02.

Annisa mendekati meja yang terdapat dua si joli itu sedang melangsungkan perdebatan.

"Permisi Tuan,Nona ada yang bisa saya bantu?"tanya Annisa sopan.

"Siapa kamu, kamu pelayan di sini kan, lebih baik nggak usah ikut campur Kamu pada urusan kami" ucap si perempuan nyolot.

Tapi tidak dengan sang pria. Yang memandang Annisa tanpa mengalihkan pandangan nya, seakan dunia berhenti berputar dan terfokus pada wanita yang berada di depan matanya.

"Maaf Nona, anda telah mengganggu kenyamanan Restoran saya, bila anda ingin berkelahi mohon jangan disini, di sini tempatnya orang makan bukan untuk menonton pertengkaran anda dan pasangan anda" ucap Annisa memperingati.

"Oh jadi ini Restoran mu, jadi begini sikap kamu pada pelanggan" seru perempuan tak mau kalah.

"Sikap saya sebagai mana anda bersikap Nona, bila anda sopan saya pun segan, maaf bukan nya saya mengusir tapi tolong tinggalkan Restoran ini bila anda masih saja membuat keributan" ucap Annisa sarkasme.

"Baik saya akan pergi dari sini, aku juga sudah muak sama ini orang, dan minta dia bayar semua kerugian yang ada di sini" ucap perempuan itu dan beranjak berdiri menunjuk kearah pria di depannya , setelah itu dia pergi.

Setelah si perempuan pergi Annisa menghela nafas kasar dan melirik orang yang sedari tadi tak bergeming memandang kepada dirinya.

"Kenapa anda masih di sini?" tanya Annisa heran.

"Eh iya,maaf telah merepotkan mu untuk mengusir orang itu" ucap pria itu dengan tersenyum setelah sadar dari lamunan nya.

"Nama aku Zidan, Zidan Ridwan " ucap Zidan dengan menyodorkan tangan nya dan berdiri ke samping Annisa.

"Annisa" jawab Annisa dengan mengatupkan kedua tangannya.

Setelah memperkenalkan diri Annisa berlalu pergi karena dirinya sudah sangat terlambat.

Zidan masih saja memandang pergi nya Annisa, Vita menghampiri Zidan dan memukul bahu Zidan.

plak...

"Au,.. sakit Vit," ringis Zidan dengan mengusap bahu nya.

"Lagian kamu cari perkara, kamu tau nggak aku sekarang lagi di ambang pemecatan tau nggak!, awas yah kalau sampai aku di pecat, kamu harus tanggung jawab" ancam Vita.

Vita adalah sahabat Zidan sewaktu kecil, dia dulu bertetangga dengan Nenek Zidan dan dia sering bermain dengan nya sewaktu Zidan menginap di rumah Nenek nya, persahabatan mereka berlanjut sampai SMA.

Tapi Zidan melanjutkan pendidikan nya di luar negeri setelah lulus dari SMA, namun hubungan mereka tidak pernah putus, bahkan Vita sering main ke rumah Mama nya Zidan sekedar untuk menyapa.

"Tanggung jawab, emang aku menghamili kamu apa suruh tanggung jawab" ucap Zidan masih mengusap bahu nya.

"Iihh...aku serius ini Zidan, awas ajah yah kalau aku sampai di pecat aku akan laporkan semua nya ke Tante, biar kamu di kirim ke luar negeri sekalian nggak usah balik lagi" ancam Vita.

"Eittss... jangan, jangan ...oke, oke nanti aku minta maaf secara langsung sama dia biar kamu nggak di pecat yah plis" ucap Zidan dengan mengatupkan tangannya.

"Oke, awas kalau gagal, lagian kamu kenapa sih milih waktu siang biasa nya juga malem, untung pelanggan nggak terlalu banyak" sewot Vita.

Memang Restoran milik Annisa akan ramai pada jam istirahat,btapi pada jam ini Restoran hanya di kunjungi beberapa saja, tapi silih berganti tak pernah sepi dari awal buka sampai mau tutup.

"Iya sorry, ini semua gara-gara Mama, kalau dia nggak ngancem buat buang aku ke luar negeri juga aku nggak bakal mau" adu Zidan.

"Huh,.. lagian kenapa sih kamu nggak mau itu sama perempuan-perempuan itu, mereka tuh udah cantik, tajir, rata-rata pada lulusan sarjana" ucap Vita.

"Halah aku tuh udah tau mereka, luar nya ajah sok polos tapi,suka bolak balik ke club malam" ucap Zidan.

"Heleh,kaya kamu nggak ajah, nih dengerin yah kalo mau dapet istri yang baik kamu nya juga harus baik" nasihat Vita.

"Aku kurang baik apa coba, aku tuh paket sempurna buktinya perempuan-perempuan pengen ajah gitu deket sama aku" sombong Zidan.

"Nah gini nih, jangan sombong-sombong lah,

kalo kamu sombong yang ada malaikat males nyampein doa' kamu, yang ada nggak ke kabul-kabul" cibir Vita.

"Hehe..cuma bercanda, ya Allah cuma bercanda ya Allah" ucap Zidan dengan menengadahkan tangan dan kepalanya, yang membuat Vita terkekeh kok bisa yah dia bersahabat dengan orang se gesrek dia.

"Eh ya, ngomong-ngmong bos kamu yang tadi cantik juga yah" ucap Zidan sambil nyengir.

"Halah, nggak kelar-kelar ngomong sama kamu" ucap Vita meraup muka Zidan dan berlalu pergi.

"Vit,. Vita!..elah aku di tinggalin" seru Zidan berdecak kesal.

"Udah balik sana" teriak Vita.

💢💢💢💢

Annisa telah sampai di sekolah Asyifa, dia memarkirkan mobilnya dan keluar bersama sang Ibu.

"Ibu masuk nemuin Syifa dulu yah,aku mau ke toilet dulu" ucap Annisa pada Ibu nya.

Setelah dari Restoran nya, dia pulang kerumah nya untuk menjemput sang ibu agar ikut serta menemani sang putri.

"Iya nak, kamu cepat menyusul yah" ucap sang Ibu.

 

Setelah Annisa keluar dari toilet dia melewati koridor sekolah dan dia seperti melihat seseorang yang tak asing untuk nya, semakin dia lihat dia semakin membulat kan mata nya dan bersembunyi di balik tembok ruang kelas yang terbuka, seperti nya orang itu sedang berdebat dengan security. Dia bernafas lega setelah melihat orang itu pergi, dia melangkah kan kaki nya menuju ruangan dimana anak dan Ibu nya berada.

"Bunda dari mana ajah, kok nggak bareng sama Nenek?"tanya Syifa setelah memeluk Bunda nya.

"Bunda dari toilet sayang"jawab Annisa.

"Oh yah, kamu gerogi gak mau tampil di atas panggung?" tanya Annisa.

"Sedikit sih Bunda,tapi kalau ada bunda pasti nggak grogi lagi" ucap Syifa dengan tersenyum.

"Aamiin, semoga lancar jangan lupa berdoa yah" ucap Annisa mengelus kepala putrinya sayang.

Ibu Annisa tersenyum melihat interaksi antara anak dan cucu nya.

"Nanti setelah pentas,beli eskrim mau,?" tawar Annisa.

"Mau Bun,mau banget" seru Syifa dengan melebarkan senyumnya.

Tak di sadari nya ada sepasang mata memerhatikan interaksi mereka, dia tersenyum dan menghampiri ketiga nya.

"Anak nya yah ?"tanya wanita itu.

"Iya Bu, dia anak saya"jawab Annisa tersenyum.

"Oohh, ayah nya kemana nggak ikut kah?" tanya nya lagi.

Seketika wajah Annisa menegang dan tak bisa menjawab pertanyaan itu, namun Ibu Annisa yang mengerti situasi ikut menengahi.

"Ayah nya sedang ada keperluan Bu jadi tidak ikut" jawab sang nenek.

"Oohh gitu, baik lah saya kesana dulu yah, permisi" pamit ibu itu sopan.

Dan ditanggapi dengan senyuman pelik Annisa, Ibu nya yang mengerti langsung mengusap bahu anaknya memberikan kekuatan dan berkata,

"Sabar sayang, semua sudah berlalu" ucap Ibu Annisa.

Annisa tersenyum tenang.

Jangan lupa vote,klik like dan comment terima kasih 😊😊😊😊.

 

Terpopuler

Comments

Bundy Icha

Bundy Icha

yg sabar ya Anisa,, semuanya indah pada waktunya,,

2023-05-09

0

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

semangat Bu anisa

2022-04-25

0

keysha Azzahra

keysha Azzahra

masih nyimak

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!