"Hallo." ucap arga yang mendapatkan telfon dari nomor yang tidak ia kenal.
"Hallo ga, apa kabar ga." ucap seorang pria di dalam sambungan telfon itu.
"Aska." ucap arga yang terkejut saat mendengar suara seseorang itu.
"Kau masih mengenali suara ku ga, ternyata kau teman yang setia." ucap aska sambil tertawa.
"Setia." ucap arga dengan suara yang sedikit berat karena seingat nya mereka berdua terakhir bertemu dengan sebuah masalah yang masih belum terselesaikan.
"Sudahlah ga, untuk masalah kita berdua di masa lalu lupakan saja. Sekarang kau dimana kita bertemu untuk menyelesaikan masalah itu." tanya aska.
"Aku lagi di luar kota ka, mungkin beberapa hari ke depan baru bisa kembali ke kota." jawab arga.
"Okelah, jika kau kembali segera hubungi aku. Aku juga masi cukup sibuk mengurus perpindahan ku." ucap arga.
"Kau pindah ke Indonesia." tanya arga.
"Iya ga, tidak mungkin aku meninggalkan pacar ku begitu saja." jawab aska.
"Ya sudah ka, aku sedang sibuk. Nanti aku hubungi lagi." ucap arga dan langsung mematikan sambungan telfon nya.
"Iya ga." ucap aska yang sebenarnya ingin menanyakan suatu hal pada arga terapi ia pendam terlebih dahulu. Ia akan bertanya setelah bertemu arga langsung.
Dengan setia citra selalu berada di samping vino, ia hampir tidak pernah beranjak dari tempat duduk nya itu. Sebenarnya semenjak vino tersadar tadi vino tidak bisa menggerakkan kedua nya sama sekali, tapi ia masih berfikir positif mungkin efek obat itulah kata yang selalu menyakinkan hati nya kalau kaki nya baik-baik saja.
Stiven bella vira dan kevin sedang berada di ruang doker untuk menemui dokter yang menangani vino, mereka semua di panggil karena ada sesuatu hal yang ingin dokter itu katakan.
"Ada apa dok." tanya bella.
"Seperti nya anak anda vino kemungkinan besar tidak akan bisa berjalan lagi." jawab dokter itu.
"Maksudnya." tanya stiven yang mulai terpancing emosi nya.
"Anak anda mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan itu, yang menyebabkan urat dan syarat yang berada di kaki vino tidak dapat berfungsi dengan baik." jawab dokter itu.
Vira dan bella kembali menangis saat mendengarkan penjelasan dokter. Mereka tidak menyangka vino akan mengalami hal seburuk ini. Dengan emosi yang di ubun-ubun stiven memukul meja yang berlapis kaca di depan nya sampai kaca itu pecah dan tangan nya langsung mengeluarkan darah segar.
"Mas." ucap bella yang langsung memeriksa tangan stiven yang penuh dengan darah.
"Dad, apa yang daddy lakukan." tanya vira.
Stiven memejamkan mata nya untuk mengontrol emosi nya, rasa sakit di tangan nya tidak ada apa-apa nya bila di banding kan dengan rasa sakit yang vino rasakan saat mengetahui kalau diri nya sudah tidak dapat berjalan lagi.
"Masih kemungkinan sayang, kita akan menyiapkan dokter terbaik untuk Vino, agar vino bisa hidup dengan normal lagi." ucap yang berusaha menenangkan suami nya itu.
Stiven dan bella masih berada di ruangan itu untuk mengobati luka yang berada di tangannya, sedangkan vira dan kevin lebih memilih untuk langsung masuk kedalam ruangan vino.
Vira melihat vino sekilas ia benar-benar tidak tega jika kakak nya mengetahui kondisi nya sekarang, tentu saja itu akan mempengaruhi hidup nya di masa depan. Tak lama bella dan stiven juga masuk kedalam di ikuti andy dan caitlin yang habis jalan-jalan keluar rumah sakit.
Stiven dengan sengaja tidak memberitahu kan kondisi vino saat ini sampai vino yang bertanya dengan sendiri nya. Ia tidak sanggup jika anak kesayangan nya itu menelan rasa kecewa saat tau kondisi nya saat ini.
"Dad dimana dokter ada yang ingin aku tanyakan." tanya vino yang membuat hati bella dan stiven terketuk seketika.
"Sebentar lagi mereka akan datang untuk memeriksa mu." jawab stiven tanpa melihat ke arah vino.
"Ada apa dengan kalian semua, kenapa wajah kalian seperti itu." tanya vino yang melihat perubahan di wajah orang di sekitar nya.
"Hey ada apa dengan mu, kenapa kau marah-marah terus." ucap andy sambil menggerakkan kursi roda nya mendekat kearah vino.
"Aku tidak berbicara pada mu." ucap vino.
"Dengan kondisi mu seperti kau masi seperti itu, kau adik yang tidak berakhlak." ujar andy.
"Hahahahaha sejak kapan aku menjadi adik mu." ucap vino sambil tertawa.
"Vino, andy memang abang sepupu mu." ucap bella.
"Aku tidak akan mau menganggap nya sebagai abang ku, dia penakut, cengeng mana mungkin aku bisa menganggap nya sebagai abang." ucap vino dengan nada yang mengejek.
"Aku tidak penakut bodoh." ucap andy.
"Tidak penakut, apa perlu aku buka aib mu saat di hutan kemarin." ucap vino.
"Tidak, tidak perlu." ucap andy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Stefani Pandita
smg cpt pulih vino,kakinya cepat pulih kembali
2022-05-20
0
Nurulfajriyah
takyt?
2021-06-29
0
guest1052940504
kasihan vinonya
2021-05-20
0