Episode 06 (Revisi)

Suasana di meja makan pun kembali sunyi, terlihat semua orang yang ada di meja makan terlihat sedang sibuk menghabiskan makanan yang ada di dalam piringnya masing-masing .

Setelah selesai sarapan Alifa dan Ifan pun berpamitan kepada ayah dan bundanya untuk berangkat ke sekolah .

" Yah, bun! kami berangkat ." Pamit Alifa dan Ifan bersamaan .

Alifa segera mengecup pipi kedua orang tuanya bergantian, begitu juga dengan Ifan . Seperti biasa Fardan melarang Alifa berpamitan kepadanya dengan mencium punggung tangannya dan Alifa pun hanya menurut meski sebenarnya hatinya bertanya-tanya kenapa Fardan melarang Alifa mencium punggung tangannya padahal itu hal yang wajar untuk dilakukan seorang adik kepadanya kakaknya sebagai tanda bahwa sang adik menghormati kakaknya .

Di dalam mobil...

" Lif , apa kamu masih marah sama aku soal kejadian kemarin ."

" Nggak, aku gak marah sama Kak Ifan

hanya saja aku kecewa sama Kak Ifan karna Kak Ifan masih tidak percaya sama perasaanku terhadap Haikal ."

" Maaf , bukannya aku tidak percaya hanya saja aku tidak suka kamu membelanya ."

" Aku tidak membelanya Kak , aku hanya tidak suka Kak Ifan bersikap tidak baik terhadap orang lain meskipun orang itu adalah orang yang telah menyakitiku , bukankah ayah selalu mengajari kita untuk bersikap baik kepada orang lain ."

" Oke, aku minta maaf dan aku janji tidak akan bersikap seperti itu lagi , tapi kamu jangan marah ya, aku kan paling gak bisa kalau liat adik kesayanganku ini marah sama aku ."

" Dih.... Lebay amet sih Kak Ifan , aku kan udah aku gak marah sama Kak Ifan ."

" Bilangnya gak marah tapi akunya di cuekin ." Gerutu Ifan pelan namun masih terdengar oleh Alifa hingga Alifa pun hanya tersenyum mendengarnya .

Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di sekolah .

Alifa pun langsung masuk ke kelasnya yang langsung di sambut oleh sahabatnya yaitu Aila .

" Lif , mata kamu kenapa kok sembab gitu , kamu habis nangis ya ." Tanya Aila penasaran saat melihat mata Alifa yang agak sembab karna semalam Alifa sempat menangis .

" Nggak kok, perasaan kamu aja kali ." Elak Alifa .

" Masak sih , tapi bener deh mata kamu sembab ." Aila tetap ngotot .

"E... mungkin karna semalem aku tidurnya terlalu lama kali ya , makannya mata aku keliatan sembab, tadi malem kan habis sholat isya' aku langsung tidur ." Ucap Alifa berbohong .

" Maafin Alifa ya allah... karna Alifa udah berbohong ." Batin Alifa .

" Bener...." Selidik Aila .

" Gak percayaan banget sih ." Gerutu Alifa .

" Oke, tapi awas aja kamu ya, kalau sampai ketahuan bohong ." Ancam Aila .

Tak lama guru pun masuk untuk memulai mata pelajaran . Aila yang duduk di samping Alifa pun merasakan kalau ada sesuatu yang Alifa rahasiakan darinya .

" Kayaknya ada yang Alifa rahasiain dari aku , tapi apa ya... apa ini ada hubungannya dengan Haikal ." Batin Aila .

" Sebaiknya aku tanyakan langsung sama Alifa nanti pas jam istirahat ." Lanjutnya .

Tak lama kemudian terdengar suara bel istirahat .

Ting... ting... ting...

Pelajaran di hentikan, murid murid berhamburan ke luar kelas menuju ke kantin .

" Lif , aku mau bicara sama kamu tapi tidak disini ." Ajak Aila .

" Kemana ." Tanya Alifa .

" Ke atap gedung sekolah ." Bisik Aila .

" Oke ." Jawab Alifa .

" Kalian kenapa kok bisik-bisik tetangga ." Tanya Ifan penasaran melihat Aila yang membisikkan sesuatu di telinga Alifa .

" Kepo!" Ucap Aila judes .

" Dih....judes amet sih kamu jadi perempuan , entar naksir lagi sama aku ."

" Sorry ya , Kak Ifan itu bukan tipe ku

jadi mana mungkin aku suka sama Kak Ifan ."

"Udah gak usah ribut, Kak Ifan ke kantin duluan ya , aku sama aila masih ada urusan sebentar ."

" Kalau aku ikut kalian aja boleh nggak , soalnya aku males kalau harus ke kantin sendirian ."

" Gak boleh, ini urusan perempuan jadi bagi laki2 dilarang ikut okey..." Tegas Aila .

" Ya ampun nie cewek judes amat sih ." Batin Ifan .

" Kenapa liatin aku kayak gitu ." Tanya Aila sambil melotot pada Ifan .

" Gak usah ge er ." Ucap Ifan tak kalah judes .

" Haduh... kalau ribut terus kapan kita perginya Ai... nanti keburu masuk lagi ."

" Maaf , habisnya tuh kakak kamu resek banget, ayo ." Aila menarik pergelangan tangan Alifa .

" Dasar cewek judes ." Gerutu Ifan sambil menatap kepergian mereka .

" Ke kantin aja deh, kasian cacing-cacing di perut pada berteriak minta makanan ." Oceh Ifan sembari berjalan menuju ke kantin .

Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di atas atap gedung .

" Sebenarnya kamu mau bicara apa sih Ai... kok sampe ngajak aku kesini ." Tanya Alifa penasaran .

" Lif , aku mau nanya sesuatu sama kamu, tapi tolong kamu jawab dengan jujur ya ."

" Emm gimana ya, aku gak bisa janji Ai... tapi akan aku usahain jawab dengan jujur , emangnya kamu mau nanya apa sih kok kayaknya serius banget ."

" Kenapa kamu nangis, apa kamu ada masalah ."

" Ya ampun Ai... aku kan udah bilang sama kamu kalau aku gak nangis ."

" Kamu gak usah bohong sama aku Lif, aku bukan anak kecil yang mudah kamu bohongin gitu aja, aku udah kenal kamu dari dulu jadi aku tau kamu lagi bohong apa nggak ."

" Menghela napas panjang , baiklah aku akan cerita sama kamu, tapi kamu harus janji kalau kamu gak bakalan cerita ini sama siapapun ."

" Kamu kayak gak kenal aku aja sih Lif, aku ini sahabat kamu, jadi mana mungkin aku ngebongkar masalah sahabatku kepada orang lain ."

" Oke , aku percaya sama kamu ."

Alifa pun menceritakan semuanya pada Aila tentang rencana pernikahannya dengan Hafiz .

" Yah... kok gitu sih Lif, trus gimana dong dengan rencana kita untuk kuliyah sambil mondok ."

" Ya mau gimana lagi Ai... terpaksa aku batalin , gak mungkin juga kan kalau aku harus menentang keputusan ayahku ."

" Iya juga sih, tapi ya udah lah mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk hubungan kalian dan kamu gak perlu sedih , kamu harus yakin kalau Om Riko ngelakuin ini demi kebaikan kamu oke ."

" Makasih ya Ai... kamu emang sahabat terbaikku ." Ucap Alifa sambil berhambur ke pelukan Aila .

" Sama- sama lif, apapun keputusan kamu aku akan selalu mendukungmu ." Ucap Aila sambil membalas pelukan Alifa .

tanpa mereka sadari kalau di atas atap gedung bukan hanya ada mereka tapi ada seorang cowok yang juga secara diam-diam menguping pembicaraan mereka .

Yang tak lain adalah Haikal .

" Apa... Alifa akan menikah , gak hal itu tidak boleh terjadi, Alifa hanya akan menikah denganku bukan dengan orang lain ." Batin Haikal .

" Aku harus melakukan sesuatu agar Alifa membatalkan pernikahannya dengan tunangannya karna Alifa hanya milikku ." lagi2 Haikal membatin .

-

-

-

-

-

Hai gays...

Bagi yang suka sama ceritanya jangan lupa like komen & vote ya...😉😉😉

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!