10. Dendam Para Pengkhianat

Mengetahui rentetan ledakan tersebut, muncul berbagai pertanyaan dari dalam benak Baruna, apakah ledakan itu disebabkan karena pertarungan dirinya melawan para jawara yang dipimpin Ranggaseta ataukah karena hal lain. Meski demikian, berbagai pertanyaan di dalam kepala Baruna mengenai sumber ledakan itu akhirnya terjawab sudah oleh komentar seorang  jawara usai terjadi ledakan tersebut.

“Rupanya Raden Wardhana menghidupkan kembang api kemuning dari Kerajaan.” Komentar Salah satu jawara.

“Semakin rusuh saja jadinya.” Keluh salah satu jawara.

“Nanti, bisa-bisa bayaran kita berkurang atau direbut orang lain.” Sahut jawara yang lain.

“Kembang api kemuning dari Kerajaan.” Gumam Baruna.

Baruna sendiri pernah mendengar mengenai kembang api kemuning yang merupakan kembang api sinyal milik Kerajaan. Kembang api itu merupakan sebuah kembang api khusus dimana  kepemilikannya hanya boleh dimiliki oleh keluarga pejabat setingkat Bupati atau bangsawan ibu kota yang kepemilikannya ditunjuk langsung oleh Raja. Jika kembang api tersebut dibunyikan oleh orang yang tidak berhak, orang tersebut dapat dikenai hukuman gantung di alun-alun. Kembang api jenis ini memiliki fungsi untuk memanggil pasukan wiracaya atau pun orang-orang pengikutnya jika terjadi bahaya atau ancaman keamanan yang sangat genting. Alasan mengapa hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan memilikinya salah satunya adalah harga kembang api tersebut yang sangat mahal. Bahan baku mesiu yang didatangkan dari kapal yang berasal dari negeri asing yang sangat jauh, serta serta harus dipesan beberapa tahun sebelumnya membuat kembang api kemuning begitu langka serta terbatas.

Ketika kembang api sinyal bahaya tersebut dibunyikan, para wiracaya, pasukan pamong, pendekar pengikut pejabat yang bersangkutan wajib mendatangi tempat dibunyikannya kembang api kemuning. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan, mereka dapat diganjar hukuman mati dengan tuduhan melawan pejabat atau mencoba memberontak terhadapat Kerajaan. Selain itu, tidak hanya para pengikut yang mendatangi sinyal kembang api tersebut, pendekar bayaran yang menginginkan imbalan juga diperbolehkan membantu atau pejabat yang membunyikan kembang api

tersebut.

“Sebelum orang-orang Kerajaan atau pendekar-pendekar lainnya tiba di tempat ini, bagaimana jika kita menyelesaikan urusan kita.” Usul salah satu jawara sambil melirik Baruna dan menatap Ranggaseta yang sudah tidak bergerak, namun masih bernafas.

Para jawara hanya menatap nanar mengetahui pimpinan mereka yang pingsan dan terluka parah karena serangan Baruna. Mereka awalnya terlihat seperti dilanda kebingungan saat mengetahui  Ranggaseta yang begitu ditakuti karena kekuatan dan kebrutalannya, kini tidak sadarkan diri. Terlebih lagi lengannya sudah remuk sehingga tidak akan mampu lagi menggunakan jurus-jurusnya. Melihat pemimpin mereka dipastikan tidak dapat berbuat apa-apa lagi, para jawara itu justru saling memandang satu sama lain serta menyunggingkan senyum aneh yang cukup janggal bagi Baruna. Firasat Baruna berkata bahwa para jawara itu akan melakukan hal-hal yang buruk, namun bukan ditujukan kepada dirinya.

“Hei bagaimana jika kita semua bertaruh.” Usul salah seorang jawara salah satu anak buah Wardhana tiba-tiba. “Siapa diantara kita yang lebih dahulu melenyapkan Ranggaseta akan menjadi pimpinan kita.”

“Hahahaha setuju.” Jawab rekannya yang kemudian disambut anggukan persetujuan jawara yang lain.

“Ayo, kita segera lenyapkan nyawa orang sombong ini.” Usul salah satu jawara sambil melirik Ranggaseta yang dijawab anggukan persetujuan oleh rekan-rekannya.

“Sudah lama kunantikan saat-saat seperti ini, kalau ingat dia yang terus-terusan memanggil kita monyet atau anjing membuatku ingin buru-buru menghabisinya.” Sahut jawara yang lain.

Beberapa jawara yang tadi memapah Wardhana kembali ke rumah makan. Seorang dari mereka mengenakan pakaian yang berlumuran darah, karena membantu Wardhana mati-matian menaiki kudanya. Wajah mereka terlihat kusut serta tidak bersemangat saat mengetahui jika majikan mereka membunyikan kembang api kemuning yang akan mengundang hampir semua pendekar dan prajurit di kota itu untuk membereskan Baruna.

“Kemana Tuan Muda?” Tanya salah satu jawara.

“Pulang naik kuda, setelah membunyikan kembang api kemuning yang disimpannya di pelana. Sepertinya sebentar lagi para pendekar dari kelompok lain, pasukan pamong atau wiracaya kerajaan yang bertugas di kota ini akan tiba.” Jawab salah satu jawara yang baru tiba. “Ada apa ini, kenapa kalian terlihat senang,padahal bayaran kita jelas-jelas akan berkurang dengan datangnya orang lain selain kita?”

“Untuk soal uang tidak masalah, yang penting orang ini tidak akan lagi memimpin kita.” Jawab salah satu jawara sambil memperagakan gerakan memotong lehernya menggunakan telapak tangan seolah-olah menyembelih dirinya sendiri.

Dua orang jawara yang tadi memapah Wardhana sudah tanggap apa yang dibicarakan oleh rekan-rekannya saat mereka tidak ada di tempat itu. Ia pun menyetujui usul tersebut sambil menyeringai lebar kegirangan.

“Jangan lupa taruhannya juga.” Kekeh salah satu jawara yang berlumuran darah Wardhana.

“Yang  ertama kali membunuhnya akan menjadi pimpinan kita” Jawab rekannya. “Tapi kalau hanya itu sepertinya tidak seru, bagaimana jika ditambah dua keping emas?”

“Setuju!”

“Kita setuju.” Sahut yang lain.

Wajah para jawara menjadi sumringah ketika saat mereka bermufakat untuk melenyapkan nyawa Ranggaseta disertai dengan taruhan. Taruhannya adalah siapa di antara mereka yang mampu melenyapkan nyawa Ranggaseta paling dulu akan menjadi pemimpin mereka dan juga memperoleh dua keping emas. Mengetahui rencana mereka, Baruna tiba-tiba menjadi muak, serta tersulut amarahnya. Ia tidak menyangka jika para jawara yang dalam sejarahnya merupakan orang-orang terlatih dalam hal bela diri dimana seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan justru menjadi orang-orang pengecut yang tega mengkhianati pemimpin mereka saat Ranggaseta sudah lagi tidak berdaya. Alih-alih mereka menolong Ranggaseta, mereka justru berusaha menyingkirkan serta mengambil keuntungan dari kalahnya Ranggaseta.

“Tidak kusangka kalian benar-benar lebih rendah dari binatang.” Desis Baruna menahan amarahnya.

“Ayolah kawan.” Gelak salah satu jawara. “Kau itu juga sama bejatnya dengan kami, tidak usah sok suci. Kau itu tidak hanya membunuh gurumu yang sudah menampung dan merawatmu, tapi juga mencuri keris pusaka Perguruan Harimau Bulan yang menyebabkan perguruanmu dibubarkan oleh Raja. Kita ini sama bukan.” Kelakarnya yang disambut tawa cemooh para jawara.

“Benar, nanti kita bilang pada Tuan Bupati kalau Ranggaseta berkhianat dan menewaskan rekan-rekan kita dan juga melukai Raden Wardhana.” Kata jawara yang sebelumnya memapah Wardhana keluar dan pakaiannya penuh debu memberikan usul. “Kita juga harus berterima kasih kepada tuan pendekar yang di sana atas jasa-jasanya.

“Tuan pendekar tidak usah khawatir. Kalau misalnya aku menang taruhan, akan kuberi setengah dari hadiahnya.” Kelakar jawara yang mengenakan pakaian berlumuran darah.

Para jawara terbahak-bahak senang mendengar kelakar dari rekannya yang akan membagi hasil taruhannya kepada Baruna jika memenangkan taruhan tersebut. Mereka lalu berniat untuk membunuh Ranggaseta yang kini tidak berdaya. Beberapa dari mereka kemudian mengambil senjata berupa belati serta keris dari balik pakaian mereka lalu menghunuskannya. Dengan senjata di tangan, para jawara  berjalan ke arah Ranggaseta dan berniat minikamnya beramai-ramai.

“Berbisiklah Nyai Rudra Arutala dan Bernyayilah Kyai Sakwari Warsita.” Desis Baruna dengan amarah yang menggelegak. “Bantulah aku, pendekar tanpa nama tombak Rudra Warsita Arutala.”

Hembusan angin kuat tiba-tiba mengelilingi tempat itu sekali lagi, akan tetapi kali ini hembusannya jauh berbeda. Angin kencang yang berhembus begitu dingin hingga menusuk sumsum tulang belakang siapapun yang tertiup olehnya angin itu. Bulu kuduk para jawara meremang saat angin itu berhembus melewati mereka dan kemudian bergerak menuju arah Baruna yang memutar-mutar tongkatnya dengan pelan. Di dalam hati, para jawara bertanya-tanya apa yang sedang Baruna lakukan kali ini. Dan akhirnya para jawara akhirnya mendapatkan jawabannya ketika melihat perubahan senjata yang digenggam oleh Baruna.

Baruna kini tidak lagi menggenggam sebuah tongkat. Di dalam genggamannya Ia membawa sebuah senjata berupa tombak dengan gagang berwarna putih dengan hiasan guratan berbentuk awan berwarna biru. Sementara pada bagian bilah, ujung tombak berbentuk melengkung dengan warna putih nyaris memiliki permukaan yang transparan. Bentuk tombak tersebut, merupakan gabungan senjata tongkat milik Baruna dengan keris Rudra Arutala miliknya. Tanpa banyak bicara Baruna pun segara merangsek maju menyerang para jawara yang berniat untuk melenyapkan nyawa Ranggaseta. Dengan sekuat tenaga Baruna berusaha melindungi kakak seperguruannya itu. Jauh di dalam hatinya, ada perasaan menyesal Baruna telah membuat kakak seperguruannya itu cacat, Akan tetapi dirinya merasa wajib melakukan hal itu, sebab apa yang dilakukan Ranggaseta selama ini sudah menyimpang terlalu jauh.

Terpopuler

Comments

asta guna

asta guna

namanya keren

2024-02-24

0

Maret

Maret

terbaik

2022-01-18

0

Maret

Maret

best author

2022-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Delapan Pusaka
3 2. Ganti Rugi
4 3. Tendangan Melawan Tendangan
5 4. Celeng Geni
6 5. Anak Bupati
7 6. Murid Durhaka
8 7. Ranggaseta si Tombak Darah
9 8. Keris Tanpa Bilah
10 9. Kembang Api
11 10. Dendam Para Pengkhianat
12 11. Menggiring Cakiya
13 12. Lolos dari Belenggu
14 13. Cakiya Bertemu Baruna
15 14. Menirukan Jurus Lawan
16 15. Racun
17 16. Ksatria Bermata Zamrud
18 17. Junjungan yang Rendah Hati
19 18. Tombak Kyai Pralananta
20 19. Hukuman
21 20. Panggil Namaku
22 21. Akibat Perbuatan di Masa Lalu
23 22. Raung Ledakan
24 23. Perguruan Harimau Matahari
25 24. Amarah Dua Pendekar
26 25. Naga Sungai Melayang di Kolam Arwah
27 26. Tongkat yang Bernyanyi
28 27. Tangis Setelah Nyanyian
29 28. Para Harimau Terlelap.
30 29. Tujuan
31 30. Cara Bertahan Hidup
32 31. Senjata Misterius
33 32. Kutukan Kolam Darah
34 33. Wujud Asli
35 34. Hutan Pedang
36 35. Keris Garudayana
37 36. Pedang Garudayana
38 37. Ajian Ringin Rusa
39 38. Serangga Menghampiri Api
40 39. Langkah Sunyi Bangau Putih
41 40. Pohon Bodhi
42 41. Burung Hantu dan Ajian Lebur Saketi
43 42. Tenunan Jaring Laba-laba
44 43. Mata Harimau
45 44. Nafas Naga
46 45. Sengat Lebah
47 46. Kupu-Kupu Lincah
48 47. Bukan Singa atau Harimau
49 48. Serigala Angin
50 49. Kalah Karena Ikan.
51 50. Gajah dan Babi Hutan
52 51. Mulut Manis Kerbau Pemarah
53 52. Elang, Bangau, Gagak & Burung Hantu
54 53. Perang Dua Puluh Satu Hari
55 54. Satu-satunya yang Tersisa
56 55. Perisai Pelindung
57 56. Perdikan
58 57. Dua Senjata Pusaka Suci
59 58. Keputusan Nawaruni
60 59. Wadilaka
61 60. Obrolan Sebelum Tidur
62 61. Daun Tertiup Angin
63 62. Judi Sabung Ayam
64 63. Golongan Hitam dan Putih
65 64. Pemimpin Golongan Hitam
66 65. Juru Antar
67 66. Para Penunggang
68 67. Raden Tumenggung Aji Angsana
69 68. Lima Ratus Keping Emas
70 69. Ajian dan Pusaka
71 70. Debu dan Asap
72 71. Lari
73 72. Di Balik Batu
74 73. Tongkat Bulan Menggebuk Macan
75 74. Para Harimau Terperangkap Siasat
76 75. Nafas Bara Api Harimau Matahari
77 76. Keahlian Cakiya
78 77. Nafas Api Emas Harimau Matahari
79 78. Neraka dan Gunung Harimau
80 79. Harimau Memuntahkan Bola-Bola Api
81 80. Srigunting Putih Mematuk Harimau
82 81. Lima Matahari Emas
83 82. Menggebuk Delapan Harimau
84 83. Auman Harimau Mengoyak Bayangan
85 84. Auman Perang Harimau Matahari
86 85. Serigala Angin dan Harimau Matahari
87 86. Satu Wiracaya dan Tiga Pendekar
88 87. Akar Baja Mencambuk Harimau
89 88. Jejak Langkah
90 89. Kesepakatan dan Aroma Jiwa
91 90. Tapak Sisik Besi Ular Hitam
92 91. Pemburu yang Diburu
93 92. Langkah Seribu Para Harimau
94 93. Basikan
95 94. Ajian Setri Durbiksa
96 95. Baruna dan Nawaruni
97 96. Bangsawan Kota Raja di Basikan
98 97. Kunjungan Misterius
99 98. Sura Kenanga
100 99. Kaum Lentera Pengetahuan
101 100. Keadilan Bagi Hansa
102 101. Hansa Wismawa dan Sekar Lembayung
103 102. Dari Mata Si Hujan Berkat
104 103.Tuduhan Membuat Kekacauan
105 104. Para Saksi yang Meragukan
106 105. Menuju Penjara
107 106. Mencari Hansa
108 107. Bersama Kyai Langgamsurta dan Sekar Lembayung
109 108. Pesta
110 109. Menyiapkan Drama Persidangan
111 110. Sidang Kedua Hansa Wismawa
112 111. Mata Angsa yang Bercahaya
113 112.Keris Kyai Dasa Windraya
114 113. Trisula Kyai Arnawa
115 114. Pedang Ganda dan Tombak Putih
116 115. Naga Awan dan Tombak Biru Laut
117 116. Nawaruni Sokyawiya
118 117. Unggas Melawan Naga Laut
119 118. Pembangkangan Dyaraksa
120 119. Demi Keluarga
121 120. Badai Api
122 121. Mulut Penuh Tanah
123 122. Rapat Gelap
124 123. Air Mata Hansa Wismawa
125 124. Di Sekitar Gapura
126 125. Sembilan Orang
127 126. Gajah Awan Menusukkan Tombak
128 127. Karma Dilyawara
129 128. Dilarang untuk Mati.
130 129. Bayaran
131 130. Tiga Pemabuk
132 131. Burung Pemangsa
133 132. Mahisa Menunggu Perintah
134 133. Seekor Anjing Hitam
135 134. Wanita Penuh Bekas Luka
136 135. Kegelisahan Mahisa
137 136. Enam Harimau Merah
138 137. Enam Singgasana
139 138. Bayangan Bermahkota Duri
140 139. Cermin Berbingkai Emas
141 140. Serpihan Masa Lalu Mahisa
142 141. Dendam Seperti Racun
143 142. Amarah Semakin Pekat
144 143. Pengkhianatan Iblis Bermuka Pucat
145 144. Sore yang Kelam di Lamunarta
146 145. Baratadya dan Jaka Wisa
147 146. Kehebatan Nenek Nuryi dan Ki Atwani
148 147. Kematian Adiwardhana
149 148. Dua Ular Raksasa
150 149. Amarah Widyata
151 150. Menyelaraskan Jiwa
152 151. Keputusan Widyata
153 152. Api Unggun Biru
154 153. Tinju Berhias Api Biru
155 154. Melompat dan Menjatuhkan Diri
156 155. Beradu Jurus Pukulan Celeng Geni Menghantam Bara Api
157 156. Suku Raksasa Paruh Hitam
158 157. Zirah Sisik dan Pedang Batu
159 158. Si Tapak Kucing
160 159. Taring dan Cakar Suku Raksasa Paruh Hitam
161 160. Tumbal Marga Sokyawiya
162 161. Menghilangnya Cakiya
163 162. Sayap-Sayap Patah
164 163. Simbol Ular Perak
165 164. Anak Panah Misterius
166 165. Martir Pembawa Pesan
167 166. Jaganastra dan Alap-alap Biru
168 167. Cerita Enam Suku
169 168. Si Kembar dan Aji Angsana
170 169. Kematian Aji Angsana
171 170. Salyaraka dan Sedyaraka dari Perguruan Harimau Bulan
172 171. Ajian Kijang Apuran dan Senjata dari Embun Beku.
173 172. Darah Pendekar Haus Darah
174 173. Obrolan Dua Pendekar dari Dua Zaman
175 174. Perubahan Zaman yang Mengejutkan
176 175. Kemampuan Berbahaya Cakiya
177 176. Ajian Dawala Tiwikrama
178 177. Kekuatan Dua Raksasa Putih
179 178. Raksasa Putih Melawan Bocah Rambut Merah
180 179. Taktik Cakiya Melumpuhkan Sedyaraka
181 180. Akhir Pertarungan Melawan Si Kembar
182 181. Langit-langit Kayu
183 182. Ketua Suku Raksasa Sayap Hitam
184 183. Tandu Langit
185 184. Naga Bumi dan Anak Sulung
186 185. Harimau Bertemu Hiu dan Angsa.
187 186. Cerita Sedih Dyaraksa
188 187. Kejanggalan Kasus Dyaraksa
189 188. Surat-Surat
190 189. Harimau Tombak dan Harimau Pedang Kembar
191 190. Dendam Para Jawara pada Mahisa.
192 191.Busur Silang Tersembunyi.
193 192. Panah dan Amarah
194 193. Awan Karana
195 194. Perubahan Liar dan Harimau Matahari
196 195. Naga Bintang Melawan Harimau Matahari
197 196. Taktik Dyaraksa
198 197. Tukang Judi Sabung Ayam Jadi Pejabat
199 198. Mantra dan Bahan Peledak.
200 199. Jurus Rahasia Perguruan Harimau Matahari
201 200. Akhir Pertempuran di Gang Tikus
202 201. Perubahan Liar Senaraksa
203 202. Rumah Seorang Teman.
204 203. Pedagang Rempah-rempah
205 204. Saudara Seperguruan Kyai Langgamsurta
206 205. Tungku Bulus Anawa
207 206. Ayah yang Mencemaskan Anak
208 207. Pedati dan Tong Kayu
209 208. Arak dan Penjaga Gerbang Kota
210 209. Jangkrik Emas
211 210. Makam Raksasa
212 211. Rudra Arutala Sang Serigala
213 212. Aqni Samaja Sang Gajah
214 213. Pertarungan di Ruang Jiwa-Jiwa
215 214. Suara di Dalam Benak
216 215. Api Perak
217 216. Mimpi Buruk Cakiya.
218 217. Kisah Ksatria dan Si Anak Sulung
219 218. Pusaka Singa Kencana Arkananta
220 219. Pangeran dari Marga Simachandra
221 220. Bangsawan yang Pintar
222 221. Recamadya Anala.
223 222. Wanita dengan Mulut Berbisa.
224 223. Penguasa Harimau
225 224. Serangan Kilat Cakiya.
226 225. Harimau dan Tiga Perempuan
227 226. Wujud Sejati Pusaka Tira Cempaka
228 227. Kaum Jelata
229 228. Rusuk yang Tertusuk Ranting.
230 229. Wujud Sejati yang Terurai
231 230. Siasat Terakhir Tira Cempaka
232 Pengumuman
233 231. Busur Cincin Ungu
234 232. Baruna dan Recamadya Anala
235 233. Rahasia dari Recamadya Anala
236 234. Perubahan Liar Recamadya Anala
237 235. Pertarungan Dua Serigala
238 236. Dua Serigala Beradu Taring
239 237. Rahasia Bangsa Cakar Perak
240 238. Dua Serigala Mengamati Ayam Jantan
241 239. Keris Adwikara Simachandra
242 240. Menjejak Setengah Kekalahan
243 Pengumuman
244 241. Bayangan Membara dan Cincin Taring Putih.
245 242. Baruna, Sumber Kegelapan di Hati
246 243. Dua Harimau dan Ayam Berbulu Merah
247 244. Ujian Pewaris Pusaka
248 245. Lebih Seperti Budak dan Majikan
249 246. Menghalau Serangan dengan Satu Lengan
250 247. Ular dan Bangau Mematuk Dua Ekor Harimau
251 248. Telapak Ular Hitam Bersisik Api Perak.
252 249. Jurus Terlarang Harimau Bulan
253 250. Api Beku
254 251. Matinya Pewaris Adwikara Simachandra
255 252. Hembusan Obat dan Rempah
256 253. Kegelisahan dari Orang Asing
257 254. Taring Beku Pusaka Simachandra
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Prolog
2
1. Delapan Pusaka
3
2. Ganti Rugi
4
3. Tendangan Melawan Tendangan
5
4. Celeng Geni
6
5. Anak Bupati
7
6. Murid Durhaka
8
7. Ranggaseta si Tombak Darah
9
8. Keris Tanpa Bilah
10
9. Kembang Api
11
10. Dendam Para Pengkhianat
12
11. Menggiring Cakiya
13
12. Lolos dari Belenggu
14
13. Cakiya Bertemu Baruna
15
14. Menirukan Jurus Lawan
16
15. Racun
17
16. Ksatria Bermata Zamrud
18
17. Junjungan yang Rendah Hati
19
18. Tombak Kyai Pralananta
20
19. Hukuman
21
20. Panggil Namaku
22
21. Akibat Perbuatan di Masa Lalu
23
22. Raung Ledakan
24
23. Perguruan Harimau Matahari
25
24. Amarah Dua Pendekar
26
25. Naga Sungai Melayang di Kolam Arwah
27
26. Tongkat yang Bernyanyi
28
27. Tangis Setelah Nyanyian
29
28. Para Harimau Terlelap.
30
29. Tujuan
31
30. Cara Bertahan Hidup
32
31. Senjata Misterius
33
32. Kutukan Kolam Darah
34
33. Wujud Asli
35
34. Hutan Pedang
36
35. Keris Garudayana
37
36. Pedang Garudayana
38
37. Ajian Ringin Rusa
39
38. Serangga Menghampiri Api
40
39. Langkah Sunyi Bangau Putih
41
40. Pohon Bodhi
42
41. Burung Hantu dan Ajian Lebur Saketi
43
42. Tenunan Jaring Laba-laba
44
43. Mata Harimau
45
44. Nafas Naga
46
45. Sengat Lebah
47
46. Kupu-Kupu Lincah
48
47. Bukan Singa atau Harimau
49
48. Serigala Angin
50
49. Kalah Karena Ikan.
51
50. Gajah dan Babi Hutan
52
51. Mulut Manis Kerbau Pemarah
53
52. Elang, Bangau, Gagak & Burung Hantu
54
53. Perang Dua Puluh Satu Hari
55
54. Satu-satunya yang Tersisa
56
55. Perisai Pelindung
57
56. Perdikan
58
57. Dua Senjata Pusaka Suci
59
58. Keputusan Nawaruni
60
59. Wadilaka
61
60. Obrolan Sebelum Tidur
62
61. Daun Tertiup Angin
63
62. Judi Sabung Ayam
64
63. Golongan Hitam dan Putih
65
64. Pemimpin Golongan Hitam
66
65. Juru Antar
67
66. Para Penunggang
68
67. Raden Tumenggung Aji Angsana
69
68. Lima Ratus Keping Emas
70
69. Ajian dan Pusaka
71
70. Debu dan Asap
72
71. Lari
73
72. Di Balik Batu
74
73. Tongkat Bulan Menggebuk Macan
75
74. Para Harimau Terperangkap Siasat
76
75. Nafas Bara Api Harimau Matahari
77
76. Keahlian Cakiya
78
77. Nafas Api Emas Harimau Matahari
79
78. Neraka dan Gunung Harimau
80
79. Harimau Memuntahkan Bola-Bola Api
81
80. Srigunting Putih Mematuk Harimau
82
81. Lima Matahari Emas
83
82. Menggebuk Delapan Harimau
84
83. Auman Harimau Mengoyak Bayangan
85
84. Auman Perang Harimau Matahari
86
85. Serigala Angin dan Harimau Matahari
87
86. Satu Wiracaya dan Tiga Pendekar
88
87. Akar Baja Mencambuk Harimau
89
88. Jejak Langkah
90
89. Kesepakatan dan Aroma Jiwa
91
90. Tapak Sisik Besi Ular Hitam
92
91. Pemburu yang Diburu
93
92. Langkah Seribu Para Harimau
94
93. Basikan
95
94. Ajian Setri Durbiksa
96
95. Baruna dan Nawaruni
97
96. Bangsawan Kota Raja di Basikan
98
97. Kunjungan Misterius
99
98. Sura Kenanga
100
99. Kaum Lentera Pengetahuan
101
100. Keadilan Bagi Hansa
102
101. Hansa Wismawa dan Sekar Lembayung
103
102. Dari Mata Si Hujan Berkat
104
103.Tuduhan Membuat Kekacauan
105
104. Para Saksi yang Meragukan
106
105. Menuju Penjara
107
106. Mencari Hansa
108
107. Bersama Kyai Langgamsurta dan Sekar Lembayung
109
108. Pesta
110
109. Menyiapkan Drama Persidangan
111
110. Sidang Kedua Hansa Wismawa
112
111. Mata Angsa yang Bercahaya
113
112.Keris Kyai Dasa Windraya
114
113. Trisula Kyai Arnawa
115
114. Pedang Ganda dan Tombak Putih
116
115. Naga Awan dan Tombak Biru Laut
117
116. Nawaruni Sokyawiya
118
117. Unggas Melawan Naga Laut
119
118. Pembangkangan Dyaraksa
120
119. Demi Keluarga
121
120. Badai Api
122
121. Mulut Penuh Tanah
123
122. Rapat Gelap
124
123. Air Mata Hansa Wismawa
125
124. Di Sekitar Gapura
126
125. Sembilan Orang
127
126. Gajah Awan Menusukkan Tombak
128
127. Karma Dilyawara
129
128. Dilarang untuk Mati.
130
129. Bayaran
131
130. Tiga Pemabuk
132
131. Burung Pemangsa
133
132. Mahisa Menunggu Perintah
134
133. Seekor Anjing Hitam
135
134. Wanita Penuh Bekas Luka
136
135. Kegelisahan Mahisa
137
136. Enam Harimau Merah
138
137. Enam Singgasana
139
138. Bayangan Bermahkota Duri
140
139. Cermin Berbingkai Emas
141
140. Serpihan Masa Lalu Mahisa
142
141. Dendam Seperti Racun
143
142. Amarah Semakin Pekat
144
143. Pengkhianatan Iblis Bermuka Pucat
145
144. Sore yang Kelam di Lamunarta
146
145. Baratadya dan Jaka Wisa
147
146. Kehebatan Nenek Nuryi dan Ki Atwani
148
147. Kematian Adiwardhana
149
148. Dua Ular Raksasa
150
149. Amarah Widyata
151
150. Menyelaraskan Jiwa
152
151. Keputusan Widyata
153
152. Api Unggun Biru
154
153. Tinju Berhias Api Biru
155
154. Melompat dan Menjatuhkan Diri
156
155. Beradu Jurus Pukulan Celeng Geni Menghantam Bara Api
157
156. Suku Raksasa Paruh Hitam
158
157. Zirah Sisik dan Pedang Batu
159
158. Si Tapak Kucing
160
159. Taring dan Cakar Suku Raksasa Paruh Hitam
161
160. Tumbal Marga Sokyawiya
162
161. Menghilangnya Cakiya
163
162. Sayap-Sayap Patah
164
163. Simbol Ular Perak
165
164. Anak Panah Misterius
166
165. Martir Pembawa Pesan
167
166. Jaganastra dan Alap-alap Biru
168
167. Cerita Enam Suku
169
168. Si Kembar dan Aji Angsana
170
169. Kematian Aji Angsana
171
170. Salyaraka dan Sedyaraka dari Perguruan Harimau Bulan
172
171. Ajian Kijang Apuran dan Senjata dari Embun Beku.
173
172. Darah Pendekar Haus Darah
174
173. Obrolan Dua Pendekar dari Dua Zaman
175
174. Perubahan Zaman yang Mengejutkan
176
175. Kemampuan Berbahaya Cakiya
177
176. Ajian Dawala Tiwikrama
178
177. Kekuatan Dua Raksasa Putih
179
178. Raksasa Putih Melawan Bocah Rambut Merah
180
179. Taktik Cakiya Melumpuhkan Sedyaraka
181
180. Akhir Pertarungan Melawan Si Kembar
182
181. Langit-langit Kayu
183
182. Ketua Suku Raksasa Sayap Hitam
184
183. Tandu Langit
185
184. Naga Bumi dan Anak Sulung
186
185. Harimau Bertemu Hiu dan Angsa.
187
186. Cerita Sedih Dyaraksa
188
187. Kejanggalan Kasus Dyaraksa
189
188. Surat-Surat
190
189. Harimau Tombak dan Harimau Pedang Kembar
191
190. Dendam Para Jawara pada Mahisa.
192
191.Busur Silang Tersembunyi.
193
192. Panah dan Amarah
194
193. Awan Karana
195
194. Perubahan Liar dan Harimau Matahari
196
195. Naga Bintang Melawan Harimau Matahari
197
196. Taktik Dyaraksa
198
197. Tukang Judi Sabung Ayam Jadi Pejabat
199
198. Mantra dan Bahan Peledak.
200
199. Jurus Rahasia Perguruan Harimau Matahari
201
200. Akhir Pertempuran di Gang Tikus
202
201. Perubahan Liar Senaraksa
203
202. Rumah Seorang Teman.
204
203. Pedagang Rempah-rempah
205
204. Saudara Seperguruan Kyai Langgamsurta
206
205. Tungku Bulus Anawa
207
206. Ayah yang Mencemaskan Anak
208
207. Pedati dan Tong Kayu
209
208. Arak dan Penjaga Gerbang Kota
210
209. Jangkrik Emas
211
210. Makam Raksasa
212
211. Rudra Arutala Sang Serigala
213
212. Aqni Samaja Sang Gajah
214
213. Pertarungan di Ruang Jiwa-Jiwa
215
214. Suara di Dalam Benak
216
215. Api Perak
217
216. Mimpi Buruk Cakiya.
218
217. Kisah Ksatria dan Si Anak Sulung
219
218. Pusaka Singa Kencana Arkananta
220
219. Pangeran dari Marga Simachandra
221
220. Bangsawan yang Pintar
222
221. Recamadya Anala.
223
222. Wanita dengan Mulut Berbisa.
224
223. Penguasa Harimau
225
224. Serangan Kilat Cakiya.
226
225. Harimau dan Tiga Perempuan
227
226. Wujud Sejati Pusaka Tira Cempaka
228
227. Kaum Jelata
229
228. Rusuk yang Tertusuk Ranting.
230
229. Wujud Sejati yang Terurai
231
230. Siasat Terakhir Tira Cempaka
232
Pengumuman
233
231. Busur Cincin Ungu
234
232. Baruna dan Recamadya Anala
235
233. Rahasia dari Recamadya Anala
236
234. Perubahan Liar Recamadya Anala
237
235. Pertarungan Dua Serigala
238
236. Dua Serigala Beradu Taring
239
237. Rahasia Bangsa Cakar Perak
240
238. Dua Serigala Mengamati Ayam Jantan
241
239. Keris Adwikara Simachandra
242
240. Menjejak Setengah Kekalahan
243
Pengumuman
244
241. Bayangan Membara dan Cincin Taring Putih.
245
242. Baruna, Sumber Kegelapan di Hati
246
243. Dua Harimau dan Ayam Berbulu Merah
247
244. Ujian Pewaris Pusaka
248
245. Lebih Seperti Budak dan Majikan
249
246. Menghalau Serangan dengan Satu Lengan
250
247. Ular dan Bangau Mematuk Dua Ekor Harimau
251
248. Telapak Ular Hitam Bersisik Api Perak.
252
249. Jurus Terlarang Harimau Bulan
253
250. Api Beku
254
251. Matinya Pewaris Adwikara Simachandra
255
252. Hembusan Obat dan Rempah
256
253. Kegelisahan dari Orang Asing
257
254. Taring Beku Pusaka Simachandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!