"SAYA CALON SUAMI ANNISA" kata-kata itu selalu terngiang di telinga Aditya membuat dia geram.
"Aaarrgghhh... kenapa Annisa kenapa?" tanya nya bermonolog.
Aditya memukul setir mobil nya dengan geram membuat suara klakson mobil nya mengganggu pejalan kaki yang lewat.
"Woiii... klakson baru yah main klakson-klakson ajah pengeng tahu ini kuping" marah salah satu pengendara motor yang berada tepat di samping mobil Aditya.
" Terserah saya lah klakson-klakson saya kenapa anda yang repot" sewot Aditya.
"Ini jalanan umum bang bukan loe doang yang make, dasar orang aneh" gerutu orang itu sambil berlalu meninggalkan Aditya karena memang lampu hijau telah menyala.
"Loe tuh yang aneh" teriak Aditya ikut kesal.
"Apa loe liat-liat" nyolot Aditya pada pengendara motor yang lain melihat nya.
Dan tak lama kemudian Aditya melajukan kembali mobil nya karena di klakson mobil di belakang nya.
💢💢💢💢
"Apa dia belum sadar?" tanya Vita pada Zidan.
Zidan sedang menunggu Annisa, tapi yang di tunggu tak kunjung membuka mata nya.
Zidan menyuruh Ibu Annisa untuk pulang dan dia yang berjaga untuk sementara waktu menunggu Vita datang.
Karena suami Vita sudah pulang dari dinas nya jadi dia bisa menunggu temannya itu.
"Belum Vit" jawab Zidan.
"Oh ya Zid, kamu sudah tau tentang kecelakaan itu belum?" tanya Vita setelah mendudukkan dirinya pada sofa di depan Zidan.
"Masih di cari pelaku nya, polisi juga ikut mencari tapi belum ada kabar, orang suruhan aku juga bilang kalau mobil itu tidak terdaftar, makanya agak susah nyari pelaku nya" terang Zidan.
"Moga cepet-cepet ketemu deh, kalau ketemu aku bakalan jeblosin dia ke penjara dalam waktu yang lama, bahkan kalau perlu sampai seumur hidup" geram Vita.
"Aku juga berharap begitu, kasian Asyifa" jawab Zidan.
"Oh yah ngomong-ngomong soal Asyifa gimana dia?, pasti nyariin yah" tanya Vita.
"Kemarin malem dia nggak bisa tidur, kan kata Annisa juga dia nggak bisa tidur kalau nggak peluk Bunda nya" jelas Zidan.
"Iya juga sih" heran Vita.
"Tapi dia tidur juga kok setelah aku peluk" jawab Zidan tersenyum.
Dia jadi teringat saat Asyifa memanggil nya dengan sebutan Ayah.
"Oh ya Vit, semalem Syifa manggil aku Ayah, ternyata sebahagia itu yah bisa di panggil Ayah " antusias Zidan
"Wwaahh selamat ya bro, lulus tahapan pertama" jawab Vita tertawa kecil.
"Kok tahapan pertama?" tanya Zidan heran.
"Ya gimana bukan tahapan pertama, nih yah Asyifa itu tidak mau di deketin sama siapapun, dan kalau mau kenal itu pasti lama, tapi kamu cuma dua bulanan ajah udah bisa meluk Syifa, tidur juga" terang Vita.
"Kamu tahu, aku ajah nggak bisa buat dia tidur, hebat kamu, sekarang berarti tinggal naklukin emaknya, udah dapet lampu hijau ini dari syifa. Selamat berjuang ya bro" lanjut Vita terkekeh.
Zidan tersenyum senang.
💢💢💢💢
Asyifa dan Reyyan sampai di rumah, mereka berlari kejar-kejaran. Zidan yang melihat itu tersenyum paling tidak hal ini bisa mengalihkan perhatian Asyifa agar tak menanyakan dimana Annisa sekarang. Karena sudah seminggu Annisa belum juga tersadar.
" Oma, aku mau makan nasi goreng sosis" ujar Syifa setelah duduk di kursi meja makan.
"Oohh ...cucu Oma mau nasi goreng sosis?, baiklah Oma bikinin yah, sekarang Syifa cuci tangan nya lebih dulu, Reyyan juga" perintah Oma pada dua bocah itu.
"Baik boss!!" ucap mereka serempak dengan mengangkat tangan nya seperti orang yang memberi hormat pada atasannya.
Tak lama kemudian ponsel Zidan berdering, dan panggilan dari orang suruhan Zidan lah yang menelpon.
"Hallo?" jawab Zidan dan berlalu dari meja makan.
"Apa!!, pokoknya kamu harus mencarinya sampai ketemu, saya mau orang yang berani membuat Annisa terbaring di Rumah Sakit harus ketemu" marah Zidan
"Saya tidak mau tahu, harus cari dia sampai...."
prang......
Ucapan Zidan ter jeda, dia menoleh ke belakang dan mendapati Asyifa yang sedang berdiri mematung dan bergetar.
"Syi...Syifa..." panggil Zidan lirih.
"Maaf Syifa nggak sengaja Om" ucap Syifa dengan mata yang memerah.
"Kamu nggak apa-apa sayang?" ucap Zidan, dia hendak mendekati Syifa,btapi Syifa mencegah nya.
"Ayah bohong, Om bohong" teriak Syifa membuat seisi rumah kaget.
"Ada apa ini Zid?" tanya Mama yang sudah berada di dekat mereka, Mama kaget melihat Syifa yang bergetar ketakutan dan pecahan beling di dekat kaki Syifa.
"Sayang dengerin Ayah yah, Ayah..." ucapan Zidan lagi-lagi terpotong
"Nggak mau. Om bohong, semua orang bohong sama Syifa" raung Syifa dengan air mata yang membasahi pipinya.
Zidan mendekati berniat memeluk Syifa, tapi di tampis nya. Hati Zidan sakit saat Syifa kembali memanggil nya dengan sebutan Om bukan Ayah lagi, Syifa mundur dan berbalik lari dari rumah itu.
"Syifa.." panggil semua orang.
Zidan mengejar Syifa yang semakin menjauh, Syifa berhenti di taman rumah Zidan.
Dia duduk meringkuk memeluk lutut nya, tubuh nya bergetar menangis dengan tersedu, menenggelamkan wajahnya di atas lutut nya.
Zidan mendekati nya dan memegang bahu Syifa.
" Maafkan Ayah Syifa, Ayah tidak bermaksud mau bohong sama Syifa" tutur nya lembut.
"Ayah tepaksa nak, Ayah nggak mau Syifa sedih, sekarang dengarkan Ayah. Ayah melakukan ini karena Ayah sayang sama Syifa, sampai sekarang Bunda kamu belum sadar sayang, dan juga Ayah nggak mau mengganggu sekolah Syifa" jelas Zidan.
Syifa menatap Zidan dengan tatapan sendu.
"Syifa mau ketemu sama Bunda Om" mohon Syifa.
Zidan menghela nafas panjang.
"Besok Om ajak Syifa jenguk Bunda yah, tapi janji dulu, kalau Syifa tidak boleh menangis lagi, kita doa'kan Bunda biar cepet sadar yah" kata Zidan dan Syifa mengangguk mengerti.
💢💢💢💢
Tengah malam saat Zidan hendak mengambil air minum di dapur, dia mendengar sayup-sayup tangisan dari arah kamar Asyifa, dia sedikit merinding, takut-takut Mba Mumun yang menangis.
Dia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar syifa.
Zidan terpaku melihat Syifa yang sedang berdoa dalam balutan mukena nya.
Hati nya terasa teriris, mendengar isakan tangis yang sendu dari Asyifa, hati nya serasa tercubit.
Zidan mengurungkan niatnya untuk mengambil minum dan melangkah masuk ke kamar Asyifa.
"Syifa..." panggil Zidan sambil menghampiri Asyifa.
"Om Zidan, Om belum tidur" tanya Syifa dengan sesegukan.
"Belum sayang, Om harus mengecek laporan dari bawahan Om dulu" jawab Zidan setelah duduk di samping Syifa.
"Syifa sayang, udah yah jangan nangis lagi, sekarang Syifa tidur, kan besok mau jenguk Bunda, dan satu lagi nanti kalau sudah ketemu Bunda Asyifa jangan nangis lagi yah, nanti Bunda ikutan sedih" ujar Zidan memeluk Syifa.
Syifa mengangguk paham.
Jangan lupa untuk klik like dan comment yah man-teman terima kasih 😊 vote nya juga 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
😭😭😭😭😭😭😭
2022-04-26
0
Diva
author ngupas bawang lagi 😭
2021-10-25
0
Tri Hartatik
Zidan baper😁😁
2021-01-30
1