengambil beberapa potong kue dan memakannya.
"Menurut ku itu tidak benar."
"Mmm... menurut ku itu benar Nona." Ucap Merry sambil terus memakan kue
"Tidak! Lalu siapa yg sering menyebut namaku kalau kau tahu?!"
"Mungkin...mmm... pria misterius yg menyebalkan itu, atau... Pangeran Dellion" mendengar nama Pangeran reflek aku berteriak dan membuat Merry tersedak karena kaget.
"Uhuk! Uhuk!"
"Merry! Kau kenapa? Jangan mati!"
Dengan cepat aku memberikan teh padanya, dia lalu meminumnya sampai habis. Saat melihat Merry sudah tenang aku bernafas lega.
'Hanya karena masalah bersin Merry hampir saja mati tersedak'
"Huft... ada-ada saja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Di Elva
teka-tekinya keren
2023-06-15
1
Salma Cheng
ada ada saja,,,,,
2021-11-11
0
Aisyah Syah
keknya aku mulai faham deh ama teka teki nya
2021-04-18
7