Setelah mengalami drama yang cukup panjang akhirnya vino bisa tenang di dalam pelukan istri nya, tetapi vino masih tidak ingin berinteraksi pada orang lain kecuali istri nya, ia tidak pernah menjawab pertanyaan orang selain citra dan hanya mengabaikan pertanyaan itu. Bahkan ia tidak pernah menatap wajah orang lain selain istri nya sendiri.
Semua itu bukan tanpa alasan ia masih belum menerima kenyataan bahwa kaki nya lumpuh, ia merasa tidak berguna sama sekali. Apa yang dapat di lakukan orang lumpuh itulah kalimat yang selalu menghantui pikiran nya.
"Mau buah." tanya citra.
Vino hanya menganggukkan kepala nya sambil tersenyum pada citra. Mereka semua yang melihat vino tersenyum terasa lega karena masih bisa melihat vino tersenyum walaupun di balik senyuman itu ada kesedihan yang sangat mendalam.
"Aku mau pulang." ucap vino.
"Pulang." tanya citra.
"Hmmmm." jawab vino sambil mengunyah buah yang berada di dalam mulut nya.
"Pah bagaimana." tanya citra.
"Nanti papah urus, secepatnya pasti vino akan pulang." jawab stiven.
"Kamu dengar kan, nanti papah akan mengurus nya." ucap citra.
"Tidak aku tidak dengar." ujar vino dengan merubah wajah nya menjadi lebih imut.
Citra yang gemas dengan wajah imut vino mencubit kedua pipi vino, sampai vino tertawa sambil manahan sakit di kedua pipi nya.
"Kamu jahat." ucap vino sambil memalingkan wajah nya.
"Si tampan ngambek ya, cium ya." tanya citra.
"Terserah." jawab vino.
Sambil tersenyum citra mencium seluruh permukaan wajah vino, ia sangat bahagia saat melihat vino bisa tertawa lagi.
"Sayang sakit." ucap vino saat citra tidak sengaja menyenggol luka yang berada di lengan vino.
"Manja ya, sekarang." ujar citra.
"Tidak, aku tidak manja." ucap vino.
"Manja juga tidak papa, aku suka." ucap citra sambil memeluk vino dari samping.
Arga kembali datang ke rumah sakit untuk berpamitan pada kevin kalau ia harus segera kembali ke kota. Sebenarnya ia juga ingin berbicara 4 mata bersama citra tetapi itu terasa sangat sulit untuk di lakukan.
"Permisi." ucap arga sambil masuk kedalam ruangan itu.
"Ada apa ga." tanya kevin yang sedang duduk di sofa bersama yang lainnya.
"Seperti aku harus segera pulang ke kota, cafe tidak ada yang mengurus nya, blm lagu kantor kosong." jawab arga.
"Kau mau naik apa ke kota." tanya kevin.
"Mungkin bus atau kereta jika naik pesawat tidak memungkinkan mana ada orang menjual tiket mendadak." jawab arga.
"Kalau gitu akan membutuhkan waktu lama, rencana sore ini aku dan vira juga akan ke kota, bareng saja bersama kami." ucap kevin.
"Naik." tanya arga.
"Naik kendaraan yang kau naikin kemarin." jawab vira.
Vino melirik kearah vira, sebenarnya ia tidak ingin di tinggal kan adik nya itu, tetapi apa boleh buat ia masih belum ingin berbicara pada siapapun saat ini.
"Sayang aku ke kamar mandi dulu ya." ucap citra.
"Tidak." ucap vino.
"Sayang aku kebelet pipis, kamu mau aku kencing di celana." ucap citra.
"Terus siapa yang mengupas buah-buah ku." tanya vino.
"Vira, bantu kakak sebenar." panggil citra.
"Ada apa kak." tanya vira sambil berjalan mendekati citra dan vino.
"Kamu kupas kan dulu buah-buah ini, kakak mau buang air kecil." ucap citra.
"Tapi ada caitlin di dalam." ujar vira.
"Aku bisa mencari nya di luar." ucap citra dan langsung berjalan meninggalkan vino karena sudah tidak tahan lagi.
"Buah apa kak." tanya vira.
Vino tidak menjawab pertanyaan dari vira ia memalingkan wajah nya agar tidak menatap wajah adik nya itu. Vira yang tidak mendapatkan respon dari kakak nya, ia mengambil inisiatif mengupas buah apel karena sepengetahuan nya vino sangat menyukai buah apel.
"Kak jika tidak ingin berbicara pada ku jangan membuang wajah mu, apa salah ku." ucap vira sambil menahan air mata nya.
Tak lama vira tidak bisa menahan air mata nya, ia menangis sambil menutup wajah nya, di abaikan orang oleh kakaknya sendiri membuat hati nya sangat terasa sakit. Kevin yang mendengar tangisan vira ia berniat untuk mendekati vira tetapi Andy menahannya.
"Biarkan mereka berdua dulu." ucap Andy.
Hati vino langsung tersentak saat mendengar tangisan dari vira, ia benar-benar tidak bisa melihat dan mendengar adik kesayangan nya itu menangis apalagi tangisan itu ulah diri nya sendiri.
"Jangan menangis." ucap vino sambil membuka tangan yang menutupi wajah vira.
Ia mengambil tisu yang berada di samping nya dan mengusap air mata yang berada di wajah vira, mendiamkan vira adalah hal terbodoh yang vino lakukan, kalau tidak berkat adik nya itu mungkin ia masi berada di dalam hutan dengan nyawa yang sudah melayang ntah kemana.
Citra yang keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang yang membuat nya terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Nurulfajriyah
arga
2021-06-29
0
guest1052940504
nyimakkk
2021-05-20
0
H͠ıɱųяą
ѕíαpα чg nαrík ítu
2020-12-20
3