Episode 19 ( Revisi )

Tepat jam 11.00 malam pesta pernikahan Fardan dan Alifa telah berakhir . Semua tamu sudah kembali ke kediaman mereka masing-masing . Begitu juga dengan keluarga Alifa .

Alifa masuk ke dalam kamarnya bersama dengan Rita .

Rita ikut ke kamar Alifa karena Rita akan membantu Alifa melepaskan gaun Alifa , setelah itu Rita pun kembali ke kamarnya , namun sebelum itu dia terlebih dahulu pergi ke kamar yang berada di sebelah kamar Alifa yaitu kamar Fardan .

Tok...tok...tok...

Rita mengetuk pintu kamar Fardan .

"Fardan buka pintu nya , Bunda ingin bicara denganmu ." Ucap Rita .

" Iya Bun ." Jawab Fardan agak berteriak .

Dia pun begegas membuka pintu .

" Ada apa Bun ." Tanya Fardan saat sudah berada di hadapan bundanya .

" Lenapa kamu berada disini , seharusnya mulai malam ini kamu tidur satu kamar dengan Alifa ."

" Iya Bun , aku kesini cuma membersihkan diri dan ganti baju kok ,aku sama sekali tidak bermaksud untuk tidur di kamar ini ." Jelas Fardan .

" Bagus lah , Bunda kira kalian pisah kamar , ya sudah cepat pergi ke kamar istrimu , jangan biarkan dia menunggumu terlalu lama ."

" Iya Bun ." Rita pun kembali ke kamarnya .

Setelah membersihkan diri , Alifa melaksanakan sholat isya' di kamarnya .

Setelah itu dia pun mengangkat kedua tangan nya , memohon kepada sang kholik untuk di berikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi cobaan dan kenyataan yang sepenuhnya belum bisa dia terima .

" Ya allah... Ya tuhanku...

aku tidak tau ,takdir apa yang engkau rencanakan untukku, namun aku mohon ya robb... , berikan aku kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kenyataan ini .

Ya allah...

Untuk yang kedua kalinya aku kehilangan orang yang aku cintai , bahkan sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa aku kini telah sah menjadi istri dari orang yang selama ini aku kira dia kakak kandungku, bahkan saat ini pun aku masih beranggapan bahwa dia kakak kandungku ,dan jika aku boleh jujur...

begitu sulit untukku menerima kenyataan ini , kenyataan yang begitu menyayat hati .

Maka dari itu Ya robb...

Ikhlaskanlah hatiku untuk menerima takdir yang telah engkau tentukan kepadaku ,dan jadikanlah aku istri yang sholehah untuknya . Aaaamiiiin..... " Alifa mengusap air mata yang membasahi pipinya .

Tanpa Alifa sadari ,sedari tadi Fardan sudah berdiri di ambang pintu kamarnya, bahkan dia mendengar semua isi dari do'a Alifa hingga membuat dia ikut menjatuhkan air mata . Dia pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar Alifa . Dengan pelan dia menutup kembali pintu kamar Alifa dan memilih pergi menyendiri di taman belakang rumah nya untuk menenangkan hati dan pikiran nya .

Fardan duduk seorang diri di kursi panjang yang berada di taman itu .

Pandangan nya lurus ke depan , air matanya tak dapat lagi dia tahan , dia merasa bersalah terhadap Alifa , karena dia telah mengambil keputusan tanpa persetujuan dari Alifa .

" Maafkan aku Lif , jika keputusanku ternyata begitu menyakiti hatimu bahkan menyiksa batinmu , tapi jujur... aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu dan aku ingin menjagamu dari orang-orang yang berniat untuk menyakitimu ,namun sepertinya aku salah , justru karena pernikahan ini kamu merasa tertekan dan tersakiti karena kamu hanya menganggapku sebagai seorang kakak dan tak lebih dari itu ." Ucap Fardan sedih .

" Aku tidak akan membiarkan ada satu orang pun yang berani menyakiti Alifa lagi , dia sudah cukup menderita selama ini , bahkan dia sudah dua kali merasakan sakitnya kehilangan orang yang dia cintai ." Batin Fardan .

Karena malam semakin larut , Fardan pun kembali masuk ke rumah nya .

Di kamar Alifa...

Setelah selesai melaksanakan kewajiban nya , Alifa merapikan kembali mukena nya dan meletakkan kembali di tempat nya . Dia pun merebahkan dirinya di atas ranjang . Sekilas dia menoleh ke arah pintu .

" Kak Fardan kemana ya , apa dia sudah tidur di kamarnya ." Ucap Alifa .

" Bodoh... kau benar-benar bodoh Alifa ,kenapa kamu berpikir dia akan tidur satu kamar denganmu , itu tidak mungkin..." Alifa merutuki kebodohan nya sendiri .

" Sudahlah dari pada aku berpikiran yang aneh-aneh ,sebaiknya aku tidur ." Oceh alifa . Dia pun memejamkan matanya ,karena kelelahan dia pun sudah tertidur pulas .

Ceklek...

Fardan membuka pintu kamar Alifa dengan sangat pelan karena dia tidak mau menganggu Alifa yang sedang tertidur pulas . Dia pun berjalan mendekati ranjang Alifa dan duduk di bibir ranjang nya .

Di tatap nya wajah cantik istri nya , ada rasa bahagia di hati nya , karena tuhan telah mengabulkan do'a nya untuk bisa memiliki Alifa , namun di sisi lain hati nya merasa sedih karena Alifa masih belum bisa menerima dia sebagai suami nya .

" Mungkin saat ini kamu masih belum bisa melupakan pria penghianat itu bahkan mungkin kamu masih mencintainya , tapi aku akan berusaha untuk mendapatkan cintamu , meskipun aku harus menunggu ." Gumam Fardan pelan . Dia ingin mendaratkan bibirnya di kening Alifa ,namun dia mengurungkan niatnya .

" Tidak ,aku tidak boleh menyentuh nya , sebelum dia menerima aku sebagai suaminya , dan aku akan tetap berperan sebagai seorang kakak untuk Alifa , supaya dia tidak merasa tertekan dengan kenyataan yang belum bisa di terima nya ." Ucap Fardan sambil tersenyum getir . Dia pun mengambil bantal dan beranjak dari duduk nya menuju sofa yang terdapat di kamar Alifa .

Dia memang akan tidur satu kamar dengan Alifa , namun dia memutuskan untuk tidak tidur satu ranjanga dengan Alifa , dia lebih memilih tidur di sofa .

" Selamat tidur istriku , semoga mimpi indah ." Ucap Fardan sambil tersenyum . Dia pun ikut memejamkan mata nya .

Di kamar Ifan...

" Sialan... kenapa sih harus Kak Fardan yang menjadi pengganti Hafiz , kenapa bukan aku saja ,aku kan juga sangat mencintai Alifa ." Oceh Ifan kesal . Dia pun merebahkan tubuh nya di atas ranjang .

Memang sedari dulu Ifan dan Fardan sudah menaruh rasa pada Alifa .

Perasaan itu tumbuh begitu saja tanpa mereka duga dan tanpa mereka minta ,karena saat itu mereka sudah tau kalau mereka bukan anak kandung kedua orang tua nya .

Bahkan sejak kecil mereka sudah bersaing secara sehat untuk bisa mendapatkan cinta Alifa .

"Mungkin aku harus memendam perasaan ini seorabg diri , tanpa ada orang yang tau bahwa aku mencintai saudara angkat ku sendiri ." Batin Ifan .

" Benar-benar konyol ya, seorang Kakak mencintai Adik angkat nya , cinta itu memang aneh ." Ucap Ifan sembari menatap langit-langit kamar nya .

-

-

-

-

-

Hai semua...

jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like 👍komen dan vote 👌

bahkan aku berharap kalian mau jadikan novel ini sebagai novel favorit kalian...

Terima kasih...

karena kalian sudah mau membaca

karya pertamaku ya...

😉😉😉

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

semangat thir.....💪💪💪💪💪🥰🥰🥰🥰

2021-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!