5. Anak Bupati

"Air gula aren campur madu satu.” Pesan seorang laki-laki pada pelayan sebuah rumah makan.

 

“Ya tuan, tunggu sebentar.” Jawab pelayan laki-laki rumah makan sambil menghidangkan Ikan bakar dan nasi kepada salah satu pelanggannya. Tidak lupa pelayan itu memberikan sebuah mangkok penuh air kepada laki-laki itu untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah makan.

 

Laki-laki yang memesan ikan bakar dan nasi itu mengamati suasana rumah makan tempatnya berada sekarang sambil memakan pesanannya itu dengan lahap. Laki-laki itu cukup jangkung dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter serta memiliki kulit putih bersih dan terawat. Rambutnya yang berwarna hitam lurus sepunggung diikatnya dengan rapi menggunakan ikat rambut terbuat dari anyaman tali berwarna hijau dan merah. Alis tebal hitamnya menggantung melindungi bola matanya cokelat terang dan sesekali memiliki sorot mata tajam.

 

Hidungnya runcing dan pada kedua pipinya memiliki lesung pipit sekali pun laki-laki itu hampir tidak pernah terlihat tersenyum. Bibirnya tipis dan deretan giginya cukup rapi, kecuali gigi taring bagian kiri yang memiliki satu gigi taring tambahan yang tidak rata.

 

Laki-laki itu membawa sebuah tongkat terbuat dari logam baja tempa dengan ukir-ukiran bermotif awan pada pada di bagian permukaan tongkat. Pada dua sisi tongkat, terdapat motif ukiran berbentuk bulan sabit yang diapit oleh sepasang awan. Sedangkan pada pangkal dari ujung tongkat laki-laki itu dilapisi dengan logam tembaga yang bercampur dengan baja, serta dihiasi dengan beberapa lubang berukuran kecil yang diletakkan secara berurutan dan memiliki pola tertentu.

 

Laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru bagian dalam rumah makan tersebut sambil mengagumi kelihaian pemilik warung menata usaha rumah makan miliknya. Bahkan genting dari rumah makan itu dibuat dari batang bambu khusus yang dipotong. Rumah makan itu terbuat dari  bambu seluruhnya dengan dinding, meja, kursi serta tiang yang terbuat dari bambu. Langit-langit rumah makan itu dibuat cukup tinggi hingga delapan meter hingga membuat suasana di dalamnya terasa sejuk, sekali pun di luar udara cukup panas.

 

Beberapa tiang yang menyangga rumah makan itu terdiri dari beberapa bambu yang kemudian diikat lalu dijadikan satu untuk menopang bangunan inti. Pemilik rumah makan juga menata tempat makan bagi pengunjungnya terbagi dalam dua jenis. Yang pertama meja dan tikar anyaman bambu bagi pengunjung yang ingin makan dengan posisi bersila ditempatkan pada sisi pinggir ruangan. Sementara itu meja dan kursi bagi pengunjung rumah makan yang ingin duduk di meja dan kursi berada di tengah ruangan.

Setelah mengamati ruangan secara detail, Ia kemudian mengamati orang-orang yang datang di rumah makan itu. Sekitar dua puluh orang lebih makan atau pun mengobrol di rumah makan itu, namun ada seseorang yang cukup menarik perhatian laki-laki itu. Yaitu, seorang perempuan muda yang tengah makan bersama dengan dua orang pengikutnya dimana mereka berdua mengenakan topi lebar serta penutup wajah.

 

Perempuan muda itu sepertinya sebaya dengan laki-laki itu, meski gerak-geriknya terlihat lebih dewasa serta memiliki kewibawaan seorang bangsawan. Tubuhnya yang ramping dibalut pakaian lengan panjang hijau muda yang terbuat dari kain yang jarang ditemui di kota-kota kecil seperti Lamunarta saat ini. Tubuh perempuan itu terlihat paling mungil jika dibandingkan dengan dua orang pengawalnya.

 

Rambutnya yang sebahu begitu hitam dan mengkilap bagaikan mutiara cair serta dibiarkan tergerai dihiasi jepit rambut berbentuk bunga matahari yang tebuat dari dari gading gajah. Kulitnya seputih pualam dengan wajah bulat dan mata sedikit sipit. Matanya yang hitam berkilau dihiasi hidungnya mungil serta bibir tipis berwarna jingga. Demikian pula alis perempuan itu melengkung indah dengan sempurna hingga Ia memiliki kesan terlihat sempurna sekalipun hanya diam tanpa sepatah kata pun di rumah makan itu. Saat ia mengunyah makanannya, deretan gigi putih yang tidak rata menghiasi bibirnyal. Cara berpakaian serta gerak-geriknya menandakan bahwa perempuan itu berasal dari kalangan ningrat.

 

Sementara itu, dua orang pengikutnya mengenakan pakaian serba tertutup berwarna hitam  dan memakai topi lebar yang terbuat dari anyaman bambu. Mereka juga mengenakan pelindung bahu, pelindung betis serta pelindung lengan mereka terbuat dari plat logam yang dijahit benang tembaga.

 

Pakaian yang dikenakan dua orang itu merupakan seragam yang umum dipakai oleh seorang wiracaya, pasukan khusus yang dimiliki pihak kerajaan atau bangsawan kaya. Mereka adalah orang-orang terpilih yang dilatih bela diri serta ilmu telik sandi untuk melindungi majikan, junjungan atau penyewa jasa mereka.

Meski pakaian dua orang wiracaya itu serba tertutup, bentuk serta lekuk tubuh mereka yang ramping menandakan bahwa mereka berdua adalah wiracaya perempuan yang masih berusia muda. Bagi laki-laki itu, keberadaan dua perempuan yang merupakan wiracaya pengawal perempuan bangsawan itu benar-benar di luar kebiasaan. Menurut pengalamannya, sangat jarang seorang perempuan menjadi wiracaya, mengingat latihan menjadi pasukan wiracaya cukup berat sekaligus berbahaya.

 

Belum lagi, dengan ujian untuk menjadi seorang wiracaya yang diadakan sangat

sulit karena fisik, pengetahuan serta mental calon wiracaya benar-benar diuji. Di dalam hatinya, jika dua orang perempuan itu benar-benar pasukan wiracaya yang terlatih tentu hal tersebut merupakan  sebuah hal yang sangat luar biasa. Laki-laki yang memiliki fisik serta keahlian bela diri saja sulit untuk menjadi bagian dari pasukan wiracaya, apalagi hingga dua orang perempuan yang usianya cukup muda.

Laki-laki itu mengamati perempuan muda bersama dua orang wiracaya yang mengawalnya dengan seksama, namun secara sembunyi-sembunyi dengan sesekali mencuri pandang ke arah mereka. Meski demikian, tidak hanya laki-laki itu yang mengamati tiga orang perempuan muda tersebut. Hampir seluruh orang di rumah makan itu mengamati ketiganya dengan penuh tanda tanya besar mengenai identitas mereka. Tiga orang.

 

Mereka makan dengan cepat, namun berusaha untuk tetap sopan serta tidak terlalu menarik perhatian orang-orang di warung makan tersebut. Usai mekan dengan cepat, mereka segera meninggalkan langsung meninggalkan rumah makan itu dengan meninggalkan beberapa keping uang perunggu. Pelayan rumah makan yang melihat tiga orang perempuan itu meninggalkan uang cukup banyak kemudian berinisiatif untuk memberikan kembalian.

 

“Kembaliannya Gusti Putri.” Kata pelayanan rumah makan.

 

“Tidak usah.” Jawab perempuan itu dengan terburu-buru meninggalkan tempat itu diikuti kedua pengikutnya.

 

Baru beberapa langkah, perempuan itu tiba-tiba dicegat oleh sekumpulan laki-laki yang dipimpin oleh seorang pemuda berumur awal dua puluh tahunan. Pemuda itu terlihat dari kalangan orang kaya atau sangat berkuasa karena pakaiannya terbuat dari kain sutera mahal berwarna merah gelap yang dihiasi bordiran kuda berwarna emas. Sementara, beberapa perhiasan gelang emas menggantung di tangan kirinya.

 

Tubuhnya gempal dengan rambut belah tengah yang kaku serta berminyak. Ia tidak henti-hentinya tersenyum penuh kepercayaan diri saat berjalan maupun bertatapan mata dengan seseorang. Terlebih lagi, jika dirinya bertemu dengan perempuan yang menurutnya menarik, Ia tidak henti-hentinya menggodanya hingga mereka merasa jijik atau risih.

 

Sedangkan sekelompok laki-laki yang mengawal permuda itu mengenakan pakaian kemeja dengan

motif kepala harimau, anjing hutan, ular serta motif binatang buas lain, dengan ukuran agak longgar serta bagian ujung lengan yang dilapisi kulit dan pelat logam. Demikian pula celana longgar yang mereka kenakan memiliki motif yang seragam dengan pakaian yang mereka kenakan. Kaki mereka yang kokoh serta berotot dibungkus oleh alas kaki yang terbuat dari kulit, meski demikian beberapa dari mereka tidak mengenakan alas kaki.

 

Gaya pakaian serta gerak-gerik mereka menandakan bahwa mereka adalah seorang jawara, sekelompok orang dari kalangan rakyat biasa yang memiliki keahlian bela diri. Para jawara banyak yang bekerja sebagai tukang pukul, penagih hutang atau pengawal orang-orang tertentu. Banyak para jawara yang bekerja di dunia kejahatan hingga reputasi mereka cukup buruk di mata masyarakat, akan tetapi tidak sedikit juga jawara berwatak bijaksana yang bekerja melindungi orang-orang yang tidak beruntung.

 

“Hai Nona cantik.” Sapa Pemuda berpakaian mencolok itu.

 

Perempuan muda dan dua orang pengawalnya tidak membalas sapaannya sepatah kata pun saat pemuda itu menyapa mereka. Mengetahui dirinya diacuhkan, pemuda itu menjadi tidak senang, Ia berniat melabrak perempuan muda itu, akan tetapi saat melihat dua wiracaya yang mengawalnya, pemuda itu berpikir dua kali untuk bersikap kasar. Terlebih lagi jika melihat pakaian serta wiracaya yang mengawalnya, perempuan itu terlihat bukan seorang bangsawan sembarangan.

 

“Wah…aku tidak percaya jika Gusti Putri rupanya tidak mengenali saya?” Tanya Pemuda itu. “Apakah Anda orang luar Lamunarta?”

 

Perempuan itu mengangguk dengan lembut lalu menjawab. “Maafkan saya Tuan, memang benar saya berasal dari Ibu Kota Kerajaan, dan saya baru tiba di kota ini beberapa hari yang lalu. Jadi kurang begitu mengenal orang-orang yang di Kota ini. Terlebih lagi, saya memang hanya tinggal di sini untuk sementara.”

 

“Wah begitu…” Pemuda itu berdecak berkali-kali sambil memasang wajah seolah-olah memperlihatkan ekspresi sedih. “Apakah Anda membutuhkan perlindungan atau pengawalan dariku Gusti Putri. Pada waktu malam hari banyak orang-orang jahat berkeliaran, aku takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Gusti Putri.”

 

“Ma..maaf, saya benar-benar berterima kasih atas kemurahan hati dari Tuan sekalian.” Jawab perempuan itu dengan sungkan. “Akan tetapi dengan berat hati kebaikan Tuan tidak dapat saya kabulkan karena saya akan meninggalkan kota ini sebelum gerbang kota ditutup rapat saat gelap.”

 

“Kalau soal gerbang kota. Serahkan saja padaku. Dengan perintahku, para penjaga gerbang dapat dapat membuka dan menutup pintu gerbang kapan pun jika kuminta. Jangankan soal pintu gerbang kota ini. Gerbang di istana para dewa akan kuperintahkan terbuka untuk dirimu.” Rayu pemuda yang mengenakan lusinan perhiasan itu.

 

Mendengar rayuan pemuda itu, beberapa jawara pengawalnya berusaha menahan tawa, akan tetapi terdapat seorang jawara yang tidak dapat menahan tawanya hingga mulutnya terdengar suara cekikikan diantara para jawara.

 

“Hei…kulihat kau tertawa.” Lirik pemuda itu kepada jawara yang setengah mati menahan tawa, namun gagal saat mendengarkan rayuan gombalnya.

 

“Ma…maaf Raden Wardhana.” Kata jawara yang tidak kuat manahan tawa tersebut terlihat ketakutan.

 

“Apa kau tidak mengetahui siapa aku hah!?” Pemuda itu lalu menghampiri jawara yang menertawakannya, lalu menepuk-nepuk pipi jawara itu dengan tatapan jengkel.

 

“A…anda adalah Raden Tumenggung Wardhana, putera sulung dari Bupati Lamunarta, Raden Tumenggung Adiwardhana.”

 

Perempuan muda dan dua orang pengawalnya itu pun cukup terkejut ketika mengetahui  pemuda berpakaian mencolok serta penuh dengan perhiasan di tubuhnya itu adalah putera dari Bupati Lamunarta.  Ia pun segera memberi salam pada Wardhana.

 

“Sungguh sebuah kehormatan bertemu dengan putera tuan Bupati, akan tetapi mohon maaf jika anda berkenan, saya sungguh-sungguh sedang ada urusan yang amat mendesak.” Jawab perempuan itu dengan cepat serta gerakannya terlihat begitu canggung dan ingin segera meninggalkan tempatnya berada saat ini.

 

“Wah-wah tidak bisa begitu. Gusti Putri, tidak menyukai keramahtamahan saya ini rupanya. Sebagai penerus penguasa kota ini, sakit rasanya jika ketulusan hati seorang Wardhana ditolak mentah-mentah, bahkan oleh seorang bangsawan dari Ibu Kota.” Kata Wardhana menyipitkan mata sambil menjetikkan jarinya. Belasan orang pendekar berpakaian jawara tiba-tiba memasuki warung makan itu usai Wardhana menjetikkan jarinya.

Terpopuler

Comments

An War

An War

kebanyakan gambaran,,,,bikin males baca

2022-07-01

0

Erni sari

Erni sari

semangat

2022-03-02

2

Maret

Maret

like

2022-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Delapan Pusaka
3 2. Ganti Rugi
4 3. Tendangan Melawan Tendangan
5 4. Celeng Geni
6 5. Anak Bupati
7 6. Murid Durhaka
8 7. Ranggaseta si Tombak Darah
9 8. Keris Tanpa Bilah
10 9. Kembang Api
11 10. Dendam Para Pengkhianat
12 11. Menggiring Cakiya
13 12. Lolos dari Belenggu
14 13. Cakiya Bertemu Baruna
15 14. Menirukan Jurus Lawan
16 15. Racun
17 16. Ksatria Bermata Zamrud
18 17. Junjungan yang Rendah Hati
19 18. Tombak Kyai Pralananta
20 19. Hukuman
21 20. Panggil Namaku
22 21. Akibat Perbuatan di Masa Lalu
23 22. Raung Ledakan
24 23. Perguruan Harimau Matahari
25 24. Amarah Dua Pendekar
26 25. Naga Sungai Melayang di Kolam Arwah
27 26. Tongkat yang Bernyanyi
28 27. Tangis Setelah Nyanyian
29 28. Para Harimau Terlelap.
30 29. Tujuan
31 30. Cara Bertahan Hidup
32 31. Senjata Misterius
33 32. Kutukan Kolam Darah
34 33. Wujud Asli
35 34. Hutan Pedang
36 35. Keris Garudayana
37 36. Pedang Garudayana
38 37. Ajian Ringin Rusa
39 38. Serangga Menghampiri Api
40 39. Langkah Sunyi Bangau Putih
41 40. Pohon Bodhi
42 41. Burung Hantu dan Ajian Lebur Saketi
43 42. Tenunan Jaring Laba-laba
44 43. Mata Harimau
45 44. Nafas Naga
46 45. Sengat Lebah
47 46. Kupu-Kupu Lincah
48 47. Bukan Singa atau Harimau
49 48. Serigala Angin
50 49. Kalah Karena Ikan.
51 50. Gajah dan Babi Hutan
52 51. Mulut Manis Kerbau Pemarah
53 52. Elang, Bangau, Gagak & Burung Hantu
54 53. Perang Dua Puluh Satu Hari
55 54. Satu-satunya yang Tersisa
56 55. Perisai Pelindung
57 56. Perdikan
58 57. Dua Senjata Pusaka Suci
59 58. Keputusan Nawaruni
60 59. Wadilaka
61 60. Obrolan Sebelum Tidur
62 61. Daun Tertiup Angin
63 62. Judi Sabung Ayam
64 63. Golongan Hitam dan Putih
65 64. Pemimpin Golongan Hitam
66 65. Juru Antar
67 66. Para Penunggang
68 67. Raden Tumenggung Aji Angsana
69 68. Lima Ratus Keping Emas
70 69. Ajian dan Pusaka
71 70. Debu dan Asap
72 71. Lari
73 72. Di Balik Batu
74 73. Tongkat Bulan Menggebuk Macan
75 74. Para Harimau Terperangkap Siasat
76 75. Nafas Bara Api Harimau Matahari
77 76. Keahlian Cakiya
78 77. Nafas Api Emas Harimau Matahari
79 78. Neraka dan Gunung Harimau
80 79. Harimau Memuntahkan Bola-Bola Api
81 80. Srigunting Putih Mematuk Harimau
82 81. Lima Matahari Emas
83 82. Menggebuk Delapan Harimau
84 83. Auman Harimau Mengoyak Bayangan
85 84. Auman Perang Harimau Matahari
86 85. Serigala Angin dan Harimau Matahari
87 86. Satu Wiracaya dan Tiga Pendekar
88 87. Akar Baja Mencambuk Harimau
89 88. Jejak Langkah
90 89. Kesepakatan dan Aroma Jiwa
91 90. Tapak Sisik Besi Ular Hitam
92 91. Pemburu yang Diburu
93 92. Langkah Seribu Para Harimau
94 93. Basikan
95 94. Ajian Setri Durbiksa
96 95. Baruna dan Nawaruni
97 96. Bangsawan Kota Raja di Basikan
98 97. Kunjungan Misterius
99 98. Sura Kenanga
100 99. Kaum Lentera Pengetahuan
101 100. Keadilan Bagi Hansa
102 101. Hansa Wismawa dan Sekar Lembayung
103 102. Dari Mata Si Hujan Berkat
104 103.Tuduhan Membuat Kekacauan
105 104. Para Saksi yang Meragukan
106 105. Menuju Penjara
107 106. Mencari Hansa
108 107. Bersama Kyai Langgamsurta dan Sekar Lembayung
109 108. Pesta
110 109. Menyiapkan Drama Persidangan
111 110. Sidang Kedua Hansa Wismawa
112 111. Mata Angsa yang Bercahaya
113 112.Keris Kyai Dasa Windraya
114 113. Trisula Kyai Arnawa
115 114. Pedang Ganda dan Tombak Putih
116 115. Naga Awan dan Tombak Biru Laut
117 116. Nawaruni Sokyawiya
118 117. Unggas Melawan Naga Laut
119 118. Pembangkangan Dyaraksa
120 119. Demi Keluarga
121 120. Badai Api
122 121. Mulut Penuh Tanah
123 122. Rapat Gelap
124 123. Air Mata Hansa Wismawa
125 124. Di Sekitar Gapura
126 125. Sembilan Orang
127 126. Gajah Awan Menusukkan Tombak
128 127. Karma Dilyawara
129 128. Dilarang untuk Mati.
130 129. Bayaran
131 130. Tiga Pemabuk
132 131. Burung Pemangsa
133 132. Mahisa Menunggu Perintah
134 133. Seekor Anjing Hitam
135 134. Wanita Penuh Bekas Luka
136 135. Kegelisahan Mahisa
137 136. Enam Harimau Merah
138 137. Enam Singgasana
139 138. Bayangan Bermahkota Duri
140 139. Cermin Berbingkai Emas
141 140. Serpihan Masa Lalu Mahisa
142 141. Dendam Seperti Racun
143 142. Amarah Semakin Pekat
144 143. Pengkhianatan Iblis Bermuka Pucat
145 144. Sore yang Kelam di Lamunarta
146 145. Baratadya dan Jaka Wisa
147 146. Kehebatan Nenek Nuryi dan Ki Atwani
148 147. Kematian Adiwardhana
149 148. Dua Ular Raksasa
150 149. Amarah Widyata
151 150. Menyelaraskan Jiwa
152 151. Keputusan Widyata
153 152. Api Unggun Biru
154 153. Tinju Berhias Api Biru
155 154. Melompat dan Menjatuhkan Diri
156 155. Beradu Jurus Pukulan Celeng Geni Menghantam Bara Api
157 156. Suku Raksasa Paruh Hitam
158 157. Zirah Sisik dan Pedang Batu
159 158. Si Tapak Kucing
160 159. Taring dan Cakar Suku Raksasa Paruh Hitam
161 160. Tumbal Marga Sokyawiya
162 161. Menghilangnya Cakiya
163 162. Sayap-Sayap Patah
164 163. Simbol Ular Perak
165 164. Anak Panah Misterius
166 165. Martir Pembawa Pesan
167 166. Jaganastra dan Alap-alap Biru
168 167. Cerita Enam Suku
169 168. Si Kembar dan Aji Angsana
170 169. Kematian Aji Angsana
171 170. Salyaraka dan Sedyaraka dari Perguruan Harimau Bulan
172 171. Ajian Kijang Apuran dan Senjata dari Embun Beku.
173 172. Darah Pendekar Haus Darah
174 173. Obrolan Dua Pendekar dari Dua Zaman
175 174. Perubahan Zaman yang Mengejutkan
176 175. Kemampuan Berbahaya Cakiya
177 176. Ajian Dawala Tiwikrama
178 177. Kekuatan Dua Raksasa Putih
179 178. Raksasa Putih Melawan Bocah Rambut Merah
180 179. Taktik Cakiya Melumpuhkan Sedyaraka
181 180. Akhir Pertarungan Melawan Si Kembar
182 181. Langit-langit Kayu
183 182. Ketua Suku Raksasa Sayap Hitam
184 183. Tandu Langit
185 184. Naga Bumi dan Anak Sulung
186 185. Harimau Bertemu Hiu dan Angsa.
187 186. Cerita Sedih Dyaraksa
188 187. Kejanggalan Kasus Dyaraksa
189 188. Surat-Surat
190 189. Harimau Tombak dan Harimau Pedang Kembar
191 190. Dendam Para Jawara pada Mahisa.
192 191.Busur Silang Tersembunyi.
193 192. Panah dan Amarah
194 193. Awan Karana
195 194. Perubahan Liar dan Harimau Matahari
196 195. Naga Bintang Melawan Harimau Matahari
197 196. Taktik Dyaraksa
198 197. Tukang Judi Sabung Ayam Jadi Pejabat
199 198. Mantra dan Bahan Peledak.
200 199. Jurus Rahasia Perguruan Harimau Matahari
201 200. Akhir Pertempuran di Gang Tikus
202 201. Perubahan Liar Senaraksa
203 202. Rumah Seorang Teman.
204 203. Pedagang Rempah-rempah
205 204. Saudara Seperguruan Kyai Langgamsurta
206 205. Tungku Bulus Anawa
207 206. Ayah yang Mencemaskan Anak
208 207. Pedati dan Tong Kayu
209 208. Arak dan Penjaga Gerbang Kota
210 209. Jangkrik Emas
211 210. Makam Raksasa
212 211. Rudra Arutala Sang Serigala
213 212. Aqni Samaja Sang Gajah
214 213. Pertarungan di Ruang Jiwa-Jiwa
215 214. Suara di Dalam Benak
216 215. Api Perak
217 216. Mimpi Buruk Cakiya.
218 217. Kisah Ksatria dan Si Anak Sulung
219 218. Pusaka Singa Kencana Arkananta
220 219. Pangeran dari Marga Simachandra
221 220. Bangsawan yang Pintar
222 221. Recamadya Anala.
223 222. Wanita dengan Mulut Berbisa.
224 223. Penguasa Harimau
225 224. Serangan Kilat Cakiya.
226 225. Harimau dan Tiga Perempuan
227 226. Wujud Sejati Pusaka Tira Cempaka
228 227. Kaum Jelata
229 228. Rusuk yang Tertusuk Ranting.
230 229. Wujud Sejati yang Terurai
231 230. Siasat Terakhir Tira Cempaka
232 Pengumuman
233 231. Busur Cincin Ungu
234 232. Baruna dan Recamadya Anala
235 233. Rahasia dari Recamadya Anala
236 234. Perubahan Liar Recamadya Anala
237 235. Pertarungan Dua Serigala
238 236. Dua Serigala Beradu Taring
239 237. Rahasia Bangsa Cakar Perak
240 238. Dua Serigala Mengamati Ayam Jantan
241 239. Keris Adwikara Simachandra
242 240. Menjejak Setengah Kekalahan
243 Pengumuman
244 241. Bayangan Membara dan Cincin Taring Putih.
245 242. Baruna, Sumber Kegelapan di Hati
246 243. Dua Harimau dan Ayam Berbulu Merah
247 244. Ujian Pewaris Pusaka
248 245. Lebih Seperti Budak dan Majikan
249 246. Menghalau Serangan dengan Satu Lengan
250 247. Ular dan Bangau Mematuk Dua Ekor Harimau
251 248. Telapak Ular Hitam Bersisik Api Perak.
252 249. Jurus Terlarang Harimau Bulan
253 250. Api Beku
254 251. Matinya Pewaris Adwikara Simachandra
255 252. Hembusan Obat dan Rempah
256 253. Kegelisahan dari Orang Asing
257 254. Taring Beku Pusaka Simachandra
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Prolog
2
1. Delapan Pusaka
3
2. Ganti Rugi
4
3. Tendangan Melawan Tendangan
5
4. Celeng Geni
6
5. Anak Bupati
7
6. Murid Durhaka
8
7. Ranggaseta si Tombak Darah
9
8. Keris Tanpa Bilah
10
9. Kembang Api
11
10. Dendam Para Pengkhianat
12
11. Menggiring Cakiya
13
12. Lolos dari Belenggu
14
13. Cakiya Bertemu Baruna
15
14. Menirukan Jurus Lawan
16
15. Racun
17
16. Ksatria Bermata Zamrud
18
17. Junjungan yang Rendah Hati
19
18. Tombak Kyai Pralananta
20
19. Hukuman
21
20. Panggil Namaku
22
21. Akibat Perbuatan di Masa Lalu
23
22. Raung Ledakan
24
23. Perguruan Harimau Matahari
25
24. Amarah Dua Pendekar
26
25. Naga Sungai Melayang di Kolam Arwah
27
26. Tongkat yang Bernyanyi
28
27. Tangis Setelah Nyanyian
29
28. Para Harimau Terlelap.
30
29. Tujuan
31
30. Cara Bertahan Hidup
32
31. Senjata Misterius
33
32. Kutukan Kolam Darah
34
33. Wujud Asli
35
34. Hutan Pedang
36
35. Keris Garudayana
37
36. Pedang Garudayana
38
37. Ajian Ringin Rusa
39
38. Serangga Menghampiri Api
40
39. Langkah Sunyi Bangau Putih
41
40. Pohon Bodhi
42
41. Burung Hantu dan Ajian Lebur Saketi
43
42. Tenunan Jaring Laba-laba
44
43. Mata Harimau
45
44. Nafas Naga
46
45. Sengat Lebah
47
46. Kupu-Kupu Lincah
48
47. Bukan Singa atau Harimau
49
48. Serigala Angin
50
49. Kalah Karena Ikan.
51
50. Gajah dan Babi Hutan
52
51. Mulut Manis Kerbau Pemarah
53
52. Elang, Bangau, Gagak & Burung Hantu
54
53. Perang Dua Puluh Satu Hari
55
54. Satu-satunya yang Tersisa
56
55. Perisai Pelindung
57
56. Perdikan
58
57. Dua Senjata Pusaka Suci
59
58. Keputusan Nawaruni
60
59. Wadilaka
61
60. Obrolan Sebelum Tidur
62
61. Daun Tertiup Angin
63
62. Judi Sabung Ayam
64
63. Golongan Hitam dan Putih
65
64. Pemimpin Golongan Hitam
66
65. Juru Antar
67
66. Para Penunggang
68
67. Raden Tumenggung Aji Angsana
69
68. Lima Ratus Keping Emas
70
69. Ajian dan Pusaka
71
70. Debu dan Asap
72
71. Lari
73
72. Di Balik Batu
74
73. Tongkat Bulan Menggebuk Macan
75
74. Para Harimau Terperangkap Siasat
76
75. Nafas Bara Api Harimau Matahari
77
76. Keahlian Cakiya
78
77. Nafas Api Emas Harimau Matahari
79
78. Neraka dan Gunung Harimau
80
79. Harimau Memuntahkan Bola-Bola Api
81
80. Srigunting Putih Mematuk Harimau
82
81. Lima Matahari Emas
83
82. Menggebuk Delapan Harimau
84
83. Auman Harimau Mengoyak Bayangan
85
84. Auman Perang Harimau Matahari
86
85. Serigala Angin dan Harimau Matahari
87
86. Satu Wiracaya dan Tiga Pendekar
88
87. Akar Baja Mencambuk Harimau
89
88. Jejak Langkah
90
89. Kesepakatan dan Aroma Jiwa
91
90. Tapak Sisik Besi Ular Hitam
92
91. Pemburu yang Diburu
93
92. Langkah Seribu Para Harimau
94
93. Basikan
95
94. Ajian Setri Durbiksa
96
95. Baruna dan Nawaruni
97
96. Bangsawan Kota Raja di Basikan
98
97. Kunjungan Misterius
99
98. Sura Kenanga
100
99. Kaum Lentera Pengetahuan
101
100. Keadilan Bagi Hansa
102
101. Hansa Wismawa dan Sekar Lembayung
103
102. Dari Mata Si Hujan Berkat
104
103.Tuduhan Membuat Kekacauan
105
104. Para Saksi yang Meragukan
106
105. Menuju Penjara
107
106. Mencari Hansa
108
107. Bersama Kyai Langgamsurta dan Sekar Lembayung
109
108. Pesta
110
109. Menyiapkan Drama Persidangan
111
110. Sidang Kedua Hansa Wismawa
112
111. Mata Angsa yang Bercahaya
113
112.Keris Kyai Dasa Windraya
114
113. Trisula Kyai Arnawa
115
114. Pedang Ganda dan Tombak Putih
116
115. Naga Awan dan Tombak Biru Laut
117
116. Nawaruni Sokyawiya
118
117. Unggas Melawan Naga Laut
119
118. Pembangkangan Dyaraksa
120
119. Demi Keluarga
121
120. Badai Api
122
121. Mulut Penuh Tanah
123
122. Rapat Gelap
124
123. Air Mata Hansa Wismawa
125
124. Di Sekitar Gapura
126
125. Sembilan Orang
127
126. Gajah Awan Menusukkan Tombak
128
127. Karma Dilyawara
129
128. Dilarang untuk Mati.
130
129. Bayaran
131
130. Tiga Pemabuk
132
131. Burung Pemangsa
133
132. Mahisa Menunggu Perintah
134
133. Seekor Anjing Hitam
135
134. Wanita Penuh Bekas Luka
136
135. Kegelisahan Mahisa
137
136. Enam Harimau Merah
138
137. Enam Singgasana
139
138. Bayangan Bermahkota Duri
140
139. Cermin Berbingkai Emas
141
140. Serpihan Masa Lalu Mahisa
142
141. Dendam Seperti Racun
143
142. Amarah Semakin Pekat
144
143. Pengkhianatan Iblis Bermuka Pucat
145
144. Sore yang Kelam di Lamunarta
146
145. Baratadya dan Jaka Wisa
147
146. Kehebatan Nenek Nuryi dan Ki Atwani
148
147. Kematian Adiwardhana
149
148. Dua Ular Raksasa
150
149. Amarah Widyata
151
150. Menyelaraskan Jiwa
152
151. Keputusan Widyata
153
152. Api Unggun Biru
154
153. Tinju Berhias Api Biru
155
154. Melompat dan Menjatuhkan Diri
156
155. Beradu Jurus Pukulan Celeng Geni Menghantam Bara Api
157
156. Suku Raksasa Paruh Hitam
158
157. Zirah Sisik dan Pedang Batu
159
158. Si Tapak Kucing
160
159. Taring dan Cakar Suku Raksasa Paruh Hitam
161
160. Tumbal Marga Sokyawiya
162
161. Menghilangnya Cakiya
163
162. Sayap-Sayap Patah
164
163. Simbol Ular Perak
165
164. Anak Panah Misterius
166
165. Martir Pembawa Pesan
167
166. Jaganastra dan Alap-alap Biru
168
167. Cerita Enam Suku
169
168. Si Kembar dan Aji Angsana
170
169. Kematian Aji Angsana
171
170. Salyaraka dan Sedyaraka dari Perguruan Harimau Bulan
172
171. Ajian Kijang Apuran dan Senjata dari Embun Beku.
173
172. Darah Pendekar Haus Darah
174
173. Obrolan Dua Pendekar dari Dua Zaman
175
174. Perubahan Zaman yang Mengejutkan
176
175. Kemampuan Berbahaya Cakiya
177
176. Ajian Dawala Tiwikrama
178
177. Kekuatan Dua Raksasa Putih
179
178. Raksasa Putih Melawan Bocah Rambut Merah
180
179. Taktik Cakiya Melumpuhkan Sedyaraka
181
180. Akhir Pertarungan Melawan Si Kembar
182
181. Langit-langit Kayu
183
182. Ketua Suku Raksasa Sayap Hitam
184
183. Tandu Langit
185
184. Naga Bumi dan Anak Sulung
186
185. Harimau Bertemu Hiu dan Angsa.
187
186. Cerita Sedih Dyaraksa
188
187. Kejanggalan Kasus Dyaraksa
189
188. Surat-Surat
190
189. Harimau Tombak dan Harimau Pedang Kembar
191
190. Dendam Para Jawara pada Mahisa.
192
191.Busur Silang Tersembunyi.
193
192. Panah dan Amarah
194
193. Awan Karana
195
194. Perubahan Liar dan Harimau Matahari
196
195. Naga Bintang Melawan Harimau Matahari
197
196. Taktik Dyaraksa
198
197. Tukang Judi Sabung Ayam Jadi Pejabat
199
198. Mantra dan Bahan Peledak.
200
199. Jurus Rahasia Perguruan Harimau Matahari
201
200. Akhir Pertempuran di Gang Tikus
202
201. Perubahan Liar Senaraksa
203
202. Rumah Seorang Teman.
204
203. Pedagang Rempah-rempah
205
204. Saudara Seperguruan Kyai Langgamsurta
206
205. Tungku Bulus Anawa
207
206. Ayah yang Mencemaskan Anak
208
207. Pedati dan Tong Kayu
209
208. Arak dan Penjaga Gerbang Kota
210
209. Jangkrik Emas
211
210. Makam Raksasa
212
211. Rudra Arutala Sang Serigala
213
212. Aqni Samaja Sang Gajah
214
213. Pertarungan di Ruang Jiwa-Jiwa
215
214. Suara di Dalam Benak
216
215. Api Perak
217
216. Mimpi Buruk Cakiya.
218
217. Kisah Ksatria dan Si Anak Sulung
219
218. Pusaka Singa Kencana Arkananta
220
219. Pangeran dari Marga Simachandra
221
220. Bangsawan yang Pintar
222
221. Recamadya Anala.
223
222. Wanita dengan Mulut Berbisa.
224
223. Penguasa Harimau
225
224. Serangan Kilat Cakiya.
226
225. Harimau dan Tiga Perempuan
227
226. Wujud Sejati Pusaka Tira Cempaka
228
227. Kaum Jelata
229
228. Rusuk yang Tertusuk Ranting.
230
229. Wujud Sejati yang Terurai
231
230. Siasat Terakhir Tira Cempaka
232
Pengumuman
233
231. Busur Cincin Ungu
234
232. Baruna dan Recamadya Anala
235
233. Rahasia dari Recamadya Anala
236
234. Perubahan Liar Recamadya Anala
237
235. Pertarungan Dua Serigala
238
236. Dua Serigala Beradu Taring
239
237. Rahasia Bangsa Cakar Perak
240
238. Dua Serigala Mengamati Ayam Jantan
241
239. Keris Adwikara Simachandra
242
240. Menjejak Setengah Kekalahan
243
Pengumuman
244
241. Bayangan Membara dan Cincin Taring Putih.
245
242. Baruna, Sumber Kegelapan di Hati
246
243. Dua Harimau dan Ayam Berbulu Merah
247
244. Ujian Pewaris Pusaka
248
245. Lebih Seperti Budak dan Majikan
249
246. Menghalau Serangan dengan Satu Lengan
250
247. Ular dan Bangau Mematuk Dua Ekor Harimau
251
248. Telapak Ular Hitam Bersisik Api Perak.
252
249. Jurus Terlarang Harimau Bulan
253
250. Api Beku
254
251. Matinya Pewaris Adwikara Simachandra
255
252. Hembusan Obat dan Rempah
256
253. Kegelisahan dari Orang Asing
257
254. Taring Beku Pusaka Simachandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!