Vanessa dan Putri telah sampai di kamar kos milik Vanessa begitu juga dengan Nathan yang sedari tadi mengikuti mereka.
“Gue bukan detektif, kira-kira harus mulai dari mana?” tanya Vanessa pada Nathan yang duduk di atas meja belajar milik Vanessa.
Putri memperhatikan Vanessa yang tiba-tiba berbicara sambil menatap kearah meja belajar, “Nathan ada di sini juga ternyata,” batin Putri.
“Ke tempat gue di bunuh dulu kayanya, siapa tau di sana kita nemu petunjuk,” ucapan Nathan hanya bisa di dengar oleh Vanessa saja.
“Lo di bunuh di mana?” tanya Vanessa penasaran.
“Gak jauh di pulau X,” jawan Nathan santai.
Sementara Vanessa membulatkan matanya terkejut, “Itu mah jauh bukan deket!” teriak Vanessa kesal.
“Kenapa Nes?” tanya Putri penasaran.
“Gila kata si Nathan dia di bunuh di pulau X dan dia bilang deket pulau X itu,”
“Jauh itu namanya kita harus naik pesawat terus berlayar buat sampe sana,” jawab Putri.
“Tuh kan lo denger sendiri kata temen gue! itu jauh tempatnya.”
“Iya gue denger,” jawab Nathan dingin.
Vanessa berpikir sebentar, “Kayanya gue gak bisa bantu lo deh kalau harus ke pulau itu.”
“Kenapa?” tanya Nathan singkat.
“Ni cowo kenapa berubah jadi dingin gini lagi?” batin Vanessa.
“Gue gak punya ongkos buat naik pesawat,” jawab Vanessa jujur.
“Itu mah gampang nanti gue bantu.”
“Emang lo punya uang?” tanya Vanessa heran masa arwah punya uang sebanyak itu.
“Itu biar gue yang atur, asal lo siap terbang ke sana!”
“Lo mau kan temenin gue?” tanya Vanessa pada Putri yang sedang asik dengan ponselnya.
Putri sedang asik serch soal pulau yang sedang mereka obrolkan, “Idih serem banyak kasus pembunuhan di sana,” gumam Putri bergidik geri.
“Put,” panggil Vanessa.
“Putriii,” teriak Vanessa.
“Asuu berisik Nes, gak usah pake teriak-teriak kali pengang kuping gue,” ucap Putri kesal.
“Gue tanya lo gak jawab malah asik sama ponsel, terus gue panggil juga gak nyaut-nyatut.”
“Hehe sorry, tadi nanya apa emangnya?” tanya Putri lalu menyimpan ponselnya ke saku.
“Lo mau gak temenin gue ke pulau itu?”
“Ogaah, gue gak mau,” jawab Putri cepat.
“Loh kenapa?” tanya Vanessa.
“Lo tau kan gue banyak banget matakuliah yang ketinggalan, bisa-bisa gue gak naik semester ini.”
“Bisa-bisa gue mati ketakutan di sana,” batin Putri.
“Sorry ya,” ucap Putri sambil tersenyum kearah Vanessa.
“Yah gue sendirian dong,” ucap Vanessa sedih.
“Lo kan berdua sama Nathan,” ucap Putri mengingatkan.
“Lo serius gak mau ikut Put?” tanya Vanessa dengan wajah sedihnya.
Putri mendekatkan bibirnya kearah telinga Vanessa, “Lo kan jadi banyak waktu sama Nathan, siapa tau Nathan jadi jatuh cinta sama lo,” bisik Putri.
Vanessa mengerucutkan bibirnya kesal mendengar ucapan Putri.
Sementara Nathan menaikan satu alisnya penasaran dengan apa yang di bisikan Putri pada Vanessa sampai-sampai Vanessa terlihat kesal.
“Gue kekamar dulu ya,” pamit Putri.
“Iya.”
Nathan memperhatikan Putri yang mengambil tasnya dan mengambil satu gorengan bakwan dari kantong plastic tadi.
“Seenak apa sih rasanya tu gorengan?” gumam Nathan.
“Lo ngomong apa barusan?” tanya Vanessa.
“Gue gak ngomong apa-apa, salah denger kali lo,” ucap Nathan mengelak.
Vanessa hanya menganggukan kepalanya dan mengambil satu gorengan terakhir dari Kantong plastik itu lalu memakannya.
“Jadi gimana lo mau berangkat?”
“Ya dengan sangat terpaksa,” ucap Vanessa sambil membuang kantong plastik itu ke tempat sampah yang tersedia di kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Delvia Sari
kenapa gw harus suka gorengan,, gak elit x kan tor🤣😂
2023-04-14
0
Amelia Lia
mgkn si nathan seorg Sultan mkax g'd ia penasaran sm rasa gorengan tu kyak gmn 🤣🤣🤣
2023-01-25
0
Nina Kurnia Dewi
bagus sih...tapi jangan pakai bahasa kasar dong thor
2023-01-23
0