Bab 14 (Surat Cuti)

Langit hampi gelap Vanessa berserta teman-teman sekelasnya berhamburan meninggalkan kelas.

“Jadi ambil cuti ?” tanya Nathan yang tengah duduk di kursi samping Vanessa.

“Gue gak mau selamanya di gangguin arwah nyebelin kaya lo, meski pun gue akui lo sedikit tampan,” jawab Vanessa sambil memasukan beberapa buku ke dalam tasnya.

Nathan tersenyum tipis mendengar pujian Vanessa terhadapnya.

Vanessa berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan kelas, sementara Nathan mencoba mensejajarkan tubuhnya agar berjalan beriringan dengan Vanessa.

Vanessa mengetuk pintu ruangan Pak Budi setelah mendengar suara Pak Budi yang mempersilahkan masuk Vanessa langsung membuka pintu dan berjalan kearah meja Pak Budi.

“Duduk,” Vanessa mengikuti ucapan Pak Budi. 

“Saya mau ajukan cuti pak, untuk semester ini,”ucap Vanesa tanpa basa-basi pada Pak Budi.

Pak Budi melihat kearah Vanessa sambil menggelengkan kepalanya, “Gak salah kamu ambil cuti ? semester ini baru berjalan dua minggu!”

“Ini masalahnya menyangkut hidup dan mati saya Pak, dengan sangat terpaksa saya harus ambil cuti.”

“Lebay banget hidup lo!” Vanessa melirik kearah Nathan kesal.

“Sialan juga ni arwah gentayangan!”batin Vanessa.

Vanessa sudah mempersiapkan satu kotak brownis mahal dan mendorongnya ke hadapan Pak Budi.

“Kamu nyogok saya lagi?” sindir Pak Budi pada Vanessa.

Ini bukan pertama kalinya Vanessa mengajukan cuti mendadak seperti ini, jadi Vanessa tau kelemahan Pria di hadapannya ini.

“Bukan pak,” Vanessa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearah Pak Budi, “Ini oleh-oleh dari orang tua saya.”

“Bukan nyogok saya kan?” tanya Pak Budi.

“Yaelah ribet amat, ambil aja langsung Pak!” batin Vanessa.

“Bukan pak Serius,” ucap Vanessa meyakinkan Pak Budi.

Vanessa tersenyum senang mendengar suara printer yang sedang bekerja, Vanessa membulatkan matanya menatap Nathan yang berdiri dibelakang Pak Budi, meletakan kedua tangannya di telinga dan mejulurkan lidahnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kekiri.

“Hahaha,” Pak Budi menatap Vanessa tajam.

Vanessa menutup mulutnya saat mendengar Pak Budi menggebrak meja, “Kamu berani ngetawain saya?” 

“Engga pak,” jawab Vanessa cepat sambil menggelengkan kepalanya.

“Awas lo Nathan!,” batin Vanessa kesal.

“Terus kenapa kamu ketawa?” tubuh Vanessa terasa mengecil dipandangi Pak Budi dengan wajah marahnya.

“I-itu pak, tadi saya keingetan lawakan temen saya di kelas, maaf ya pak.”

Setengah kesal Pak Budi melemparkan amplop berisi surat cuti milik Vanessa ke atas meja.

“Makasih pak, saya permisi,” pamit Vanessa berusaha tersenyum padahal dirinya sudah ketakutan setengah mati.

Melihat tatapan mata Pak Budi yang mengarah ke pintu, dengan seribu satu langkah  Vanessa buru-buru keluar dari ruangan Pak Budi.

Vanessa kesal mendengar Nathan yang menertawakannya, Vanessa berjalan cepat meninggalkan Nathan dan masuk ke kamar mandi perempuan untuk mencuci wajahnya.

“Sialan lo Nathan, kenapa lo bisa-bisanya ngelawak di saat yang tidak tepat.”

Vanessa tersenyum mengingat wajah Nathan tadi, “Baru kali ini gue liat wajah konyol Nathan, biasanya kan datar gitu, paling tampan pas lagi senyum,” Vanessa memegang pipinya yang tampak memerah.

“Nes lo jangan jatuh cinta sama Nathan dia bukan manusia,” batin Vanessa.

Wajah Vanessa cemberut mengingat Nathan bukan manusia, faktanya di dunia nyata dia tidak mungkin bisa bersama Nathan.

“Gue gak jatuh cinta ko sama Nathan!,” ucap Vanessa pada cermin di depannya berusaha menutupi kesedihan di dalam hatinya.

“Gue udah mulai suka sama Nathan, dia terlalu-

“Woi, lagi ngapain lo?”

Vanessa menghela nafasnya mengatur jantungnya yang memburu karena ulah sahabatnya Putri.

“Astaga gue kaget Put!”

“Ya sorry, gue kan becanda,” ujar Putri tanpa merasa bersalah.

“Gak lucu,” Vanessa berjalan meninggalkan Putri di toilet, “Tungguin gue,” teriak Putri dan berjalan  mengampiri Vanessa.

“Kok lo bau amis banget ?” tanya Nathan sambil melihat ke sekeliling.

“Kecium banget emangnya? Gue lagi haid soalnya,” Vanessa menatap kearah Nathan.

Putri melihat Vanessa yang berbicara sendiri, memberanikan diri untuk bertanya , “Ada Nathan?”

“Ada,” jawab Vanessa singkat karena masih kesal pada Putri.

“Pantesan dari tadi penunggu toilet liatin lo terus.”

Vanessa melihat kesekitar toilet mencari orang yang dimaksud Nathan, “Mana?” tanya Vanessa kesal.

Terpopuler

Comments

Ryanty Syuryanty

Ryanty Syuryanty

Vanessa jadi dianggap gak waras tu nanti sama orang yang liatin ngomong sendiri.

2023-01-22

0

Agra Zainkrenz

Agra Zainkrenz

jangan asuu, celeng aja kalo ngga jancok bagus tuuuu😁

2022-04-15

0

Darra Cyntia

Darra Cyntia

putri kok gak ikut ke pulau brarti dia gak Setia kawan

2021-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (berteduh)
2 Bab 2 (Mimpi)
3 Bab 3 (Namanya Nathan)
4 Bab 4 (Berteman)
5 Bab 5 (Khawatir)
6 Bab 6 (Gak Percaya)
7 Bab 7 (memastikan)
8 Bab 8 (Nathan Marah)
9 Bab 9 (Kesepakatan)
10 Bab 10 (Kehadiran Nathan)
11 Bab 11 (Mampus)
12 Bab 12 (Nathan Memaksa Vanessa)
13 Bab 13 (Pulau X)
14 Bab 14 (Surat Cuti)
15 Bab 15 (Perempuan Penunggu Toilet)
16 Bab 16 (Bertemu Doni)
17 Bab 17 (Jealous)
18 Bab 18 (Empat atau Lima Puluh Juta)
19 Bab 19 (Sport Jantung)
20 Bab 20 (I Love You Vanessa Anjelina)
21 Bab 21 (Bukan Orang Bisa)
22 Bab 22 (Berpelukan)
23 Bab 23 (Berpelukan 2)
24 Bab 24 (Mengerikan Rambut Vanessa)
25 Bab 25 (di Kursi Depan)
26 Bab 26 (Bertemu Agung)
27 Bab 27 (Laut Lepas)
28 Bab 28 (Terungkap)
29 Bab 29 (Tangan Kotor)
30 Bab 30 (Senja)
31 Bab 31 (Takut Kehilangan)
32 Bab 32 (Perempuan di sudut ruangan)
33 Bab 33 (Keselamatan Vanessa)
34 Bab 34 (Setitik Cahaya)
35 Bab 35 (I Love You)
36 Bab 36 (Raut Wajah)
37 Bab 37 (Menyerah)
38 Bab 38 (Terungkap)
39 Bab 39 (Berusaha)
40 Bab 40 (Pilihan yang Sulit)
41 Bab 41 (Memaafkan)
42 Bab 42 (Bucket Bunga)
43 Bab 43 (Rasanya Ciuman Sama Arwah)
44 Bab 44 (Papan Bunga)
45 Bab 45 (Berharap Bisa Bertemu)
46 Bab 46 (Mata Batin 1)
47 Bab 47 (Mata Batin 2)
48 Bab 48 (Bapak Dosen)
49 Bab 49 (Beda Tipis)
50 Bab 50 (Satu Sama)
51 Bab 51 (Mirip Bukan Berarti Sama)
52 Bab 52 (Dua Orang Pria)
53 Bab 53 (Senang, Sedih dan Kesal)
54 Bab 54 (Drama)
55 Pengumuman
56 Bab 55 (Pulang Kampung)
57 Bab 56 (Aura)
58 Bab 57 (Ikan Asin Jambal Roti)
59 Bab 58 (Green Tea)
60 Bab 59 (Ibu Vanessa)
61 Bab 60 (Ibumu Orang Baik)
62 Bab 61 (Terlalu Lama Sendiri)
63 Bab 62 (Mimpi Buruk)
64 Bab 63 (Rumah Sakit)
65 Bab 64 (Hipnotis)
66 Bab 65 (Melamar)
67 Bab 66 (Kegagalan)
68 Bab 67 (Sepiring Spaghetti)
69 Bab 68 (Bibir Bengkak)
70 Bab 69 (Mimpi Pertama)
71 Bab 70 (Nicholas)
72 Bab 71 (Mahluk Astral)
73 Bab 72 (Membatalkan Pernikahan)
74 Bab 73 (Bahasan Pembatalan)
75 Bab 74 (Sembilan Puluh Persen)
76 Bab 75 (Belum Menemukan Titik Terang)
77 Bab 76 (Memohon)
78 Bab 77 (Seekor Kura-kura)
79 Bab 78 (Berbaikan)
80 Bab 79 (Moment penting)
81 Bab 80 (Rel Kreta)
82 Bab 81 (Tidak Terlihat)
83 Bab 82 (Mbah Dukun)
84 Bab 83 (Kemarin)
85 Bab 84 (Memilikimu)
86 Bab 85 (Terlambat)
87 Ekstra part 1
88 Ekstra Part 2
89 Ekstra Part 3
90 Welcome Vanessa
91 Karya Baru
92 Trapped In Mafia Love
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 (berteduh)
2
Bab 2 (Mimpi)
3
Bab 3 (Namanya Nathan)
4
Bab 4 (Berteman)
5
Bab 5 (Khawatir)
6
Bab 6 (Gak Percaya)
7
Bab 7 (memastikan)
8
Bab 8 (Nathan Marah)
9
Bab 9 (Kesepakatan)
10
Bab 10 (Kehadiran Nathan)
11
Bab 11 (Mampus)
12
Bab 12 (Nathan Memaksa Vanessa)
13
Bab 13 (Pulau X)
14
Bab 14 (Surat Cuti)
15
Bab 15 (Perempuan Penunggu Toilet)
16
Bab 16 (Bertemu Doni)
17
Bab 17 (Jealous)
18
Bab 18 (Empat atau Lima Puluh Juta)
19
Bab 19 (Sport Jantung)
20
Bab 20 (I Love You Vanessa Anjelina)
21
Bab 21 (Bukan Orang Bisa)
22
Bab 22 (Berpelukan)
23
Bab 23 (Berpelukan 2)
24
Bab 24 (Mengerikan Rambut Vanessa)
25
Bab 25 (di Kursi Depan)
26
Bab 26 (Bertemu Agung)
27
Bab 27 (Laut Lepas)
28
Bab 28 (Terungkap)
29
Bab 29 (Tangan Kotor)
30
Bab 30 (Senja)
31
Bab 31 (Takut Kehilangan)
32
Bab 32 (Perempuan di sudut ruangan)
33
Bab 33 (Keselamatan Vanessa)
34
Bab 34 (Setitik Cahaya)
35
Bab 35 (I Love You)
36
Bab 36 (Raut Wajah)
37
Bab 37 (Menyerah)
38
Bab 38 (Terungkap)
39
Bab 39 (Berusaha)
40
Bab 40 (Pilihan yang Sulit)
41
Bab 41 (Memaafkan)
42
Bab 42 (Bucket Bunga)
43
Bab 43 (Rasanya Ciuman Sama Arwah)
44
Bab 44 (Papan Bunga)
45
Bab 45 (Berharap Bisa Bertemu)
46
Bab 46 (Mata Batin 1)
47
Bab 47 (Mata Batin 2)
48
Bab 48 (Bapak Dosen)
49
Bab 49 (Beda Tipis)
50
Bab 50 (Satu Sama)
51
Bab 51 (Mirip Bukan Berarti Sama)
52
Bab 52 (Dua Orang Pria)
53
Bab 53 (Senang, Sedih dan Kesal)
54
Bab 54 (Drama)
55
Pengumuman
56
Bab 55 (Pulang Kampung)
57
Bab 56 (Aura)
58
Bab 57 (Ikan Asin Jambal Roti)
59
Bab 58 (Green Tea)
60
Bab 59 (Ibu Vanessa)
61
Bab 60 (Ibumu Orang Baik)
62
Bab 61 (Terlalu Lama Sendiri)
63
Bab 62 (Mimpi Buruk)
64
Bab 63 (Rumah Sakit)
65
Bab 64 (Hipnotis)
66
Bab 65 (Melamar)
67
Bab 66 (Kegagalan)
68
Bab 67 (Sepiring Spaghetti)
69
Bab 68 (Bibir Bengkak)
70
Bab 69 (Mimpi Pertama)
71
Bab 70 (Nicholas)
72
Bab 71 (Mahluk Astral)
73
Bab 72 (Membatalkan Pernikahan)
74
Bab 73 (Bahasan Pembatalan)
75
Bab 74 (Sembilan Puluh Persen)
76
Bab 75 (Belum Menemukan Titik Terang)
77
Bab 76 (Memohon)
78
Bab 77 (Seekor Kura-kura)
79
Bab 78 (Berbaikan)
80
Bab 79 (Moment penting)
81
Bab 80 (Rel Kreta)
82
Bab 81 (Tidak Terlihat)
83
Bab 82 (Mbah Dukun)
84
Bab 83 (Kemarin)
85
Bab 84 (Memilikimu)
86
Bab 85 (Terlambat)
87
Ekstra part 1
88
Ekstra Part 2
89
Ekstra Part 3
90
Welcome Vanessa
91
Karya Baru
92
Trapped In Mafia Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!