“Udah ikut aja perintah gue!” Nathan menarik Vanessa mendekati pos penjaga.
“Selamat Pagi nona,” sapa penjaga tersebut ramah.
“Pagi pak.”
“Ada yang bisa kami bantu, nona mau bertemu siapa?” tanya pria penjaga pos tersebut.
“Bilang mau ada perlu pada tuan Nathan.”
Vanessa mengernyitkan dahinya, tersenyum mengejek, “Ini pak saya ada panggilan kerja di rumah tuan Nathan,” jawab Vanessa mecari alasan logis.
“Oh, itu rumahnya di arah barat nomor 12.”
“Terimakasih pak,” ucap Vanessa dan berjalan menuju rumah yang ditunjukan penjaga tersebut.
Vanessa menatap rumah mewah 5 lantai didepannya, rumah bergaya klasik, “Kita mau ngapain di sini?” tanya Vanessa.
“Ngerampok!” jawab Nathan asal.
“Gak mau, gue pasti ketangkep disana pasti banyak CCTVnya,” tolak Vanessa.
Nathan menarik tangan Vanessa agar mengikutinya, Vanessa menatap pagar yang cukup tinggi didepannya, “Di sini gak ada CCTV lo bisa manjat sekarang.”
“Apa!” teriak Vanessa terkejut, “Lo gila gue gak mau masuk penjara.
Nathan mengendus kesal, “Ini aman Vanessa! Lo gak akan masuk penjara, cepet panjat sebelum ada orang yang curiga,” perintah Nathan.
Vanessa menggaruk rambutnya yang tidak terasa gatal sama sekali, “Ini beneran gue harus manjat?” tanya Vanessa lagi.
“Iya!” jawab Nathan ketus.
Vanessa perlahan menatap pagar tersebut membayangkan bagaimana dia harus memanjatnya, Vanessa memegang pagar tersebut dan mulai memanjatnya dengan cepat, setelah di puncak Vanessa memilih melompat.
“Hebat juga lo manjatnya, mantan rampok ya,” sindir Nathan.
“Sialan lo, enggak lah,” jawab Vanessa ketus.
“Sekarang gue kemana?” tanya Vanessa.
“Tuh ada jendela lo masuk aja,” tunjuk Nathan.
“Ada CCTVnya gak?” tanya Vanessa.
“Aman ko.”
Vanessa hanya pasrah mengikuti perintah Nathan, Vanessa membuka jendelanya yang tidak di kunci, “Kok jendelanya gak dikunci, ini jebakan bukan?” ucap Vanessa ragu-ragu dan menutup kemali jendelanya.
“Masuk aja cepet, gue pastiin hidup lo aman.”
Entah kenapa Vanessa percaya pada semua ucapan Nathan, padah bisa saja ini sebuah jebakan. Vanessa membuka kembali jendelanya dan masuk keruangan tersebut.
Vanessa memperhatikan kamar yang luasnya hampir sama dengan luas seluruh kosan madam, “Kamar siapa ini?” tanya Vanessa.
“Lo masuk ke pintu itu!” perintah Nathan menunjuk kearah pintu yang ada dikamar itu.
Vanessa berjalan dan menkan hendel pintu, “Pintunya kekunci.”
Nathan berjalan kearah samping tempat tidur dan menunjuk lemari besar di depannya,“Kuncinya ada di laci.”
Vanessa menghampiri Nathan dan membuka lemari itu, dan benar saja ada laci kecil didalamnya. Vanessa membuka laci tersebut didalamnya ada kunci dan sebuah kotak mewah berwarna silver, Vanessa penasaran dan ingin mengambilnya, belum sampai menyentuhnya Nathan menginterupsi.
“Jangan sentuh!” teriak Nathan marah.
“Sewot banget sih,” batin Vanessa kesal, dan mengambil kuncinya.
Vanessa membuka pintu dan masuk kedalammnya, di sana sepeti ruang kerja ada satu meja lengkap dengan monitor diatasnya, banyak buku yang berjejer rapi di rak, dan ada sofa juga. Vanessa mendakati jendela besar yang mengarah kekolam ikan, “Bagus banget,” ucap Vanessa kagum.
“Sini,” perintah Nathan yang berdiri di depan meja kerja.
Vanessa berjalan mendekati Nathan, “Kenapa?” tanya Vanessa.
“Buka lemari kecil itu.”
Vanessa menurut dan membukanya, vanessa terkejut bukan main saat melihat isi lemari kecil di bawah meja kerja itu berisi brangkas, “Ini gak salah?” tanya Vanessa tidak percaya.
“250420,” ucap Nathan tanpa menjawab pertanyaan Vanessa.
Rasa penasaran Vanessa tidak bisa dia pungkiri, Vanessa langsung menekan angka yang barusan disebutkan Nathan.
“Wah kebuka,” ucap Vanessa takjub.
Vanessa membuka brangkas tersebut ternyata isinya uang, “Ini lo gak nyuruh gue ngerampokkan?”
“Ambil.”
Vanessa menggelengkan kepalanya menolak, “Gak mau, itu bukan uang gue.”
“Emang nya lo punya uang buat sampe kepulau itu.”
Nathan memperhatikan wajah Vanessa yang kebingungan, “Udah ambil aja gak usah ragu, empat atau lima puluh juta.”
Vanessa terkejut mendengar ucapan Nathan yang terlihat santai, “Wah lo bener-bener gila nyuruh gue ngerampok ... gue gak mau.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Amelia Lia
psti ada yg sengaja bunuh nathan niii krn alasan tertentu 🤔🤔
2023-01-25
0
Ryanty Syuryanty
ternyata Nathan orang kaya, tapi kenapa ya dibunuh, apa karena harta?
2023-01-22
0
Endang Puryanti
hantunya tajir
2022-05-14
0