...✾ Kekaisaran Aegeus ✾...
Cahaya masuk menusuk penglihatan Agnasia, terasa seperti mereka membawanya ke tempat kematiannya dulu.
Agnasia menahan semua ketakutannya dan segera turun dari dalam kereta kuda. Ia berdiri tegak di samping ayahnya yang kini sudah memberikan lengannya untuk di gandeng Agnasia.
Dengan pelan dia menerima lengan pria itu dan mereka pun masuk ke dalam istana.
Banyak pengawal yang berdiri di antar jalan setapak istana, begitu juga sudah banyak bangsawan yang datang dari berbagai macam kerajaan.
Karena Aegeus adalah kekaisaran utama paling besar, jadi karena itulah banyak bangsawan yang datang. Tujuan mereka pun hanya ingin dekat dengan Kaisar. Apa lagi dengan musuh Kaisar yang semakin banyak seiring berjalannya waktu.
Dulunya, Kaisar Theo adalah anak selir yang naik tahta di saat mendiang Ratu sebelumnya tidak bisa melahirkan keturunan, karna tubuhnya yang lemah dan sering sakit-sakitan. Oleh sebab itulah ada beberapa orang yang tidak menyukai Kaisar, dan membuat beliau tumbuh sebagai seorang berhati dingin.
...✾✾✾...
Begitu mereka masuki istana kekaisaran, Agnasia kembali mengingat pertemuannya dengan Pangeran dulu.
Saat itu dia terlihat sangat gagah. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung terpesona termasuk Agnasia sendiri. Dan secara mengejutkan, Kaisar menjodohkan mereka.
Rasa bahagia yang melebihi langit ketujuh itu, ia rasakan. Meskipun awalnya Pangeran risih padanya, tapi perlahan-lahan dia membuka perasaannya dan menerima Agnasia.
Namun tak di sangka Pangeran Dellion akan membuangnya dan memilih wanita lain saat dia sudah sembuh.
Rasanya seperti ia telah kehilangan cahaya hidupnya dan jatuh terkubur ke dalam tanah.
Apa dia menyukai Carin karena dia yang telah mengobatinya sampai sembuh? Tapi aku kan juga sama. Kenapa hanya Carin saja.
Karena terhanyut dalam khayalan masa lalu, Agnasia tidak sadar mereka sudah berdiri di depan pintu emas yang begitu besar sebagai akses masuknya para tamu undangan.
Tuan Baron Loft kemudian meneriakkan nama keluarga Alddes dan pintu pun terbuka. Agnasia seketika menghentikan langkahnya saat hendak berjalan masuk ke dalam aula istana.
Duke reflek melihatnya. Sementara Agnasia sendiri hanya diam sambil menatap kosong ke arah aula ruangan tengah yang begitu besar dan di penuhi oleh para bangsawan.
Ini adalah tempat dimana dirinya di tarik paksa oleh pengawal, dan di tampar oleh kakaknya Deondre karena tahu apa yang ia lakukan pada Carin.
"Agnasia? Langkahkan kakimu!" tegas Duke dengan dingin.
Tatapannya yang begitu mematikan melihat ke arah Agnasia.Ia pun kembali melangkah bersama ayahnya.
Sesampainya mereka di depan tangga tahta, keluarga Alddes langsung memberikan salam hormat pada Kaisar lalu pergi ke tempat yang sudah di sediakan.
...✾✾✾...
"penyambutan Yang Mulia Pangeran akan segera di mulai saat Beliau sampai. Di harapkan para tamu yang terhormat bisa berbaur terlebih dahulu," ucap tuan Count Mart dengan lantang pada tamu undangan serta bangsawan yang ada.
Duke bersama Deondre yang sempat bersama-sama dengannya langsung undur diri untuk menemui Kaisar terlebih dahulu.
Tak ambil pusing, Agnasia dengan tenang berdiri di sudut ruangan sambil melihat sekitar. Sampai tiba-tiba ada seorang wanita yang datang mendekatinya.
"Salam Lady Agnasia," ucapnya sambil tersenyum hormat.
Agnasia mengangguk sabagai tanggapan. Dalam hatinya berkata bahwa dia tidak mengenali wanita itu.
"Lady, saya Liliana dari kerajaan seberang. Senang bertemu dengan anda."
"Sebuah kehormatan juga berkenalan dengan Lady."
"Saya mendengar bahwa anda adalah tunangan dari Yang Mulia Pangeran Dellion, ternyata anda sangat cantik dan anggun. Berbeda dengan rumor yang mereka katakan,"
Katanya sambil tersenyum padaku, jika di lihat sepertinya dia penjilat yang sangat ahli.
"Syukurlah anda tidak percaya dengan rumor seperti itu,"
Ucapnya lalu diam kembali. Banyak yang dia katakan pada Agnasia tetapi wanita itu hanya diam tidak menanggapinya.
'Kapan wanita ini akan pergi dari hadapan ku, dia sudah banyak sekali menguras waktu ku.'
Tiba-tiba suara yang familiar muncul di samping Agnasia.
"Sudah lama tidak bertemu Agnasia ...."
Dengan cepat Agnasia berbalik melihatnya, rambut biru yang begitu indah serta senyuman yang menawan, tidak salah lagi. ini adalah sahabatnya Galen Alastor.
"Lady .... apa saya boleh meminjamnya sebentar, jika tidak keberatan."
Dengan sopan Galen berbicara, kini wanita itu terdiam melihatnya dan mengangguk perlahan. Galen lalu menuntunnya keruangan lain untuk berbicara.
...✾✾✾...
"Huft .... berterima kasihlah padaku karena sudah menolong mu dari wanita penjilat itu."
Pria itu tertawa sambil menatap Agnasia, hingga cairan bening yang jatuh dari pelupuk mata sang wanita membuat Galen terdiam.
"Hei .... ada apa? Apa aku terlambat menolong mu, dan dia sudah berkata yang jahat padamu?"
Dengan cepat Agnasia menghapus air matanya dan mengeleng pelan.
"Tidak .... kamu tepat waktu Galen, aku sangat berterima kasih," ucapnya sambil tersenyum.
"Kamu terlihat berbeda dari yang kemarin, ya? Apa ini ...."
Tunjuknya tepat di gaun biru gelap yang di pakai Agnasia untuk penyambutan pangeran Dellion.
"Berhentilah mengejek ku Galen ...."
Lelaki itu tertawa lepas melihat wajah sang sahabat yang berubah cemberut.
"Tapi benar, kamu terlihat berbeda, biasanya kamu bersemangat tapi sekarang tenang."
"Galen itu tidak lucu, lalu kenapa jika aku berubah? apa dunia akan hancur?"
"Tidak .... tapi baguslah, kamu sedikit terlihat seperti wanita sekarang."
"Berhentilah mengejek ku Galen!"
Katanya sambil berdecak kesal karena ucapan Galen.
Galen adalah sahabat Agnasia sejak kecil, mereka selalu bermain bersama saat tuan Duke mengunjungi kediaman Alastor, begitu juga sebaliknya.
Jika di katakan, Galen adalah orang yang tahu banyak tentang Agnasia di bandingkan dengan ayah dan kakaknya sendiri.
Mereka lalu melanjutkan perbincangan dari hal-hal kecil sampai hal yang membuat malu satu sama lain. Saat sedang berbincang santai, Duke bersama Deondre dan Kaisar datang mendekat.
Agnasia terdiam dan memberi salam pada mereka. Galen lalu undur diri dan pergi.
"Kamu terlihat berbeda Agnasia," ujar Kaisar. Mata emasnya itu menatap Agnasia dengan tenang.
"Saya masih tetap sama Yang Mulia Kaisar," katanya pada kaisar.
Mengingat apa yang Kaisar lakukan dulu saja, sudah membuatnya tidak suka.
Padahal dia yang membuat pertunangan dan pernikahan mereka, tapi pada akhirnya dia juga yang membatalkannya, dan menerima perjodohan Carin bersama Pangeran.
"Putri, bagaimana dengan pendapat mu soal surat yang ku kirim," ucap kaisar Theo
"Biasa saja Yang Mulia," jawabnya pada Kaisar.
Terlihat pria itu mengangkat satu alisnya menatap Agnasia.
"Maksud dari Agnasia dia senang Yang Mulia." Ayah tersenyum pada Kaisar. "Benarkah Agnasia?"
"Saya tidak senang dan hanya biasa saja tuan Duke," ujarnya lagi.
Duke pun terdiam menahan amarah pada anaknya.
"Dia sudah jujur tuan Duke, dan sangat bagus jika dia memiliki pendapat," Kaisar berhenti, dan berbicara lagi "Apa ini karena dia sakit?"
"Tidak seperti itu Yang Mulia. Saya mengubah diri karena keinginan diri sendiri. Dan bisakah saya mengatakan sesuatu pada Yang Mulia?"
Tanya Agnasia sambil menatapnya tenang, Kaisar lalu mengangguk sebagai tanda persetujuan.
"Bisakah Yang Mulia Kaisar membatalkan pernikahan saya dengan Pangeran Dellion?"
Kaisar sangat terkejut, sampai menatapnya tidak percaya, begitu juga dengan Duke dan juga Deondre.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Sulati Cus
setelah baca ulang baru nge klu si Delion yg ngembaliin agnesia dg menukar ingatannya cinta emang aneh
2023-02-23
0
Salma Cheng
aku belum tau mau koment apa ya ...apakah salut dengan keputusan putri ,,,,semangat ja thooor
2021-11-11
1
Maria Fabianto
semangat Agnasia...
readers mendukungmuuu selaluuu
2021-07-07
1