Single Parent
HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.
"Pagi ibu," sapa Annisa sambil duduk di kursi meja makan.
"Pagi sayang," sapa balik ibu Annisa.
"Pagi Bunda, pagi Nenek," sapa anak perempuan yang sudah siap dengan seragam sekolah dan tasnya.
"Pagi sayang," jawab serempak mereka.
"Bunda, hari ini ada pentas seni di sekolah, datang, kan?" tanya ASYIFA PUTRI ANNISA.
Anak dari Annisa, sekarang umurnya sembilan tahun, dia sekarang sudah duduk di kelas tiga sekolah dasar.
"Insya Allah dateng Sayang, nanti Bunda ke restoran hanya setengah hari jadi nanti Bunda sama Nenek bisa nemenin Syifa. Nah ... sekarang habiskan sarapannya terus kita berangkat, oke?" jawab sang bunda lembut.
Mereka pun sarapan dengan tenang, tidak sedikit pula Syifa menceritakan kesehariannya di sekolah kemarin.
*****
Setelah sarapan, ibu dan anak itu pun berangkat ke sekolah.
"Bun tau nggak, kemarin waktu di sekolah ada yang nyamperin aku terus peluk aku gitu Bun," cerita Asyifa saat sudah di dalam mobil.
"Benarkah, terus?" tanya Annisa penasaran.
"Orang itu habis meluk aku terus dia langsung pergi," lanjut Syifa.
Annisa panik mendengar cerita sang buah hati, siapa gerangan yang memeluknya di sekolah? Rasa cemas mulai menghantui relung hatinya.
Annisa tidak mau terjadi apapun kepada sang buah hati, ia bertekad untuk segera membicarakan pada pihak sekolah, kenapa bisa ada orang asing yang memeluk anaknya? Ia semakin cemas karena banyak pikiran buruk yang menghantuinya.
Jangan sampai 'dia' mengetahui di mana dirinya berada dan Asyifa adalah anaknya. Ia tidak akan pernah rela jika harus kehilangan untuk 'kedua kalinya'.
"Syifa sayang ... kalau ada orang asing yang mendekati Syifa, Syifa jangan mau yah, terus Syifa kasih tau ke ibu guru, kalau di ajak pergi juga jangan mau yah," nasihat sang bunda memperingati.
"Iya Bunda, Syifa nggak akan mau lagi. Syifa akan menuruti kata Bunda!" jawab Syifa dengan senyum.
"Anak pintar," Annisa tersenyum dan mengelus sayang kepala anaknya.
Ia beruntung bisa memiliki anak secerdas Syifa, dirinya merasa hidupnya penuh dengan kebahagiaan setelah badai yang dulu menyerangnya.
*****
Setelah sampai di sekolah sang anak, Annisa memarkirkan mobilnya dan ikut masuk ke dalam untuk mengantar anaknya serta memberi tahukan kepada pihak sekolah. Setelah Syifa masuk kedalam kelas, wanita itu melangkahkan kakinya ke ruang guru.
*Tok... tok.... tok....
"Masuk!" seru jawaban seseorang dari dalam.
"Assalamualaikum Bu, boleh meminta waktunya sebentar?" izin Annisa bertanya setelah masuk ke dalam dan di persilahkan duduk.
"Wa'alaikumusalam, iya Ibu Annisa, ada apa?" tanya kepala sekolah ramah.
"Begini Bu, tadi pas jalan kesini putri saya mengatakan bahwa ada seseorang yang menemuinya sesaat pulang sekolah Bu, apakah Ibu tau siapa dia?" tanya Annisa.
"Loh, saya kira sudah mendapat izin dari Ibu, karena dia mengatakan saudara dari Ibu. Beliau juga menunjukkan foto beliau bersama Ibu, maka dari itu saya mengizinkannya Bu. Tapi masih dalam pengawasan kami kok Bu," terang kepala sekolah.
Penjelasan Kepala Sekolah membuat Annisa bertambah panik. Namun, dia tidak menampakkan kepanikannya, Annisa memang orang yang pandai dalam menyembunyikan perasaannya.
"Kalau begitu saya mohon dengan sangat setelah ini jangan biarkan siapapun boleh menemui putri saya ya Bu, kecuali saya dan neneknya, saya tidak mau putri saya kenapa-napa!" jelas Annisa dengan penekanan.
"Baik Bu, saya akan jalankan amanat Ibu, dan atas kejadian kemarin saya meminta maaf karena membuat Ibu tidak nyaman," ujar kepala sekolah dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Baiklah Bu, saya permisi dulu, mohon kerjasamanya ya, Bu," ucap Annisa sebelum berdiri.
"Baik Bu, sekali lagi saya minta maaf," ucap kepala sekolah dengan menjabat tangan Annisa.
Setelah pertemuannya dengan Kepala Sekolah, ia melangkah ke parkiran untuk melanjutkan ke restoran miliknya yang tidak terlalu jauh dari sekolah putrinya, ia mendirikan restoran yang dekat dengan sekolah putrinya supaya tidak terlalu jauh bila akan mengantar ataupun menjemputnya.
💢💢💢💢
Setelah sampai di restoran miliknya, Annisa masuk dan di sambut ramah oleh para karyawannya.
"Bagaimana Vita, apa semua sudah siap?" tanya Annisa kepada karyawannya dengan terus berjalan ke dapur.
Vita adalah orang kepercayaan Annisa yang di tugaskan untuk meng- handle restoran selagi tidak ada dirinya. Dia sudah bekerja saat restorannya baru mulai berkembang.
Dulunya restorannya tidak sebesar ini, setelah tiga tahun berjalan, restorannya berkembang pesat sehingga dia menjadikan restoran menjadi dua lantai bahkan sudah membuka dua cabang di kota Bandung dan Bali.
"Semua sudah siap Bu, hanya tinggal Ibu mengeceknya saja," jelas karyawannya.
"Oke! Nanti setelah saya cek langsung di kirimkan pada alamat ini yah!" perintah Annisa dengan menyerahkan selembar kertas berisi alamat sang pemesan.
"Baik Bu, segera saya laksanakan!" ucap Vita sebelum meninggalkan bosnya.
Annisa masuk kedalam ruangannya untuk membaca laporan keuangan dan mengecek semua apa yang di perlukan oleh restorannya, restoran di sini dirinyalah yang meng- handle semuanya, dari urusan dapur sampai hal catering, sedang restoran cabangnya di handle oleh sahabat dan orang-orang kepercayaannya.
*****
Hari mulai siang dan ia melihat jam tangannya.
"Sudah jam sebelas sebentar lagi acara pentas seninya Syifa, lebih baik aku beberes dulu," gumam Annisa.
Setelah membereskan berkas-berkasnya, ia melangkah keluar ruangan, tapi perhatiannya tercuri oleh kejadian didepannya, ia melihat adegan di depan matanya itu dengan mengerutkan keningnya.
"Ada-ada saja kelakuan orang pacaran," gumamnya sambil melangkah ke pegawai yang hanya menonton dari kejauhan tanpa berniat untuk membereskan kejadian itu.
Annisa melangkah ke pegawai itu dan menepuk bahunya. "Ada masalah apa?" tanya Annisa pada Vita setelah ia menengok ke arah kejadian itu.
"Eehh ... Ibu, maaf Bu. Itu pak Zidan yang sedang berkencan dengan wanita yang sedang dijodohkan dengannya, ia memohon untuk tidak ikut campur dengan urusannya, Bu," jelas Vita.
"Tapi ... tapi, dia bertanggung jawab kok Bu, dia selalu mengganti rugi segala sesuatunya, dia di paksa untuk berkencan oleh ibunya, Bu. Tapi dianya nggak mau, akhirnya ya kayak begini," lanjut Vita tidak enak.
"Tapi kan ini hampir masuk jam makan siang, bisa mengganggu pelanggan yang lain," ucap Annisa dengan mengernyitkan dahinya.
"Maaf Bu ini salah saya," sesal Vita.
"Tapi biasanya kan malam, kenapa hari ini siang yah?" gumam Vita lirih namun masih terdengar oleh Annisa.
"Biasanya? Jadi sudah sering dong!" ucap Annisa semakin gemas.
"Eh ... itu ... itu ... sudah hampir sebulan ini Bu," jawab Vita takut-takut.
"Nggak bisa di biarkan ini, saya harus menegurnya!" ucap Annisa dengan melangkah ke tempat kejadian.
"Bu! Bu!" Vita menjadi kalang kabut. "Aduh gimana ini, bisa kena pecat ini ...." Vita bergumam sambil menggigit kuku jarinya.
JANGAN LUPA LIKE COMMENT VOTE NYA YAH MAN-TEMAN 😊😊😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
kaya nya seru nih
2022-04-25
0
Noer Anisa Noerma
menyimak
2022-04-25
0
Leli Leli
dr FB langsung meluncur Thor,apakah yng memeluk Syifa seorang dimasa lalu Annisa
2021-11-30
0