Pilihan #4

Namun setelah semua yang terjadi di markasnya, Kimmy tidak melihat adanya Nadia di sana. Pikirannya tentang salah satu sahabatnya itu tiba-tiba terlintas begitu saja, karena dirinya belum mendapatkan kabar apapun dari sahabatnya itu.

~

Sambil menyetir, Nadia berkali-kali melihat kondisi luka yang berada di kakinya. Rasa sakit dari luka itu terus dapat dirasakan dan tiada hentinya, walau luka tersebut sudah terbalut dan terobati.

Dirinya masih tidak menyangka akan kehilangan pekerjaan yang ia perjuangan selama tiga tahun itu. Walau terkesan masih baru, tapi semua prestasi dan gelar berhasil ia raih selama dirinya masih mengabdi sebagai anggota. Namun semua itu menghilang begitu saja dalam waktu yang sungguh singkat.

Nadia pun berniat untuk pulang ke rumahnya lebih awal, atau bahkan terlalu awal untuk dirinya kembali pulang ke rumah. Tidak ada yang spesial atau istimewa pada saat ia kembali ke rumah, karena tidak ada siapapun yang menunggu kedatangannya untuk kembali pulang.

Sesampainya Nadia di rumah, dirinya kembali bertemu dengan kesepian dan kesendirian, yang menyambut kedatangannya. Terkadang ia merasa iri kepada orang lain yang selalu ada setidaknya seorangpun yang menunggu kedatangannya untuk pulang.

"Apa yang akan ku lakukan ...?" gumamnya.

Dengan berjalan perlahan menuju sofa, dirinya mengambil kotak pengobatan, dan mulai melihat kembali luka miliknya. Setelah memastikan kembali kondisi lukanya, Nadia pun menuliskan sebuah surel yang akan dikirim kepada Berlin.

"Berlin, sekarang aku tahu ... bagaimana rasanya sangat merindukan seseorang. Cepatlah kembali, aku tidak ingin kembali merasakan kesepian ..." Sebuah surel yang ia tulis dan ditujukan untuk lelakinya itu.

Setelah mengirimkan surel tersebut, tiba-tiba dirinya mendapatkan pesan dari temannya yaitu Kimmy.

"Nadia, apakah kita bisa bertemu ..? Aku hanya ingin menghabiskan waktu saja di Taman Kota, mungkin kamu bisa menemui ku di sini." Isi dari pesan teks tersebut.

Temannya itu tiba-tiba ingin mengajak bertemu di Taman Kota. Berhubung dirinya memiliki waktu yang sangat luang, ia pun mengiyakan dan akan segera bertemu dengan Kimmy di Taman Kota. Setidaknya ada yang menemani dirinya di saat-saat seperti ini.

Beberapa menit kemudian pada saat dirinya berada dalam perjalanan menuju Taman Kota, dirinya tiba-tiba mendapatkan surel balasan dari Berlin. Nadia langsung menepikan serta memberhentikan mobilnya sejenak, dan membaca isi dari pesan tersebut.

"Minggu depan kita akan segera bertemu kembali kok, kamu jaga diri baik-baik ya. Hati-hati karena banyak penjahat, dan aku ingin kamu tahu kalau di sini aku benar-benar merindukan mu, Sayang."

Nadia tersenyum-senyum sendiri, dan sedikit salah tingkah ketika membaca isi dari surel tersebut. Semua beban dalam pikirannya seketika ringan begitu saja, saat mengetahui Berlin membalas surel miliknya.

Setelah membaca surel tersebut, ia pun melanjutkan perjalanan menuju Taman Kota untuk bertemu dengan Kimmy. Suasana hatinya tiba-tiba berbunga-bunga, Nadia terlihat sangat senang dan ceria setelah mendapatkan balasan surel dari kekasihnya.

Tetapi di sisi lain dirinya juga takut akan mengecewakan Berlin. Karena kekasihnya itu sangat melarang Nadia untuk mengundurkan diri atau bahkan keluar dari profesinya sebagai anggota polisi. Nadia tidak tahu harus mengatakan apa, pada saat nanti kembali bertemu dengan lelakinya itu.

...

Sesampainya Nadia di Taman Kota, ia langsung melihat Kimmy yang tengah menunggunya berdiri dekat dengan halaman parkir. Nadia pun segera menghampiri serta menemui temannya itu.

"Loh .., kakimu kenapa ?" pertanyaan pertama yang muncul dari mulut Kimmy karena melihat Nadia jalan sedikit terpincang-pincang saat menghampirinya.

.

"Jam segini, kamu nggak bertugas ...?" celetuknya kembali karena tidak melihat Nadia mengenakan seragam polisinya.

"Aku bingung mau cerita dari mana ...," jawab Nadia dengan berjalan menghampiri Kimmy.

"Kalau kamu mau mencurahkan semuanya, silahkan saja ... mungkin aku bisa jadi pendengarmu," sahut Kimmy yang merangkulnya.

Kimmy sendiri sebenarnya berniat ingin menanyakan soal banyaknya polisi yang tiba-tiba mendatangi markasnya. Namun setelah melihat kondisi dari Nadia, dirinya mengurungkan niat tersebut. Dirinya cukup kaget karena melihat Nadia yang mendatanginya dengan keadaan terpincang-pincang.

Dengan ditemani oleh Kimmy dan angin yang terus berhembus kencang melewati pepohonan, serta hembusan angin tersebut membawa suasana hangatnya di siang hari yang sangat cerah ini. Nadia berjalan perlahan menikmati suasana taman yang cukup indah itu, walau terletak di tengah kota.

Nadia pun mulai bercerita serta mencurahkan isi hatinya kepada Kimmy yang terlihat sudah sangat siap untuk menjadi pendengarnya.

"Sekarang ... aku sudah bukan polisi lagi, Kim. Aku sendiri juga sudah sangat tau ... semua resikonya, jika aku memilih serta mengambil jalan yang 'ku pilih. Dan ... aku memilihnya ...."

"Terus ... kondisi lukamu bagaimana ..?" cetus Kimmy yang melirik perban yang terbalut di kaki kanannya.

.

"Sudah aku obati kok ...," jawabnya dengan nada yang cukup lesu.

Mereka berdua pun berjalan perlahan menghampiri dan duduk di sebuah bangku taman yang terletak tepat di pinggir dari sebuah kolam ikan. Kimmy pun kembali mengajaknya terus berbincang dan sedikit mencoba untuk menanyakan tentang apa yang terjadi di markasnya itu.

"Aku baru saja mengirim surel kepada Berlin, tapi belum di balas, loh ...," ujar Kimmy.

"Baru saja dia membalas surel ku, katanya minggu depan akan kembali ...," sahut Nadia dengan menunjukkan ekspresi bahagia dan sangat ceria.

Kimmy cukup kagum dengan sahabatnya itu, karena walau dia terlihat menerima banyak beban. Tetapi dirinya tidak melihat ekspresi lelah atau putus asa dari sahabatnya itu. Justru Nadia selalu terlihat ceria dan baik-baik saja, seperti seolah-olah tidak memiliki masalah atau beban apapun. Kimmy merasa tidak akan sanggup jika dirinya berada di posisi sahabatnya itu.

Nadia sendiri cukup senang karena ada yang menemaninya untuk sementara waktu, dan setidaknya dirinya masih mempunyai teman yang dapat menerima serta mendengarkan curahannya. Dirinya pun memilih untuk menghabiskan waktunya yang sangat luang itu bersama dengan Kimmy.

...

Siang hari dengan langit yang sangat cerah itu mulai berganti warna menjadi jingga, dan langit serta cahaya senja pun perlahan menggantikannya. Gemericik suara air yang berasal dari kolam ikan itu juga berkali-kali terdengar. Serta hembusan angin yang awalnya terasa sangat hangat, tiba-tiba berubah menjadi sedikit dingin dengan berjalannya waktu.

Banyak orang yang sebelumnya terlihat berjalan serta bermain-main di sekitar taman, sekarang mulai berkurang dan pergi meninggalkan taman karena hari yang perlahan larut. Nadia pun harus kembali pulang dan berbisah dengan Kimmy, ia sangat berterimakasih kepada sahabatnya itu karena telah menemaninya untuk sementara waktu.

"Makasih ya, Kim."

"Iya, santai saja ...," sahutnya.

"Yaudah ... aku pergi dulu, ya ...," lanjutnya yang lalu pergi meninggalkan taman.

Nadia sendiri juga ingin segera kembali ke rumah untuk beristirahat, dan berkali-kali rasa sakit dari luka tersebut sempat terasa kembali. Dirinya sangat berharap agar kekasihnya yaitu Berlin untuk segera kembali, dan menemaninya serta hadir di saat dirinya membutuhkan.

.

~

.

Malam yang cukup begitu dingin kembali menyelimuti segala penjuru wilayah kota, dan di suatu tempat yang sangat kelam terdapat kelompok kejahatan yang sangat ditakuti oleh seluruh orang-orang.

Seseorang misterius yang telihat sebagai salah satu orang paling tinggi dalam kelompok tersebut pun menghampiri salah satu dari personil mereka. Pada saat orang tersebut berjalan menghampirinya, tiba-tiba langkahnya terhentikan oleh seseorang yang sangat ditakuti oleh seluruh personil dari kelompoknya.

"Tunggu, bisa bicara sebentar ...?!" cetusnya.

"Baik, Bos !" sahut orang tersebut.

"Kurasa ... kita harus segera deklarasi dan mengubah kelompok ini ...!" ujar seseorang yang ia disebut sebagai Bos.

"Selama itu perintah, saya akan lakukan !"

.

"Lagian ... gudang atau markas dari mereka juga sudah diketahui oleh polisi, dan ... rencana kita berhasil."

"Bagus lah kalau begitu, siapkan dirimu dan anak buahmu ... kita harus melanjutkan misi yang lama belum terlaksana !" sahutnya.

.

"Tenang saja, saya sudah sangat siap ...!"

Bersambung.

Terpopuler

Comments

senja

senja

wah akan ada penyerangan ya

2022-02-25

1

Arista

Arista

like dan favorit

2021-12-06

1

Arista

Arista

lanjut kak

2021-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan #1
2 Kejam #2
3 Hari yang Berat #3
4 Pilihan #4
5 Salah Paham #5
6 Lingkup Baru #6
7 Pemimpin #7
8 Masalah #8
9 Aku Pulang #9
10 Tempat Baru #10
11 Kembali Bertemu #11
12 Malam yang Tenang #12
13 Keluarga #13
14 Prioritas #14
15 Membunuh atau Dibunuh #15
16 Villa #16
17 Mimpi #17
18 Dendam #18
19 Misi Lama Terlaksana #19
20 Bergerak #20
21 Meledak #21
22 Kacau #22
23 Sebuah Ramalan #23
24 Anak Ramalan #24
25 Anak Laki-laki #25
26 Kakak yang Payah #26
27 Saat Pertama Bertemu #27
28 Bingung #28
29 Rencana Kedua #29
30 Pria Misterius #30
31 Boneka Berdarah #31
32 Bersamamu (bagian satu) #32
33 Bersamamu (bagian dua) #33
34 Sinar Matahariku #34
35 Menyesal #35
36 Takut dan Bersalah #36
37 Diserang #37
38 Pelarian #38
39 Objektif Selesai #39
40 Deklarasi #40
41 Malam yang Indah #41
42 Pertemuan Singkat #42
43 Hasil Pertemuan #43
44 Lekas Pulih #44
45 Surat #45
46 Keinginan #46
47 Anak-anak #47
48 Penghambat #48
49 Nostra #49
50 Dunia Malam #50
51 Kediaman Gates #51
52 Rencana #52
53 Latihan Menembak #53
54 Awal yang Buruk #54
55 Ragu #55
56 Ingin Terus Bersamanya #56
57 Penawaran Menarik #57
58 Persiapan #58
59 Tim Pengintai #59
60 Mimpi Buruk #60
61 Mafioso in Action #61
62 Sifat yang Tiba-tiba Berubah #62
63 Tawanan #63
64 Penolakan yang Menyakitkan #64
65 Aku Di Sini Menjemput Mu #65
66 Saudara #66
67 Helikopter Militer, Kota Kacau #67
68 Bagian Timur Kota #68
69 Meluapkan Amarah #69
70 Ajaran Pengorbanan Diri #70
71 Manusia, Bom Waktu? #71
72 Bulan yang Terang Di Antara Percikan Api #72
73 Menyesal, Kesalahan Masa Lalu #73
74 Membalikkan Keadaan #74
75 Akhirnya Berhadapan #75
76 Duel Pedang #76
77 Ketenangan Malam yang Kembali #77
78 Akhir, Kejelasan #78
79 Terima Kasih #79
80 Koneksi #80
81 Kelompok Putih #81
82 Kepastian #82
83 Pekerjaan Tetap? #83
84 Kesempatan? #84
85 Lenggang #85
86 Di Balik Kabut #86
87 Kesempatan untuk Ashgard #87
88 Semua Tentang yang Ia Lupakan #88
89 Tempat yang Dijanjikan #89
90 Ancaman? #90
91 Rumit #91
92 Pesta Pernikahan #92
93 Penguntit #93
94 Khawatir? #94
95 Pulau yang tak Terpetakan? #95
96 Tiba-tiba Risau #96
97 Bertamu #97
98 Surat Lagi dan Lagi #98
99 Sebelum Hari Esok #99
100 Hari yang Sangat Penting #100 (END)
101 #Chapter Bonus
102 Pengumuman Untuk Pembaca!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kenangan #1
2
Kejam #2
3
Hari yang Berat #3
4
Pilihan #4
5
Salah Paham #5
6
Lingkup Baru #6
7
Pemimpin #7
8
Masalah #8
9
Aku Pulang #9
10
Tempat Baru #10
11
Kembali Bertemu #11
12
Malam yang Tenang #12
13
Keluarga #13
14
Prioritas #14
15
Membunuh atau Dibunuh #15
16
Villa #16
17
Mimpi #17
18
Dendam #18
19
Misi Lama Terlaksana #19
20
Bergerak #20
21
Meledak #21
22
Kacau #22
23
Sebuah Ramalan #23
24
Anak Ramalan #24
25
Anak Laki-laki #25
26
Kakak yang Payah #26
27
Saat Pertama Bertemu #27
28
Bingung #28
29
Rencana Kedua #29
30
Pria Misterius #30
31
Boneka Berdarah #31
32
Bersamamu (bagian satu) #32
33
Bersamamu (bagian dua) #33
34
Sinar Matahariku #34
35
Menyesal #35
36
Takut dan Bersalah #36
37
Diserang #37
38
Pelarian #38
39
Objektif Selesai #39
40
Deklarasi #40
41
Malam yang Indah #41
42
Pertemuan Singkat #42
43
Hasil Pertemuan #43
44
Lekas Pulih #44
45
Surat #45
46
Keinginan #46
47
Anak-anak #47
48
Penghambat #48
49
Nostra #49
50
Dunia Malam #50
51
Kediaman Gates #51
52
Rencana #52
53
Latihan Menembak #53
54
Awal yang Buruk #54
55
Ragu #55
56
Ingin Terus Bersamanya #56
57
Penawaran Menarik #57
58
Persiapan #58
59
Tim Pengintai #59
60
Mimpi Buruk #60
61
Mafioso in Action #61
62
Sifat yang Tiba-tiba Berubah #62
63
Tawanan #63
64
Penolakan yang Menyakitkan #64
65
Aku Di Sini Menjemput Mu #65
66
Saudara #66
67
Helikopter Militer, Kota Kacau #67
68
Bagian Timur Kota #68
69
Meluapkan Amarah #69
70
Ajaran Pengorbanan Diri #70
71
Manusia, Bom Waktu? #71
72
Bulan yang Terang Di Antara Percikan Api #72
73
Menyesal, Kesalahan Masa Lalu #73
74
Membalikkan Keadaan #74
75
Akhirnya Berhadapan #75
76
Duel Pedang #76
77
Ketenangan Malam yang Kembali #77
78
Akhir, Kejelasan #78
79
Terima Kasih #79
80
Koneksi #80
81
Kelompok Putih #81
82
Kepastian #82
83
Pekerjaan Tetap? #83
84
Kesempatan? #84
85
Lenggang #85
86
Di Balik Kabut #86
87
Kesempatan untuk Ashgard #87
88
Semua Tentang yang Ia Lupakan #88
89
Tempat yang Dijanjikan #89
90
Ancaman? #90
91
Rumit #91
92
Pesta Pernikahan #92
93
Penguntit #93
94
Khawatir? #94
95
Pulau yang tak Terpetakan? #95
96
Tiba-tiba Risau #96
97
Bertamu #97
98
Surat Lagi dan Lagi #98
99
Sebelum Hari Esok #99
100
Hari yang Sangat Penting #100 (END)
101
#Chapter Bonus
102
Pengumuman Untuk Pembaca!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!