Bagian 8

Langkahku mendekati Pangeran Dellion yg turun dari tangga. Saat mata kami bertemu, ada sedikit rasa kasihan melihat Pangeran.

'Tidak bisa seperti ini, aku harus segera menyelesaikan semuanya. Lalu cepat pergi dari sini.'

"Salam Yang Mulia Pangeran." Kataku sambil menunduk dengan sopan. Pangeran Dellion hanya diam dan melewatiku begitu saja menuju pintu samping tempat taman bunga mawar putih.

Perlahan ku ikuti dia dari belakang dalam diam, Dellion berjalan tertatih-tatih karena luka yg ada di pergelangan kakinya.

"Pangeran? Jika anda memaksakan diri. Penyembuhannya akan lambat." Kataku sambil menatap lurus kearah Pangeran. Dia berhenti dan berbalik menatap ku dingin lalu berjalan kembali.

Aku hanya menghembuskan nafas pasrah sambil melihatnya. Walau begitu aku harus mengawasinya untuk memenuhi tanggung jawabku pada Kaisar.

Sesampainya didepan taman, Pangeran menuju tempat duduk yg ada di tengah taman lagi.

Dengan cepat aku mendekat dan mengandengnya agar berjalan lebih cepat.

"Jika langkah anda seperti itu, saya pastikan Pangeran akan sampai bulan depan di sana." Kataku sambil menunjuk dengan dagu kearah tempat duduk.

"Kamu menghina ku?" Ucapnya dengan suara yg sedikit melengking tapi rendah.

"Itu bukan hinaan Pangeran, tapi itu kenyataan."

Mendengar jawaban ku, dia langsung mendorong tubuh ku menjauh darinya dengan wajah yg kesal.

"Pergi! Aku tidak butuh bantuan orang seperti mu!"

Aku terdiam menatapnya, dan teringat kejadian yg dulu. Jika dia membentak ku pasti aku akan menangis dan sedih. Untuk sekarang aku harus kuat, jangan sampai perasaan yg dulu merubah rencana ku kedepannya.

Agnasia lalu melangkah maju mendahului Pangeran Dellion dan duduk di bangku taman sambil memandang Dellion dari Jauh.

Tatapan yg dingin tertuju pada Agnasia tapi wanita itu menghiraukannya dia lalu memanggil pelayan yg sedang menyiram bunga untuk membawakan teh Lippe dan kue.

Pangeran sekarang sudah di depan Agnasia dan duduk berhadapan.

"Siapa yg mengizinkan mu duduk di situ?"

"Bukannya tempat ini tidak memiliki izin Yang Mulia Pangeran? Artinya saya bebas duduk disini." Kataku dengan santai padanya. Dia berdecak kesal kemudian mengambil buku yg sudah tersedia di sana dan membacanya.

"Kamu Agnasia Arista anak dari Duke Alddes kan? Sekaligus Tunangan ku, Aku sudah dengar dari Kaisar tentang mu." Ujarnya sambil membaca buku.

"Itu suatu kehormatan, Yang Mulia Pangeran bisa mengingat nama saya."

Para pelayan sampai dan meletakan teh beserta beberapa cemilan di atas meja dan pergi.

Ku tuangkan teh Lippe kedalam cangkir Pangeran dan kedalam cangkir ku.

"Aku mengingatnya karena namamu jelek." Ucap Pangeran saat aku menegukan teh Lippe kedalam mulutku.

Ku letakan pelan cangkir keatas meja dan diam menatap Pangeran. Aku harus tenang, karena aku juga sudah merasakan ejekan yg lebih para dari pada yg Dellion katakan.

"Hmm... mungkin karena penyerangan itu, wajah Pangeran juga terlihat jelek sekarang."

Dia menatap ku marah.

"Jika aku sembuh orang pertama yg akan ku hukum adalah kamu, yg menjadi tunangan ku."

Deg!...

Aku sedikit tersentak mendengarnya. Kemudian bayangan tali yg mengantung ku muncul lagi. Sedikit ku pengang kepala ku.

"Apakah anda akan membunuh saya kedua kalinya...ah itu tidak akan terjadi, saya akan pergi menjauh saat Carin datang." Kata ku.

"Apa yg kamu katakan? Aku tidak mengerti." Ucap pangeran, sedikit aku tersenyum pahit padanya.

"Hanya sebuah kehidupan lama Yang Mulia Pangeran. Kalau begitu saya undur diri dulu." Kataku dan memberi salam pada Pangeran lalu pergi.

...💐💐💐💐...

Dellion terdiam menatap kepergian Agnasia, entah kenapa ada rasa aneh saat perempuan itu pergi dari hadapannya. Dia merasa sudah berbuat kesalahan atas perkataannya. Tapi dia tidak mengerti, perasaan apa itu.

"Padahal aku hanya ingat, aku akan kembali dari Medan perang untuk menjadi Kaisar setelah beberapa bulan dimedan perang, Aku tidak ingat jika memiliki tunangan atau pasangan."

Ucap pelan Dellion, lalu dia membaca kembali buku yg ada di tangannya.

...💐💐💐💐...

Dari kejauhan, aku melihat Galen yg di kerumuni oleh beberapa pelayan wanita. Dia terlihat kewalahan berada di tengah-tengah para pelayan Kekaisaran.

Aku mendekat dan menyapanya, lalu pelayan-pelayan itu membuka jalan dan pergi dari hadapan ku dan Galen, dengan cepat.

Lelaki itu bernafas lega sekarang, aku sedikit tertawa melihat wajahnya yg merah itu karena di kerumuni wanita.

"Jadi, apa hadiah yg akan kau berikan padaku setelah menolong mu Galen?" Tanyaku sambil menyilangkan kedua tangan di depan.

"Ah... hadia lagi? Kau tidak adil?! Kemarin aku menolong mu tapi aku tidak meminta hadiah dari mu! Dasar curang." Katanya sambil sedikit berwajah cemberut padaku.

"Sudahlah, tidak jadi. Dan kenapa kau kesini?"

"Aku mau bertemu dengan Pangeran, untuk menanyakan beberapa kejadian saja." Jawab Galen sambil menunjukan berkas yg ada di tangannya.

'Pasti ini soal penyerang yg di lakukan musuh pada Pangeran, dia ingin mengetahui lebih lanjut tentang semua itu'

"Bagaimana dengan Tuan Christoffel? Dia kan bersama dengan pangeran saat pulang kemari."

Wajah Gelen berubah menjadi lesuh saat ku katakan nama Christoffel padanya.

"Jika dia tahu aku sudah tidak butuh menanyakannya pada Pangeran."

"Jadi dia tidak tahu sama sekali?"

"Ia, entah kenapa beberapa prajurit yg disana termasuk kakakku tidak mengingat detail kejadian. Mereka hanya ingat sebuah bom asap dan beberapa bebatuan yg jatuh saat menyebrangi lembah sungai Brnice di barat."

Aku sedikit terdiam dan berfikir.

'Bukannya lembah itu adalah jalan perbatasan antara kekaisaran Aegeus dan kekaisaran Beryl yg sangat aman jika di lewati? Kenapa tiba-tiba disana terjadi penyerangan'

"Apa Kekaisaran Beryl yg melakukannya?" Tanyaku pada Galen.

"Tidak mungkin, itu sangat jauh dari Kekaisaran Berly dan juga Kekaisaran itukan sudah bersahabat dengan kita." Jelas Galen dengan santai serta lengkap padaku.

"Sangat sulit juga ya, apa musuh nya ada di dalam Kekaisaran utara Aegeus? Tapi mana mungkin." Kataku sambil sedikit memegang kepala. Galen terdiam menatap ku.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Apa alasan mu?" Aku lalu menatapnya.

"Itu... aku hanya mengira-ngira saja." Kataku dan Galen masih terdiam menatap ku, dia lalu berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya yg tertunda.

...💐Kediaman Alddes💐...

Agnasia yg kembali sudah siap dengan pedangnya untuk terus berlatih. Dia fokus pada sasarannya yg ada di depan. Karena terlalu mencolok, banyak prajurit kediaman Alddes mengintip dan Melihat Agnasia.

Mereka kagum melihat setiap pergerakan yg sempurna di lakukan oleh Agnasia tanpa sedikit celah. Sampai tercipta sebuah cerita di antara mereka.

"Bukanya putri tidak tahu berpedang?"

"Ia, tapi kenapa putri jadi lebih hebat dari kita ya?"

"Itu pasti karena darah keturunan Alddes"

"apa putri juga tidak takut soal peraturan yang melarang wanita bangsawan berpedang."

"Kau tidak lihat kemarin, dia melawan Tuan Deondre yg melarang dia berpedang."

Ucap beberapa prajurit yg sedang melihat Agnasia dari jauh, lalu mereka terdiam saat Sosok yg menakutkan datang mendekat kearah mereka. Itu adalah Duke George Ayah dari Agnasia.

"Sedang apa kalian?!" Ucap Duke seketika para prajurit itu berbalik dengan takut.

"Maaf Tuan Duke, kami hanya melihat putri Agnasia yg sedang latihan berpedang." Mendengar hal itu wajah Duke berubah marah, dia menyuruh mereka pergi jauh, lalu Duke George langsung pergi menghampiri Agnasia.

Terpopuler

Comments

onalia Sukatendel

onalia Sukatendel

thor aku merasa kasian pada pemeran utama cewek masa tunangan lagi sama pangeran tur kasian, mbok nya buat dia berpisah sama pangeran. sdh mati dibunuh tunangan masa mau mati ke dua kalinya thor, trus hidup lagi ke3 kalinya eh dibunuh lagi capek deh thor. buat tuh cewek jd kuat dan berkelana atau buat dia diusir sama ayahnya, secara garis besar ayah dan kakaknya benci sama tuh anak

2020-11-19

71

Akira ✨

Akira ✨

next up thor 😁

2020-11-19

1

Micu~

Micu~

Lanjut author😊jangan lupa istirahat dan jaga kesehatan ❤❤kami tunggu kelanjutan cerita nya ya author❤❤˃ᴗ˂O(≧▽≦)O

2020-11-19

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64 - gelang sihir
66 Bagian 65 - penyamaran
67 Bagian 66 - pertengkaran
68 Bagian 67 - ingatan
69 Bagian 68 - kekuatan
70 Bagian 69 - lambang kuno
71 Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72 Pengumuman
73 {Prolog Season Dua}
74 {Season Dua} Bagian 71 - Surat
75 {Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76 {Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77 {Season Dua} Bagian 74 - sihir
78 {Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79 {Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80 {Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81 {Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82 {Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83 {Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84 {Season Dua} Bagian 81- Galen
85 {Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86 {Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87 {Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88 {Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89 {Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90 {Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91 {Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92 {Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93 {Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94 {Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95 {Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96 {Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97 {Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98 {Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99 {Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100 {Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101 {Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102 {Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103 {Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104 {Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105 {Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106 {Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107 {Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108 {Ekstra part and pengumuman}
109 Tok! Tok! Cerita baru~
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64 - gelang sihir
66
Bagian 65 - penyamaran
67
Bagian 66 - pertengkaran
68
Bagian 67 - ingatan
69
Bagian 68 - kekuatan
70
Bagian 69 - lambang kuno
71
Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72
Pengumuman
73
{Prolog Season Dua}
74
{Season Dua} Bagian 71 - Surat
75
{Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76
{Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77
{Season Dua} Bagian 74 - sihir
78
{Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79
{Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80
{Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81
{Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82
{Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83
{Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84
{Season Dua} Bagian 81- Galen
85
{Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86
{Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87
{Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88
{Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89
{Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90
{Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91
{Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92
{Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93
{Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94
{Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95
{Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96
{Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97
{Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98
{Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99
{Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100
{Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101
{Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102
{Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103
{Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104
{Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105
{Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106
{Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107
{Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108
{Ekstra part and pengumuman}
109
Tok! Tok! Cerita baru~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!