Perjalanan kurang lebih lima belas jam empat pulih menit tepatnya kini mengantar kepergian mereka dengan perjalanan yang mengharukan.
Setibanya di London kini Indira yang masih terlihat sangat murung hanya menatap Federic yang terus merangkulnya keluar bandara. Di sana sudah tampak supir pribadi Federic yang menjemput mereka, dengan segera Federic menuntun Indira masuk ke dalam mobil dan mereka segera melaju ke apartemen Indira yang letaknya juga sama dengan Apartemen Federic.
Mereka kuliah di London dan tanpa sengaja mereka berteman di kampus tentu semua bukan tanpa alasan, Tuhan mempertemukan keduanya begitu sangat baik. Setelah mereka berteman di kampus tanpa sadar mereka ternyata juga tinggal di tempat yang sama.
Tidak butuh waktu lama untuk keduanya tiba di apartemen mereka, setelah tiba di apartemen Federic yang segera membuka pintu apartemen Indira menuntun gadis itu untuk beristirahat di sofa.
"Sebentar yah, aku akan memasakkan cream suop untukmu." ucap Federic yang beranjak meninggalkan Indira ke dapur.
Indira hanya menatap punggung pria itu dari kejauhan dan mulai menyandarkan kepalanya pada sofa empuk miliknya. Perjalanan yang begitu jauh tidak terasa bagi Indira karena sepanjang perjalanan fikirannya terus terputar wajah Papinya. Air matanya yang mulai jatuh kembali membuatnya merasakan sakit yang luar biasa, bagaimana ia akan bisa menghadapi semua perjalanan hidupnya tanpa semangat dari Papinya.
Sepersekian menit berlalu, kini Federic yang sudah selesai memasakkan Indira kembali terkejut melihat wanita yang sedang menangis dalam diamnya.
"Hey, jangan bersedih lagi ku mohon." ucap Federic dengan berbahasa Inggris.
Indira yang tidak menjawabnya kembali memeluk tubuh Federic yang saat itu sedang berlutut padanya sembari memegang semangkuk cream soup.
"Tenanglah, aku akan terus bersama mu sampai kapan pun itu." ucap Federic sambil sebelah tangannya mengusap lembut kepala Indira.
"Apa pun yang terjadi?" tanya Indira.
"Iya, apa pun yang terjadi." jawab Federic.
Indira kembali merasa legah, kini ia melepaskan perlahan pelukannya dan kembali duduk di sofa. Federic yang melihat pipi mulus wanita itu basah segera mengusap air matanya dengan punggung tangannya. Kemudian ia menyuapi Indira dengan sangat penuh kasih sayang.
Tanpa Federic mengatakan apa pun Indira tentu bisa merasakannya jika ketulusan pria di hadapannya benar-benar ada.
"Apa kamu suka makan ini?" tanya Federic yang melihat Indira begitu lahap saat di suap olehnya.
Indira yang tidak menjawab hanya menganggukkan kepala saja memberi isyarat jika ia menyukainya. Federic tampak senang melihat masakannya di sukai oleh Indira.
"Jika kau mau, aku bisa membuatkanmu setiap hari." ucap Federic yang membuat Indira tersedak saat memakan soup itu.
Dengan cepat pria itu menyodorkan gelas untuk di minum oleh Indira. "Apa kau tidak mau?" tanya Federic melanjutkannya lagi.
"Aku mau saja, tapi tentu rasanya akan sangat membosankan jika setiap hari harus makan itu." jelas Indira.
Federic yang mendengar suara gadis itu merasa legah sepertinya Indira sudah bisa mulai bicara lagi padanya.
Setelah beberapa hari kepulangan mereka di London kini akhirnya Federic dan Indira sudah mulai aktif belajar lagi di kampusnya.
"Bagaimana kabar kalian?" tanya Keyra pada Indira dan Federic.
"Yah seperti yang kalian lihat." jawab Federic dan menatap ke arah Indira yang hanya tersenyum.
Kini Indira, Federic, Keyra, dan Queensya masuk ke kelas mereka bersama-sama. Kedua sahabatnya menggandeng tangan Indira tanda memberi semangat.
Semua terlihat baik-baik saja hari itu sampai beberapa waktu kedepannya. Dan mereka kuliah seperti biasanya begitu pun dengan Indira yang selalu mendapat support dari ketiga sahabatnya merasa jauh lebih kuat.
Federic yang tidak sedetik pun jauh dari Indira begitu setia menemaninya sampai mereka tinggal di apartemen yang sama, namun Federic tentu tidak seperti pria lainnya ia sangat menghormati Indira. Sebab itulah ia mengambil tenaga pelayan satu untuk tinggal bersama mereka.
Di apartemen indira terdapat tiga kamar dan semuanya sangat luas, Federic yang merasa tidak ingin memberikan waktu Indira untuk bersedih akhirnya memutuskan untuk selalu bersama gadis itu.
Meskipun pada awalnya Indira menolak namun berkat usaha Federic yang meyakinkan dirinya akhirnya Indira menerima.
***
Di Indonesia,
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Nyonya Ningrum yang panik ketika melihat perusahaan suaminya di tutup.
"Maaf Nyonya, kami hanya melakukan perintah." jawab salah seorang pria dan segera pergi meninggalkan wanita yang sendirian itu.
"Tidak...tidak....apa yang terjadi?" teriak Nyonya Ningrum menangis histeris.
Tiba-tiba datang seorang pria yang mendekat ke arah Nyonya Ningrum dengan langkah perlahan kemudian memegang bahunya.
"Jangan menangis." ucap pria itu.
Dengan cepat tubuh wanita itu berbalik untuk melihat sumber suara di belakangnya.
"David." Nyonya Ningrum yang mengenali pria di hadapannya saat ini sangat terkejut.
"Kemarilah." pintah David Keenan pada Nyonya Ningrum sembari merentangkan kedua tangannya memberi isyarat untuk memeluknya.
"Tidak." bantahn Nyonya Ningrum yang enggan memeluk pria itu.
Bagaimana pun ia masih sangat mencintai suaminya meski pun Tuan Damar dan dirinya sangat sering bertengkar namun semua itu tidak bisa membuat perasaan cinta pada Tuan Damar hilang begitu saja. Kepergiannya meninggalkan sang istri dan kedua buah hati mereka masih sangat memberikan bekas luka di hati Nyonya Ningrum.
Tuan David Keenan yang melihat penolakan wanita itu padanya hanya tersenyum sinis setelah melihat bangunan megah itu tertutup dengan rapat.
"Perusahaan suamimu bangkrut yah." ucap Tuan David.
Nyonya Ningrum yang enggan menjawab hanya menangis tanpa suara dan kini ia hanya bisa menunduk menutupi kesedihannya.
"Ayo makan siang denganku." ajak Tuan David.
"Maaf-" (ucapan Nyonya Ningrum yang ingin menolak sudah lebih dulu di tarik tangannya pada Tuan David menuju mobil mewahnya).
Kini mereka berdua menuju restoran mewah di Kota X, selama perjalanan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Nyonya Ningrum hanya terus berfikir tentang masa depan kedua anaknya yang masih membutuhkan biaya, sedangkan ia hanya wanita yang menunggu suaminya di rumah tanpa tahu untuk mencari penghasilan.
Meski pun mereka memiliki keluarga rasanya tidak enak hati untuk merepotkan mereka karena kedua anaknya adalah tanggung jawabnya bersama suaminya. Dan Tuan Damar kini telah meninggalkan mereka tanpa menyisahkan apa pun pada kedua buah hati mereka.
"Aku tidak mungkin memberi tahu Indira, bagaimana jika ia akan menghentikan studynya karena mendengar kabar ini." gumam Nyonya Ningrum yang terus memikirkan jalan keluar untuk kedua anaknya.
Setelah beberapa menit mereka akhirnya sampai di sebuah restoran mewah, dengan segera Tuan David menggandeng tangan wanita itu menuju restoran.
Betapa terkejutnya Nyonya Ningrum saat para wartawan sudah banyak berlari mendekat pada mereka. Nyonya Ningrum yang baru saja ingin berlari sudah lebih dulu di tarik tangannya oleh Tuan David.
"Lepaskan aku!" teriak Nyonya Ningrum yang sangat panik.
Namun sayangnya Tuan David berlagak tidak mengerti dan terus mengajaknya masuk sampai akhirnya mereka berdua tertangkan dengan para wartawan.
"Nyonya Ningrum, apa benar perusahaan suami anda telah bangkrut?" tanya seorang wartawan.
"Dan apa hubungan anda dengan Tuan David?" lanjut salah seorang wartawan lagi.
Pertanyaan terus menerus menjerumuskan wanita itu sampai akhirnya Tuan David yang melihat Nyonya Ningrum menangis menyuruh mereka untuk bubar.
"Untuk saat ini kalian tolong pergi, nanti saya akan mengadakan konferensi pers dan mengundang kalian semua." pintah Tuan David.
Para wartawan dengan senang hati memberikan jalan pada keduanya untuk meinggalkan mereka. Nyonya Ningrum kini menuju resotoran untuk makan siang sesuai dengan pintah Tuan David.
Selama di meja makan wanita itu enggan berbicara sama sekali, sedangkan Tuan David terus berusaha untuk memaksanya makan.
"Ayo makanlah, kalau tidak kau akan ku suapi." ucap pria itu.
Nyonya Ningrum yang mendengar perkataannya dengan segera mengambil sendok dan makan, rasanya akan sangat lebih megkhawatirkan jika pria di hadapannya menyuapi dirinya. Tentu semua orang yang ada di sekeliling mereka sangat tahu siapa Nyonya Ningrum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
kayanya tuan david dalangya
2021-08-05
1
Sarah Ginting Bre Karo
aku curiga deh sma tuan David y blm terbukti juga sih dia dalang y kan kita tidak ada bukti tapi aq tetap curiga sma dia semoga cepat y terungkap y tuan damar knp bisa sampai kecelakaan
2021-02-27
3
Arunika
sepertinya tuan david biang kerok masalahnya 🙄🙄
2021-02-11
2