Salah Paham #5

Beberapa hari pun berlalu, bahkan sudah lebih dari satu minggu yang Berlin janjikan. Tapi sampai sekarang Nadia tidak mendapatkan kabar apapun tentangnya. Dirinya sudah berusaha untuk menghubunginya berkali-kali, namun tetap saja tidak ada jawaban. Seakan dia menghilang setelah membalas surel darinya beberapa hari yang lalu.

"Aku masih menunggumu, cepatlah pulang.." gumamnya sendiri didalam hati, sambil menatap kearah langit yang terlihat mendung dan suram.

Suasana kota sangat-sangatlah dingin karena curah hujan yang cukup tinggi. Di sore hari ini, Nadia sendiri memiliki janji untuk menemui Kimmy di suatu tempat yang terletak di sudut kota. Dirinya sangat merasa kesepian, maka dari itu ia sangat ingin bertemu dengan sahabatnya itu.

Dengan memacu mobil yang ia kendarai, Nadia melewati beberapa genangan air terlihat tergenang di jalanan. Jalanan kota pada saat ini tidak begitu ramai, bahkan ramai akan orang-orang dengan pakaian serba hitam. Mereka berlalu-lalang melewati jalanan kota dengan jumlah yang sangat banyak, dan seakan-akan seluruh jalanan kota ini adalah milik mereka.

Karena merasa sedikit takut dan curiga, Nadia pun menambah kecepatan mobilnya dan segera melaju menuju tempat yang Kimmy maksud. Selama perjalanan dirinya selalu terpikirkan tentang Berlin yang tidak dapat ia hilangkan dalam pikirannya.

"Berlin, aku bosan dengan semua kesunyian ini ...," gumamnya sendiri.

Walau Nadia sudah sering merasakan kesepian atau kesendirian, namun baru kali ini dirinya merasakan semua itu dan bercampur dengan kerinduan akan seseorang yang sangat ia cintai.

.

~

.

Kimmy sendiri telah membuat janji untuk bertemu dengan Nadia di tempat kumpulnya bersama dengan teman-temannya yang lain. Langit senja yang mulai larut serta cuaca yang sangat dingin kembali dapat dirasakan merasuk sampai ke tulang.

"Kim, sepertinya beberapa dari kita masuk ke dalam daftar pencarian orang," cetus Adam.

"Aku salah satunya ...," sahut Sasha.

Mendengar perkataan dari Adam, Kimmy sempat merasa bingung dengan masalah tersebut. Namun ia menanggapinya atau menanganinya sesuai dengan cara yang biasa Berlin gunakan.

"Daftar pencarian orang polisi ...?" cetus kimmy.

Asep pun menghampiri sebuah tong yang terletak dekat dengan Kimmy dan mulai membuat perapian di dalam tong tersebut. Serta mencoba sedikit menjelaskan kepada temannya itu dengan mengatakan, "Iya, dan kemungkinan juga yang mencari kita ... tidak hanya polisi, tetapi siapapun itu yang mencari kita ... dia lah musuh kita untuk saat ini."

Masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) adalah hal yang sebenarnya sudah biasa bagi penjahat seperti dirinya dan kawan-kawan. Namun ketakutan serta kepanikkan tetaplah terjadi, karena jika sekalinya tertangkap maka tidak akan ada jalan keluar lagi.

Kimmy sendiri mencoba untuk santai dan lebih tenang untuk mengatasi masalah tersebut. Sebenarnya dirinya sudah cukup tahu bagaimana cara untuk mengatasinya, dan sekaligus mengikuti cara yang biasa Berlin gunakan.

"Baik, siapa saja yang masuk ke dalam daftar tersebut ...?" tanya Kimmy.

Keempat temannya pun maju menghampirinya, dan ternyata keempat temannya itulah yang masuk ke dalam daftar pencarian orang.

"Adam, kau catat nama lengkap mereka ..!" titah Kimmy.

Adam pun mulai melaksanakan perintah yang diberikan oleh Kimmy kepadanya, dirinya mengeluarkan secarik kertas dan mulai mencatat serta mendata nama lengkap mereka berempat.

"Kalau tertangkap ... kita langsung terkena hukuman mati sih ...," celetuk Rony yang terlihat ketakutan.

"Kalau udah begitu, kita harus bagaimana ...?" cetus Vhalen.

"Aku minta bantuannya ya, teman-teman ...," ujar Sasha yang terlihat panik dan ketakutan.

.

"Iya, Sayang. Pokoknya aku nggak akan biarin mereka membawamu," sahut Adam.

"Bisa aja kau, Dam. Aku aja yang jarang kelihatan ... bisa masuk ke dalam daftar, hebat ...!" sela Kent yang namanya juga terdaftar ke dalam daftar pencarian orang tersebut.

Kimmy sendiri bisa saja dengan mudah mengganti nama kependudukan mereka berempat, dengan kerjasama kepada staff walikota. Dirinya memiliki banyak kenalan orang dalam staff walikota, dan dapat dengan mudah memanfaatkan kesempatan tersebut.

...

Di tengah mereka sedang membahas masalah tersebut, tiba-tiba terdengar suara decitan roda yang berasal dari jalanan serta tidak jauh dari lapangan tersebut. Dengan membawa masing-masing pistol yang mereka simpan, mereka yang mendengarnya pun segera bersiap di berbagai posisi.

"Mobil berwarna putih terlihat di depan lapangan," cetus Faris di radio yang melihat ciri-ciri mobil tersebut.

Mereka benar-benar memanfaatkan tempat atau lapangan yang sangat luas itu dengan baik dalam mengambil posisi.

"Langsung tembak, 'kah ?" celetuk Aryo di radio.

"Sergap aja udah ..!" titah Salva kepada teman-temannya

Kimmy sendiri yang mengetahui kalau ciri-ciri mobil yang disebutkan oleh temannya itu, sama persis dengan mobil yang dikendarai oleh Nadia. Dirinya pun menghentikan semua teman-temannya yang ingin langsung membuka tembakkan.

"Jangan, itu Nadia !" titahnya.

Dirinya tahu seberapa paniknya ketika nama dari teman-temannya itu masuk ke dalam daftar pencarian orang. Jadi menurutnya adalah hal yang wajar jika mereka terlihat serta terdengar sangat waspada terhadap orang lain.

"Nadia ...?"

"Tunggu, dia seorang polisi 'kan ?!"

"Kim, kau mengundangnya untuk kemari ?"

"Kau menjadikan kami makanan 'kah, Kim ?!" celetuk Rony

Karena masalah yang sedang mereka hadapi, kecurigaan serta pemikiran yang berlebih terhadap kehadiran orang lain tentu menyelimuti pikiran mereka.

"Iya, aku memberinya janji untuk menemui ku di sini, jadi ... tolong turunkan senjata kalian ...!" titah Kimmy dengan penuh memohon kepada teman-temannya.

.

"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan ...," lanjutnya.

Semua teman-temannya yang sudah berada di posisi mereka masing-masing pun kembali menurunkan serta menyimpan semua senjata yang mereka bawa. Di sisi lain setelah mengetahui orang tersebut adalah Nadia, mereka berpikir berkali-kali jika salah satu dari mereka membuka tembakkan.

"Oke, semua kembali kumpul ...!" titah Rony.

"Oh, aku baru ingat ... Nadia ...," gumam Faris.

"Kalian tidak ada yang menembak, 'kan ?" tanya Adam kepada semua temannya.

"Aman ...!"

"Peluru masih penuh, Dam !"

Kimmy yang mengetahui kalau sahabatnya itu sudah datang, ia pun berjalan menuju halaman depan dari bagian lapangan tersebut. Dirinya tahu kalau Nadia pasti sangat bingung saat sampai di lapangan ini, karena lokasinya yang cukup terpelosok dari pusat kota serta tempatnya yang cukup luas.

...

Nadia sendiri baru pertama kali mendatangi tempat atau lapangan tersebut, jika temannya itu tidak memintanya datang dirinya tidak akan tahu tentang tempat ini. Dirinya sempat bingung karena sesampainya di tempat tersebut, ia tidak melihat adanya seseorang pun di sana.

Sesampainya Nadia di lapangan tersebut, dirinya hanya bertemu dengan suasana yang sangat sunyi dan sepi seperti tidak ada tanda kehidupan. Karena merasa sedikit mengerikan untuk sendiri berada di tempat yang sangat asing baginya, ia pun mulai menghubungi Kimmy melalui ponsel genggamnya.

"Kimmy, aku sudah sampai, dan ... tidak ada siapapun di sini ?"

.

"Tunggu di sana, aku sedang jalan ke sana ...," jawab Kimmy.

.

"Oh, oke ...," sahut Nadia.

Nadia pun menutup telepon tersebut dan menunggu Kimmy yang katanya akan segera menemuinya. Dengan hanya ditemani oleh tenangnya suasana dingin di langit senja yang tidak lama akan segera larut.

Dirinya bersandar di mobil miliknya dan menunggu kedatangan dari sahabatnya itu. Angin sore yang cukup dingin dapat ia rasakan mulai merasuk ke tulang, dirinya pun terus menutupi tubuhnya dengan hoodie yang ia pakai.

"Kimmy di mana sih ...?" gumamnya sendiri.

Nadia sudah cukup lama untuk menunggu kedatangan dari sahabatnya itu, namun juga tak kunjung datang. Berkali-kali dirinya melihat ke sekeliling dan merasakan suasana yang sangat sunyi itu. Tidak ada suara lain selain suara angin yang berhembus kencang, dan beberapa daun kering yang berjatuhan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Arista

Arista

semangat kka

2021-12-06

0

Yukity

Yukity

Hadir dengan ninggal jejak...
Saling dukung ya..

Salken dari
GADIS TIGA KARAKTER

2021-09-06

1

syafridawati

syafridawati

aku mampir dengan like dan fav semangatt saling dukung ya

2021-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan #1
2 Kejam #2
3 Hari yang Berat #3
4 Pilihan #4
5 Salah Paham #5
6 Lingkup Baru #6
7 Pemimpin #7
8 Masalah #8
9 Aku Pulang #9
10 Tempat Baru #10
11 Kembali Bertemu #11
12 Malam yang Tenang #12
13 Keluarga #13
14 Prioritas #14
15 Membunuh atau Dibunuh #15
16 Villa #16
17 Mimpi #17
18 Dendam #18
19 Misi Lama Terlaksana #19
20 Bergerak #20
21 Meledak #21
22 Kacau #22
23 Sebuah Ramalan #23
24 Anak Ramalan #24
25 Anak Laki-laki #25
26 Kakak yang Payah #26
27 Saat Pertama Bertemu #27
28 Bingung #28
29 Rencana Kedua #29
30 Pria Misterius #30
31 Boneka Berdarah #31
32 Bersamamu (bagian satu) #32
33 Bersamamu (bagian dua) #33
34 Sinar Matahariku #34
35 Menyesal #35
36 Takut dan Bersalah #36
37 Diserang #37
38 Pelarian #38
39 Objektif Selesai #39
40 Deklarasi #40
41 Malam yang Indah #41
42 Pertemuan Singkat #42
43 Hasil Pertemuan #43
44 Lekas Pulih #44
45 Surat #45
46 Keinginan #46
47 Anak-anak #47
48 Penghambat #48
49 Nostra #49
50 Dunia Malam #50
51 Kediaman Gates #51
52 Rencana #52
53 Latihan Menembak #53
54 Awal yang Buruk #54
55 Ragu #55
56 Ingin Terus Bersamanya #56
57 Penawaran Menarik #57
58 Persiapan #58
59 Tim Pengintai #59
60 Mimpi Buruk #60
61 Mafioso in Action #61
62 Sifat yang Tiba-tiba Berubah #62
63 Tawanan #63
64 Penolakan yang Menyakitkan #64
65 Aku Di Sini Menjemput Mu #65
66 Saudara #66
67 Helikopter Militer, Kota Kacau #67
68 Bagian Timur Kota #68
69 Meluapkan Amarah #69
70 Ajaran Pengorbanan Diri #70
71 Manusia, Bom Waktu? #71
72 Bulan yang Terang Di Antara Percikan Api #72
73 Menyesal, Kesalahan Masa Lalu #73
74 Membalikkan Keadaan #74
75 Akhirnya Berhadapan #75
76 Duel Pedang #76
77 Ketenangan Malam yang Kembali #77
78 Akhir, Kejelasan #78
79 Terima Kasih #79
80 Koneksi #80
81 Kelompok Putih #81
82 Kepastian #82
83 Pekerjaan Tetap? #83
84 Kesempatan? #84
85 Lenggang #85
86 Di Balik Kabut #86
87 Kesempatan untuk Ashgard #87
88 Semua Tentang yang Ia Lupakan #88
89 Tempat yang Dijanjikan #89
90 Ancaman? #90
91 Rumit #91
92 Pesta Pernikahan #92
93 Penguntit #93
94 Khawatir? #94
95 Pulau yang tak Terpetakan? #95
96 Tiba-tiba Risau #96
97 Bertamu #97
98 Surat Lagi dan Lagi #98
99 Sebelum Hari Esok #99
100 Hari yang Sangat Penting #100 (END)
101 #Chapter Bonus
102 Pengumuman Untuk Pembaca!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kenangan #1
2
Kejam #2
3
Hari yang Berat #3
4
Pilihan #4
5
Salah Paham #5
6
Lingkup Baru #6
7
Pemimpin #7
8
Masalah #8
9
Aku Pulang #9
10
Tempat Baru #10
11
Kembali Bertemu #11
12
Malam yang Tenang #12
13
Keluarga #13
14
Prioritas #14
15
Membunuh atau Dibunuh #15
16
Villa #16
17
Mimpi #17
18
Dendam #18
19
Misi Lama Terlaksana #19
20
Bergerak #20
21
Meledak #21
22
Kacau #22
23
Sebuah Ramalan #23
24
Anak Ramalan #24
25
Anak Laki-laki #25
26
Kakak yang Payah #26
27
Saat Pertama Bertemu #27
28
Bingung #28
29
Rencana Kedua #29
30
Pria Misterius #30
31
Boneka Berdarah #31
32
Bersamamu (bagian satu) #32
33
Bersamamu (bagian dua) #33
34
Sinar Matahariku #34
35
Menyesal #35
36
Takut dan Bersalah #36
37
Diserang #37
38
Pelarian #38
39
Objektif Selesai #39
40
Deklarasi #40
41
Malam yang Indah #41
42
Pertemuan Singkat #42
43
Hasil Pertemuan #43
44
Lekas Pulih #44
45
Surat #45
46
Keinginan #46
47
Anak-anak #47
48
Penghambat #48
49
Nostra #49
50
Dunia Malam #50
51
Kediaman Gates #51
52
Rencana #52
53
Latihan Menembak #53
54
Awal yang Buruk #54
55
Ragu #55
56
Ingin Terus Bersamanya #56
57
Penawaran Menarik #57
58
Persiapan #58
59
Tim Pengintai #59
60
Mimpi Buruk #60
61
Mafioso in Action #61
62
Sifat yang Tiba-tiba Berubah #62
63
Tawanan #63
64
Penolakan yang Menyakitkan #64
65
Aku Di Sini Menjemput Mu #65
66
Saudara #66
67
Helikopter Militer, Kota Kacau #67
68
Bagian Timur Kota #68
69
Meluapkan Amarah #69
70
Ajaran Pengorbanan Diri #70
71
Manusia, Bom Waktu? #71
72
Bulan yang Terang Di Antara Percikan Api #72
73
Menyesal, Kesalahan Masa Lalu #73
74
Membalikkan Keadaan #74
75
Akhirnya Berhadapan #75
76
Duel Pedang #76
77
Ketenangan Malam yang Kembali #77
78
Akhir, Kejelasan #78
79
Terima Kasih #79
80
Koneksi #80
81
Kelompok Putih #81
82
Kepastian #82
83
Pekerjaan Tetap? #83
84
Kesempatan? #84
85
Lenggang #85
86
Di Balik Kabut #86
87
Kesempatan untuk Ashgard #87
88
Semua Tentang yang Ia Lupakan #88
89
Tempat yang Dijanjikan #89
90
Ancaman? #90
91
Rumit #91
92
Pesta Pernikahan #92
93
Penguntit #93
94
Khawatir? #94
95
Pulau yang tak Terpetakan? #95
96
Tiba-tiba Risau #96
97
Bertamu #97
98
Surat Lagi dan Lagi #98
99
Sebelum Hari Esok #99
100
Hari yang Sangat Penting #100 (END)
101
#Chapter Bonus
102
Pengumuman Untuk Pembaca!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!