03.

Sebelum giliran kelas Asyifa untuk naik ke panggung, ada seorang anak laki-laki mendekati Asyifa, dia sedari tadi memperhatikan gadis kecil itu dan memberanikan diri untuk bertanya.

"Hai nama kamu siapa?" sapa anak laki laki tersebut dengan menyodorkan tangan nya.

"Nama aku Asyifa, nama kamu siapa?" tanya balik Syifa.

"Nama aku Reyyan, Aku baru pindah ke sini salam kenal yah," jawab Reyyan tersenyum, dia mengulurkan tangan nya dan di sambut oleh Asyifa.

Annisa yang melihat itu tersenyum dan ikut bergabung dengan obrolan kedua anak kecil itu.

"Hai ganteng, dimana orang tua kamu?" tanya Annisa.

"Itu Tante, mereka," tunjuk Reyyan.

Annisa mengarahkan pandangan nya ke-kedua orang dewasa yang sedang duduk di kursi penonton, lalu dia tersenyum.

"Reyyan pergi ke sana ajah yah, Asyifa sebentar lagi mau naik panggung." Ucap Annisa. Karena memang sebentar lagi adalah giliran kelas nya Asyifa.

"Iya Tante Aku kembali ke mommy dan Oma Aku yah," ucap Reyyan.

💢💢💢💢

Saat Asyifa tampil, tibalah seorang pria duduk di samping orang tua Reyyan, dia sedikit kaget tapi senang karena bisa bertemu lagi untuk kedua kalinya di hari yang sama dengan perempuan yang dia suka.

Dia memperhatikan setiap ekspresi dari Annisa, dari ikut bernyanyi, tersenyum, dan tepukan tangan Annisa tak lepas dari pengamatan Zidan. Iya betul, dia adalah Zidan, om Reyyan.

Dia datang ke sekolah anak itu karena sudah terlanjur janji dengan keponakan nya untuk melihat tampilan nya.

Ayah Reyyan adalah seorang pilot, jadi beliau tidak menghadiri acara pentas anak nya, dan sebagai gantinya om nya lah yang di minta untuk menghadiri.

Zidan sangat senang karena sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, di satu sisi bisa menghadiri acara keponakan tersayang nya dan juga bisa bertemu dengan sang pujaan hati.

💢💢💢💢

Setelah acara pentas seni di sekolah sang buah hati, mereka melanjutkan jalan-jalan ke mall sekaligus menepati janji yang tadi. Kali ini tidak dengan nenek nya karena nenek Syifa sudah di antar pulang di karena kan ada keperluan mendesak, jadi lah mereka hanya berdua saja.

"Bunda, Aku mau yang strawberry sama coklat!" ucap Syifa semangat.

"Boleh saja, asal kan makan nasi dulu yah, ini sudah lewat makan siang soalnya, habis itu kita beli eskrim, oke?" jawab Annisa.

"Oke Bunda!" ucap Syifa lagi.

Setelah mengatakan itu, mereka menuju ke tempat makan cepat saji untuk makan siang, makan siang mereka di warnai candaan dan celoteh dari Asyifa.

Dari arah pintu, datang lah seorang anak kecil yang menghampiri meja mereka.

"Asyifa, Kamu disini juga!" tanya Reyyan senang.

Asyifa hanya mengangguk karena dia sedang mengunyah makanan nya.

"Kamu sama siapa kesini Sayang, orang tua kamu kemana?" tanya Annisa.

"Itu Tante, Aku sama om Aku, mommy sama oma lagi belanja," jelas Reyyan.

"Oh... terus om Kamu kemana, kok Kamu sendiri? Mau gabung di sini kah?" tawar Annisa.

"Itu, sedang mengangkat telepon." Ucap Reyyan dengan menunjukkan om nya yang sedang menerima telepon.

"Memang nya boleh Tante, Aku gabung di sini?" tanya Reyyan.

"Boleh dong, ayo duduk." Annisa mempersilahkan.

Dari arah pintu, masuk lah si om Reyyan. Dia mengedarkan pandangan nya dan menghampiri keponakan nya.

"Eh, hai Kita ketemu lagi,"ucap Zidan pada Annisa.

Annisa yang sedari tadi sibuk membalas pesan dari karyawan nya mendongak dan terkejut yang ternyata dia.

"Eh, hai," jawab Annisa canggung.

"Keponakan nya yah?" tanya Zidan menunjuk ke arah Asyifa.

"Bukan, dia anak ku," jawab Annisa santai.

"An ,,, anak!" kaget Zidan tak percaya.

Karena memang Annisa tidak terlihat seperti ibu-ibu pada umumnya, dia terlihat seperti seorang mahasiswi atau orang kantoran di karenakan tubuh yang proposional, sederhana tapi anggun, banyak yang tidak mengira kalau Annisa adalah ibu dengan satu anak.

"Kenapa kaget gitu?" tanya Annisa.

"Eng ,,, gak ,,, enggak apa-apa!" jawab Zidan gugup.

Dia tidak menyangka jika wanita yang dia incar ternyata sudah menikah dan mempunyai anak bahkan seusia dengan keponakan nya.

Tak lama kemudian ponsel Zidan berdering membuyarkan lamunan Zidan.

"Halo kak, iya ini udah di KFC, kakak kesini ajah," jawab Zidan.

Setelah menutup telepon nya, dia kembali memandangi Annisa, membuat siempu nya risih karena terus di pandang seperti itu.

Tidak lama kemudian, kakak Zidan datang dengan Mama nya, Reyyan yang melihat mommy- nya berseru memanggil.

"Mommy!" panggil Reyyan sambil berlari menghampiri mereka.

"Eits! Jangan lari-lari Sayang, nanti jatuh," tegur sang oma.

Reyyan adalah cucu satu-satunya, makanya dia ingin anak ke tiga nya menikah dan memberikan dia cucu supaya membuat rumah ramai, dan juga usia Zidan yang sudah matang untuk menikah tentu nya.

Namun Zidan tak kunjung memenuhi permintaan mama nya itu.

"Ayo Mommy, Oma?" Reyyan menarik tangan mommy dan oma nya untuk mendekati meja Annisa.

Setelah sampai, mereka saling berkenalan dan duduk di satu tempat dengan dua meja yang di tempelkan. Suasana yang tadi hanya diisi oleh suara kedua bocah itu sekarang penuh dengan candaan mereka.

Tapi tidak dengan Zid, dia hanya sesekali ikut tersenyum dengan melihat senyuman dan tawa Annisa, harapan nya lebur untuk bisa mendapatkan hati wanita itu.

Sekian lama bergurau dan makan dengan kenyang, Annisa hendak meninggalkan tempat itu karena dia akan ke restoran nya sebelum pulang ke rumah.

"Maaf sebelum nya semua, Saya izin pamit terlebih dahulu soal nya Saya mau ke restoran saya dulu sebelum pulang, takut keburu Maghrib. Anak Saya juga belum mandi jadi Saya duluan dulu, mari semua?" pamit Annisa kepada semua nya.

Risma, oma Reyyan, melihat anak bujang nya terlihat sedikit aneh. Tak biasa nya dia hanya diam tak ikut bicara, biasanya dia paling membuat suasana jadi seru.

"Kenapa Zid?" tanya mama yang melihat anaknya terus menatap punggung Annisa yang semakin menghilang.

"Zidan nggak apa-apa kok Mah," jawab Zidan menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Om Zidan suka sama bunda nya Syifa yah?" ucap Reyyan meledek.

"Anak kecil jangan ikut campur!" jawab Zidan, membuat keponakan nya cemberut memajukan bibir nya lucu.

"Benar Zid Kamu suka sama Annisa?" tanya salsa mommy- nya Reyyan.

"Iya sih, tapi harus mendem perasaan soalnya dia udah punya anak pasti kan punya suami." Jawab Zidan sedih.

"Enggak biasa nya dia begini, dia kan tidak suka sembarangan punya perasaan sama orang, tapi harus nelen pil pahit gegara kenyataan," batin Salsa.

"Ya sudah nyari yang lain ajah masih banyak kok di luar sana, nanti Mama kasih tau temen Mama buat ngenalin anak nya ke kamu yah?" ucap mama Risma.

Seketika mata Zidan membulat.

"Ogah!" jawab Zidan cepat.

Seketika suasana yang sedih jadi ceria lagi karena tolakan Zidan.

Jangan lupa untuk vote, klik like dan comment yah man teman terimakasih atas dukungan kalian 😊😊😊😊

Terpopuler

Comments

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

semangat Zidan

2022-04-25

1

Tri Hartatik

Tri Hartatik

Zidan lucu😁😁

2021-01-30

1

💮nda pi2t🍂

💮nda pi2t🍂

kok zid mai zidan

2020-06-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!