“Hai Aldi.”
Aldi yang hendak masuk ke dalam ruangan Riki pun berbalik, tatkala mendengar seseorang wanita menyebut namanya, seketika raut wajahnya berubah datar saat atensinya tertuju pada wanita dengan pakaian yang kekurangan bahan dan sekarang wanita itu berdiri tepat di depannya dengan tersenyum centil kepadanya.
“Kenapa kamu tidak masuk?” tangannya mencoba meraih jas Aldi, tapi dengan sigap pria itu segera menyingkir.
Wanita itu tersenyum kecut, “aku bukan virus yang harus kamu hindari.”
Aldi hanya diam dengan tatapan tidak sukanya.
“Maaf, anda adalah pacar bos saya. Saya menghargai beliau.”
“Astaga, ternyata cuma itu…” wanita itu terkekeh pelan, “bagaimana kalau setelah aku putus darinya.”
“Maaf, saya tidak suka dengan barang bekas. Apalagi itu bekas bos saya sendiri,” cerca Aldi.
Raut wajah wanita itu berubah kesal, “jual mahal sekali kamu.” Wanita itupun langsung masuk ke dalam ruangan Riki.
Pria itu hanya menggelengkan kepalanya pelan setelah kepergian wanita itu, dia merasa tidak habis fikir dengan Riki, kenapa pria itu ingin berpacaran dengan wanita seperti itu, sangat murahan.
Aldi tahu jika tujuan Riki berpacaran dengan wanita yang berprofesi sebagai model itu hanya sebagai pelampiasan sakit hatinya saja, tapi tetap saja wanita seperti itu tidak pantas untuk dijadikan sebagai pelampiasan sakit hati apalagi sebagai pacar, mengingat jika wanita itu terlalu gampangan terhadap laki-laki.
Bosnya itu sepertinya memang sudah sangat sinting atau mungkin sudah tidak waras. Aldi kembali berdecih karena mencerca Riki.
“Kamu tidak ingin berpacaran dengan bekas bos kamu…,” Amanda tiba-tiba berucap dan mendekati Aldi, “lalu bagaimana dengan bos kamu? Apa dia juga tidak mau berpacaran dengan bekas asistennya.” Amanda melipat kedua tangannya di dada.
Aldi tidak menanggapi Amanda, pria itu hanya bernafas jengah lalu pergi begitu saja, meninggalkan gadis itu.
Padahal tadi dia ingin bertemu dengan bosnya, tapi karena kemunculan dua wanita itu membuat kepalanya pusing dan lebih baik dia kembali ke ruangannya lagi sambil menunggu dua wanita itu selesai urusannya dengan Riki. Sementara Amanda, raut wajahnya terlihat kecewa dengan sikap acuh Aldi.
^∆^
Sore hari, ketika pekerjaannya di studio sudah selesai.
Nayla pun kembali ke perusahaan Riki untuk menjemput kotak makan siangnya dan sekarang gadis itu sudah tiba di depan pintu gerbang sambil memeriksa kotak bekal makanannya, detik berikutnya gadis itu tersenyum puas ketika melihat kotak makanan itu kosong lagi.
“Terima kasih,” cetus Nayla pada Aldi yang berdiri di depan skuter kuningnya.
“Terima kasih? Untuk apa?” Dahi Aldi berkerut heran.
“Karena kamu sudah membuat Riki, untuk selalu menghabiskan makanan yang aku buat.”
Aldi terkekeh pelan mendengar ucapan Nayla.
“Itu bukan karena aku, Nay. Tapi karena, makanan buatan kamu itu sesuai seleranya,” jelas Aldi membuat Nayla tersenyum lega.
“Aku selalu penasaran dengan satu hal.” Lanjut Aldi lagi.
“Apa itu?” Nayla bertanya.
“Apa sebelumnya Riki pernah mencicipi makanan yang kamu buat?”
Nayla menggeleng pelan.
“Kenapa?” Tanya Nayla lagi.
“Nggak… aku cuma penasaran saja…,” ucap Aldi, “pantas saja Riki tidak pernah sadar, jika makanan itu dari Nayla. Ternyata dia tidak pernah makan masakan Nayla, sebelumnya.” Lanjut Aldi dalam hati.
“Ya sudah kalau begitu Di… aku pamit ke pekerjaan selanjutnya yah.” Nayla lalu menyalakan mesin skuternya.
“Semangat tuan putri.”
Nayla mencebikkan bibirnya mendengar ucapan Aldi, “kamu mengejek aku yah?”
“Kok mengejek?” Aldi mengkerut heran.
“Iya, kamu mengatakan aku tuan putri… mana ada tuan putri yang bekerja keras.” Cetus Nayla.
“Kamu fikir, hanya perempuan yang hidup enak disebut tuan putri… perempuan yang pekerja keras seperti kamu juga tuan putri… tuan putri di hati aku.” Aldi melanjutkan kalimat terakhirnya dalam hati.
“Kamu bisa aja.” Cetus Nayla malu-malu.
Melihat wajah malu-malu Nayla, membuat Aldi merasa gemas. Akhirnya dengan gerakan refleks tangannya terulur untuk mengelus kepala Nayla yang tertutupi helm bogo kuningnya.
Sejenak Nayla terkesiap dengan perlakuan tiba-tiba Aldi. Kenapa pria itu tiba-tiba melakukan hal itu padanya, ini sangat tidak biasa. Pikir Nayla.
Begitupun dengan Aldi yang tidak sadar dengan tindakannya itu pun langsung menarik tangannya dari kepala Nayla.
Pria itu merutuki dirinya sendiri karena tindakan spontannya itu, bagaimana jika Nayla tidak nyaman dan berhenti meminta tolong lagi padanya. Pikirnya juga.
Tiba-tiba suasana canggung menyelimuti mereka, “Ya-ya udah, a-aku pergi yah.. dahh.” Nayla melambaikan tangannya dengan canggung dan langsung melajukan motornya dengan cepat hingga meninggalkan Aldi yang juga terlihat canggung dengan lambaian tangannya.
-tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
hanie tsamara
cinta dalam.diam yaa babang aldi🤭
2023-03-22
0
Ciprut Siwindaunyilendelz
plis Thor jodohkan Mita sama Doni
2020-12-29
0
Farida
uyeee , asiiik si doni ga jadi nikah , semoga aja si mita tau dan bisa berjodoh sama doni , aamiin hehee
2020-12-01
0