Keadaan yg canggung membuat hati Agnasia tidak tahan. Semua orang yg berlalu lalang menyadari mereka berdua sedang bertengkar.
Agnasia memutuskan untuk mencari tempat yg sedikit aman agar dia bisa mengatakan maaf pada Merry. Dia lalu menarik tangan Merry dan menuntunnya masuk kedalam tokoh kue yg ada di samping mereka.
Mereka mengambil tempat duduk yg berdekatan dengan pintu keluar. Agnasia lalu menunduk dan meminta maaf pada Merry.
"Apa yg Nona katakan, jangan meminta maaf, Itu sudah berlebihan." Ucap Merry sambil memegang tangan Agnasia.
"Aku sudah salah Merry, aku sudah membentak mu."
"Tidak, Nona tidak bersalah. Saya yg salah sudah mengajak Nona kesana. Tapi, kenapa Nona jadi tidak suka melihat bunga itu?" Pertanyaan Merry membuat ku terdiam sebentar. Entah dari mana aku harus menjelaskan semua.
"Merry...ada kejadian yg membuat ku membenci bunga itu. Melihatnya saja sudah sangat menjengkelkan."
Kataku sambil menggigit bibir bawahku.
"Saya tidak akan bertanya lagi kalau begitu." Ucap Merry.
Sebenarnya yg salah itu bukan bunganya, tapi orang yg mengikut sertakan bunga itu sebagai janji setianya. Dan itu malah menjadi sebuah lambang kebohongan.
Saat liburan musim panas, pangeran mengajak ku untuk pergi ke istana kristal yg berada di bagian perbatasan antar kekaisaran Aegeus dan kekaisaran Beryl, tidak jauh dari situ ada lembah dan sungai Brnice tempat di mana pangeran di serang.
Masih sangat terasa genggaman nya yg begitu hangat memegang tanganku. Tatapan Dellion yg begitu tulus membuat perasaan ku menjadi hangat.
"Aku akan tetap bersamamu, dan tidak akan pernah meninggalkan mu. Aku mencintaimu. ini janji ku."
Tapi itu adalah masalah lalu yg begitu indah, sekaligus adalah kenyataan dan awal yg pahit untukku, yaitu jalan kematian untuk diriku sendiri.
"Nona? Apa yg anda pikirkan sampai seperti itu?" Tanya Merry dengan pelan padaku. Aku mengeleng dan tersenyum. Aku lalu memesan kue untuk hidangan penutup hari ini.
Tidak menunggu lama, beberapa pesanan kue sudah datang dan tersedia di meja
"Sudah lama sekali saya tidak makan kue..." ucap Marry, aku sedikit tersenyum lalu mengajaknya makan bersama.
"Wahhh kuenya sangat enak!" Ucap Merry dengan mata yg berbinar bagaikan seekor kucing kecil. Aku tertawa melihat sikapnya ini dan lanjut memberikan beberapa kue padanya.
Tapi Agnasia tidak sadar bahwa seseorang sedang menatapnya dari kursi yg Berbeda.
...💐💐💐💐...
Setelah selesai, Agnasia pergi untuk membayar kue yg mereka pesan. Dia mendekati kasir yg ada di sudut ruangan dan mengeluarkan beberapa koin perak membayar kue.
Dari sisi kiri Agnasia, seorang lelaki seumuran Pangeran Dellion mendekat untuk membayar kue yg mereka pesan juga.
Saat tangan mereka bersentuhan, entah kenapa Agnasia merasakan sesuatu yg aneh.
"Maaf nona, bisakah anda minggir sedikit." Ucap salah satu pengawal yg ada di sebelah lelaki itu. Agnasia menatap lelaki yg ada di sampingnya sekilas lalu mundur dengan perlahan.
"Ah... ia silahkan Tuan."
Namun saat Agnasia akan beranjak pergi, tangannya di tahan oleh lelaki itu. Agnasia sedikit terkejut dan berbalik.
"Maaf Tuan, bisakah anda melepaskan tangan anda dari saya?" Ucap Agnasia pada lelaki itu, matanya yg berwarna ungu menatap Agnasia cukup dalam.
"Wanita yg unik. Aku baru melihat hal seperti ini, apa itu cukup menyakitkan?" Lelaki itu sedikit tersenyum.
"Ap-a yg anda bicarakan Tuan?" Kataku gugup karena dia sudah berada dekat dengan wajahku nafasnya bahkan terasa.
lalu dari arah belakang para pengawal Alddes dan Merry mendekat. Dengan cepat tangan lelaki itu melepas dan menjauh dari Agnasia.
"Nona Agnasia anda baik-baik saja?" Merry dengan wajah yg khawatir melihatku, lalu dia menatap marah kearah lelaki yg ada di depan ku.
"Jika saja Nona terluka, akan ku pukul kau!!"
Merry terlihat sangat marah, dia pun menunjuk lelaki itu dengan tangannya.
"Awas!! ya!!" Ucap Merry
Aku lalu menarik Merry kearah berlawanan sebelum orang-orang melihat dan mengenaliku.
...💐💐💐💐...
"Yang Mulia? Baru kali ini aku melihat anda tertarik dengan seorang wanita."
Ujar pengawal yg ada di sampingnya dengan bingung.
"Hanya tertarik saja bukan menyukainya" Ucapnya dengan senyuman yg dingin, membuat pengawal yg adalah sahabat dari lelaki itu hanya bisa diam dan tidak bertanya lagi.
...💐💐💐💐...
Agnasia masuk dan duduk di dalam kereta bersama dengan Merry. Keadaan jadi hening saat mereka masuk kedalam.
"Kau tidak perlu cemas Merry... dia pikir aku Mirip dengan temanya mungkin." Kataku dengan sedikit tersenyum padanya.
"Tapi dari tatapannya itu, berbeda dengan yg Nona jelaskan." Ujar Merry dengan wajah kesal. Aku tersenyum menanggapinya dan sedikit memegang tangannya untuk menenangkan dia.
...💐💐💐💐...
Dalam perjalanan, Agnasia memandang keluar dari jendela kereta, disana nampak berbagai kerajaan yg unik dengan ciri khas masing-masing.
Sampai kata-kata yg di ungkapkan lelaki itu terlintas lagi dalam benak Agnasia.
'Wanita yg unik. Aku baru melihat hal seperti ini, apa hal itu cukup menyakitkan?'
Agnasia berfikir keras soal apa yg di maksud dengan lelaki itu, tapi sepertinya tidak bisa di tebak olehnya. Dari perkataan lelaki itu ada teka-teki di sana dan itu tidak bisa di pecahkan begitu saja oleh Agnasia.
'Sudahlah jangan pikirkan.'
...💐kerajaan Lyeon💐...
Sebelum pulang ke kediamannya, Agnasia memutuskan untuk mampir sebentar, melihat Pangeran Dellion. Dia melangkah masuk kedalam.
Dia meminta tolong pelayan menuntunnya agar langsung bertemu dengan Dellion secepatnya. Ternyata Dellion ada di ruang kerja miliknya
Agnasia mengetuk pelan pintu ruangan kerja, di sambut oleh suara dari dalam menyuruh Agnasia masuk.
Didalam, Dellion sedang menulis berkas-berkas yg cukup banyak.
Ketika Mata Dellion melihat Agnasia entah kenapa dia jadi sangat bosan. Tidak ada angin dan hujan Agnasia selalu datang berkunjung ke kerajaannya.
"Salam Yang Mulia Pangeran" ucap Agnasia sambil menunduk memberi salam.
"Kenapa kamu kesini?"
Ucap Dellion sambil menulis beberapa berkas yg ada.
"Saya hanya ingin melihat keadaan Yang Mulia Pangeran. Jika sudah membaik saya akan undur diri."
Saat akan pergi, Pangeran menahan Agnasia untuk tetap tinggal. Dia memanggil Agnasia mendekat dan menunjukan sesuatu padanya.
"Ini adalah peta perbatasan antara kekaisaran Aegeus dan Kekaisaran Tayron di timur. Di antara ini ada sungai Troy yg mengalir menuju Tanah timur dan di atas sini ada hutan sebagai jalan masuk dan keluar untuk rakyat."
Pangeran kemudian terhenti, dia menatap Agnasia dengan tenang. Entah apa yg di pikirkan Dellion sekarang
"Lalu? Apa maksud Yang Mulia pangeran menunjukan ini kepada saya?" Tanya Agnasia sambil menunjuk peta yg ada di atas meja.
"Jika kamu tunangan ku, artinya kamu pandai. Karena aku tidak ingin pasangan yg bodoh."
Agnasia terdiam menatap Dellion, 'jadi dia ingin menguji otak ku? dan jika aku salah dia pasti akan menghinaku'
"Baiklah saya siap." Ucap Agnasia dengan berani pada Pangeran Dellion.
(Hai, maaf terlambat up, seharusnya kemarin tapi ada sedikit eror jadi terlambat: ( kalo misalkan eps ke double yg sama maaf ya... terima kasih udah baca... nantikan kisah selanjutnya dari Agnasia, sampai nanti❤️)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Mocha
toko bukan tokoh
2022-02-19
0
Viaviani
sebenarnya ceritanya bagus, tata bahasa juga rapi, sayangnya author kurang pas penempatan sudut pandangnya. ini pakai sudut pandang orang pertama atau ketiga thor?
mungkin jika ada waktu senggang bisa diperbaiki dan diedit biar pembaca juga enak bacanya gak kebingungan. IMO 😊
2021-08-31
0
skxrain
pura² bodoh aja wee biar pertunangan batal-!!
2021-05-08
5