“Ti-tidak Tuan.” ucap Zanna berbohong.
“Katakan!” desak Abian dengan tegasnya.
Zanna yang merasa ragu akhirnya mengatakan jika ia melihat seorang pria yang memiliki tato kincir di leher saat berada di rumah Tuan David. Abian yang bisa mengingat kejadian saat di persidangan pengakuan seorang pria yang menyamar sebagai karyawan dan mengaku jika tidak sengaja membakar ruangan yang di dalam saat itu ada kedua orang tua Abian Malik.
Mereka mengetahui jika ada orang yang sudah menipunya menggelapkan dana investasi mereka di sebuah perusahaan yang di miliki seorang pengusaha ternama. Dan karena itulah kedua orangtua Abian di bakar tanpa sisa.
Saat itu juga Abian dan Zanna menuju kantor polisi untuk menanyakan kembali pelaku pembakaran orangtuanya. Dan tenyata benar dugaan mereka jika pelaku tersebut sudah bebas dengan jaminan yang cukup besar.
“Orang ini bukanlah pelaku yang sebenarnya.” ucap Abian yang begitu yakin dengan analisanya.
Zanna yang mendengarnya juga merasa yakin dengan ucapan Tuan mudanya kali ini. Tanpa di perintah Zanna dengan cepat menggerakkan seluruh anggotanya untuk menyelidiki pria yang berada di rumah Tuan David itu. Tidak butuh waktu lama tentunya untuk mereka mengumpulkan semua informasi itu.
“Bagaimana?” tanya Abian dengan tidak sabarnya. Zanna yang sudah yakin dengan temuannya segera menjelaskan pada Tuan mudanya jika orang yang berada di balik kematian kedua orangtuanya adalah Tuan David Keenan. Dan pria itu adalah orang yang di maksud oleh Ayah Abian sebagai pelaku penggelapan dana.
“Baiklah kali ini aku akan membuat keluarganya menderita tanpa ampun.” gumam Abian yang penuh dengan dendam di raut wajahnya.
***
Hari wisuda Indira dan para sahabatnya kini telah tiba,mereka semua terlihat begitu bahagian menyambut hari yang sudah lama di tunggu-tunggu. Berbeda dengan Indira yang terlihat sangat sedih.
“Ra, ada apa?” tanya Queensya sambil menepuk bahunya.
Indira yang tidak bisa berkata-kata lagi segera mendaratkan pelukan pada sahabatnya dan meneteskan air matanya. “Aku belum siap berpisah dengan kalian.” ucapnya sambil menangis.
Queensya dan Kayra yang melihat sahabatnya bersedih tidak bisa menahan air mata kini ketiganya berpelukan sambil menumpahkan air mata bersama. Indira tentu tahu akan ada kesulitan apa lagi setelah ini. Dan bagaimana ia bisa menjalani hari-harinya di Indonseia tanpa para sahabatnya.
Acara wisuda yang sudah di mulai kini membuat ketiganya melepaskan pelukan dan kembali duduk menyaksikan acara di gedung mewah itu. Federic yang baru saja tiba di samping Indira terlihat kelelahan setelah berlari. Ia baru saja selesai mengerjakan rancangan untuk proyek barunya, sementara Indira yang menatapnya dengan senyuman membuat Federic terkesima dengan kecantikan Indira.
“Kau cantik sekali.” ucap Federic yang berbisik padanya.
Indira tidak menjawab dan hanya tersenyum menunduk malu, setelah beberapa menit mereka semua di kejutkan saat nama Indira di sebut untuk maju ke podium. Federic dan kedua sahabatnya tidak menyangka jika Indira mendapatkan pujian atas lulusan terbaiknya dan sudah mendapat beberapa tawaran dari perusahaan yang secara langsung mengunjungi kampusnya.
Indira terkenal dengan kecerdasannya dan juga kemampuannya di dunia model sehingga membuat beberapa perusahaan menginginkan jasanya untuk bekerja sama. Seketika tepukan tangan meriah menyambut Indira di depan podium.
Setelah Indira cukup lama menyampaikan pesan wajahnya berubah menjadi sedih saat mengingat kembali wajah Tuan Damar. “Pi, seandainya kita semua masih seperti dulu Indira yakin Papi adalah satu-satunya Ayah yang paling tersenyum bahagia di antara para tamu undangan di sini.” gumamnya yang sempat meneteskan air mata namun dengan cepat Indira menghapusnya.
Akhirnya acara wisuda pun selesai dengan banyaknya macam tahap-tahap acara yang mereka lewati. Dan kini Indira yang sudah berpelukan tanda perpisahan dengan kedua sahabatnya saling menumpahkan air mata. Hari itu adalah hari yang menjadi saksi untuk perpisahan mereka. Setelah perpisahan di London entah akan ada lagi hari pertemuan atau tidak. Yang jelas Indira benar-benar menyayangi para sahabatnya.
Queensya dan Kayra yang sudah pulang meninggalkan Federic yang bersama Indira kini ikut bergegas menuju apartemen mereka. Di perjalanan Indira hanya terdiam tanpa kata, sementara Federic yang ingin mengatakan sesuatu seperti begitu berat.
“Apa kau mau menikah denganku?” tanya Indira tanpa basa basi.
Seketika mobil itu terhenti mendadak, Federic yang terlihat meneguk kasar sesuatu di tenggorokannya merasa tidak percaya dengan ucapan Indira. “Ra,” ucanya yang perlahan di ikuti dengan tangan yang meraih pundak Indira, namun segera di tepis oleh Indira.
Air mata menetes begitu cepat. “Aku tahu itu mustahil, yah aku paham semuanya tidak akan mungkin.” ucap Indira yang sudah menangis ia merasa bodoh benar-benar bodoh tidak ada lagi fikirannya selain menikah dengan Federic.
Indira merasa begitu tidak aman sebelum ia menikah dengan Federic, kepulangannya ke Indonesia bukan hal yang akan membuatnya bahagia tentu akan membuatnya menderita. Sambutan dari wajah Maminya yang membuat Indira benar-benar muak terlebih lagi ia harus bertemu dengan Ayah tirinya. Semua membuat Indira semakin tersiksa, tidak ada satu pun orang yang akan melindunginya ketika di Indonesia.
Sekuat apa pun tenaga Indira jika terus menghadapi semua sendiri tentu ia tidak akan sanggup. “Baiklah aku mengerti, sebaiknya memang dari awal aku tidak perlu mengharapkan yang lebih darimu.” lanjut Indira yang segera turun dari mobil dan mencari taksi lainnya.
Federic yang merasa bersalah dengan Indira kini hanya terdiam di dalam mobil tanpa mau mengejar gadis itu. Matanya tampak berkaca-kaca menyaksikan kepergian Indira di depan mobilnya. Besok adalah hari terakhir keduanya bertemu Federic merasa berat melepas kepergian Indira tapi ia tidak punya pilihan lain selain kembali pulang ke Iran.
“Maafkan aku, Ra. Bersabarlah menungguku aku akan menikahimu di Indoesia nanti. Tapi ku mohon beri aku waktu untuk menyelesaikan masalah keluargaku.” ucap Federic yang berbicara dalam hati.
Sesampainya Indira di apartemen ia hanya berbaring di kamarnya sambil terus menatap langit-langit kamar yang menjadi saksi bisu kesedihan gadis itu.
“Halo,” suara Indira yang baru saja mengangkat telfon dari nomor baru ia bisa menduga telfon itu dari Indonesia setelah melihat kodenya.
“Dengan Nona Indira.” ucap suara wanita yang terdengar sangat santun.
Indira yang merasa bingung kini mendengarkan penjelasan dari seberang telfon yang menawarkan kerja sama dengan salah satu perusahaan di Indonesia. Indira merasa terkejut dengan tawaran yang tiba-tiba itu. Akhirnya wanita itu pun menceritakan tentang perusahaan yang tertarik menerima jasa Indira setelah melihat pemberitaan yang ramai membicarakan mahasiswi dari London mengharumkan nama Indonesia.
Indira begitu senang ketika mendengar berita itu akhirnya ia meminta waktu untuk mempertimbangkan tawaran itu sampai ia tiba di tanah air. Semua perusahaan ternama sedang ramai membahas wanita yang tiba-tiba namanya melambung tinggi ini. Begitu juga dengan berita kepulangannya ke Indonesia telah di nanti-nanti.
“Mungkin kali ini benar jalan untukku agar bisa hidup sendirian tanpa bayang-bayang pria baj*ngan itu.” gumam Indira yang sudah berencana untuk memiliki tempat tinggal sendiri tanpa mau pulang ke rumah.
Federic yang baru saja tiba kini menghampiri Indira di dalam kamar, perlahan langkah kakinya mendekat ke arah Indira. Tatapan Indira yang menangkap sosok Federic kini hanya melihat biasa saja tanpa ada wajah sedih atau pun marah.
“Lupakan saja tentang ucapanku tadi.” sahut Indira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Wahyuni Yuni
sabar ra
2021-11-25
0
Maya Astuti
Semoga indira tidak di sakitin abian
2021-08-19
0
Susilawati Dewi
sama sama cinta knp hrs ada peng halang
2021-08-06
0