Pagi harinya Vanessa bangun dengan kaki yang terasa pegal.
"Ini pasti gara-gara semalem gue lari, jadi sakit gini kan," ucap Vanessa kesal sambil memijat kakinya.
Nathan tersenyum ke arah Vanessa, "Selamat pagi," sapa Nathan.
Vanessa melirik Nathan sebentar lalu mengacuhkannya.
Nathan menaikan satu alisnya, "Lo kenapa?" tanya Nathan.
"Diem gue masih marah!"
"Marah?" tanya Nathan.
"Iya gara-gara Lo semalem gue jadi ketakutan dan lari terbirit-birit, sekarang kaki gue jadi pegel!" Vanessa mengerucutkan bibirnya kesal.
Nathan menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan ucapan Vanessa.
"Mandi sana!" perintah Nathan.
"Nanti aja gue masih pengen rebahan," Vanessa kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai ke lehernya.
Nathan menatap Vanessa tajam, lalu menarik rambut Vanessa sampai Vanessa teruduk.
"Sakit Nathan lepas," ucap Vanessa kesal.
"Yaudah cepet bangun!"
"Iya bawel."
'Kok bisa ya gue jatuh cinta sama cowo modelnya kasar gini, untung Lo ganteng.'
Dengan berat hati Vanessa beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
Vanessa sudah siap dengan setelan kampusnya, hanya memakai kaos lengan pendek di balut sweater berwarna hitam dan celana jeans panjang.
"Kita mau kemana?" tanya Vanessa sambil mengambil dompet dan tas gendong kecil kesayangannya.
"Ke suatu tempat," jawab Nathan datar.
"Jauh gak dari sini?"
Nathan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Vanessa keluar dari kamarnya lalu mengunci pintu dan berjalan meninggalkan kosannya.
"Sekarang gue harus kemana?" tanya Vanessa.
"Terminal bus," jawab Nathan singkat.
Nathan tersenyum melihat Vanessa yang terlihat cantik pagi ini, padahal seperti biasa Vanessa tidak pernah menggunakan make-up tebal hanya lipstik dan bedak.
"Cantiknya natural," gumam Nathan.
"Lo ngomong apa barusan?" tanya Vanessa sambil terus melangkah.
"Gue gak ngomong apa-apa," jawab Nathan cuek.
***
Sesampainya di terminal bus Vanessa menatap bus yang berjejer rapi di sana, menatap satu persatu papan tujuan bus.
Seseorang menghampiri Vanessa, "Mau kemana neng?" tanya pria tersebut.
Vanessa melirik kearah Nathan, "Kita mau kemana?" tanya Vanessa.
Pira itu menatap ngeri karena Vanessa berbicara sendiri, "Kayanya orang gila," gumam pria itu dan meninggalkan Vanessa.
Vanessa mendengar gumaman pria barusan, "Kenapa sih gak kasih tau aja, jadi gue di sangka orang gila karena ngomong sendiri!" teriak Vanessa marah.
Nathan meletakan telunjuknya tepat di bibir Vanessa, "Syuut jangan berteriak, semua orang akan mengira kamu gila beneran," ucap Nathan sambil tersenyum meledek.
Vanessa kesal dan berjalan meninggalkan Nathan, saat melihat penjual surabi Vanessa mendekati gerobaknya dan memesan dua surabi telur.
Nathan berjalan mendekati Vanessa yang berdiri di samping gerobak penjual surabi.
Nathan mendekatkan wajahnya ke telinga Vanessa, "Maaf," bisik Nathan.
Vanesa sekilas melihat kearah Nathan lalu memalingkan wajahnya pura-pura kesal. Mendengar Nathan mengucapkan permintaan maaf membuat hati Vanessa luluh, Nathan memang pria baik tapi sikap dingin dan menyebalkan yang ada pada dirinya membuat orang lain tidak tahan berteman dengannya.
Nathan melihat penjual itu memberikan kantong plastik pada Vanessa, Vanessa memberikan uang selembar pecahan 20 ribu pada penjual dan melangkah pergi.
"Bus warna biru, TMB 02," ucap Nathan sambil menunjuk salah satu bus.
Vanessa berjalan pada salah satu bus yang ditunjuk Nathan dan masuk kedalam, suasana di dalam masih terasa sejuk dari pendingin ruangan karena belum banyak orang yang duduk didalamnya.
Vanessa memilih duduk di pojok, dia takut keceplosan berbicara dengan Nathan, sudah cukup Vanessa menahan malu karena ulah Nathan.
Bus sudah terisi hampir setengahnya, supir bus mulai melajukan bus keluar dari terminal.
Vanessa mulai menikmati perjalanannya, menatap keluar jendela meneliti setiap bangunan yang dilewatinya.
Lama-lama Vanessa merasa bosan, melirik Nathan yang duduk anteng di kursi samping Vanessa.
Vanessa mencoba menghilangkan rasa bosannya dengan memainkan ponselnya sambil memakan surabi yang ia beli.
"Kita turun dimana?" tanya Vanessa berbisik pada Nathan.
"Masih jauh."
Bus berhenti di halte dan ada beberapa penumpang yang masuk, "Doni," panggil Vanessa melihat Doni yang celingukan mencari tempat duduk.
Doni tersenyum dan berjalan mendekati Vanessa, "Duduk Don," ucap Vanessa sambil menepuk kursi di sebelahnya.
Mata Nathan menatap Vanessa tajam, "Jelas-jelas ada aku disini!" ucap Nathan marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Amelia Lia
otw hantu cembokur 🤣🤣🤪
2023-01-25
0
Ryanty Syuryanty
😂😂😂 jadi lucu
2023-01-22
0
Endang Puryanti
hantunya cembokur 😂😂😂
2022-05-14
0