Langkahku mendekati Pangeran Dellion yg turun dari tangga. Saat mata kami bertemu, ada sedikit rasa kasihan melihat Pangeran.
'Tidak bisa seperti ini, aku harus segera menyelesaikan semuanya. Lalu cepat pergi dari sini.'
"Salam Yang Mulia Pangeran." Kataku sambil menunduk dengan sopan. Pangeran Dellion hanya diam dan melewatiku begitu saja menuju pintu samping tempat taman bunga mawar putih.
Perlahan ku ikuti dia dari belakang dalam diam, Dellion berjalan tertatih-tatih karena luka yg ada di pergelangan kakinya.
"Pangeran? Jika anda memaksakan diri. Penyembuhannya akan lambat." Kataku sambil menatap lurus kearah Pangeran. Dia berhenti dan berbalik menatap ku dingin lalu berjalan kembali.
Aku hanya menghembuskan nafas pasrah sambil melihatnya. Walau begitu aku harus mengawasinya untuk memenuhi tanggung jawabku pada Kaisar.
Sesampainya didepan taman, Pangeran menuju tempat duduk yg ada di tengah taman lagi.
Dengan cepat aku mendekat dan mengandengnya agar berjalan lebih cepat.
"Jika langkah anda seperti itu, saya pastikan Pangeran akan sampai bulan depan di sana." Kataku sambil menunjuk dengan dagu kearah tempat duduk.
"Kamu menghina ku?" Ucapnya dengan suara yg sedikit melengking tapi rendah.
"Itu bukan hinaan Pangeran, tapi itu kenyataan."
Mendengar jawaban ku, dia langsung mendorong tubuh ku menjauh darinya dengan wajah yg kesal.
"Pergi! Aku tidak butuh bantuan orang seperti mu!"
Aku terdiam menatapnya, dan teringat kejadian yg dulu. Jika dia membentak ku pasti aku akan menangis dan sedih. Untuk sekarang aku harus kuat, jangan sampai perasaan yg dulu merubah rencana ku kedepannya.
Agnasia lalu melangkah maju mendahului Pangeran Dellion dan duduk di bangku taman sambil memandang Dellion dari Jauh.
Tatapan yg dingin tertuju pada Agnasia tapi wanita itu menghiraukannya dia lalu memanggil pelayan yg sedang menyiram bunga untuk membawakan teh Lippe dan kue.
Pangeran sekarang sudah di depan Agnasia dan duduk berhadapan.
"Siapa yg mengizinkan mu duduk di situ?"
"Bukannya tempat ini tidak memiliki izin Yang Mulia Pangeran? Artinya saya bebas duduk disini." Kataku dengan santai padanya. Dia berdecak kesal kemudian mengambil buku yg sudah tersedia di sana dan membacanya.
"Kamu Agnasia Arista anak dari Duke Alddes kan? Sekaligus Tunangan ku, Aku sudah dengar dari Kaisar tentang mu." Ujarnya sambil membaca buku.
"Itu suatu kehormatan, Yang Mulia Pangeran bisa mengingat nama saya."
Para pelayan sampai dan meletakan teh beserta beberapa cemilan di atas meja dan pergi.
Ku tuangkan teh Lippe kedalam cangkir Pangeran dan kedalam cangkir ku.
"Aku mengingatnya karena namamu jelek." Ucap Pangeran saat aku menegukan teh Lippe kedalam mulutku.
Ku letakan pelan cangkir keatas meja dan diam menatap Pangeran. Aku harus tenang, karena aku juga sudah merasakan ejekan yg lebih para dari pada yg Dellion katakan.
"Hmm... mungkin karena penyerangan itu, wajah Pangeran juga terlihat jelek sekarang."
Dia menatap ku marah.
"Jika aku sembuh orang pertama yg akan ku hukum adalah kamu, yg menjadi tunangan ku."
Deg!...
Aku sedikit tersentak mendengarnya. Kemudian bayangan tali yg mengantung ku muncul lagi. Sedikit ku pengang kepala ku.
"Apakah anda akan membunuh saya kedua kalinya...ah itu tidak akan terjadi, saya akan pergi menjauh saat Carin datang." Kata ku.
"Apa yg kamu katakan? Aku tidak mengerti." Ucap pangeran, sedikit aku tersenyum pahit padanya.
"Hanya sebuah kehidupan lama Yang Mulia Pangeran. Kalau begitu saya undur diri dulu." Kataku dan memberi salam pada Pangeran lalu pergi.
...💐💐💐💐...
Dellion terdiam menatap kepergian Agnasia, entah kenapa ada rasa aneh saat perempuan itu pergi dari hadapannya. Dia merasa sudah berbuat kesalahan atas perkataannya. Tapi dia tidak mengerti, perasaan apa itu.
"Padahal aku hanya ingat, aku akan kembali dari Medan perang untuk menjadi Kaisar setelah beberapa bulan dimedan perang, Aku tidak ingat jika memiliki tunangan atau pasangan."
Ucap pelan Dellion, lalu dia membaca kembali buku yg ada di tangannya.
...💐💐💐💐...
Dari kejauhan, aku melihat Galen yg di kerumuni oleh beberapa pelayan wanita. Dia terlihat kewalahan berada di tengah-tengah para pelayan Kekaisaran.
Aku mendekat dan menyapanya, lalu pelayan-pelayan itu membuka jalan dan pergi dari hadapan ku dan Galen, dengan cepat.
Lelaki itu bernafas lega sekarang, aku sedikit tertawa melihat wajahnya yg merah itu karena di kerumuni wanita.
"Jadi, apa hadiah yg akan kau berikan padaku setelah menolong mu Galen?" Tanyaku sambil menyilangkan kedua tangan di depan.
"Ah... hadia lagi? Kau tidak adil?! Kemarin aku menolong mu tapi aku tidak meminta hadiah dari mu! Dasar curang." Katanya sambil sedikit berwajah cemberut padaku.
"Sudahlah, tidak jadi. Dan kenapa kau kesini?"
"Aku mau bertemu dengan Pangeran, untuk menanyakan beberapa kejadian saja." Jawab Galen sambil menunjukan berkas yg ada di tangannya.
'Pasti ini soal penyerang yg di lakukan musuh pada Pangeran, dia ingin mengetahui lebih lanjut tentang semua itu'
"Bagaimana dengan Tuan Christoffel? Dia kan bersama dengan pangeran saat pulang kemari."
Wajah Gelen berubah menjadi lesuh saat ku katakan nama Christoffel padanya.
"Jika dia tahu aku sudah tidak butuh menanyakannya pada Pangeran."
"Jadi dia tidak tahu sama sekali?"
"Ia, entah kenapa beberapa prajurit yg disana termasuk kakakku tidak mengingat detail kejadian. Mereka hanya ingat sebuah bom asap dan beberapa bebatuan yg jatuh saat menyebrangi lembah sungai Brnice di barat."
Aku sedikit terdiam dan berfikir.
'Bukannya lembah itu adalah jalan perbatasan antara kekaisaran Aegeus dan kekaisaran Beryl yg sangat aman jika di lewati? Kenapa tiba-tiba disana terjadi penyerangan'
"Apa Kekaisaran Beryl yg melakukannya?" Tanyaku pada Galen.
"Tidak mungkin, itu sangat jauh dari Kekaisaran Berly dan juga Kekaisaran itukan sudah bersahabat dengan kita." Jelas Galen dengan santai serta lengkap padaku.
"Sangat sulit juga ya, apa musuh nya ada di dalam Kekaisaran utara Aegeus? Tapi mana mungkin." Kataku sambil sedikit memegang kepala. Galen terdiam menatap ku.
"Kenapa kau berkata seperti itu? Apa alasan mu?" Aku lalu menatapnya.
"Itu... aku hanya mengira-ngira saja." Kataku dan Galen masih terdiam menatap ku, dia lalu berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya yg tertunda.
...💐Kediaman Alddes💐...
Agnasia yg kembali sudah siap dengan pedangnya untuk terus berlatih. Dia fokus pada sasarannya yg ada di depan. Karena terlalu mencolok, banyak prajurit kediaman Alddes mengintip dan Melihat Agnasia.
Mereka kagum melihat setiap pergerakan yg sempurna di lakukan oleh Agnasia tanpa sedikit celah. Sampai tercipta sebuah cerita di antara mereka.
"Bukanya putri tidak tahu berpedang?"
"Ia, tapi kenapa putri jadi lebih hebat dari kita ya?"
"Itu pasti karena darah keturunan Alddes"
"apa putri juga tidak takut soal peraturan yang melarang wanita bangsawan berpedang."
"Kau tidak lihat kemarin, dia melawan Tuan Deondre yg melarang dia berpedang."
Ucap beberapa prajurit yg sedang melihat Agnasia dari jauh, lalu mereka terdiam saat Sosok yg menakutkan datang mendekat kearah mereka. Itu adalah Duke George Ayah dari Agnasia.
"Sedang apa kalian?!" Ucap Duke seketika para prajurit itu berbalik dengan takut.
"Maaf Tuan Duke, kami hanya melihat putri Agnasia yg sedang latihan berpedang." Mendengar hal itu wajah Duke berubah marah, dia menyuruh mereka pergi jauh, lalu Duke George langsung pergi menghampiri Agnasia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
onalia Sukatendel
thor aku merasa kasian pada pemeran utama cewek masa tunangan lagi sama pangeran tur kasian, mbok nya buat dia berpisah sama pangeran. sdh mati dibunuh tunangan masa mau mati ke dua kalinya thor, trus hidup lagi ke3 kalinya eh dibunuh lagi capek deh thor. buat tuh cewek jd kuat dan berkelana atau buat dia diusir sama ayahnya, secara garis besar ayah dan kakaknya benci sama tuh anak
2020-11-19
71
Akira ✨
next up thor 😁
2020-11-19
1
Micu~
Lanjut author😊jangan lupa istirahat dan jaga kesehatan ❤❤kami tunggu kelanjutan cerita nya ya author❤❤˃ᴗ˂O(≧▽≦)O
2020-11-19
3