Bagian 4

...✾ Kekaisaran Aegeus ✾...

Cahaya masuk menusuk penglihatan Agnasia, terasa seperti mereka membawanya ke tempat kematiannya dulu.

Agnasia menahan semua ketakutannya dan segera turun dari dalam kereta kuda. Ia berdiri tegak di samping ayahnya yang kini sudah memberikan lengannya untuk di gandeng Agnasia.

Dengan pelan dia menerima lengan pria itu dan mereka pun masuk ke dalam istana.

Banyak pengawal yang berdiri di antar jalan setapak istana, begitu juga sudah banyak bangsawan yang datang dari berbagai macam kerajaan.

Karena Aegeus adalah kekaisaran utama paling besar, jadi karena itulah banyak bangsawan yang datang. Tujuan mereka pun hanya ingin dekat dengan Kaisar. Apa lagi dengan musuh Kaisar yang semakin banyak seiring berjalannya waktu.

Dulunya, Kaisar Theo adalah anak selir yang naik tahta di saat mendiang Ratu sebelumnya tidak bisa melahirkan keturunan, karna tubuhnya yang lemah dan sering sakit-sakitan. Oleh sebab itulah ada beberapa orang yang tidak menyukai Kaisar, dan membuat beliau tumbuh sebagai seorang berhati dingin.

...✾✾✾...

Begitu mereka masuki istana kekaisaran, Agnasia kembali mengingat pertemuannya dengan Pangeran dulu.

Saat itu dia terlihat sangat gagah. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung terpesona termasuk Agnasia sendiri. Dan secara mengejutkan, Kaisar menjodohkan mereka.

Rasa bahagia yang melebihi langit ketujuh itu, ia rasakan. Meskipun awalnya Pangeran risih padanya, tapi perlahan-lahan dia membuka perasaannya dan menerima Agnasia.

Namun tak di sangka Pangeran Dellion akan membuangnya dan memilih wanita lain saat dia sudah sembuh.

Rasanya seperti ia telah kehilangan cahaya hidupnya dan jatuh terkubur ke dalam tanah.

Apa dia menyukai Carin karena dia yang telah mengobatinya sampai sembuh? Tapi aku kan juga sama. Kenapa hanya Carin saja.

Karena terhanyut dalam khayalan masa lalu, Agnasia tidak sadar mereka sudah berdiri di depan pintu emas yang begitu besar sebagai akses masuknya para tamu undangan.

Tuan Baron Loft kemudian meneriakkan nama keluarga Alddes dan pintu pun terbuka. Agnasia seketika menghentikan langkahnya saat hendak berjalan masuk ke dalam aula istana.

Duke reflek melihatnya. Sementara Agnasia sendiri hanya diam sambil menatap kosong ke arah aula ruangan tengah yang begitu besar dan di penuhi oleh para bangsawan.

Ini adalah tempat dimana dirinya di tarik paksa oleh pengawal, dan di tampar oleh kakaknya Deondre karena tahu apa yang ia lakukan pada Carin.

"Agnasia? Langkahkan kakimu!" tegas Duke dengan dingin.

Tatapannya yang begitu mematikan melihat ke arah Agnasia.Ia pun kembali melangkah bersama ayahnya.

Sesampainya mereka di depan tangga tahta, keluarga Alddes langsung memberikan salam hormat pada Kaisar lalu pergi ke tempat yang sudah di sediakan.

...✾✾✾...

"penyambutan Yang Mulia Pangeran akan segera di mulai saat Beliau sampai. Di harapkan para tamu yang terhormat bisa berbaur terlebih dahulu," ucap tuan Count Mart dengan lantang pada tamu undangan serta bangsawan yang ada.

Duke bersama Deondre yang sempat bersama-sama dengannya langsung undur diri untuk menemui Kaisar terlebih dahulu.

Tak ambil pusing, Agnasia dengan tenang berdiri di sudut ruangan sambil melihat sekitar. Sampai tiba-tiba ada seorang wanita yang datang mendekatinya.

"Salam Lady Agnasia," ucapnya sambil tersenyum hormat.

Agnasia mengangguk sabagai tanggapan. Dalam hatinya berkata bahwa dia tidak mengenali wanita itu.

"Lady, saya Liliana dari kerajaan seberang. Senang bertemu dengan anda."

"Sebuah kehormatan juga berkenalan dengan Lady."

"Saya mendengar bahwa anda adalah tunangan dari Yang Mulia Pangeran Dellion, ternyata anda sangat cantik dan anggun. Berbeda dengan rumor yang mereka katakan,"

Katanya sambil tersenyum padaku, jika di lihat sepertinya dia penjilat yang sangat ahli.

"Syukurlah anda tidak percaya dengan rumor seperti itu,"

Ucapnya lalu diam kembali. Banyak yang dia katakan pada Agnasia tetapi wanita itu hanya diam tidak menanggapinya.

'Kapan wanita ini akan pergi dari hadapan ku, dia sudah banyak sekali menguras waktu ku.'

Tiba-tiba suara yang familiar muncul di samping Agnasia.

"Sudah lama tidak bertemu Agnasia ...."

Dengan cepat Agnasia berbalik melihatnya, rambut biru yang begitu indah serta senyuman yang menawan, tidak salah lagi. ini adalah sahabatnya Galen Alastor.

"Lady .... apa saya boleh meminjamnya sebentar, jika tidak keberatan."

Dengan sopan Galen berbicara, kini wanita itu terdiam melihatnya dan mengangguk perlahan. Galen lalu menuntunnya keruangan lain untuk berbicara.

...✾✾✾...

"Huft .... berterima kasihlah padaku karena sudah menolong mu dari wanita penjilat itu."

Pria itu tertawa sambil menatap Agnasia, hingga cairan bening yang jatuh dari pelupuk mata sang wanita membuat Galen terdiam.

"Hei .... ada apa? Apa aku terlambat menolong mu, dan dia sudah berkata yang jahat padamu?"

Dengan cepat Agnasia menghapus air matanya dan mengeleng pelan.

"Tidak .... kamu tepat waktu Galen, aku sangat berterima kasih," ucapnya sambil tersenyum.

"Kamu terlihat berbeda dari yang kemarin, ya? Apa ini ...."

Tunjuknya tepat di gaun biru gelap yang di pakai Agnasia untuk penyambutan pangeran Dellion.

"Berhentilah mengejek ku Galen ...."

Lelaki itu tertawa lepas melihat wajah sang sahabat yang berubah cemberut.

"Tapi benar, kamu terlihat berbeda, biasanya kamu bersemangat tapi sekarang tenang."

"Galen itu tidak lucu, lalu kenapa jika aku berubah? apa dunia akan hancur?"

"Tidak .... tapi baguslah, kamu sedikit terlihat seperti wanita sekarang."

"Berhentilah mengejek ku Galen!"

Katanya sambil berdecak kesal karena ucapan Galen.

Galen adalah sahabat Agnasia sejak kecil, mereka selalu bermain bersama saat tuan Duke mengunjungi kediaman Alastor, begitu juga sebaliknya.

Jika di katakan, Galen adalah orang yang tahu banyak tentang Agnasia di bandingkan dengan ayah dan kakaknya sendiri.

Mereka lalu melanjutkan perbincangan dari hal-hal kecil sampai hal yang membuat malu satu sama lain. Saat sedang berbincang santai, Duke bersama Deondre dan Kaisar datang mendekat.

Agnasia terdiam dan memberi salam pada mereka. Galen lalu undur diri dan pergi.

"Kamu terlihat berbeda Agnasia," ujar Kaisar. Mata emasnya itu menatap Agnasia dengan tenang.

"Saya masih tetap sama Yang Mulia Kaisar," katanya pada kaisar.

Mengingat apa yang Kaisar lakukan dulu  saja, sudah membuatnya tidak suka.

Padahal dia yang membuat pertunangan dan pernikahan mereka, tapi pada akhirnya dia juga yang membatalkannya, dan menerima perjodohan Carin bersama Pangeran.

"Putri, bagaimana dengan pendapat mu soal surat yang ku kirim,"  ucap kaisar Theo

"Biasa saja Yang Mulia," jawabnya pada Kaisar.

Terlihat pria itu mengangkat satu alisnya menatap Agnasia.

"Maksud dari Agnasia dia senang Yang Mulia." Ayah tersenyum pada Kaisar. "Benarkah Agnasia?"

"Saya tidak senang dan hanya biasa saja tuan Duke," ujarnya lagi.

Duke pun terdiam menahan amarah pada anaknya.

"Dia sudah jujur tuan Duke, dan sangat bagus jika dia memiliki pendapat,"  Kaisar berhenti, dan berbicara lagi "Apa ini karena dia sakit?"

"Tidak seperti itu Yang Mulia. Saya mengubah diri karena keinginan diri sendiri. Dan bisakah saya mengatakan sesuatu pada Yang Mulia?"

Tanya Agnasia sambil menatapnya tenang, Kaisar lalu mengangguk sebagai tanda persetujuan.

"Bisakah Yang Mulia Kaisar membatalkan pernikahan saya dengan Pangeran Dellion?"

Kaisar sangat terkejut, sampai menatapnya tidak percaya, begitu juga dengan Duke dan juga Deondre.

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

setelah baca ulang baru nge klu si Delion yg ngembaliin agnesia dg menukar ingatannya cinta emang aneh

2023-02-23

0

Salma Cheng

Salma Cheng

aku belum tau mau koment apa ya ...apakah salut dengan keputusan putri ,,,,semangat ja thooor

2021-11-11

1

Maria Fabianto

Maria Fabianto

semangat Agnasia...
readers mendukungmuuu selaluuu

2021-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64 - gelang sihir
66 Bagian 65 - penyamaran
67 Bagian 66 - pertengkaran
68 Bagian 67 - ingatan
69 Bagian 68 - kekuatan
70 Bagian 69 - lambang kuno
71 Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72 Pengumuman
73 {Prolog Season Dua}
74 {Season Dua} Bagian 71 - Surat
75 {Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76 {Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77 {Season Dua} Bagian 74 - sihir
78 {Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79 {Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80 {Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81 {Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82 {Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83 {Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84 {Season Dua} Bagian 81- Galen
85 {Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86 {Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87 {Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88 {Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89 {Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90 {Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91 {Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92 {Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93 {Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94 {Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95 {Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96 {Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97 {Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98 {Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99 {Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100 {Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101 {Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102 {Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103 {Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104 {Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105 {Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106 {Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107 {Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108 {Ekstra part and pengumuman}
109 Tok! Tok! Cerita baru~
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64 - gelang sihir
66
Bagian 65 - penyamaran
67
Bagian 66 - pertengkaran
68
Bagian 67 - ingatan
69
Bagian 68 - kekuatan
70
Bagian 69 - lambang kuno
71
Bagian 70 - Batu kekuatan {End}
72
Pengumuman
73
{Prolog Season Dua}
74
{Season Dua} Bagian 71 - Surat
75
{Season Dua} Bagian 72 - Sepupu
76
{Season Dua} Bagian 73 - Empat pilar
77
{Season Dua} Bagian 74 - sihir
78
{Season Dua} Bagian 75 - Mansion
79
{Season Dua} Bagian 76 - Khawatir
80
{Season Dua} Bagian 77 - Selamat
81
{Season Dua} Bagian 78 - Pertemuan
82
{Season Dua} Bagian 79 - Pintu rahasia
83
{Season Dua} Bagian 80 - Buku sihir
84
{Season Dua} Bagian 81- Galen
85
{Season Dua} Bagian 82 - Pertemuan
86
{Season Dua} Bagian 83 - Waktu
87
{Season Dua} Bagian 84 - Ibu
88
{Season Dua} Bagian 85 - Pembicaraan
89
{Season Dua} Bagian 86 - Masalalu
90
{Season Dua} Bagian 87 - Rencana
91
{Season Dua} Bagian 88 - Pengorbanan
92
{Season Dua} Bagian 89 - penyegel
93
{Season Dua} Bagian 90 - Ciuman pertama
94
{Season Dua} Bagian 91 - Pesta kekaisaran
95
{Season Dua} Bagian 92 - penyerangan yg akan datang
96
{Season Dua} Bagian 93 - Monster sihir
97
{Season Dua} Bagian 94 - Pintu kegelapan yg terbuka
98
{Season Dua} Bagian 95 - Terperangkap
99
{Season Dua} Bagian 96 - Penghalang
100
{Season Dua} Bagian 97 - Pertemuan
101
{Season Dua} Bagian 98 - Kebenaran
102
{Season Dua} Bagian 99 - Sihir
103
{Season Dua} Bagian 100 - Pertarungan sengit
104
{Season Dua} Bagian 101 - Perubahan
105
{Season Dua} Bagian 102 - Kematian
106
{Season Dua} Bagian 103 - kesembuhan dan kenyataan
107
{Season Dua} Bagian 104 - pertemuan dan akhir
108
{Ekstra part and pengumuman}
109
Tok! Tok! Cerita baru~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!