Di siang hari ini adalah hari yang cukup berat bagi Kimmy, karena dirinya yang akan memegang kendali atas kawan-kawannya. Ini adalah pertama kali baginya untuk menduduki posisi ketua, dalam kelompoknya.
Kimmy sendiri tidak tahu kenapa Berlin memberikannya kepercayaan ini kepada dirinya. Akan tetapi ia harus melakukannya yang terbaik. Walau sebenarnya dirinya tidak memiliki pengalaman apapun tentang menjadi pemimpin atau ketua dalam sebuah kelompok.
Di hari ini akan ada transaksi barang ilegal dengan satu kelompok lain dan di suatu tempat yang cukup terpencil. Kimmy berencana untuk menjual beberapa paket barang, kepada kelompok tersebut. Kelompok yang dimaksud memang sering menerima atau membeli banyak "barang" seperti itu.
Kimmy juga tetap waspada terhadap pihak pembeli yang akan melakukan transaksi dengan pihaknya. Karena kelompok yang akan membeli ini terkenal dengan personilnya yang cukup banyak, dan dengan pakaian mereka yang identik menggunakan warna serba putih. Tidak hanya itu, permainan mereka juga terkenal sangat licik nan cerdik. Serta wilayah kekuasaan mereka yang tidak dapat terlihat dengan mudah, dan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengetahuinya.
...
Kimmy pun berkumpul dengan teman-temannya di sebuah tempat yang mereka sebut sebagai Gudang. Walau tempat tersebut tidak terlihat seperti gudang pada umumnya. Namun tempat itu dijadikan tempat untuk berkumpul dan menyimpan barang-barang, seperti persenjataan dan beberapa paket barang lainnya.
"Gimana, mau transaksi di mana ...?" tanya Kimmy kepada Adam.
.
"Mereka mengabari ku sih ... sedang menunggu di sebuah rumah, sebelah barat dari Danau Shandy Shell."
"Ini dipindahkan semua kah ...?" cetus Asep yang bolak-balik terlihat sibuk untuk memindahkan semua barang dari brankas menuju mobil.
.
"Iya ... 500 paket pindahin ke Raptor merah di depan ...!" sahut Salva.
Beberapa dari mereka sedang sibuk memindahkan beberapa paket barang menuju mobil yang sudah siap di depan gudang. Sedangkan beberapa dari yang lain terlihat sedang berjaga di depan pintu masuk dari gudang.
"Aryo, kau mending ikut bantuin dah ...!" teriak Bobi yang menghampiri Aryo yang tengah sibuk berdiam diri di depan pintu masuk.
.
"Kan aku jaga di sini, mendingan kau cepat dah ... pindahin barangnya ...."
"Bob, kerja hey ....!"
"Bobi, tugasnya sudah terbagi ... kau cepat sini .. bantuin, buru!"
Teman-temannya meneriaki Bobi dengan nada sedikit bergurau namun juga mengingatkan.
...
Semua rekan-rekannya sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Adam tiba-tiba menghampiri Kimmy yang sedang mendata kembali semua isi brankas. Di saat dirinya menghampiri Kimmy, tiba-tiba temannya itu mengatakan, "Dam, kau yang ambil alih untuk memimpin, ya ...?" celetuknya dengan nada yang tidak yakin.
Adam bisa saja menerima apa yang diminta oleh Kimmy, namun dirinya tidak bisa melakukan itu. Karena Berlin telah mempercayakan Kimmy untuk memimpin dalam kurun waktu sementara, dan Adam tidak bisa dengan semena-mena mengambil alih itu semua.
"Nggak bisa dong ..., Berlin telah mempercayakan itu padamu, tapi ... mungkin aku bisa menjadi pemikir kedua untukmu." Dengan menepuk bahu milik Kimmy, Adam menjawab apa yang dia katakan.
Kimmy hanya mengangguk saat Adam mengatakannya, dirinya tidak tahu kenapa Berlin sampai begitu mempercayainya. Tetapi ia tidak mungkin akan melepas tanggung jawab ini begitu saja.
...
Setelah dua mobil Raptor 6x6 berwarna merah dan kuning terisi penuh dengan banyak paket barang. Adam pun menyuruh untuk mobil pertama yaitu berwarna merah, yang akan dikendarai oleh Bobi dan Kina. Untuk melaju terlebih dahulu dengan diikuti oleh beberapa rekannya yang akan menjaga menggunakan motor.
"Raptor satu, berangkat ...!" pekik Bobi di radio.
.
"Gas ... aku kawal kau, Bob ...!" sahut Aryo.
Mereka pun berangkat meninggalkan markas, untuk menuju ke sebuah rumah yang terletak di sebelah barat dari Danau Shandy Shell.
Setelah regu pertama berangkat, regu kedua pun ikut menyusul mereka dengan menggunakan Raptor 6x6 berwarna kuning. Raptor kedua akan dikendarai oleh Kimmy dan Adam sendiri, dan diikuti oleh rekan-rekan sisanya untuk mengawal dengan menggunakan motor.
Mereka semua pun berangkat meninggalkan markas, dengan secara tidak langsung mengosongkan markas mereka. Karena semua personil telah berangkat untuk menjaga transaksi yang akan berlangsung.
~
Pada siang hari ini cuacanya sangat cerah, dan sangat cocok untuk semua orang melakukan aktivitas mereka masing-masing. Suasana Danau Shandy Shell juga sangat ramai akan perahu para pemancing yang sedang . Tidak hanya itu, terlihat juga beberapa anak kecil yang tengah bermain air serta mencari kerang di area pinggiran Danau.
Tepat di sebelah barat dari Danau, terdapat sebuah rumah yang terlihat sudah sangat rusak dan tidak terpakai. Rumah tersebut terletak di lereng perbukitan, dan pemandangan langsung menuju Danau Shandy Shell yang terlihat sangat indah.
Di sana sudah ada beberapa orang yang menunggu dan siap menyambut kedatangan Kimmy dan kawan-kawannya. Orang-orang itu menggunakan pakaian penuh putih, baik dari topi sampai sepatu yang mereka kenakan.
Mobil yang digunakan Adam dan Kimmy pun masuk ke area itu terlebih dahulu, diikuti oleh semua kawan-kawannya. Tidak lupa juga Kimmy dan seluruh rekannya, untuk tetap menjaga identitas mereka dengan menggunakan topeng atau masker.
Saat mulai memasuki area tersebut, beberapa orang dari pihak mereka menyambut dengan ramah kedatangan Kimmy dan rekan-rekannya.
"Selamat siang ... apa kabar kalian, Kamerad ...?" sapa salah satu dari mereka dengan membawa sejumlah uang di dalam koper yang dia bawa.
Kimmy sedikit bingung dengan panggilan yang orang tersebut pakai, yaitu "Kamerad". Maka dari itu Adam lah yang menjawab dan membuka pembicaraan kepada mereka terlebih dahulu.
"Tentu ... kabar kami sangat baik," sahut Adam yang bersalaman dengan orang tersebut.
"Kamerad" adalah s
"Sesuai pesanan ... 500 paket sudah ada di dua mobil merah dan kuning," lanjut Adam.
"Oh ... kami mohon maaf kalau sudah merepotkan kalian, tetapi untuk bayaran ... tentu sudah siap sesuai dengan perjanjian."
"Tentu itu tidak merepotkan ... selama ada bayaran, untuk barang ... bisa dilihat terlebih dahulu itu di bagasi belakang mobil."
Orang tersebut pun menyuruh beberapa anak buahnya untuk melakukan pengecekkan terhadap barang pesanan mereka.
"Kami mohon maaf jika sudah membuat kalian menunggu," cetus Adam kepada salah satu orang tersebut.
"Tenang saja, Kamerad. Selama barang sesuai dengan pesanan ... tidak perlu meminta maaf."
"Bos, barangnya sudah kami cek, dan ... semua lengkap serta sesuai dengan pesanan kita!"
Teriak salah satu dari mereka yang melihat serta menghitung barang pesanan yang sudah sesuai dengan permintaan.
"Langsung pindahkan ke Raptor putih ...!" teriak salah satu dari mereka yang terlihat seperti ketua dalam kelompok tersebut.
Dua mobil Raptor 6x6 berwarna putih dan dengan nomor plat "Clone" pun memasuki area transaksi. Kimmy cukup kagum dengan pergerakkan mereka yang sangat terkoordinasi dengan baik. Karena tidak hanya itu, ada beberapa dari mereka juga yang memantau dari atas perbukitan.
Beberapa orang dari mereka pun mulai memindahkan barang-barang tersebut, dari mobil satu ke mobil lainnya. Kimmy dan Adam pun mendapatkan bayaran sesuai dengan perjanjian, dalam bentuk sejumlah uang yang tersimpan di dalam koper berwarna hitam.
"Terima kasih banyak atas kerjasamanya, Komerad ..." cetus orang tersebut dengan bersalaman dengan Adam dan juga Kimmy.
.
"Sama-sama, sudah seharusnya kita saling menguntungkan seperti ini ...," sahut Adam.
...
Kelompok yang melakukan transaksi dengan Kimmy dan kawan-kawan, adalah kelompok yang cukup besar dan menakutkan. Mereka juga sering melakukan tindakan kriminal dalam bentuk apapun itu, selama tindakan tersebut menurut mereka dapat membuat onar atau kerusuhan.
Kelompok yang identik dengan seragam atau atribut mereka dengan penuh warna putih, juga memiliki wilayah kekuasaan mereka. Namun wilayah mereka sulit untuk ditemukan oleh orang-orang biasa, dan tidak sembarang orang bisa memasuki wilayah tersebut.
Wilayah yang mereka kuasai juga kaya akan sumber daya alam, bahkan lebih berlimpah dari pada sumber daya yang dimiliki oleh ketiga wilayah lainnya seperti Kota Metro, Shandy Shell, dan Paletown. Letaknya juga sangat jauh dari ketiga kawasan tersebut, dan diwajibkan menggunakan akses air atau udara untuk dapat mengunjunginya.
Tidak hanya itu, wilayah yang mereka kuasai juga menyimpan banyak rahasia yang seharusnya milik pemerintah. Namun entah bagaimana caranya, itu semua berada di tangan mereka.
.
~
.
Transaksi tersebut akhirnya telah selesai, dan Kimmy dan kawan-kawan pun berniat untuk kembali menuju gudang atau markas mereka.
Selama perjalanan menuju kota, mereka semua sempat bergurau dan berbincang mengenai pembagian uang dari hasil penjualan barang tersebut.
Namun pada saat dirinya dan semua kawannya mulai mendekati markas mereka. Tiba-tiba Faris berteriak, "Kok ada polisi ...?!" disusul dengan banyaknya suara sirine yang terdengar.
Sontak semuanya pun panik serta mengurungkan niat mereka untuk kembali ke markas. Masing-masing dari rekannya berpencar ke segala arah, Kimmy pun juga ikut pusing karena dirinya yang memegang penuh perintah.
"Kim, kita harus gimana ..?"
"Kok tiba-tiba banyak polisi sih ...?!"
"Kimmy, perintah mu apa ...?!"
"Gimana, Kim ...?!"
"Jangan terlalu lama, Kim!
Beberapa polisi juga mulai menyadari kehadiran Kimmy dan kawan-kawan, dan mulai mengejar serta mencoba untuk menangkap mereka.
Kawan-kawannya pun mulai kabur menyebar serta kocar-kacir ke segala arah karena dikejar oleh banyak anggota polisi. Adam yang menyadari kalau dirinya mulai dikejar oleh banyak polisi, dirinya pun segera memacu kecepatan mobilnya.
Kimmy bingung harus memberi perintah bagaimana, tangannya gemetaran dan keringat dingin pun membasahi kepalanya.
"Kim, beri perintah mu, kalau tidak teman kita akan tertangkap ...!" cetus Adam dengan terus fokus menyetir.
"Kimmy, ada rencana ..?" tanya Bobi yang juga terlibat dalam pengejaran.
Kimmy terdiam sejenak, otaknya berusaha untuk berpikir memikirkan rencana agar dirinya dan kawan-kawan bisa lolos dari pengejaran.
"Yang menggunakan motor ... suruh untuk menyebar serta mengacaukan fokus polisi yang sedang mengejar, bagaimana ...?" celetuk Adam yang memberi saran kepada Kimmy.
Terlihat juga beberapa mobil polisi yang fokus untuk mengejar dan berusaha untuk menghentikan kedua mobil yang dikendarai oleh Adam dan Bobi.
"Maksudnya gimana ..?" cetus Kimmy.
.
"Polisi mengejar kita yang menggunakan mobil, karena ... mobil berukuran cukup besar dan sangat mudah terlihat. Maka dari itu ... kita bisa mengacaukan fokus mereka," jelas Adam sambil terus fokus ke jalan, serta mencoba untuk terus memacu lebih cepat mobil yang ia kendarai.
"Okay ..."
Kimmy pun mulai memberikan perintah dan arahannya kepada rekan-rekannya, serta bersiap dengan sebuah pistol di genggamannya.
Beberapa temannya yang mengendarai motor pun segera kembali merapat ke formasi, serta mulai mengacaukan konsentrasi para petugas yang mengejar.
...
Pengejaran itu mulai memasuki jalan tol dan terus berlanjut terus tiada henti. Terlihat helikopter milik polisi juga mulai ikut serta dalam pengejaran, untuk membantu pemantauan melalui udara.
"Kim, peta!" teriak Adam kepada Kimmy.
Kimmy pun mulai membuka semua peta pada layar monitor mobilnya, Adam melihat sebuah terowongan yang akan dilalui jika pengejaran ini terus berlanjut di jalur tersebut.
Satu mobil polisi pun juga mulai mendekati serta mencoba untuk melakukan sebuah manuver PIT terhadap mobil yang dikendarai oleh Adam. Adam yang mengetahui hal tersebut, langsung berteriak kepada Bobi dan menyuruh Kimmy untuk membuka tembakan.
"Bobi, tukar jalur!" teriak Adam di radio yang ditujukan kepada Bobi.
Bobi mendengar perintah tersebut, dan mulai bertukar jalur dengan mobil yang dikendarai oleh Adam. Kimmy juga mulai melakukan penembakan terhadap badan dari mobil polisi yang mengejarnya. Satu mobil polisi tersebut langsung mengurangi kecepatannya serta berjaga jarak lebih, karena satu ban bagian depan pecah terkena tembakkan yang diberikan Kimmy.
"Sudah dibuka tembakkan kah ..?" tanya Kina karena mendengar suara tembakkan.
"Itu aku yang menembak," sahut Kimmy.
"Kalau gitu, kami regu motor ... juga ikut menembak gimana ...?" tanya Asep yang terus mengikuti kedua mobil yang dikendarai oleh rekan-rekannya.
"Gini, kita pertahankan jalur ... sampai masuk ke dalam terowongan di depan, kalau sudah ... kita habisi semua polisi yang masuk dan bertahan sebentar di sana." Adam menyela pembicaraan mereka di radio, dan mengutarakkan rencana yang terlintas begitu saja.
"Kau yakin ...?" cetus Salva.
"Kita bisa mati kalau ke dalam terowongan itu, sih ..." ujar Aryo.
Beberapa dari teman-temannya tidak setuju dengan rencana yang dibuat oleh Adam. Namun karena mereka terus dikejar dan didesak dengan semakin banyaknya polisi yang terus bertambah. Kedua mobil yang dikendarai oleh Adam dan Bobi pun terpaksa harus masuk ke dalam terowongan tersebut.
Asep, Salva, dan beberapa dari pengendara motor yang bersamanya mengurungkan niat mereka untuk ikut masuk ke dalam terowongan. Mereka berpencar ke segala arah serta mengelilingi terowongan tersebut dari atas bukit yang menguburnya. bersamanya
"Wah, gila ..." gumam Salva.
"Aku nggak bisa masuk ke sana, Dam ...!" cetus Asep yang berputar serta mulai keluar dari jalan untuk naik ke atas bukit di sebelah terowongan tersebut.
Tetapi ada beberapa juga dari pengendara motor yang mengikuti Adam dan Bobi untuk masuk ke dalam terowongan. Dirinya pun langsung memblokade jalan menggunakan mobil yang ia kendarai, serta mengusir banyak orang-orang yang berada di dalam terowongan tersebut.
"Bobi ...!" teriak Adam yang lalu melemparkan pistol kepadanya.
"Tembak ajalah ...!" teriak Kina yang lalu mengambil posisi serta melakukan tembakkan ke arah para polisi yang memblokade mulut terowongan.
Para petugas yang mengejarnya tidak bisa masuk ke dalam terowongan, karena banyak warga tidak bersalah yang dekat dengan tersangka. Orang-orang itu berlarian meninggalkan kendaraan mereka, untuk menyelamatkan diri dari baku tembak yang terjadi. Beberapa dari mereka juga sempat melarikan diri keluar dari terowongan dengan memacu kecepatan mobil yang mereka kendarai.
Terdengar juga suara helikopter yang berada mengitari terowongan melalui udara. Serta berkali-kali juga terdengar suara sirine yang memekakkan telinga.
...
"Halo, kalian aman di dalam sana...?" tanya Aryo melalui radio.
"Cukup sulit, dua pintu masuk banyak polisi ...," jawab Adam.
"Kita bakal tertangkap dengan mudah di dalam sini ...!" cetus Rony yang mengikuti Adam masuk ke dalam terowongan dengan mengendarai motor.
"Terus sekarang harus bagaimana ...?!" teriak Bobi.
.
"Kimmy juga tidak melakukan apa-apa ...!" lanjut Bobi dengan maksud memarahi Kimmy.
Kimmy hanya tertunduk diam, dirinya merasa tidak becus untuk mengambil rantai komando dari kelompoknya. Perdebatan pun terjadi, Rony dan Bobi menyalahkan Kimmy karena tidak memberinya perintah atau arahan.
"Kim, kau bisa ngomong nggak sih ...?!" bentak Rony.
"Rony, bukan begitu caramu berbicara kepada wanita !" sahut Adam.
"Terus kenapa, kau nggak terima ..?!" Rony tiba-tiba mengangkat pistol miliknya serta menodongkannya tepat di kepala milik Adam.
"Persetan dengan kalian semua, lah ..." gumam Bobi dengan sedikit melangkah menjauhi teman-temannya.
Melihat teman-temannya berdebat, Kimmy hanya diam tertunduk dan sedikit meneteskan air matanya. Kina melangkah mendekati Kimmy dengan maksud untuk mencoba menenangkannya sejenak.
"Kau hanya perlu mencoba, Kim ...," celetuk Kina dengan sedikit berbisik kepada Kimmy.
.
"Kami percaya denganmu, cukup lakukan peranmu dengan baik ...," lanjutnya dengan menepuk bahu milik Kimmy, serta sedikit merangkul temannya itu.
"Tapi ... jika gagal---" gumam Kimmy yang tiba-tiba terpatahkan dengan nasihat yang diberikan oleh teman baiknya itu.
.
"Jangan pernah takut gagal, bahkan kamu sendiri belum mencobanya ... bagaimana caranya kamu bisa tahu kalau kegagalan itu akan terjadi ...?"
Di tengah perbincangan antara mereka berdua, perdebatan yang terjadi kepada ketiga temannya itu tiba-tiba berubah menjadi pertengkaran.
"Sudah kuduga dari awal ... kalau rencanamu tidak akan pernah berhasil, Dam !" bentak Rony dengan menodongkan pistol dan siap menarik pelatuknya.
"Memang lebih baik Berlin dari pada kau, Adam," lanjut Bobi yang ikut mendesak rekannya itu.
"Oke, jadi kalian beraninya dua lawan satu ...?!" sahut Adam yang juga mulai mengeluarkan pistol miliknya dari saku hoodie yang ia kenakan.
Bobi tiba-tiba menendang tangan milik Adam yang menggenggam sebuah pistol dengan keras, yang membuat pelatuk pistol tersebut secara tidak sengaja tertarik dan timah panas pun keluar.
Sesaat setelah itu, Rony ikut membantu Bobi dengan memukul serta mendorong Adam hingga terbentur aspal dengan keras. Akibat benturan itu, kepala milik Adam sedikit terluka dan berdarah.
Menyadari temannya yang sedang terpuruk di aspal, Rony melangkah lebih dekat serta kembali menodongkan pistol miliknya kepada Adam.
"B**gs*t !" celetuk Adam.
Situasi semakin memanas, perdebatan yang berubah menjadi pertengkaran itu semakin kacau. Kina pun berjalan mendekati ketiga temannya yang sedang bertengkar dengan berteriak, "lemah kalian bertiga ...!"
Kimmy kaget pada saat Kina berjalan serta berteriak seperti itu.
"Maksudmu apa ?!" sahut Rony dengan nada yang penuh amarah.
"Kamu membela dia 'kah, Kina ..?" cetus Bobi kepada Kina dengan menunjuk Adam yang terbaring terluka.
Kimmy tiba-tiba melangkah berjalan dan berhenti tepat di tengah-tengah antara mereka berempat.
"Berlin sangat membenci pertengkaran ini, dan tanpa kalian sadari ... polisi-polisi di luar sana ... sudah untuk memaksa masuk. Tolong ... ku mohon ... kerjasamanya ...!"
~
Asep, Salva, dan beberapa rekan lainnya yang sudah siap di posisi sesuai dengan perintah yang diberikan Kimmy melalui radio. Mereka bersiap dari kejauhan, dan dengan sangat jelas dapat mendapatkan pengelihatan ke arah polisi-polisi yang tengah bersiap di mulut terowongan.
"Kami sudah siap di posisi !"
"Tunggu aba-aba dari aku !" sahut Kimmy.
"Sasha, kamu siap untuk memberikan tembakkan kepada helikopter itu !" cetus Asep kepada temannya.
.
"Siap, cukup mudah itu ..."
"Aku akan membantu mu ..." sela Faris yang berjalan menghampiri Sasha.
...
Tidak lama kemudian, Kimmy dan beberapa temannya yang terjebak di dalam terowongan sudah siap. Ia pun mulai memberikan aba-aba kepada rekan-rekannya yang sudah siap membantu dari luar.
"Lakukan !" teriak Kimmy di radio.
Dirinya berada di satu mobil dengan Adam siap dengan sebuah pistol di genggamannya. Bobi dan Kina juga siap di mobil kedua yang akan berada di depan untuk membuka jalan, serta Rony berada di formasi yang akan menjadi orang terakhir yang akan keluar.
"Tunjukkan yang terbaik," cetus Salva yang menepuk pundak milik Vhalen.
Regu pemotor yang sudah siap, mulai melakukan tembakkan secara beruntun kepada para polisi yang memblokade jalan. Tidak hanya itu, pilot dari satu helikopter polisi terkena tembakkan dan membuat helikopter tersebut jatuh.
Bobi yang mengendarai mobil di barisan terdepan pun memacu kecepatannya, dan menabrak semua kendaraan sampai anggota yang menghalangi jalannya. Diikuti oleh mobil kedua yang dikendarai oleh Adam, dan Rony yang mengikuti di barisan belakang.
"Minggir kalian semua, A*j*ng !" teriak Bobi yang terus menabrak semua yang menghalanginya jalannya.
"Gas terus, Bob !" cetus Kina yang terus menembaki semua polisi yang berada di sekitarnya.
Baku tembak pun kembali terjadi, dan mendesak pihak polisi yang berada di lokasi. Karena juga mendapatkan serangan dari arah perbukitan, yaitu berasal dari regu pemotor.
"Cepat, kami akan terus beri tembakkan perlindungan !" teriak Aryo.
Semua anggota di regu pemotor yang berada di posisi perbukitan, terus melakukan tembakkan tiada hentinya. Peluru-peluru itu terus menghujani semua anggota polisi yang terlihat berlindung kebingungan di balik mobil-mobil mereka.
Semua anggota polisi di sana tidak memiliki kesempatan untuk terus mengejar Kimmy dan yang lainnya. Karena mata pertama mereka yaitu helikopter polisi yang berhasil dilumpuhkan.
"Sudah cukup, kita harus segera pergi !" cetus Asep kepada rekan-rekannya yang ikut bersama regu pemotor.
...
Tidak lama kemudian, mereka akhirnya berhasil lolos dari pengejaran yang cukup melibatkan banyak polisi. Kimmy merasa sangat lega setelah semua yang telah terjadi, dirinya tidak pernah percaya dengan semua masalah yang akan ia hadapi.
"Baik ... kita kumpul di titik kumpul kedua, jika teman kalian tidak tahu tempatnya, silahkan kasih tahu aja !" Kimmy pun menyuruh seluruh teman-temannya untuk kembali kumpul di suatu tempat.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
anan
hadiri k
2022-12-19
1
senja
arti Kamerad apa?
2022-02-25
2
Arista
smangat kak
2021-12-06
1