CHAPTER 5

Rencanaku untuk pulang kembali ke Bandung aku urungkan dan tidak terasa sudah 3 hari aku mengurung diri di kamar mama, membaca catatan hariannya yang dia mulai sejak berusia 8 tahun.

Mama yang kukenal dengan mama yang menulis buku harian ini benar-benar sangat berbeda. Kalau bukan karena kejujuran dan kepercayaan orang pada mama dan hobi membacanya yang tertulis jelas di buku harian ini, mungkin aku akan mengira bukan mama yang menulisnya.

Mama yang hidup bersamaku adalah seseorang yang dingin dan tidak suka menunjukkan kehangatan kasih sayangnya. Dia jarang memelukku kalau aku sedang sedih, jarang memujiku jika aku berhasil mencapai sesuatu, bahkan ketika memberiku nasehat nadanya seperti sedang menegur karena marah dan aku akan merasa dikritik bukannya dinasehati.

Kakek yang kukenal pun sangat berbeda dengan kakek yang mama tulis di buku hariannya. Kakek yang kukenal dan kucintai adalah seorang penyayang yang tulus pada semua orang yang dikenalnya, terlebih padaku, cucu kesayangannya. Kakek sering memelukku dan meyakinkanku bahwa aku disayang.

Kakek juga tidak pernah malas membantu orang lain. Bahkan ketika keadaan tetangga kami sedang berkekurangan, kakek tidak pernah mengambil uang mereka kalau mereka membeli sesuatu di warung kami. Aku begitu merasa kehilangan kakek ketika dia meninggal, bahkan lebih daripada ketika aku kehilangan mama.

Namun, apa yang kubaca di buku harian mama dari tahun 1957 - 1989 menceritakan sebuah kehidupan lain yang tidak pernah kukenal, bahkan jejak kehidupan itu pun tidak pernah muncul di kehidupan baru mama dan kakek. Seakan mereka berdua lari dan meninggalkan hidup yang mereka kenal di hari aku dilahirkan.

Sejauh ini aku baru sadar kalau aku tidak pernah menuliskan nama mama. Rani Saraswati adalah nama lengkapnya. Masa kecil mama dipenuhi dengan kerja keras dan kekerasan; kerja keras karena sedari kecil mama sudah harus ikut nenek bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan penuh kekerasan karena kakek yang selalu mabuk dan memukul nenek, kadang juga mama.

Nenekku adalah seorang pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya, keluarga Subroto. Rumah mereka begitu mewah terletak di perumahan pejabat di Menteng sementara meski mama dan nenek juga tinggal di dekat situ, rumah ke dua keluarga ini begitu jauh berbeda. Rumah masa kecil mama hanyalah terbuat dari tripleks dan berlantaikan terpal.

Mama selalu ikut nenek pergi bekerja, awalnya karena tidak ada yang bisa menjaga mama sewaktu dia masih kecil, tapi seiring mama bertumbuh dewasa, bantuannya malah jadi kebutuhan di rumah keluarga Subroto apalagi ketika nenek mulai gampang capek dan sakit-sakitan.

Di rumah keluarga Subroto terdiri dari nyonya Subroto yang adalah pemilik majalah wanita terbesar kala itu, tuan Subroto yang adalah seorang politikus sukses dan nona Lydia yang adalah adik nyonya Subroto yang juga adalah seorang fotografer yang bekerja di majalahnya.

Nona Lydia dan mama sangat dekat, dari Lydia inilah hobi mama membaca buku bertumbuh dan kebiasaannya menulis buku harian adalah ide dari nona Lydia di mulai sejak mama putus sekolah di usianya yang ke 8 tahun.

Mama adalah seorang anak yang pintar dan berprestasi namun, uang menjadi kendala berlanjutnya pendidikan mama, apalagi uang keluarga mereka sering habis di pakai kakek untuk minum-minum alkohol. Nona Lydia awalnya ingin membantu membayarkan uang sekolah mama tapi nyonya Subroto melarang dan nenek pun menolak. Akhirnya mama mulai bekerja secara penuh di rumah keluarga Subroto dan di gaji setengah dari gaji nenek.

Di usia mama yang ke 12 tahun, pekerjaannya beralih menjadi seorang pengasuh anak ketika nyonya Subroto melahirkan anaknya yang pertama, Lukas. Setahun kemudian anaknya yang kedua lahir, Adit.

Sejak saat itu Lukas dan Adit sudah menjadi seperti anak kandung bagi mama. Bahkan, menurut buku harian mama, Lukas dan Adit lebih dekat dengannya daripada kedua orang tua mereka dan hal itu kadang menimbulkan iri hati di dalam diri nyonya Subroto. Meski begitu, hubungan mama dan nyonya Subroto tetap terjalin baik bahkan mama sering di beri tanggung jawab lebih karena rasa percaya sang nyonya padanya.

Mama begitu penyayang dan ekspresif terhadap Lukas dan Adit dan yang paling membuatku sedih adalah semua rasa sayang mama pada mereka adalah tulus. Mama mungkin di bayar untuk mengurus mereka, tapi cintanya pada ke dua anak itu begitu besar dan diberikan secara gratis dari hati, lebih daripada yang pernah mama tunjukkan padaku, anak kandungnya.

Di usia mama yang ke 13, mama dan nenek akhirnya lari dari rumah dan meninggalkan kakek. Malam itu sepertinya kakek sangat mabuk dan marah ketika nenek menegurnya alhasil kakek memukuli nenek dengan bengis dan mama yang kala itu tengah melindungi nenek. Mereka berdua pun lari dan meminta perlindungan kepada pak Joko Subroto yang dengan senang hati menerima mereka di dalam rumahnya. Sejak saat itu, mama dan nenek menjadi pembantu tinggal dan waktu mama sepenuhnya tersita untuk Lukas dan Adit.

Di tahun 1965, ketika mama berusia 16 tahun, dia kehilangan 2 orang yang paling dia sayangi: nenek yang meninggal karena sakit kanker dan nona Lydia yang minggat dari rumah dan memilih untuk menetap di Singapura karena bertengkar dengan nyonya Subroto yang mempermasalahkan hubungan nona Lydia dengan seorang model cantik.

Selepas nenek meninggal, mama di beri tanggung jawab lebih dan kepercayaan penuh oleh nyonya Subroto untuk mengelola keuangan rumah tangga mereka mulai dari menggaji supir, buruh cuci dan pembantu lepas sampai ke anggaran belanja dapur setiap bulannya semua diserahkan ke tangan mama.

Mama menjadi dewasa sebelum waktunya. Di usianya yang muda, yang seharusnya masih bisa bermain dan berleha-leha, yang masih panas-panasnya jatuh cinta, mama justru sudah memiliki 2 anak asuh dan sebuah rumah untuk di urus. Sepanjang hampir 40 tahun menulis buku harian tidak pernah sekali pun mama menulis dirinya jatuh cinta atau naksir pada seseorang. Hidupnya hanya berkutat pada Lukas, Adit dan kedua orang tua mereka yang sama-sama dia urus.

Selama tinggal di rumah keluarga Subroto, mama dan kakek tidak pernah lagi ada komunikasi, seakan hubungan darah di antara mereka sudah putus begitu saja. Beberapa kali mama mendengar kabar tentang kakek dari tetangga mereka yang sering bertemu mama di pasar yang memberi tahu mama kalau kelakuan kakek semakin bengis dan beberapa kali kakek masuk penjara karena terlibat perkelahian dengan orang dan setiap hari kakek tidak pernah sadar, selalu mabuk. Mendengar kabar seperti itu, mama begitu kecewa.

Mama yang dulu adalah seorang gadis yang lugu dan gampang di bodohi. Beberapa kali mama di bohongi oleh pembantu yang berada di bawah pengawasannya yang suka membawa laki-laki ke dalam kamarnya di malam hari. Ada juga cerita tentang pak supir dan ibu buruh cuci yang jelas-jelas sedang berselingkuh tepat di depan mata tapi mama karena begitu lugu percaya saja ketika mereka menyangkal. Alhasil, satu per satu staff di rumah Subroto harus di pecat karena berbuat asusilah yang berujung pada kehamilan di luar nikah.

Waktu berlalu, tidak percaya mama hampir berusia 40 tahun dan tidak pernah dia menulis tentang cinta dan pernikahan. Seluruh fokus dan waktunya dia berikan untuk keluarga Subroto terlebih untuk ke-2 anak asuhnya.

Adit dan Lukas pun tumbuh dewasa di bawah asuhan mama. Di lihat dari foto yang mama sisipkan di buku hariannya, Lukas dan Adit adalah lelaki-lelaki yang sangat tampan. Lukas bertumbuh menjadi seorang pengusaha real estate yang senang jalan-jalan keliling dunia dan membeli lahan-lahan indah yang dia temukan untuk kemudian di jual ketika dia sudah bosan. Lukas adalah perwujudan dari seorang bad boy yang senang berganti-ganti wanita. Berbeda dengan Adit yang memilih untuk mengejar karir di bidang politik seperti ayahnya. Jalan kehidupan Adit lurus dan sesuai rencana. Di usianya yang ke 23, Adit menikahi Rosa Margaret, seorang gadis blasteran yang sungguh amat sangat cantik dan berasal dari keluarga yang kaya raya.

Meski sifat ke 2 anak asuh mama sangat jauh berbeda tapi, keduanya sama-sama berjiwa sosial tinggi, baik hati dan berprinsip kuat.

Dari tulisan mama terlihat jelas bahwa dia sangat bangga dengan ke-2 anak asuhannya. Namun, sangat jelas juga kalau mama lebih sayang pada Adit yang sifatnya lebih kalem dan bertanggun jawab di bandingkan Lukas yang lebih mementingkan bersenang-senang dan tidak setia. Meski begitu, Lukas dan Adit keduanya sangat menyayangi mama dan menganggap mama adalah ibu kandung mereka.

Ketika Adit menikah dengan Rosa dan membeli rumah sendiri di daerah Pondok Indah, mama pun di ajak untuk ikut keluarga baru tersebut. Awalnya berat hati meninggalkan kehidupan lamanya tapi karena rasa sayangnya pada Adit begitu besar, dia pun menyanggupi dan ikut pindah bersama Adit sekeluarga. Rosa, istri Adit terbukti tidak telaten dan tidak begitu pintar untuk urusan rumah tangga yang membuat mama sepenuhnya bertanggung jawab terhadap seisi rumah dan keuangannya.

Mama awalnya kasihan pada Rosa yang selalu di kritik oleh mertuanya karena di anggap terlalu loyoh, kemayu dan berotak kosong tapi, sejak Kemuning Ayu lahir, mama menjadi sangat menghormati dan menyayangi Rosa karena sifat keibuannya dan tanggung jawabnya atas anaknya. Rosa begitu melindungi Nining (nama panggilan Kemuning), merawat anaknya sendiri tanpa pengasuh. Satu-satunya orang yang Rosa percayai adalah mama yang kadang menjaga Nining bila Rosa harus menghadiri acara bersama Adit.

Selama 4 tahun ke depan mereka hidup sebagai sebuah keluarga bahagia: Rosa, Adit dan Nining yang saling menyayangi dan mama sebagai pelindung yang selalu menjaga dan merawat mereka.

Semua berubah di awal tahun 1989, ketika seorang tetangga datang mencari mama dan mengabari kalau kakek sudah hampir seminggu di rawat di rumah sakit. Tetangga menemukan kakek tergeletak, tidak sadarkan diri di parit kompleks mereka. Ketika dibawa ke klinik, kakek dirujuk ke rumah sakit karena mengalami gagal ginjal.

Kakek harus di operasi sesegera mungkin tapi, rumah sakit tidak mau melakukan tindakan itu karena tidak ada yang bisa menjamin kakek, yang berarti tidak ada uang untuk membayar biaya rumah sakit. Rumah sakit bahkan berencana untuk memulangkan kakek hari itu juga.

Mama segera pergi dan menyerahkan seluruh uang tabungannya untuk menolong kakek. Beberapa hari kemudian kakek di operasi dan dokter mengatakan bahwa operasinya berhasil dan kakek akan segera sembuh meski hanya memiliki 1 ginjal.

Di saat yang bersamaan sebuah skandal korupsi proyek terkuak yang membuat Adit mengalami krisis iman terhadap pilihan hidupnya sebagai seorang politikus. Ketika skandal itu terkuak barulah mata Adit terbuka akan kotornya dunia politik apalagi ketika Adit tahu kebenaran kasus itu yang sangat berbeda dengan apa yang disajikan pada publik.

Adit rupanya memiliki idealisme dan tujuan mulia untuk menjadi seorang politikus dan menganggap semua orang terlebih ayahnya mempunyai pandangan yang sama dengannya. Namun, kenyataannya, pak Subroto-lah yang menjadi dalang dari tindakan korupsi tersebut dan meng-kambing hitamkan orang lain ketika hal itu terkuak. Sontak Adit dan mama syok menyadari kenyataan tentang orang yang sangat mereka percayai meski bagi Lukas hal itu bukanlah sebuah berita baru baginya.

Adit memutuskan untuk berhenti menjadi politikus padahal saat itu dia sedang dalam proses untuk menjadi seorang anggota DPR seperti ayahnya. Pak Subroto marah besar dan menyalahkan mama karena menurutnya mama membesarkan seorang anak pemimpi bukannya anak yang tangguh seperti yang dia inginkan. Tarik ulur antara Adit dan ayahnya terjadi selama berbulan-bulan dan membuat semua orang frustrasi.

Sementara itu, mama yang dengan setia datang menjenguk kakek di rumah sakit setiap hari harus menelan pahit ketika kakek sadar sehabis operasi dan menolak untuk bertemu mama. Kakek sampai mengancam akan lari dari rumah sakit bila mama menemuinya. Meski ditolak, mama terus saja datang ke rumah sakit dan bertanya kabar tentang kakek pada seorang suster yang merawatnya walau tidak pernah lagi dia berani untuk menjenguk kakek secara langsung. Sampai beberapa minggu kemudian mama kaget mendengar kakek yang sudah keluar dari rumah sakit tanpa ada kabar berita sampai kepada mama.

Mama pun mencari kakek sampai ke rumah mereka yang lama di Menteng tapi tidak menemukan ayahnya itu. Tetangga bilang mereka sering melihat kakek dan yakin kakek masih tinggal di situ namun tak satu pun dari mereka pernah berbicara atau mengobrol dengannya sejak dia pulang dari rumah sakit.

Tahun itu adalah tahun terberat untuk mama. Pikirannya penuh dengan masalah kakek yang menjadi sangat misterius dan seperti memusuhinya dan Adit yang setiap harinya nampak murung dan stres karena tujuan hidupnya yang dulu jelas sekarang hilang dan masa depan karirnya entah mau di bawa kemana. Belum lagi bapak dan ibu Subroto yang hampir selalu menekan Adit untuk kembali ke rana politik sampai menyuruh mama untuk mencoba membujuk Adit tapi, mama tidak mau karena baginya keputusan Adit sudah tepat.

Akhirnya di bulan November 1989, Lukas kembali ke Indonesia dari perjalanannya di sebuah pulau kecil di lepas pantai Yunani. Dia pulang dan menemukan Adit yang nampak loyo dan banyak pikiran.

Bagian ini adalah bagian yang penting dari kehidupan mama. Ini adalah awal mula dari semuanya. Karena bagian inilah aku ada dan mama menjadi seperti mama yang kukenal.

Lukas menceritakan pada Adit tentang villa miliknya yang baru saja selesai dia bangun di pulau Sangihe, di sebuah desa yang bernama Kumel. Lukas bercerita tentang betapa indahnya desa Kumel yang terletak di pinggir laut, begitu tenang, dan orang-orangnya teramat sangat ramah dan yang paling penting menurut Lukas adalah tempatnya yang sangat jauh dari Jakarta sehingga masalah Adit dan juga tekanan dari orang tua mereka tidak akan sampai ke tempat itu. Adit bisa bebas bernapas sembari dia mencari karir dan tujuan hidupnya yang baru.

Adit dan Rosa begitu bersemangat dengan tawaran Lukas dan langsung setuju untuk berangkat di awal bulan Desember, membawa serta mama dan Nining.

Terpopuler

Comments

graver el mubarak

graver el mubarak

Manteb

2021-11-13

0

Mina Karel

Mina Karel

lanjut

2021-03-04

1

Richa Rostika

Richa Rostika

tegang bnget thor aq baca'y..

2021-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!