Federic yang merasa Indira sudah jauh lebih tenang kini menyuruh Indira agar beristirahat setelah makan dan malam itu Federic memutuskan untuk tidur kembali di apartemennya. Karena kamar yang ia tempati kini di pakai oleh Tuan David.
"Tidurlah dengan baik, aku akan mengunjungimu kembali besok pagi." ucap Federic yang mengelus kepala Indira dengan lembutnya.
Malam yang mencekam seakan ikut menyaksikan kesedihan yang di alami Indira. Belum sembuh luka hati akibat kepergian Tuan Damar kini sudah datang lagi kabar yang mengejutkan tentang pernikahan Maminya dengan pria itu.
“Papi, mengapa semuanya jadi seperti ini?” tanya Indira dalam hati sambil meneteskan air matanya tanpa suara.
Malam sudah semakin larut Federic yang merasa cukup lelah kini sudah tertidur lelap tanpa ia tahu keadaan Indira lagi.
Di satu kamar kini tampak mata yang baru saja terbuka lebar dengan tatapan penuh dengan rencana yang sudah ia atur. Perlahan tubuh pria itu bangun dari tidurnya dan melangkah dengan pelan menuju kamar Indira. Lampu di segala sudut ruangan sudah tampak gelap langkah demi langkah ia lalui sampai kini langkah terakhirnya telah tiba tepat di depan pintu kamar Indira.
Federic yang tadi memang sengaja atau ia lupa untuk menyuruh Indira mengunci kamarnya tidak ada yang tahu, yang terpenting saat ini pria tua itu tidak lain adalah Tuan David yang sudah berhasil membuka pintu kamar Indira tanpa suara.
Indira benar-benar tidur dengan sangat nyenyak sampai ia tidak menyadari ketika suara pintu sedikit terbuka.
“Akhirnya waktu yang ku tunggu tiba.” Gumam Tuan David.
Dengan sangat hati-hati ia mendaratkan bokongnya di pinggir kasur Indira tangannya kini mulai mengelus pundak mulus Indira yang saat ini sedang membelakangi Tuan David.
Indira masih belum juga terbangun sampai akhirnya Tuan David semakin ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi. Kini ia mulai ikut masuk ke dalam selimut Indira sesekali menempelkan tubuhnya dari belakang gadis itu. Matanya sudah tampak meredup menikmati aroma wangi tubuh gadis itu tangannya mulai meraba dua benda padat di bagian depan dan sesekali menekan bola kecil itu.
Indira yang tadinya tidur lelap kini mulai merasa ada yang mengganggu tidurnya namun ketika ia membuka matanya betapa terkejutnya ketika merasakan ada tangan yang sedang sibuk bergerak di depan dadanya.
“Asataga tangan siapa ini? Tidak mungkin ini Federic?” gumam Indira yang seketika tersadar jika ia saat ini satu atap dengan Ayah tirinya.
“Ka-“ (ucapan Indira tertahan ketika ingin berteriak saat menengok ke belakang melihat Tuan David).
Kini Indira tidak bisa bergerak karena kedua tangannya sudah di kunci dengan tangan Tuan David ke belakang. Sedangkan mulut mungil gadis itu kini sudah tidak bisa bersuara lagi karena di tutup tangan lebar pria itu.
Indira hanya terus memberontak menggoyangkan kesana kemari tubuhnya agar terlepas namun sia-sia. Kini air matanya kembali menetes deras saat ia tidak bisa melakukan perlawanan pada pria biad*b itu.
Mengapa nasibnya begitu malang tidakkah cukup dengan dua berita yang mengejutkan padanya kali ini dan harus di tambah lagi perlakuan Ayah tirinya padanya. Bagaimana nasibnya jika ini benar-benar terjadi apa yang harus di pertahankan lagi oleh seorang Indira. Namanya tentu sudah sangat kotor berhubungan dengan Ayah tirinya sendiri, sungguh kejadian yang sangat terburuk di muka bumi ini.
“Em...em.” teriak Indira terus berusaha mencari pertolongan.
“Tidak akan ada yang menolongmu, sudah nikmati saja sayang tidak akan ada yang tahu tentang ini.” Bisik Tuan David di telinga Indira sambil sesekali menjulurkan lidahnya sampai menempel di telinga gadis itu.
“Tolong jangan lakukan itu, aku jijik padamu ku mohon Tuhan.” Ucap Indira dalam hati.
Tuan David yang semakin leluarsa memainkan tubuh Indira yang sangat padat itu kini mulai tidak bisa lagi menahan hasratnya. Ia terus mendekatkan tubuhnya hingga benar-benar menempel dengan sempurna pada Indira.
Dan kini Indira yang terus memberontak berhasil di gerakkan oleh Tuan David untuk tiarap, pria itu ingin memperk*sa Indira sesegera mungkin. Tuan David yang sudah mulai mengarahkan kepemilikannya pada gadis itu secara paksa membuat Indira semakin menangis histeris.
“Tuhan, tolong aku kali ini ku mohon jangan biarkan ini terjadi padaku.” Ucap Indira dalam hati yang sudah pasrah tanpa perlawanan karena tubuhnya sudah lemah.
Indira yang sudah bisa merasakan pria di belakangnya yang mulai tampak berusaha keras ingin segera melakukannya. Tiba-tiba saja terdengar, “Brakkk.” Suara pukulan dari belakang Tuan David.
Nasib Indira kali ini benar-benar beruntung ketika hampir saja keperawan*nnya di renggut oleh Ayah tirinya beruntung pelayan di rumah itu mengetahuinya. Tuan David yang tadi kehilangan kesadaran ketika melihat tubuh molek Indira sampai lupa menutup rapat pintu kamar.
“Nona indira.” Ucap pelayan itu yang begitu antusias membantu Indira bangun dari tidurnya.
Sedangkan Tuan David kini sudah jatuh pingsan karena pukulan yang berikan pelayan di punggungnya benar-benar keras. Indira yang menangis sesenggukan kini memeluk pelayan itu dengan sangat kuat. Ia terlihat begitu ketakutan, dengan cepat pelayan itu membantu Indira memakai pakaian dan keluar dari kamar itu.
“Ayo Nona kita duduk di depan.” Ajak pelayan itu.
Indira yang mengikuti langkahnya dengan tubuh yang lemas hanya terus menangis tanpa berkata apa-apa. Pelayan yang bersamanya pun ikut menangis sedih melihat gadis yang di pelukannya saat ini sungguh malang nasibnya. Entah apa yang terjadi jika ia tertidur dengan lelap tadi mungkin akan jadi penyesalan terbesar selama hidupnya tidak menolong majikannya.
Indira yang merasa ketakutan kini meminta pelayan itu untuk mengantarnya ke apartemen Federic dengan cepat ia mengantarnya.
“Tuan.” Suara panggilan pelayan sambil mengetuk-ngetuk pintu.
Federic yang merasa terganggu kini membuka matanya dan mendengar dengan seksama setelah ia jelas mendengar suara ketukan pintu dengan cepat langkahnya menuju pintu dan membukanya. Matanya terbelalak tidak percaya melihat dua wanita yang berdiri di depan pintu tengah malam begini.
“Ada apa ini?” tanya Federic yang terkejut dengan wajah sembab Indira yang terus menangis.
Dengan cepat pria itu memeluk Indira dan mengajaknya masuk di susul dengan pelayan itu ke dalam. Di dalam Federic yang bertanya dengan pelayan tampak tidak sabaran akhirnya semua di jelaskan tentang pencobaan pemerkosa*n Tuan David pada Indira. Federic yang mendengar benar-benar kesal dan ingin beranjak ke apartemen Indira namun di cegah oleh gadis itu.Saat ini bukan waktu yang tepat Indira sangat membutuhkan ketenangan dari Federic. Akhirnya malam itu mereka memutuskan untuk tidur di apartemen Federic dan membiarkan Tuan David tinggal di apartemen Indira.
“Mengapa nasibmu malang sekali, Ra?” gumam Federic yang menatap Indira dengan iba.
Kini Federic kembali memeluk Indira dengan eratnya dan perlahan wanita itu kembali tertidur dengan terus memeluk Federic tanpa mau melepaskannya. Setelah Indira tertidur Federic kembali bertanya tentang kronologisnya pada pelayan itu. Ia menceritakan dari awal suara yang terdengar begitu mencurigakan sampai membuatnya penasaran. Dan sampai kejadian Tuan David yang sudah tinggal sekali dorongan akan menghancurkan masa depan Indira.
Federic yang mendengar dengan sangat jelas merasa geram kini ia meminta pelayan untuk menjaga Indira dan ia akan memberi pelajaran pada Tuan David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
RisaRis27670746
kamar kok gak dikunci klo tidur...
2021-09-10
0
Maya Astuti
Gmn sie,bukan di kunci kamarny,sudah tahu sama ayah tiri baru
2021-08-19
1
Susilawati Dewi
untung ga sampe di perkosa
2021-08-05
0