" Hallo !? Annisa, Nis kamu kenapa Nis?" tanya Vita panik.
Terdengar suara riuh di seberang telepon, membuat Vita panik setengah mati.
Kepanikan Vita membuat Zidan dan yang lain ikut berdiri, Vita yang tidak mendengar suara Annisa jadi semakin panik, fikiran nya tertuju pada hal yang buruk terjadi pada temannya itu.
Annisa tak lagi menjawab pertanyaan Vita.
Tak berselang lama telepon Annisa ada yang menjawab, tapi bukan Annisa melainkan seorang pria.
"Hallo apa ini keluarga nya?" tanya pria itu.
"Iya pak, anda siapa? kenapa handphone teman saya ada pada bapak" tanya Vita cemas.
"Maaf mbak sebelum nya saya tidak bisa menjawab keadaan yang sebenarnya di telpon, mohon mbak nya datang ke Rumah Sakit X, karena korban sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit ".
"A.. apa?,Ru…rumah Sakit?" seru Vita kaget.
Wajah nya menjadi pucat seketika,
apa tadi, korban? Rumah Sakit?.
Zidan yang mendengar kata Rumah Sakit kaget bukan main, apa jangan-jangan pujaan hatinya terjadi sesuatu?, pikiran nya kalut.
"O..oke saya kesana, tolong jaga teman saya
dulu ya pak" final Vita.
"Ada apa Vit?, Nisa kenapa?" tanya Zidan tak sabar.
"Aku nggak tau, dia bilang dalam perjalanan ke Rumah Sakit, aku takut Nisa kenapa-napa, ayo kita kesana Zid" jawab Vita yang sudah menangis membuat semua orang menjadi ikut panik.
"Ayo kita kesana" tukas Zid dan berlalu dari rumah nya.
💢💢💢💢💢💢
Setelah sampai di Rumah Sakit, Vita langsung pergi ke UGD.
Setelah sampai, mereka menghampiri orang yang duduk di depan UGD.
"Maaf pak, apa tadi bapak yang menelpon saya dengan ponsel teman saya?" tanya Vita.
"Oh mbak nya temennya pasien?" tanya nya.
"Iya pak, bagaimana keadaan teman saya pak?" tanya Vita tak sabar.
"Lagi di tangani oleh Dokter mbak" jawab bapak itu.
Vita sudah menangis sesenggukan, kaki Zidan tiba-tiba melemas, mereka duduk menunggu Dokter keluar.
Setelah hampir setengah jam Dokter keluar.
"Bagaimana kondisi teman saya Dok?" tanya Zidan.
"Maaf sebelumnya tuan, pasien kehilangan banyak darah jadi,,,,,jadi pasien tidak dapat di tolong tuan" jawab Dokter lemah, dan berlalu pergi
Jedddeeerrr.....
Bagai di sambar petir, kaki Zidan lemas kembali, Vita sudah menangis meraung.
"Kita...kita pastikan kedalam dulu" ucap Zidan
tersendat menahan sesak di dadanya.
Setetes air mata nya mengalir, tak dapat lagi dia menahan kesedihannya.
Dengan langkah yang gontai, Zidan merangkul Vita menguatkan sahabat nya itu.
Kedua kaki Zidan mulai tak dapat di gerakkan, dia mengehentikan kaki nya, diam tak bergeming melihat tubuh yang kaku tertutup kain putih, rangkulannya terlepas dan dia jatuh terduduk menunduk dalam, suara Vita semakin keras menangis.
Vita melangkah membuka kain putih itu dengan gemetar, tapi tangis nya terhenti seketika.
"Zid,,,,,Zidan! " seru Vita tanpa mengalihkan pandangannya pada tubuh itu.
Zidan yang di panggil namanya mendongak menatap Vita lekat.
"A..ada apa? " tanya Zidan lemah.
"Zidan sini" Vita melambaikan tangannya, Zidan terbangun dan melangkah mendekat, mata nya terbelalak.
"Dia bukan Annisa Vit, dia bukan Annisa"
Zidan menangis bahagia dan memeluk Vita, Vita hanya mengangguk di pelukan dan tersenyum bahagia bersamaan dengan tangis nya.
Dari arah pintu ada yang membuka nya, Zidan dan Vita melepas pelukannya dan memandang orang yang ada di hadapan mereka, itu dia, itu orang yang membuat kedua orang ini menjadi gila untuk sesaat.
Vita menghampiri nya, dengan bahagia dia memeluknya, setelah puas memeluk dia teringat akan hal yang membuat nya seperti orang gila.
Vita melepaskan pelukannya, menatap kesal pada teman nya itu.
"Aaauuwww... sakit Vita, jahat banget sih kamu" keluh Annisa.
Vita memukuli lengannya dengan gemas.
"Itu adalah hukuman buat kamu, yang buat aku jadi begini, kamu tau aku hampir gila gara-gara kamu!" seru Vita.
Annisa memanyunkan bibirnya.
" Kenapa kamu buat aku jadi jelek begini?, mata aku jadi bengkak gara-gara nangisin kamu, kamu tahu aku kira kamu yang berbaring di atas ranjang itu! " seru Vita geram.
"Maafkan aku" ucap Annisa mengatupkan kedua tangannya.
Zidan lega, seketika hati nya kembali menghangat melihat pujaan hatinya berdiri sehat di depan matanya. Dia sedikit menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Oh iya orang itu" Annisa mengingat sesuatu yang membuat nya datang ke kamar itu.
Annisa segera menghampiri ranjang itu.
"Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un" kaget Annisa menutup matanya.
Selang beberapa menit segerombolan orang masuk kedalam mengagetkan mereka,
mereka adalah keluarga nya si korban itu.
💢💢💢💢
"Sekarang ceritakan bagaimana bisa terjadi hal seperti ini? " tanya Vita
setelah mereka berada di mobil Zidan untuk mengantar Annisa pulang.
"Eemm..jadi gini..., waktu aku pulang dari Restoran, Syifa mau di bikinin nasi goreng sosis, tapi karena sosis nya habis ya aku ke mini market di seberang jalan buat beli, tapi waktu di perjalanan pulang ada yang mencoba mencopet aku" jelas Annisa.
"Pas aku mau kejar orang yang mencopet aku, dia malah tertabrak mobil" lanjut nya.
"Terus kamu kenapa waktu nelpon aku suara kamu kayak gitu" sewot Vita.
"Oh itu, waktu si korban tertabrak dia berdarah banyak banget Vit, kan kamu tahu kalau aku takut banget sama darah yang begitu banyak makanya aku takut dan yang di pikiran aku ya cepat-cepat telpon kamu, maaf ya Vit" Annisa mengatupkan kedua tangannya.
"Kamu tahu Annisa, Zidan sampai nangis takut terjadi kenapa-napa sama kamu" jelas Vita.
Zidan yang sedang menyetir hanya diam saja, tapi di dalam hati nya begitu sangat bahagia.
"Oh ya Nis, Syifa sama siapa di rumah" tanya Zidan mulai bicara
"Asyifa sama nenek nya" jawab Annisa, beberapa detik kemudian dia teringat sesuatu.
"Ya Allah Syifa, Syifa pasti nungguin aku, Zidan bisa lebih cepat kan " Annisa mulai panik.
💢💢💢💢
Sesampainya di rumah, Annisa setengah berlari kedalam di ikuti Zidan dan Vita, dan benar saja apa yang di perkirakan Annisa, Asyifa tidak dapat tidur karena Asyifa biasa tidur setelah Annisa memeluk nya.
"Bunda kok baru pulang?, Asyifa ngantuk tapi nggak bisa tidur" adu Syifa
"Maafkan Bunda ya sayang, Bunda tadi ada urusan jadi pulang telat, dan maaf Bunda nggak bawa sosis nya " ucap Annisa menyesal.
" Nggak apa-apa kok Bun, sekarang Syifa ngantuk Bun, pengin tidur" ucap Asyifa yang mata nya memerah karena kantuk nya.
"Ayo Bunda temenin tidur udah hampir pagi ini sayang" tutur Annisa.
Karena memang ini sudah menunjukan pukul dua pagi.
Setelah memastikan semua nya aman, Zidan dan Vita pun pulang.
Jangan lupa untuk klik like dan comment yah man-teman terima kasih 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
aduhhh tegang nya
2022-04-26
0
Tri Hartatik
hadeh sudah senam jantung aja Thor😁
2021-01-30
1
Azizah Hana
baca cerita yg satunya blm faham eh ternyata ini yg duluan single parent... ceritanya bagus bikin mewek...
2020-08-01
3