"Yang pager nya di kunci terus? " Tanya putri sambil mengingat-ngingat rumah kosong itu.
"Iya yang itu, lo tau ga? Sekarang rumah kosong itu ada yang nempatin," ucap Vanessa, sambil menatap keluar jendela.
"Hah masa sih? Setau gue rumah itu kosong terus deh. Tadi aja pas gue pulang dari kampus, gue liat pager rumah kosong itu masih di kunci," ucap putri sambil mengikuti arah pandangan Vanessa ke luar jendela.
"What? Tapi gue tadi liat pager nya kebuka ko Put. Malah gue duduk di teras nya," ucap Vanessa sambil melihat wajah Putri. Putri langsung menatap Vanessa tajam.
"Lo ngapain duduk di rumah kosong itu Nes?" Tanya Putri serius.
"Gue tadi neduh di situ, dan pas gue lagi nunggu hujan reda, ada cowo ganteng yang keluar dari rumah itu," jawab Vanessa.
"Cowo? Berarti dia baru pindah ke rumah kosong itu Ness, ganteng banget? " Tanya Putri penasaran.
"Banget, Tapi dingin kaya es, cuek, nyebelin," ucap Vanessa sambil mengingat-ngingat wajah dan sifat Cowo tadi.
"Sedingin-dingin nya Cowo, pasti bisa gue taklukin," ucap Putri percaya diri.
"Terus lo bangga bisa taklukin Cowo? Taklukin dulu nih laporan, baru cowo!" ucap Vanessa sambil memutarkan matanya kesal.
"Helloo vannesa, Cowo itu gampang baper (Bawa Perasaan) jadi gampang. Kalo laporan gue harus kerja keras buat mikirin nya. Otak gue blank kalo inget nih laporan, nyut-nyutan rasanya kepala gue," ucap putri setengah kesal.
"Ko jadi dia yang marah sih?" batin Vanessa.
"Terserah lo deh Put, gue mau mandi dulu ya, baju gue basah banget," ucap Vanessa sambil berdiri dan menyimpan laptop Putri di atas meja.
"Ya udah, gue balik ke kamar ya, Besok gue mau ngunjungin cowo ganteng yang baru pindah itu ah. Bye" ucap putri sambil melangkah pergi keluar kamar.
Vanessa berjalan mengambil handuk pink kesayangannya dan masuk ke dalam kamar mandi lalu memulai ritual mandinya.
***
"Hei" ucap cowo jutek itu.
"Tumben lo nyapa," ucap Vanessa ketus.
"Gue ga cuek-cuek amat kali," ucap nya sambil tersenyum.
"OMG ganteng banget ni cowo," batin Vanessa.
"Ya udah, nama lo siapa? " Tanya Vanessa sambil menatap wajah tampan nya.
"Nanti gw kasih tau nya kalo lo ke rumah itu lagi, sekarang gue mau minta bantuan lo," ucap nya yang mulai serius.
"Bantuan apa?" Tanya Vanessa penasaran.
"Gue lemes Nes, gue butuh darah manusia biar gue bisa hidup terus" ucap nya lalu menatap wajah Vanessa.
Vanessa melangkahkan kakinya mundur karena mulai merasa ketakutan di ruangan kosong ini.
"Gue pengen lo nes," ucap nya sambil mengeluarkan Gigi taringnya yang runcing.
Vanessa menggelengkan kepalanya dan semakin berjalan mundur, namun sialnya tubuh Vanessa sudah berada di sudut dinding.
"Gue tawarin lo keabadian" ucap nya sambil mendekatkan kepala nya ke leher Vanessa, mengendusnya.
"Aaaaaaa" Vanessa berteriak sekencang-kencangnya Dan mulai mengatur nafasnya. Vanessa melihat sekitar ternyata di kamarnya, Vanessa bersyukur kejadian tadi hanya lah mimpi. Vanessa melihat jam yang berada di atas meja menunjukan pukul 4 pagi.
Vanessa berjalan ke jendela dan membuka nya, ternyata di luar sana angin sedang kencang, dan kembali menutup jendela kamarnya lalu memilih duduk di kursi kesayangannya sambil memijat keningnya yang terasa sedikit pusing.
"Kenapa gue harus mimpi Kaya gitu sih," ucap Vanessa sambil mengatur nafasnya yang masih belum stabil.
"Kalo beneran dia vampire gimana? Ahh ga mungkin deh kayanya, masa iya ada vampire jaman sekarang" ucap Vanessa, pusing memikirkan arti mimpi baruk tadi.
"Gue harus mastiin sendiri Dia itu vampire atau bukan. Pulang dari kampus gue harus dateng kerumah itu lagi ... Ya harus!"
"Tapi, kalo dia beneran vampire gimana? Masa iya aku harus mengorbankan diri ku sendiri," gumam Vanessa.
"Tapi aku penasaran, semoga dia bukan vampire deh," ucap Vanessa meyakinkan dirinya sendiri.
Vanessa mengambil laptop dan mulai mengedit laporan milik Putri yang baru dia kerjakan setengah nya. Vanessa tidak bisa kembali tidur jika mengalami mimpi buruk.
Namun Vanessa tidak bisa konsentrasi. Yang ada di pikirannya saat ini hanya lah dia, senyum tampan nya, suaranya, cuek nya, bahkan saat dia berubah menjadi vampire dalam mimpi ku. Vanessa merasa perutnya di penuhi kupu-kupu saat membayangkan adegan mimpi buruknya barusan.
Vanessa jatuh cinta pada laki-laki misterius itu, Vanessa yakin dia itu manusia bukan hantu. Mungkin Vanessa harus mengurangi hobby membaca novel horor nya.
Vanessa berjanji kepada dirinya sendiri, akan menaklukan sifat es milik pria itu.
"Aku ingin kau menjadi milik ku pangeran es."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Rr Ecih Hao Khan
Bagaimana ya kalau ternyata si cowok ganteng itu hantu...hihihihi....🤣🤣🤭🤭
2023-03-07
0
Park Kyung Na
👍👍
2022-12-14
0
rizkywahyufir
Ciah, akhirnya nulis cowoknya masih brondong :3
2022-05-22
1