Bab 4 (Berteman)

"Lo sendirikan yang bilang gue beda, gue ga sama kaya orang-orang yang jauhin lo, gue tulus sama lo," ucap Vanessa serius.

"Beneran kalo lo tau gue yang Sebenernya, lo ga akan pergi?" Tanya Nathan.

"Beneran, emang nya lo itu siapa sih?" Tanya Vanessa penasaran.

"Menurut lo gue ini siapa?" Tanya Nathan.

"Pas malem gue mimpi lo itu vampire, ya walau pun lo vampire, gue masih tetep mau jadi temen lo ko," ucap Vanessa jujur.

"Ohh, jadi menurut lo gue vampire? " Tanya Nathan sambil mengerutkan kening nya.

"Iyah," jawab Vanessa sambil mengangguk.

Namun sedetik kemudian Nathan malah tertawa terbahak-bahak.

"Sial! Pasti gue di kerjain nih bocah!" batin Vanessa, Vanessa cemberut membelakangi Nathan.

"Kesal? Ya, sangat," batin Vanessa.

"Haha, sorry sorry ... Lagian sih lo ngapain juga ngira gue vampire, Masa iya ada vampire keluar siang-siang," ucap Nathan masih dengan sedikit tertawa.

Vanessa meruntuki ucapannya sendiri, "Ah iya, ko gue ga kepikiran ya ... masa iya vampire keluar siang? Bukan nya takut matahari ya," pikir Vanessa.

"Ya soal nya lo itu orang nya dingin, putih, cuek, ganteng, jarang komunikasi sama orang, mirip sama tokoh Edward Cullen" ucap Vanessa ketus.

"Gue ga suka darah oke, Kenapa lo ga curiga kalo gue ini hantu, jin, pengedar narkoba, atau buronan gitu?" tanya Nathan.

"Kalo hantu pasti gue ga bisa megang lo, kalo jin pasti gue ga bisa liat lo juga, Dan Kalo pengedar narkoba sama buronan ... gue belum kepikiran sampe sana."

"Makannya jangan terlalu banyak baca cerita yang Kaya begitu!" ujar Nathan.

"Jadi lo ini sebener nya siapa? Jangan-jangan lo buronan," Vanessa menutup mulutnya yang bicara sembarangan.

"Kalo gue buronan gimana?" Tanya Nathan.

"Gi-gimana a-ap-apanya?" Tanya ku gugup.

"Kalo gw beneran buronan, lo tetep mau jadi temen gw?" Tanya Nathan. Vanessa bingung harus jawab apa, tapi dia teringat janjinya kemarin, "Nathan harus jadi milik ku!"

"Gue bakalan selalu di sisi lo," ucap Vanessa tegas dan sangat yakin.

'Tuk,' Nathan menyentil kening Vanessa.

"Apaan sih lo? Sakit tau," ucap Vanessa sambil mengusap keningnya.

"Lo ****, Masa mau temenan sama buronan, Kalo lo ikut ketangkep gimana?" Tanya Nathan kesal.

"Eh? Lo buronan bukan?" Vanessa tersenyum kikuk Karena pertanyaannya sendiri.

"Bukan lah, gue cuma mau nge test lo aja. Ternyata lo beneran mau temenan sama gue," ujar Nathan serius.

"Huh syukur lah.. Jadi lo manusia asli? " Tanya Vanessa memastikan.

"Yap," jawab Nathan sambil tersenyum.

"Janji dulu, gue ga mau lo kabur," ucap Nathan sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Janji," ucap Vanessa sambil menyatukan kelingking mereka.

Nathan memberikan senyuman terbaiknya untuk Vanessa .

"Lo cantik, berani, baik hati" puji Nathan sambil menatap lekat wajah Vanessa.

Ditatap seperti itu oleh Nathan rasanya pipi Vanessa memanas, mungkin sudah timbul rona merah menghiasi wajahnya.

"Apaan sih lo!" ucap Vanessa salah tingkah dan membuang muka.

"Eh gue bener kan," ucap Nathan menggoda.

Vanessa kembali melihat Nathan sambil tersenyum, namun senyuman Vanessa tiba-tiba menghilang.

"Nathan lo lagi sakit?" Tanya Vanessa khawatir saat melihat wajah Nathan sangat pucat.

"Enggak ko," ucap Nathan jujur.

"Tapi lo pucet banget, gue bikinin makanan ya buat lo," Vanessa memandangi wajah pucat Nathan.

"Udah ga usah Nes, lo ko care banget sih sama gue?" Tanya Nathan.

"Karena gue sayang sama lo Nathan, makan yah terus nanti minum obat," perintah Vanessa dengan nada lembut.

"Sayang? Lo tuh jujur banget sih jadi orang. Nanti gue makan sendiri, Lo mau pulang kapan? ini udah sore," ucap Nathan.

"Karna jujur lebih baik dari pada bohong kan? Emm ... tapi gue masih pingin di sini," rasanya Vanessa ingin berlama-lama dengan Nathan.

"Yap betul. Emang lo ga ada tugas? ... pasti ada kan? Udah cepet pulang dulu kaburu malem nanti," perintah Nathan lembut.

Vanessa membulatkan matanya tidak percaya, barusan Nathan berbicara dengan nada lembut padanya, "Jika ini mimpi, aku mohon jangan bangun," batin Vanessa.

"Ada sih Tapi-

"Udah cepet pulang, besok lo kesini lagi aja. gue gak mau lo di tuduh macem-macem kerena keluar dari rumah ini terlalu malam," ucap Nathan.

"Emangnya kenapa?" Tanya Vanessa penasaran.

"Aduh lo bener-bener lemot ya, kan orang-orang di sini tau kalo gw tinggal sendiri ,mereka bisa berpikiran macem-macem kalo tau lo di sini cuma berdua sama gue" ujar Nathan memberi alasan.

"Oh iya hehe, besok gue kesini lagi ya. Inget! Pager nya jangan di kunci lagi! oke" ucap Vanessa mengingat kan.

"Dari tadi juga ga di kunci Nes," ucap Nathan yakin.

"Gue liat sendiri tadi pager nya di kunci."

"Kalo pagernya di kunci, lo masuk lewat mana?" Tanya Nathan.

Vanessa tersenyum kikuk kearah Nathan, "****** gue," batin Vanessa.

"Gue manjat," jawab Vanessa sambil menundukkan wajahnya menahan malu.

Vanessa takut Nathan akan ilfeel mengetahui Vanessa suka memanjat pagar rumah.

"Haha sodara monyet ya lo?" ucap Nathan meledek Vanessa sambil tertawa.

"Ihh lo ga percayaan deh. Ayo liat kalo ga percaya!" ucap Vanessa kesal, sambil menarik Nathan ke luar rumah.

"Loh ko ga di kunci sih?" ucap Vanessa heran saat melihat pagar yang sedikit terbuka.

"Yah emang ga di kunci Nes, lo pikun ya?" ucap Nathan mengejek.

"Gila nih cowo omongan nya ga pernah di saring dulu apa?" batin Vanessa kesal.

"Tadi gue liat pagarnya di kunci ko ... sumpah tadi tuh ada gemboknya di sini" ucap Vanessa sambil menunjuk ke arah pagar.

"Hmm ya udah terserah lo aja, gue lagi males debat," ucap Nathan, sementara Vanessa memajukan bibirnya kesal.

"Ya udah, gue pulang dulu ya," Vanessa berpamit pada Nathan.

"Iyah hati-hati!, jangan cemberut mulu, nanti cepet tua" ucap Nathan sambil menahan tawanya.

"Hemm," jawab Vanessa sambil keluar dari pagar.

"Besok lo kesini kan?" Tanya Nathan.

"Pasti dong" ucap Vanessa sambil tersenyum bahagia merasa kehadirannya di harapkan oleh Nathan.

"Ya udah bye," ucap Nathan lalu berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Vanessa tidak habis pikir dengan sikap Nathan, "Bener-bener cowo sadis, harus nya kan gue dulu yang ninggalin Dia, lah ini, masa dia duluan yang masuk sih," gumam Vanessa menatap punggung Nathan.

Terpopuler

Comments

Amelia Lia

Amelia Lia

belm kelihatan hilal sebenernya siapa si nathan 🤪

2023-01-24

0

coffee vanilla

coffee vanilla

vanessa kok gampang bnget bilang sayang ma cow pdhl baru ktmu 2 hri😲😲😲😲😲😲😲

2022-09-15

0

rizkywahyufir

rizkywahyufir

Apaan nih, kok kayak vampir

2022-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (berteduh)
2 Bab 2 (Mimpi)
3 Bab 3 (Namanya Nathan)
4 Bab 4 (Berteman)
5 Bab 5 (Khawatir)
6 Bab 6 (Gak Percaya)
7 Bab 7 (memastikan)
8 Bab 8 (Nathan Marah)
9 Bab 9 (Kesepakatan)
10 Bab 10 (Kehadiran Nathan)
11 Bab 11 (Mampus)
12 Bab 12 (Nathan Memaksa Vanessa)
13 Bab 13 (Pulau X)
14 Bab 14 (Surat Cuti)
15 Bab 15 (Perempuan Penunggu Toilet)
16 Bab 16 (Bertemu Doni)
17 Bab 17 (Jealous)
18 Bab 18 (Empat atau Lima Puluh Juta)
19 Bab 19 (Sport Jantung)
20 Bab 20 (I Love You Vanessa Anjelina)
21 Bab 21 (Bukan Orang Bisa)
22 Bab 22 (Berpelukan)
23 Bab 23 (Berpelukan 2)
24 Bab 24 (Mengerikan Rambut Vanessa)
25 Bab 25 (di Kursi Depan)
26 Bab 26 (Bertemu Agung)
27 Bab 27 (Laut Lepas)
28 Bab 28 (Terungkap)
29 Bab 29 (Tangan Kotor)
30 Bab 30 (Senja)
31 Bab 31 (Takut Kehilangan)
32 Bab 32 (Perempuan di sudut ruangan)
33 Bab 33 (Keselamatan Vanessa)
34 Bab 34 (Setitik Cahaya)
35 Bab 35 (I Love You)
36 Bab 36 (Raut Wajah)
37 Bab 37 (Menyerah)
38 Bab 38 (Terungkap)
39 Bab 39 (Berusaha)
40 Bab 40 (Pilihan yang Sulit)
41 Bab 41 (Memaafkan)
42 Bab 42 (Bucket Bunga)
43 Bab 43 (Rasanya Ciuman Sama Arwah)
44 Bab 44 (Papan Bunga)
45 Bab 45 (Berharap Bisa Bertemu)
46 Bab 46 (Mata Batin 1)
47 Bab 47 (Mata Batin 2)
48 Bab 48 (Bapak Dosen)
49 Bab 49 (Beda Tipis)
50 Bab 50 (Satu Sama)
51 Bab 51 (Mirip Bukan Berarti Sama)
52 Bab 52 (Dua Orang Pria)
53 Bab 53 (Senang, Sedih dan Kesal)
54 Bab 54 (Drama)
55 Pengumuman
56 Bab 55 (Pulang Kampung)
57 Bab 56 (Aura)
58 Bab 57 (Ikan Asin Jambal Roti)
59 Bab 58 (Green Tea)
60 Bab 59 (Ibu Vanessa)
61 Bab 60 (Ibumu Orang Baik)
62 Bab 61 (Terlalu Lama Sendiri)
63 Bab 62 (Mimpi Buruk)
64 Bab 63 (Rumah Sakit)
65 Bab 64 (Hipnotis)
66 Bab 65 (Melamar)
67 Bab 66 (Kegagalan)
68 Bab 67 (Sepiring Spaghetti)
69 Bab 68 (Bibir Bengkak)
70 Bab 69 (Mimpi Pertama)
71 Bab 70 (Nicholas)
72 Bab 71 (Mahluk Astral)
73 Bab 72 (Membatalkan Pernikahan)
74 Bab 73 (Bahasan Pembatalan)
75 Bab 74 (Sembilan Puluh Persen)
76 Bab 75 (Belum Menemukan Titik Terang)
77 Bab 76 (Memohon)
78 Bab 77 (Seekor Kura-kura)
79 Bab 78 (Berbaikan)
80 Bab 79 (Moment penting)
81 Bab 80 (Rel Kreta)
82 Bab 81 (Tidak Terlihat)
83 Bab 82 (Mbah Dukun)
84 Bab 83 (Kemarin)
85 Bab 84 (Memilikimu)
86 Bab 85 (Terlambat)
87 Ekstra part 1
88 Ekstra Part 2
89 Ekstra Part 3
90 Welcome Vanessa
91 Karya Baru
92 Trapped In Mafia Love
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 (berteduh)
2
Bab 2 (Mimpi)
3
Bab 3 (Namanya Nathan)
4
Bab 4 (Berteman)
5
Bab 5 (Khawatir)
6
Bab 6 (Gak Percaya)
7
Bab 7 (memastikan)
8
Bab 8 (Nathan Marah)
9
Bab 9 (Kesepakatan)
10
Bab 10 (Kehadiran Nathan)
11
Bab 11 (Mampus)
12
Bab 12 (Nathan Memaksa Vanessa)
13
Bab 13 (Pulau X)
14
Bab 14 (Surat Cuti)
15
Bab 15 (Perempuan Penunggu Toilet)
16
Bab 16 (Bertemu Doni)
17
Bab 17 (Jealous)
18
Bab 18 (Empat atau Lima Puluh Juta)
19
Bab 19 (Sport Jantung)
20
Bab 20 (I Love You Vanessa Anjelina)
21
Bab 21 (Bukan Orang Bisa)
22
Bab 22 (Berpelukan)
23
Bab 23 (Berpelukan 2)
24
Bab 24 (Mengerikan Rambut Vanessa)
25
Bab 25 (di Kursi Depan)
26
Bab 26 (Bertemu Agung)
27
Bab 27 (Laut Lepas)
28
Bab 28 (Terungkap)
29
Bab 29 (Tangan Kotor)
30
Bab 30 (Senja)
31
Bab 31 (Takut Kehilangan)
32
Bab 32 (Perempuan di sudut ruangan)
33
Bab 33 (Keselamatan Vanessa)
34
Bab 34 (Setitik Cahaya)
35
Bab 35 (I Love You)
36
Bab 36 (Raut Wajah)
37
Bab 37 (Menyerah)
38
Bab 38 (Terungkap)
39
Bab 39 (Berusaha)
40
Bab 40 (Pilihan yang Sulit)
41
Bab 41 (Memaafkan)
42
Bab 42 (Bucket Bunga)
43
Bab 43 (Rasanya Ciuman Sama Arwah)
44
Bab 44 (Papan Bunga)
45
Bab 45 (Berharap Bisa Bertemu)
46
Bab 46 (Mata Batin 1)
47
Bab 47 (Mata Batin 2)
48
Bab 48 (Bapak Dosen)
49
Bab 49 (Beda Tipis)
50
Bab 50 (Satu Sama)
51
Bab 51 (Mirip Bukan Berarti Sama)
52
Bab 52 (Dua Orang Pria)
53
Bab 53 (Senang, Sedih dan Kesal)
54
Bab 54 (Drama)
55
Pengumuman
56
Bab 55 (Pulang Kampung)
57
Bab 56 (Aura)
58
Bab 57 (Ikan Asin Jambal Roti)
59
Bab 58 (Green Tea)
60
Bab 59 (Ibu Vanessa)
61
Bab 60 (Ibumu Orang Baik)
62
Bab 61 (Terlalu Lama Sendiri)
63
Bab 62 (Mimpi Buruk)
64
Bab 63 (Rumah Sakit)
65
Bab 64 (Hipnotis)
66
Bab 65 (Melamar)
67
Bab 66 (Kegagalan)
68
Bab 67 (Sepiring Spaghetti)
69
Bab 68 (Bibir Bengkak)
70
Bab 69 (Mimpi Pertama)
71
Bab 70 (Nicholas)
72
Bab 71 (Mahluk Astral)
73
Bab 72 (Membatalkan Pernikahan)
74
Bab 73 (Bahasan Pembatalan)
75
Bab 74 (Sembilan Puluh Persen)
76
Bab 75 (Belum Menemukan Titik Terang)
77
Bab 76 (Memohon)
78
Bab 77 (Seekor Kura-kura)
79
Bab 78 (Berbaikan)
80
Bab 79 (Moment penting)
81
Bab 80 (Rel Kreta)
82
Bab 81 (Tidak Terlihat)
83
Bab 82 (Mbah Dukun)
84
Bab 83 (Kemarin)
85
Bab 84 (Memilikimu)
86
Bab 85 (Terlambat)
87
Ekstra part 1
88
Ekstra Part 2
89
Ekstra Part 3
90
Welcome Vanessa
91
Karya Baru
92
Trapped In Mafia Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!