Zidan melajukan mobilnya untuk pulang, Vita sudah tertidur karena kelelahan.
Hati nya sudah mulai tenang karena melihat Annisa tidak apa-apa.
Dia memasuki gerbang rumah nya dan memarkirkan mobilnya di bagasi.
Setelah membangun kan Vita dia berlalu masuk, semua orang telah terlelap hanya sang Mama saja yang masih terjaga.
Dia menghampiri Mama nya dan Vita pamit untuk ke kamar untuk melanjutkan tidur nya.
"Bagaimana keadaan Annisa Zid?, apa dia terluka, atau kenapa?" tanya Mama tak sabar.
"Nggak kok Mah, cuma salah faham ajah, untung nya korbannya bukannya Annisa, kenapa Mama belum tidur?" tanya Zidan.
"Mama tuh khawatir banget makanya Mama tunggu kamu pulang buat mastiin, Mama kepikiran jadi nggak bisa tidur" jelas Mama.
Zidan menganggukan kepalanya.
"Kamu istirahat gih, Mama juga mau ke kamar" lanjut Mama.
"Ya udah Mama istirahat ajah, Aku mau bikin kopi, nangung udah mau subuh nanti kebablasan " kata Zidan sambil melangkah ke arah dapur.
💢💢💢💢💢
Pagi tiba, Zidan masih saja bergelut di bawah selimut.
Setelah melaksanakan tugas nya sebagai seorang muslim, dia berlanjut tidur, mengistirahatkan tubuh nya.
"Om Zid !? ayo buruan bangun, anterin aku sekolah" seru Reyyan dengan menggoyangkan lengannya.
"Eemmm...Apa sih Reyyan?, Om ngantuk banget ini, minta di anter supir ajah yah" kata Zid mengeluh.
"Oh jadi di anterin supir nih?, oke biarin yah nanti nggak ketemu sama Tante Annisa" ancam Reyyan.
Mata yang semula terpejam menjadi terbuka dengan lebar, dia lupa kalau kesempatan untuk melihat Annisa itu pada saat di sekolah saja.
Buru-buru dia terbangun dan beranjak dari tempat tidur nya untuk mandi. Reyyan hanya tertawa geli melihat kelakuan Om nya itu.
💢💢💢💢
"Makasih Om, tapi kayaknya Om Zid nggak bisa ketemu sama Tante Annisa deh" ujar Reyyan.
"Kenapa memang nya?" tanya Zidan mengernyitkan dahinya.
"Soalnya Tante Annisa udah pergi, tuh mobil nya" tunjuk Reyyan mengarah pada mobil Annisa yang hendak pergi dari parkiran sekolah.
"Yah,,,, gagal deh" keluh Zidan dan menjatuhkan kepalanya di atas setir mobil nya, Reyyan tertawa geli melihat Om nya merasa seperti frustasi.
"Makanya Om bangun nya jangan siang-siang" nasihat Reyyan
"Heh anak kecil kamu kalau nggak di bangunin juga nggak bangun kamu, sok-sok an nasehatin" gerutu Zidan tapi tak di indahkan oleh Reyyan yang berlalu meninggalkan Zidan.
Zidan kembali menatap mobil Annisa yang semakin menjauh, tapi ada yang aneh, ada sebuah mobil yang seperti nya sengaja mengikuti mobil Annisa.
"Itu mobil kok aneh yah kayak ngikutin Annisa?" gumam Zidan.
Dan tanpa menunggu lama, Zidan mulai menjalankan mobilnya mengikuti mobil itu.
"Memang benar dugaan aku, itu mobil beneran ngikutin Annisa" kata Zidan pada dirinya dan masih terus memantau mobil di depannya.
Semakin lama mobil itu semakin melaju dengan kencang.
"Loh loh loh kok nambah kencang sih?, wah nggak bener nih mobil" heran Zidan.
Dia pun mulai ikut melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun karena keadaan jalan yang lumayan padat jadi dia tidak leluasa mengebut.
Mobil itu terlihat menyamai laju nya dengan mobil Annisa, sengaja menabrakan mobil nya pada bodi mobil Annisa.
"Ya Allah Annisa!" teriak Zidan melihat mobil yang di tumpangi Annisa menabrak pembatas jalan.
Zidan lebih kencang melaju, mobil yang menabraknya sudah kabur. Setelah sampai di sana, Zidan turun dari mobil dan bergegas menghampiri nya. Zidan syok melihat Annisa yang berlumuran darah.
Tanpa ragu menggendong Annisa untuk di bawa ke Rumah Sakit, dia tidak menghiraukan Annisa yang bukan mahramnya, dia juga tidak perduli jika dia harus di maki karena menyentuh tubuh nya, yang dia pikirkan hanyalah keselamatan Annisa.
"Bertahan lah Nis, jangan menyerah" kata Zidan lirih sambil mengemudi kan mobil nya menembus jalanan yang sedikit macet.
Sesampainya di Rumah Sakit,Zidan menggendong Annisa, dia berteriak seperti orang kesetanan.
"Dokter... Dokter tolong ...." teriak Zidan tak memperdulikan sekitar yang dia perdulikan hanya lah Annisa harus segera di tangani.
Dari arah depan beberapa suster menghampiri membantu Zidan meletakkan Annisa di brankar.
"Letakkan pasien di atas brankar tuan" ucap salah satu suster.
Mereka membawa Annisa ke UGD untuk di tangani.
"maaf tuan silakan menunggu di luar" ujar suster.
"Tolong teman saya sus" mohon Zidan.
"Iya tuan kami akan melakukan yang terbaik untuk teman tuan" kata suster sebelum berlalu.
Zidan duduk di depan ruangan, meremas rambutnya frustasi, dia tidak mengindahkan penampilan yang berantakan, dan baju nya penuh dengan darah Annisa.
"Ya Allah tolonglah Annisa" lirih Zidan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
seperkian detik dia teringat Vita, Zidan merogoh kantongnya mengambil benda pipih itu dan di tempelkan pada telinga nya setelah memencet nomor Vita.
"Hallo Zid,," tanya Vita di seberang sana.
"Hallo Vit?, Vit Annisa Vit... Annisa" ucap Zidan tergagap dadanya terasa sesak, dia tidak sanggup mengatakan nya.
"Iya Annisa kenapa?, jangan buat aku khawatir Zidan!?" seru Vita.
" An... Annisa kecelakaan Vit" jelas Zidan pipinya sudah basah karena air mata.
"Jangan bercanda deh!, aku nggak mau di bercanda in begini yah Zid" seru Vita lagi.
"Aku nggak bercanda Vita, aku serius Annisa kecelakaan" seru Zidan.
"Mending kamu ke Rumah Sakit ajah" lanjut Zidan dan mematikan ponsel nya.
Setelah panggilan itu berakhir Zidan
menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi.
Sepuluh menit kemudian Vita datang berlari menghampiri Zidan.
"Gimana keadaan Annisa Zid?" tanya Vita, mata nya sedikit bengkak karena menangis.
"Dia masih di dalam" jawab Zidan lemah.
Vita ikut duduk di samping Zidan.
Hampir lebih dari satu jam Annisa di dalam tapi belum juga Dokter yang menangani keluar, selang beberapa menit kemudian Dokter keluar!.
"Bagaimana keadaan teman saya Dok?" tanya Vita tak sabar.
seperti De javu, kejadian ini begitu familiar untuk kedua orang ini, baru saja semalam dia menanyakan hal yang sama seperti ini. Bedanya sekarang benar-benar terjadi.
"Pasien mengalami luka pada kaki dan tangan nya karena terjepit, ada sedikit benturan di kepala nya tapi untungnya pasien dalam keadaan yang tidak terlalu parah, kita harus menunggu pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut" jelas Dokter.
Mereka sedikit lega karena Annisa tidak apa-apa.
Annisa sudah di pindah kan di ruang rawat VIP, tentu nya itu adalah perintah Zidan, dia ingin Annisa mendapatkan perawatan medis yang baik.
"kamu sudah menghubungi keluarga nya Zid?" tanya Vita.
"Belum, aku tidak tahu harus mengatakan bagaimana pada Syifa dan Nenek nya" ucap Zidan lemah.
"Ya sudah kamu jemput Asyifa ajah sama Nenek nya untuk kesini kasihan mereka kalau tidak tahu" nasihat Vita, Zidan mengangguk dan berlalu keluar.
Jangan lupa untuk klik like dan comment yah man-teman terima kasih 😊 vote nya juga boleh😁.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Dandelion
penjarakan saja si phisyco yasmin ka othor
2023-05-15
0
Noer Anisa Noerma
pasti suruhan Mak lampir tuh
2022-04-26
0
Tri Hartatik
pasti ulah nya si uler keket yasmin
2021-01-30
1