“Maafkan aku, Ra. Aku bukan menolak untuk menikah denganmu, tapi masih ada hal yang harus aku selesaikan dulu saat ini. Aku janji setelah semuanya selesai kita akan menikah dan aku akan menemui mu di Indonesia.” ucap Federic yang berusaha meyakinkan Indira.
“Benarkah?” tanya Indira yang tampak tidak yakin.
Federic yang melihat wajah sedih Indira merasa begitu sakit dadanya. Bagaimana bisa selama ini ia selalu berusaha menghalangi setiap orang yang membuat gadis itu sedih dan apa sekarang yang Federic lakukan pada Indira. Justru dirinya sendiri yang membuat Indira bersedih.
Indira yang dengan wajah semangatnya bangun dari tidur dan segera membenamkan dirinya ke dalam pelukan Federic. Di kamar itu, kesunyian yan menjadi saksi tentang kisah cinta Federic dan Indira yang melepas hasrat.
Bibir Federic yang perlahan mendekat dan perlahan menelusuri wajah mulus Indira sampai benar-benar sukses meraih bibir merah milik Indira.
Di ikuti dengan gerakan tangan Federic yang mulai menelusuri tiap lekukan tubuh Indira dengan lembutnya. Beberapa kali tubuh gadis itu menggeliat tak karuan sampai akhirnya mereka berbaring di kasur. Federic yang terus mengec*p bibir, leher sampai turun ke bagian dada gadis itu.
“Emmhhh.” suara erangan Indira yang terdengar begitu menikmati permainan Federic. Cukup lama mereka melakukan adegan bibir sampai akhirnya Federic dan Indira memutuskan untuk tidur. Mereka tentu tidak akan melewati batas untuk melakukan yang lebih jauh lagi.
Federic bukan tipe pria yang seliar itu, begitu pun dengan Indira mereka beberapa kali hanya melakukan sebatas bagian dada saja tidak lebih.
Indira dan Federic menghabiskan malam bersama di kamar hanya dengan berpelukan saling melepas rindu. Keduanya benar-benar berat untuk berpisah esok hari. Beberapa kali Indira juga tidak bisa menahan air mata yang tanpa sadar keluar membasahi pipinya.
“Please Ra, Jangan seperti ini. Kita harus bisa berjalan masing-masing sebentar saja. Setelah itu kita bersama selamanya tanpa ada yan memisahkan kita lagi.” bujuk Federic yang tak kuasa melihat kesedihan gadis di pelukannya itu.
Malam yang Indira takutkan berakhir kini sudah terlewatkan begitu cepat. Federic yang sudah menyiapkan kopernya mendekat ke arah Indira.
“Hey, bangun mandi dan bersiaplah penerbanganmu satu jam lagi.” ucap Federic sembari mengec*p beberapa kali bibir dan kening Indira bergantian.
“Huammm.” suara jalan Indira sambil menutup mulutnya karena terkejut melihat Federic sudah duduk di depannya dengan rapi.
Seketika tubuh gadis itu terduduk dengan wajah malunya. Ia menutup mulut tanpa mau bicara.
“Ada apa?” tanya Federic lembut.
“Ehem.” jawab Indira sambil menjauhkan wajahnya dari Federic. Melihat tingkah Indira yang menggemaskan Federic langsung memeluk tubuh gadis itu.
“Ayo sini peluk aku, kau malu yah karena belum gosok gigi hehehe.” Federic yang terus memeluk tubuh Indira sampai gadis itu tidak bisa menghindar.
Indira yang berhasil lepas dari pelukan Federic segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa menit ia mandi kini saatnya bersiap untuk pergi.
Langkahnya begitu berat meninggalkan kamar di apartemen Federic. Mata Indira tampak berkaca-kaca ia tidak menyangka waktu begitu cepat mendewasakan dirinya. Kini sudah tiba saatnya Indira benar-benar masuk di dunia nyata yang di isi dengan orang-orang tidak memiliki belas kasih padanya.
“Ayo sarapan.” ajak Federic yang terlihat sudah menyajikan nasi goreng spesial kesukaan Indira.
Kini gadis itu mendekat ke arah Federic yang berdiri di depan meja sedang menyiapkan minuman.
“Berjanjilah akan menemuiku nanti.” ucap Indira yang seketika memeluk Federic dari belakang. Kedua tangan pria itu yang tadinya tengah memegang gelas dan kini berpindah meraih tangan Indira yang melingkar sempurna di pinggangnya.
“Iya percaya padaku, kita akan bertemu dan segera menikah tunggu akuyah baby.” ucap Federic yang sudah membalikkan tubuh menghadap Indira dengan memeluknya sangat erat.
Cukup lama mereka berpelukan sampai akhirnya Federic mengajak Indira sarapan. Beberapa menit setelah usai sarapan kini keduanya segera menuju bandara. Indira yang terus memegang tangan Federic tanpa mau melepaskannya kini sudah berada di pintu keberangkatan sementara Federic yang mengantarnya akan menuju pintu yang berbeda.
“Hati-hatiyah, jaga dirimu baik-baik untukku aku akan segera menyusul.” ucap Federic yang berusaha melepaskan genggaman Indira.
Gadis itu sudah tidak sanggup lagi mengeluarkan kata-kata terakhir. Tangannya yang sudah terlepas dari tangan Federic kini hanya mampu menutup mulutnya yang tak kuasa menahan tangisnya. Waktu yang Indira takutkan sudah benar-benar tiba. Berpisah jauh dengan Federic adalah hal yang paling ia takutkan selama ini.
Federic yang sudah tidak terlihat lagi punggungnya membuat Indira berlari masuk ke pintu menuju pesawat. Ia tidak perduli dengan pandangan orang terhadapnya. Hanya isak tangis yang kini menemani kepergian Indira.
“Maafkan aku Indira, aku akan berusaha secepatnya untukmu.” gumam Federic yang sudah duduk di kursi pesawat dengan wajah khawatir, sedih, takut semua bercampur menjadi satu.
Sementara Indira yang duduk di pesawat terus mengingat perjalanannya beberapa tahun yang lalu saat pang di temani dengan Federic. Semua hal sulit yang ia lewati terasa mudah ketika Federic selalu berada di sisinya. Dan kini hal itu tak lagi sama.
Penguat Indira justru tak ada di sampingnya, hanya air mata yang menemani perjalanan pulangnya. Indira yang terus menangis segera memakai kacamata hitam demi menutupi mata sembabnya.
***
“Berikan putrimu padaku.” ucap Abian yang sudah berada di kantor Tuan David.
“Tidak, aku tidak akan memberikannya padamu.” jawab Tuan David dengan mengejek.
Abian yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya kini memukuli tubuh pria tua itu tanpa memberi jeda. Sementara Zanna yang berada di luar ruangan tidak berani masuk mencegahnya.
Kemarahan Tuan mudanya kali ini benar-benar berbahaya.
“Kau masih meremehkan ku rupanya?” tanya Abian yang sudah memutar sepatu mewahnya di perut pria itu.
“Aaahgg tidak, aku tidak akan menuruti kemauanmu.” bantah Tuan David yang sudah bercucuran darah di sekitar alis dan bibirnya.
Abian yang sudah tidak tahan lagi segera memperlihatkan foto seorang pria yang Berhasil Tuan David bunuh untuk menjadi saksi Abian.
Taun David terkejut saat mendengar ucapan Abian yang mengancamnya untuk di penjara seumur hidup. Tentu ia tahu siapa Abian Malik saat ini. Semua perusahaan termasuk perusahaannya juga berada di bawah kendali pria muda ini.
“Bodoh, bodoh dasar bodoh kau David mengapa harus berurusan dengan pria berkuasa ini? Jika seperti ini tentu tidak ada pilihan lain selain menyerahkan gadis cantik itu padanya ah.” gumam Tuan David yang tampak kesal.
Niatnya untuk menikahi anak tirinya kini terpaksa ia urungkan. Semua mustahil jika sudah menjadi milik pria muda di hadapannya itu.
“Baik kami akan memberikannya asalkan kau melepaskan ku dari hukuman itu.” jawab Tuan David dengan terpaksa memberikan Indira.
“Tapi saat ini ia ma-sih di London.” lanjutnya lagi dengan terbata-bata menahan sakit di tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Maya Astuti
Aduh Semoga masalahnya federic cepat selesai biar cepat bantu indira
2021-08-19
0
Madury Aly
Abian tuan muda bodoh, masa dia GK nyelidiki dulu apakah Indira itu anaknya David apa tidak. esmosi gue thooorrr bacanya,nyesek😭😭😭 kasihan fadrick menjaga jodohnya orang 😭😭😭😭
2021-06-18
0
Elly
cerita yg bagus dri awal sampe sini,kok pembacanya dikit y ap krna belum tahu y.....tetap semangat thorrrr 🥰🤣😂🤣
2021-03-26
0