Di kampus Indira yang bersama Federic tiba-tiba mengingat wanita yang sebelumnya pernah menggantikan posisinya sebagai model kampus.
“Kau bisa tunggu aku di sini sebentar?” tanya Indira pada Federic.
Belum sempat pria itu menjawab Indira sudah lebih dulu berlari meninggalkannya. Wanita itu tampak berlari kecil seperti mengejar seseorang.
“Hey tunggu!” teriak Indira.
Seketika wanita itu terhenti dari langkahnya da menoleh ke belakang. Matanya menatap tidak percaya jika yang memanggilnya adalah musuh terbesarnya saat ini.
Perlahan Indira mendekat ke arahnya dan mengulurkan tangan untuk bersalam. Namun sayang uluran tangan Indira tidak di sambut baik oleh wanita itu. Justru tatapan sinis yang ia dapatkan saat ini.
“Ada apa?” tanyanya dengan ketus.
Indira yang merasa malas membuang-buang waktu dengan cepat ia menawarkan Dita untuk menggantinya jadi model kampus. Di kontrak Indira mengingat satu poin.
Jika selama kontrak ia merasa berat dengan satu syarat ia harus bisa mencari pengganti yang tak kalah baik darinya. Dan menurut Indira Dita adalah orang yang tepat karena sebelumnya Dita juga pernah menggantikan dirinya.
“Mengapa wanita ini memberikan posisi itu padaku dengan mudahnya? Bukankah ini adalah kesempatan untuk memulai menjadi model papan atas?” gumam Dita yang merasa penasaran.
Tetapi karena wanita itu memang sangat menginginkan posisi yang saat ini Indira tawarkan, tanpa berfikir panjang Dita menerimanya.
Akhirnya Indira yang mendengar persetujuan Dita kini merasa lega. Ia tidak memiliki beban lagi selain menyelesaikan urusannya pada Tuan Abian Malik.
“Terimakasih Tuhan, semoga setelah ini aku tidak akan bertemu pria sombong itu lagi.” gumam Indira yang tersenyum lega sambil melangkah kembali menuju Federic.
***
Hari peresmian Mall kini telah tiba. Semua para tamu undangan terlihat hadir di kursi yang sudah tersusun rapi.
Begitu juga dengan para wartawan yang tampak antusias menyiarkan acara terlebih lagi ketika mendengar seorang Abian Malik akan hadir hari itu.
Siapa yang tak mengenal pria muda yang memiliki kekuasaan berlimpah. Di berbagai negara namanya sudah tak asing lagi.
Zanna sang sekertaris Tuan Abian Malik tampak sibuk mempersiapkan semuanya ia memastikan jika acara hari itu lancar sesuai dengan keinginan Tuan Mudanya.
Indira yang sudah bersiap untuk menuju acara peresmian tiba-tiba di bius oleh pria yang tidak ia kenal. Wajah mereka tertutupi dengan topeng.
Federic yang kebetulan saat itu sedang ada pertemuan dengan kliennya. Dan Indira juga sudah meyakinkan dirinya agar tidak mengkhawatirkan Indira berlebihan.
Namun sayang hal yang tidak di inginkan kembali terjadi lagi saat ini. Indira yang tidak tahu di bawa kemana pada dua orang pria bertopeng itu nampak tak sadarkan diri.
Acara peresmian kini sudah hampir di mulai. Mobil mewah yang memasuki parkiran VIP kini terlihat menggeser pintu dan menampakkan kaki jenjang dengan sepatu mewah yang menghentakkan kakinya perlahan ke dasar lantai.
Semua mata terpanah melihat ketampanan pria yang sangat jarang terlihat di pemberitaan. Tuan Abian Malik hanya nama yang selalu menghantui fikiran mereka tanpa bisa mengenal wajah tampannya.
Pria itu selalu tidak ingin di sorot kamera, namun berhubung Mall ini adalah impian salah seorang yang sangat ia puja terpaksa hari ini di tempat ini pria itu memunculkan wajahnya di hadapan publik. Tepukan tangan seketika terdengar meriah menyambut kedatangannya di acara mewah itu.
Zanna yang menyambut kedatangan Tuan Mudanya dengan sigap mengarahkan ke kursi yang sudah tersedia di barisan paling depan.
Acara mulai di buka dengan dua MC yang berdiri di depan podium. Ketika mereka mulai menampilkan iklan yang di sponsori oleh perusahaan Malik company seharusnya saat itu juga model yang Abian tunjuk maju dan mulai berpose sebagai daya tarik pelengkap tampilan itu.
Seketika dahi pria itu mengernyit tak percaya saat melihat wanita yang mengisi iklan di depan bukan Indira.
Zanna yang juga terkejut dengan penglihatannya hanya melongo tak percaya. Bagaimana bisa semua berbeda jika wajah berbeda karena make up rasanya tidak mungkin. Dari segi tubuh pun terlihat jauh berbeda.
“Tuan, sepertinya ini ada kesalahan.” ucap Zanna dengan cepat.
“Bagaimana bisa kau seceroboh ini?” bentak Abian dengan kasarnya.
Zanna yang sudah biasa dengan sikap itu hanya bisa menunduk penuh rasa bersalah.
“Pasti kali ini aku bisa memenangkan hati pria itu.” gumam wanita yang saat ini berada di depan sedang menari dengan gemulai berpose sesuai dengan tampilan di layar yang menunjukkan perusahaan beberapa cabang terlihat mewah dan berkembang pesat.
Setelah acara awal selesai kini masuk ke acara peresmian yang di lakukan oleh Abian di dampingi model tersebut. Abian yang sudah di persilahkan naik ke podium terlihat kesal menatap tajam wanita di dekatnya.
Wanita itu kini menyodorkan gunting yang terhias dengan pita kemudian berdiri tepat di samping Abian menyaksikan pria itu memotong pinta panjang tepat di pintu Mall.
Seketika tepukan kembali terdengar meriah, Abian yang merasa lega telah menyelesaikan amanah itu kini kembali turun tanpa mau menatap wanita yang bersamanya tadi.
“Sial, mengapa dia begitu dingin padaku? Kurang seksi apa lagi aku di bandingkan Indira masih jauh.” gerutu kesalnya.
Sesaat acara peresmian selesai Abian menyuruh Zanna memanggil model tadi. Dengan cepat Zanna membawa model tadi ke hadapan Abian.
Di dalam ruangan, “Pasti dia sudah tergoda dengan tubuhku hem.” ucap wanita itu dalam hati.
“Siapa yang menyuruhmu kemari?” tanya Abian dengan dinginnya.
Wanita itu bingung harus menjawab apa wajahnya mulai panik saat melihat tatapan tajam itu.
“Brakk.” Suara hempasan meja begitu keras.
“Siapa yang menyuruhmu kemari? Hah?” teriak Abian yang semakin emosi.
“I-ndira, Tuan.” jawabnya dengan gugup.
“Berani sekali wanita itu lepas tanggung jawab.” ucap Abian dengan penuh kekesalan.
“Mampus kan lo sekarang gue pake nama lo aja biar lebih aman hahaha.” ucap wanita itu dalam hati dengan liciknya.
“Siapa namamu?” tanya Abian.
“Na-ma saya Dita, Tuan.” ucapnya dengan berakting sedih.
“Kau boleh pergi sekarang.” pintah Abian dengan acuhnya dan meninggalkan Dita seorang diri di ruangan itu.
Dita yang kecewa karena dirinya tak di respon justru di abaikan merasa kesal. Sementara Zanna hanya menatap penuh tanya pada Dita yang terus memandangi kepergian Tuan Mudanya.
Seakan Zanna paham tatapan apa yang Dita berikan pada Tuan Mudanya.
Di perjalanan Zanna yang dengan ragu berusaha mengungkapkan kecurigaannya. “Tuan, kalau saya boleh bicara sepertinya ada yang tidak beres dengan kejadian tadi.” ucapnya.
“Sudahlah, aku malas membahasnya. Yang jelas kau cari wanita itu dan minta dia ganti rugi sesuai dengan bangunan yang sudah kita perbaiki.” jelas Abian dengan tegasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
kmn indira
2021-08-06
0
Sarah Ginting Bre Karo
dasar Dita wanita licik uler 😡😡😡😡
2021-02-28
2
Zanu Ahyar
Maaf thor kya muda bukan mudah lega bukan legah...
2021-01-24
0