BAB 9

“Dari mana kamu mendapatkan gambar kemarin?”

Riki bertanya pada Aldi yang tengah menyiapkan makan siang di meja kerjanya.

“Apakah dari Nayla?” tanyanya lagi.

“Kalau sudah tahu, kenapa bertanya lagi.” Ketus Aldi.

Sikap ketus Aldi membuat Riki kesal, “kenapa nada bicara kamu terdengar tidak sopan seperti itu?” ucap Riki geram.

Namun alih-alih menjawab, Aldi semakin bersikap acuh, “Silahkan nikmati makanan kamu… aku mau keluar sebentar dan kembali setelah jam satu nanti.” Aldi pun beranjak meninggalkan ruangan Riki.

Riki hanya menatap punggung Aldi yang perlahan menghilang dengan perasaan kesal. Kenapa pria itu sangat marah kepadanya, apakah dia masih marah karena kemarin Riki meninggalkannya di pinggir jalan. Tapi menurut Riki itu salahnya sendiri, kenapa dia terus menerus membela Nayla.

Riki pun mengalihkan atensinya pada makanan di depannya, yang sudah disiapkan oleh Aldi. Sangat berbeda dari yang biasanya. Tapi ini lebih baik dari pada dia kelaparan ataupun memakan makanan dari Nayla.

Pria itu kemudian menyuap makanan itu, namun belum sempat dia menelan makanan itu dia sudah mengeluarkannya lagi. Dia tidak suka dengan rasanya. Riki menghela nafas berat, raut wajahnya berubah sendu, entah sampai kapan dia akan terus seperti ini. Tidak bisa merasakan nikmatnya makanan dan kenapa juga, hanya masakan Nayla yang sangat nikmat di lidahnya. Memikirkan masalahnya membuat Riki terlihat frustasi dengan itu.

^_^

“Wah, tumben…” salah satu tim manajemen Nayla berseru, “ibu Nayla makan siang bersama kita,” sambungnya lagi.

“Nggak ada yang order.” Celetuk Jojo membuat semuanya tertawa.

Selama ini Nayla memang jarang sekali bergabung untuk makan siang dengan bawahannya, karena setiap waktu makan siang, dia pasti selalu ke kantor Riki untuk mengantar makanan. Setelah kembali semua tim manajemen maupun tim editornya sudah selesai makan, tinggallah dirinya yang makan seorang diri. Biasanya Jojo selaku sahabatnya selalu menemaninya, namun sekarang tidak lagi, karena asistennya itu sangat menentang perbuatan baiknya itu pada pria angkuh dan sombong seperti Riki. Tapi mereka tetap akrab seperti biasanya.

“Udah nggak usah banyak bicara kalian… habiskan saja makanan kalian, lalu kembali bekerja… kalian ingat kan, kita masih ada satu klien lagi.” Tutur Nayla lalu kembali memakan makanan yang sudah dihidangkan oleh pembantu yang ada di studionya.

Perlu diketahui bahwa studio Nayla itu berbentuk rumah dan di dalam sana sudah tersedia dapur dan juga bibi yang memasak untuk karyawannya. Kenapa dia selalu membawa bekal dari rumah, karena dia tidak ingin merepotkan bibi di studionya dan juga tidak ingin mengganggu kegiatan bibinya itu ketika tengah memasak untuk karyawan.

“Mau kemana Jo?” tanya Nayla ketika melihat Jojo bangkit dari duduknya.

“Mau nyetor.” Selorohnya membuat semua orang tertawa lagi, begitupun dengan Nayla.

Sahabatnya itu memang memiliki wajah yang terlihat galak dan datar, tapi sebenarnya dia adalah gadis yang baik dan humoris dan Nayla sangat bersyukur bisa mengenal sahabatnya itu, meskipun terkadang sedikit menyebalkan.

Setelah meninggalkan ruang makan, Jojo berjalan menuju toilet. Namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika seorang pria menghalangi jalannya.

Jojo melangkah ke kiri pria itu juga melangkah ke kiri begitupun sebaliknya, membuat Jojo kesal, padahal dia sudah sangat kebelet.

Jojo mengangkat pandangannya menatap wajah pria itu, terlihat sangat tampan dengan manik mata abu-abunya. Tapi tetap saja dia tengah kesal sekarang.

“Bisa anda minggir.” Ketus Jojo.

Aldi yang sadar telah menghalangi jalan gadis itu pun minggir dan membiarkan Jojo lewat.

Setelah menghabiskan beberapa menit di dalam toilet, Jojo pun keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya dia saat dia melihat Aldi berdiri tepat di depan pintu toilet. Raut wajah Jojo pun bersemu merah, karena malu jika sampai pria itu mendengar segala aktivitasnya di dalam toilet.

“Apa yang anda lakukan disini? Kenapa anda mengikuti saya.” Kesal Jojo.

“Maaf, saya baru pertama kali datang ke tempat ini. Dan saya tidak melihat siapa-siapa kecuali anda, jadi saya mengikuti anda kesini. Tapi tenang saja, saya tidak mendengar suara kentut anda.” Jawab Aldi berusaha sopan namun nada bicaranya terdengar mengejek.

Mendengar kata kentut, membuat gadis berkacamata itu semakin malu dan juga marah, tapi entah kenapa dia tidak bisa mengungkapkannya, sementara Aldi saat ini tengah berusaha menahan tawanya.

“Siapa yang anda cari?” tanya Jojo lagi berusaha tenang, padahal pada kenyataannya dia ingin langsung menghilang dari hadapan pria ini.

“Nayla.” Jawab Aldi.

“Baik, saya akan mengantar anda pada Nayla.” Jojo segera berjalan di depan, “dia sedang makan.”

Aldi yang tengah berjalan mengikuti Jojo pun tersenyum lucu, mengingat hal yang sangat memalukan yang terjadi pada gadis itu di dalam toilet tadi.

“Itu dia.” Jojo menunjuk Nayla yang tengah makan.

“Aldi.” Gumam Nayla setelah melihat kedatangan Aldi ke studionya.

Nayla pun bangkit lalu menghampiri Aldi, sementara Jojo yang masih memerah kembali ke tempat duduknya sambil sesekali melirik pria menyebalkan itu.

“Kamu ngapain kesini?” tanya Nayla.

“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Ujar Aldi.

“Ya sudah, kita ke ruangan aku… kita bicara disana.”

Aldi mengangguk. Lalu mereka pun meninggalkan ruang makan menuju ruang kerja Nayla.

“Lia….” Salah satu karyawan wanita menyenggol sikut Jojo, “pria itu siapa?”

“Nggak tau.” Ketus Jojo lalu kembali menyuap makanannya.

-tbc-

Terpopuler

Comments

Vanty Vebria

Vanty Vebria

Aku takut Ka Silfa meninggal dunia

2020-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!