‘aku janji, ki… aku akan datang lagi… kita akan merayakan ulang tahun kita bersama-sama…’ ucap Nayla kecil.
‘Kamu janji?’ tanya Riki kecil dan Nayla kecil mengangguk.
‘aku juga janji… kalau aku juga akan datang ke Jepang untuk menemui kamu, bersama ayah, bunda dan juga Rika.’
‘kamu serius?’ tanya Nayla kecil dengan wajah yang berbinar dan Riki kecil mengangguk.
‘Kamu janji,’ Nayla kecil menyodorkan jari kelingkingnya pada Riki.
‘Janji.' Riki kecil mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Nayla untuk mengikat janji mereka dan mereka pun tersenyum bahagia.
Riki mengingat momen itu lagi dan itu berhasil membuatnya terpukul. Nayla benar, jika dia adalah pria yang egois, dia hanya menyalahkan Nayla karena telah melanggar janji itu, padahal dia juga melanggar janjinya sendiri.
Pria itu semakin merasa bersalah, tatkala dia kembali mengingat setiap ucapan Nayla, yang mengatakan jika selama ini dirinya tidak baik-baik saja.
Apa yang terjadi dengan gadis itu selama ini, apakah dia benar-benar tidak bahagia dan menderita selama ini? Riki kembali merutuki dirinya yang baru mempertanyakan hal itu sekarang, selama ini pria itu mengira jika Nayla baik-baik saja, karena gadis itu tidak pernah sama sekali menampakkan penderitaannya.
Dia selalu ceria dan selalu kuat saat Riki terus bersikap kasar dan selalu acuh pada Nayla. Tapi semuanya sudah terlambat, gadis itu sudah terlanjur membencinya.
^_^
“Jadi…,” Ayah mulai berbicara dengan tatapan menyelidiki satu persatu anggota keluarga yang tengah duduk di meja makan, “tidak ada yang mengetahui keberadaan Rina?”
“Rina tidak pulang?” tanya Rika bingung, karena memang gadis cantik berambut blonde itu tidak tahu jika adik bungsunya itu belum pulang karean dia baru tiba di rumah beberapa menit yang lalu.
“Belum.” Jawab ayah, “dimana Nayla?” tanyanya lagi.
“Nayla masih bersiap di kamar- itu dia…” Rika berseru ketika melihat Nayla berjalan masuk ke ruang makan dan duduk di samping Rika.
Nayla terlihat gugup karena ayahnya memandangnya dengan tatapan yang sangat tajam, “Ayah cari aku?” tanyanya.
“Semalam… kenapa ayah bisa ketiduran setelah memakan nasi goreng buatan kamu?”
Nayla mendelik mendengar pertanyaan ayahnya, sementara Rika yang duduk disampingnya terus menerus mencolek pahanya, dengan cepat Nayla menahan tangan Rika di pahanya, karena dia sudah tahu maksud dari adiknya itu.
“Itu karena ayah kekenyangan, makanya ayah ketiduran.” Sangkalnya.
“Apa itu benar? Kamu tidak menaruh sesuatu di dalam nasi goreng itu kan?”
“Nggak kok…,” sanggahnya dengan cepat, “ayah jangan su’udzon sama aku, tadi pagi kan ayah lihat sendiri, aku juga ketiduran di samping ayah.”
Terlihat wajah sang ayah perlahan berubah membaik setelah mendengar penuturan Nayla, mungkin pria paruh baya itu bisa menerima alasan Nayla. Dan itu membuat Nayla bernafas sedikit lega, tidak sia-sia dia memilih tidur di sofa setelah dia datang semalam.
Raut wajah ayah berubah datar, rahangnya terlihat mengeras. Nayla bisa tahu jika saat ini ayahnya sudah sangat marah, detik berikutnya gadis itu melirik sang bunda yang terlihat sangat cemas. Nayla bisa merasakan kecemasan yang tersirat dari sorot mata wanita paruh baya itu.
“Siapa yang sudah menghubungi Rina?” tanya Ayah.
“Aku sudah mencoba, tapi tidak tersambung.” Jawab Rika dengan raut wajah tak kalah cemasnya.
“Tidak usah menghubunginya.” Semua atensi tertuju pada sosok yang baru saja datang dan itu adalah Riki yang datang bersama Rina di belakangnya.
“Rina…,” gumam bunda dan langsung menghampiri putri bungsunya itu.
Rina terlihat bersembunyi dibelakang Riki. Anak itu terlihat takut untuk melihat wajah marah sang ayah.
“Kenapa dia datang bersama kamu?” suara rendah ayah terdengar sangat mengintimidasi.
“Semalam dia datang ke apartemen aku untuk menginap.” Jawab Riki menatap sang ayah.
“Kenapa bukan dia yang menjawab…,” Ayah menatap tajam Rina, “Apa kamu menutupi kesalahannya lagi?” tandas ayah.
“Dia hanya ingin menginap di apartemen aku, itu saja.” Bantah Riki.
“Tanpa pemberitahuan?”
“Salahnya disitu...” Jawab Riki lagi.
Ayah melirik tajam Rina, “ayah tidak tahu, apakah kakak kamu ini berbohong atau jujur… tapi kali ini ayah akan mempercayainya… tapi ingat Rin, kamu tau kan, kalau sekali kamu berbuat ulah, kamu tau sendiri akibatnya.” Tegas pria paruh baya itu lalu beranjak dan meninggalkan ruang makan.
Setelah kepergian sang ayah, suasana di ruangan itu berubah. Jika tadi suasananya sangat mencekam kali ini terasa sangat damai.
Bunda langsung memeluk Rina, “Kamu tidak melakukan kesalahan lagi kan, sayang.”
“Nggak bun,” bohong Rina sambil terus menatap Nayla.
Nayla menyeringai ketika gadis itu menatap kearahnya, lalu atensinya pun beralih dari Rina dan tidak sengaja tatapan tertuju pada Riki yang tengah menatapnya. Seketika gadis itu langsung memalingkan wajahnya dan beranjak dari duduknya.
“Kak Nayla belum sarapan.” Rika menahan tangan Nayla.
Nayla tersenyum, “Aku sarapan di studio aja.” Nayla pun meninggalkan ruang makan itu.
-tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Vanty Vebria
Udahlah fix Doni sama Mita
2020-11-24
0
Rini Nurkholifah
lanjut dong
2020-11-20
1
@larissa_arabella
lanjuttt
2020-11-18
1