Zanna yang mendengar teriakan itu seperti mendapat serangan jantung. Tentu ia mengerti apa yang membuat Tuan mudanya semarah itu. Dengan cepat ia menghubungi pilot yang membawa jet pribadi Tuan mudanya untuk mempersiapkan penerbangan malam itu juga.
***
“Beraninya kau membuka mulutmu cih.” ucap Tuan David yang sudah menodongkan pistol ke arah kepala pria yang kini duduk tersungkur dengan wajah penuh bekas pukulan.
Ia terus berusaha memohon ampun, namun sepertinya semua sudah sia-sia kemarahan Tuan David tak lagi bisa teredakan. Tanpa ada hitungan benda itu sudah mengeluarkan suara dan sukses melenyapkan nyawa pria itu. Setelah memastikan nyawanya lenyap dengan cepat Tuan David pergi.
Kini tampak seorang pria yang penuh dengan tatapan menyeramkan menuruni jet pribadinya dengan langkah yang begitu tegak memperlihatkan kedua kaki jenjangnya yang mengikuti gerakan tubuh melangkah menuju mobil yang sudah terbuka lebar menyambut kedatangannya.
“Selamat datang, Tuan.” sambut Zanna dengan penuh hormatnya dan diiringi beberapa pria bertubuh kekar.
Tanpa menjawab pria itu segera masuk ke dalam mobil, segera supir itu melajukan mobilnya ke sebuah rumah yang berada di gang sempit. Zanna yang melihat tatapan Tuan mudanya hanya berusaha menarik nafas mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
“Maaf Tuan, kita hanya bisa sampai di sini saja. Biarkan mereka memanggil pria itu keluar karena mobil tidak cukup untuk masuk ke tempatnya.” ucap Zanna yang sangat berhati-hati mengatakannya.
Tanpa berbicara pria itu segera turun dari mobilnya dengan cepat seolah tahu akan menuju jalan yang mana. Zanna yang dengan cepat berlari turun dari mobil segera berjalan di samping Tuan mudanya. Memberi petunjuk dengan rasa ragu karena kali ini pria itu berjalan kaki sedikit jauh menelusuri rumah yang terlihat kumuh.
Setelah cukup lama mereka berjalan kaki, Zanna menunjuk salah satu rumah yang terlihat pintunya terbuka lebar. Abian yang merasa tidak sabaran bertemu pria itu dengan cepatnya berlari memasuki rumah. Seketika matanya membulat sempurna, pemandangan yang mengejutkan saat melihat seorang pria yang terbaring tak berdaya dengan darah yang sudah mengalir di lantai.
“Innalillahi.” ucap Zanna yang tak menyangka pria itu meninggal.
“Brengs*k!” teriak Abian dengan kesalnya.
Wajahnya benar-benar tidak bisa ia sembunyikan lagi kemarahannya kali itu sangat terlihat. Langkahnya kembali menuju mobil.
“Brakk...brakk..brak.” suara Abian yang beberapa kali memukuli mobilnya dengan tangannya hingga terlihat tetesan darah yang mengalir di tangannya.
Semua pengawalnya tidak ada yang berani menahan pria itu, saat ini mood Tuan mudanya benar-benar tidak baik. Siapa pun yang membuatnya marah bisa saja sewaktu-waktu di lenyapkan saat itu juga.
Sementara Zanna yang baru saja tiba panik ketika melihat Tuan mudanya terluka, “Tuan, tangan anda terluka Tuan.” ucapnya dengan cemas.
“Aku tidak peduli Zanna, aku tidak peduli. Malam ini juga bawa aku menemuinya.” ucap Abian yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
Sepanjang jalan tangannya terus menggenggam erat seakan sudah siap kapan saja melenyapkan nyawa orang itu. Zanna yang benar-benar khawatir saat itu hanya bisa berusaha tenang dan mempersiapkan diri jika harus membantah Tuan mudanya kali ini. Demi melindungi Abian ia harus berani mengambil resiko apa pun termasuk membantah Tuan mudanya.
Tidak butuh waktu lama, kini mobil yang di iringi tiga mobil di belakang tiba di sebuah kediaman yang megah. Tanpa menunggu lama Abian langsung melangkah masuk ke rumah itu.
“Hey siapa anda?” tanya Nyonya Ningrum yang panik melihat pria muda memasuki rumahnya dengan tidak sopannya.
“David Kennan...hey pria tua keluarlah kau!” teriak Abian dengan suara tingginya.
Gibran yang terkejut mendengar suara ribut-ribut segera keluar dari kamarnya dan berlari mendekat ke arah Maminya. “Mam, ada apa?” tanyanya dengan wajah takut.
“Mami juga tidak tahu.” jawab Nyonya Ningrum yang hanya berdiri tanpa berani lagi bertanya pada pria di depannya.
Beberapa kali Abian terus berteriak di rumah itu, sampai akhirnya Tuan David keluar dari ruang kerjanya di lantai atas dengan wajah takutnya.
“Siapa anda?” tanya dengan berakting tidak tahu apa-apa.
Abian yang sudah tidak bisa menahan diri lagi berlari menaiki tangga menuju Tuan David. Tuan David yang berusaha menghindar darinya tidak bisa bergerak ketika langkah Abian lebih cepat darinya. Dengan cepat tangan kekar itu melayang beberapa kali ke wajah Tuan David sampai menyerang ke bagian tubuhnya. Abian terlihat seperti seorang yang sudah kemasukan jin tidak ada cela bagi Tuan David untuk mengambil nafas.
Pukulan demi pukulan terus menimpa tubuh pria tua itu, memang sangat pantas ia mendapatkan pukulan itu semua. Abian yang terus menendangnya tanpa ampun kini sudah mencekik leher pria itu dan mengarahkan kepalanya menengadah ke lantai bawah dari atas tangga.
“Tuan, saya mohon jangan bunuh suami saya. Saya mohon kami tidak punya siapa-siapa lagi.” Tangis Nyonya Ningrum yang terdengar menyentuh hati Abian begitu dalam.
Air mata Abian tampak ingin menetes melihat tangis wanita tua itu yang memeluk anak laki-laki di bawah sana. Sedangkan Tuan David sudah terlihat tak berdaya lagi dan hanya bisa pasrah saja. Zanna yang menatapnya dari bawah merasa kali ini tertolong tanpa harus melakukan perlawanan sepertinya tangis wanita itu mampu meluluhkan hati Tuan mudanya.
Biar bagaimana pun Abian tentu tidak akan tega jika melihat seorang wanita yang menangis meminta belas kasih demi kehidupan putranya. Seolah itu semua membayangkan saat Abian di tinggal kedua orangtuanya karena kejahatan orang yang tidak bertanggung jawab.
Abian sangat merasakan bagaimana sakitnya hidup tanpa orangtua sebagai anak laki-laki ia harus bisa hidup mandiri hingga sukses seperti saat ini.
Nyonya Ningrum yang melihat mendapat rasa simpatik dari Abian segera melangkah berlari menaiki anak tangga dan dengan cepatnya ia bersujud di kaki Abian. “Saya mohon Tuan, jangan bunuh suami saya. Saya mohon jangan biarkan saya kehilangan suami saya untuk yang kedua kalinya. Saya berjanji akan melakukan apa pun yang anda inginkan asal jangan bunuh suami saya.” ucap Nyonya Ningrum tanpa berfikir panjang lagi.
Abian yang merasa kesal karena tidak bisa melenyapkan pria itu kini menghempaskan Tuan David ke lantai dengan kasarnya. Sampai Nyonya Ningrum berusaha menangkap kepala suaminya agar tidak terbentur ke dasar lantai.
“Apa yang bisa anda berikan pada saya? Anda tidak tahu suami anda ini seorang pembunuh hah?” teriak Abian yang melampiaskan isi hatinya.
Nyonya Ningrum yang terkejut mendengar suaminya di sebut sebagai seorang pembunuh seolah tidak percaya. “Suamimu dengan mudahnya membunuh calon istriku, dan aku tidak akan melepaskannya begitu saja aku akan buat keluarga kalian merasakan apa yang ku rasakan ingat itu!” ucap Abian yang kini melangkah menuruni anak tangga.
“Tunggu, Tuan.” Ucap Nyonya Ningrum dengan cepatnya. “Saya akan mengganti calon istri anda dengan putri kami, asalkan anda bisa membebaskan kami.” Lanjut Nyonya Ningrum tanpa berfikir panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Vionaartika
butuh oksigen woi!!!
2021-11-26
0
Susilawati Dewi
ya ampun kasian banget
2021-08-06
0
Elly
sesak nafas aku bacanya... pantaskah indiran marah sama ibunya yg rela menukarnya dengan suami brengseknya
2021-03-25
1